Satu Bahasa, Satu Kunci Untuk Membuka Dunia! Peluang ke Jepang Sebagai Kesempatan Meningkatkan Kemampuan Diri

Hallo sahabat すかSUKI!こんにちは!

Kali ini ada artikel dari seseorang yang sedang belajar Bahasa Jepang juga bahasa-bahasa lainnya. Mungkin kita penasaran ya bagaimana cara belajarnya. Mari kita simak dan semoga kita termotivasi untuk mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris.

Perkenalkan nama saya Abay, awalnya kenapa saya belajar bahasa Jepang, karena dari kecil sebenarnya saya suka belajar bahasa terutama bahasa-bahasa asia. Dan waktu SMP tahun 2009 itu sempat belajar bahasa Korea, saat K-POP sedang booming di Indonesia. Waktu itu saya berpikir untuk belajar bahasa lain diluar bahasa Inggris, karena bahasa Inggris itu sudah seperti bahasa wajib, jadinya saya pilihlah bahasa Korea. Setelah lulus SMP saya masuk salah satu SMA di Garut dan di sana saya belajar bahasa asing tapi bahasa  Jepang. Awalnya saya hanya iseng-useng saja, tapi lama-lama jadi suka banget dan kalau dianalisis bahasa Jepang dan bahasa Korea itu mirip baik secara kosakata maupun grammar. Tapi sekarang ini bahasa Jepang lebih mahir dibandingkan bahasa Korea itu sendiri.

Saat SMA saya mengikuti Japan Club selama 3 tahun, dan bersyukur saya bisa memenangkan beberapa lomba. Salah satunya adalah juara 1 lomba speech contest tingkat Nasional yang diadakan di Balai Kartini yang merupakan program OHM 2013. Saya merupakan salah satu perwakilan Bandung untuk bersaing dengan peserta kota Jogya dan Jakarta. Yang diambil untuk ke Jepang adalah dari siswa SMA satu orang dan Universitas satu orang.

Juara 1 lomba pidato tingkat nasional

Selama satu minggu saya jalan-jalan di Osaka dan Kyoto. Kegiatan selama di sana seperti kunjungan ke EHLE Intitute, Ritsumeikan Daigaku, Osaka Daigaku, dan tour ke tempat-tempat wisata yang terkenal di Osaka dan Kyoto.

Alasan saya mengapa memilih STBA, sebenarnya saya sempat mendaftar ke universitas UPI dan UNPAD, tapi kurang beruntung. Akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di STBA. Di STBA saya sempat mendapatkan beasiswa juga saat tingkat 2.

Selama kuliah di STBA, selain belajar bahasa Jepang, kita dilatih cara berbahasa yang baik dan ditambah keilmuan lainnya seperti pariwisata, management, etika profesi, dll. Dan semua itu sangat membantu saya.

Saat kuliah saya terpilih menjadi duta bahasa kategori media sosial tahun 2018. Selama kuliah biasanya ada bunkasai yang digelar setiap tahunnya. Dan di bunkasai tersebut saya pernah menjuarai beberapa kategori lomba seperti juara 1 kana kontes saat masih tingkat satu, dan juara 2 sakubun contest. Begitupun di tingkat dua, saya pernah mendapatkan penghargaan juara 3 kanji contest dan juara 2 sakubun contest.  Hampir setiap tahun saya mendapatkan penghargaan di lomba sakubun dan kanji.

Terpilih sebagai duta bahasa Jawa Bara

Alasan saya suka sakubun karena di sakubun saya bisa mengerahkan kemampuan bahasa, dari mulai kanji menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Dan di sana kita menguji semua aspek bahasa kita. Saat ini saya bekerja di salah satu tempat kursus di Bandung, atau NLEC. Dan aktivitas saya selain mengajar bahasa Jepang, saya juga sedang belajar bahasa asing, bahasa mandarin, Jerman, Thailand dan Prancis.

Saya berprinsip, dengan belajar satu bahasa kita punya satu kunci untuk membuka dunia. Dengan belajar bahasa juga, sebenarnya kita sedang melatih kemandirian, dalam artian kita tidak mengandalkan orang lain atau google translator misalnya, cukup mengandalkan diri kita sendiri.

Cara belajarnya, karena saya menjadikan bahasa Jepang adalah bahasa utamanya. Saat saya ke Jepang pun saya sengaja membeli buku bahasa asing (thailand, prancil, korea, dll) dalam bahasa Jepang. Saya punya motto dalam hidup saya “Isseki nichou”. (Melakukan satu hal untuk mendapatkan keuntungan yang lain). Jadi, saya tidak mau melakukan satu hal saja.

Saya sebenarnya belajar bahasa tidak ditarget, karena saya belajar tergantung mood nya. Karena kalau ditarget saya takut jadi tekanan dan itu menurut saya tidak terlalu baik. Biasanya kalau tidak ingin belajar saya tidak akan belajar, tapi kalau sedang ingin belajar saya bisa cepat menyerap pelajaran.

Selama belajar itu pun saya pernah mengikuti ujian kemampuan bahasa Cina (HSK, Level 2), dan Korea (TOPIK1, Level2) dan tahun ini saya ingin ngambil level 4.

Tidak hanya bahasa Jepang, bahasa lain juga saya sering berinteraksi dengan orang-orang yang suka bahasa Korea dengan kumpul bersama mereka. Dan untuk bahasa Thailand, saya lebih memanfaatkan sosial media.

Menurut saya untuk belajar bahasa Thailand ada 3 hal yang harus kita capai;

1. Kalau orang sunda, sudah mengerti cara penulisan aksara ngalagena akan lebih mudah

2.Kalau sudah mengerti bunyi awal akhir bahasa korea kita bisa lebih mudah mengerti

3.Dan kalau kita sudah mengerti nada dalam bahasa mandarin akan lebih mudah.

Belajar bahasa mungkin ada nilai plus minusnya, misalnya bahasa Jepang mudahnya dari pelafalan bagi orang Indonesia yang lidahnya fleksible. Tapi susahnya mungkin di kanji dan sususan pola kalimatnya. Kalau korea mudahnya secara huruf tapi susahnya di pola kalimat dan penggunaan bahasa sopan dalam bahasa Korea sangat banyak. Dan kalau suka kanji, akan lebih mudah memahami bahasa Cina, dan pola kalimat bahasa Cina mirip dengan bahasa Indonesia. Tapi sulitnya bahasa Cina adalah saat komunikasi karena ada nada dan harus fokus mendengarkannya.

Plus minusnya bahasa Jerman adalah, apa yang kita baca apa yang kita tulis tapi sulitnya secara grammatically. Karena yang saya tahu bahasa Eropa itu banyak pengklasifikasian gender.  Bahasa Prancis, secara susunan pola kalimatnya mirip dengan bahasa Inggris tapi ribetnya dari segi pengucapan, dan yang paling susah adalah di listening.

Kalau bahasa Arab, sebenarnya saya baru mau mulai. Saat ke Jepang sudah membeli bukunya, tapi masih belum ada niat yang kuat untuk benar-benar memulainya.

Setelah lulus kuliah sempat baito (sejak tingkat 4), seminggu 2 kali. Tadinya tahun ini saya ingin lanjut kuliah di UPI, tapi mungkin belum ada rizkinya. Untuk sementara kerja di NLEC saja. Harapannya saya ingin langsung pilih S2 di Jepang, tapi untuk saat ini, yang baru terpikirkan di sini saja.

Saya mengajar dari jam 10 pagi sampai jam 6 tapi tergantung banyaknya kelas. Libur hari minggu, tapi  kalau tidak ada kelas juga libur.

Pencapaian untuk ke depannya, saya ingin pekerjaan yang banyak bertemu dengan orang, seperti jadi dosen, di Kedubes, atau Kemenlu.

Saya pernah pergi ke Jepang 3 kali, dan kesan pertama kali ke jepang tentunya culture shock. Keberangkatan yang pertama mungkin karena musim dingin harus lengkap pakai jaket dll dan itu ribet bagi saya. Tapi senang juga bisa merasakan Jepang yang tanpa polusi, orang-orangnya ramah, dan juga tempat-tempatnya yang tertata dengan baik. Dan makanan-makanannya juga yang enak serta bisa kunjungan ke lembaga-lembaga. Perjalanan ini adalah hadiah ketika saya mengikuti lomba pidato tingkat nasional itu.  Jadi memang temanya jalan-jalan saja.

Yang kedua ke Jepang dalam rangka Teacher Training Capacity Building diadakan selama 6 minggu di daerah Osaka tahun 2017. Program ini sebenarnya untuk dosen, tapi mahasiswa juga diikutsertakan. Dan program ini diadakan supaya dosen bisa mengembangkan cara pengajaran bahasa Jepang di kelas. Misal bagaimana cara speech, interview, atau cara presentasi yang baik.

Ke Jepang yang kedua kalinya untuk sebagai Teacher Training

 

Ketiga kalinya ke Jepang ini untuk Internship.  Saat itu NLEC mengadakan NBIP yang terbuka untuk umum. Tidak seperti tahun lalu dengan peserta yang banyak karena temanya yang menarik. Tapi saya tidak lulus seleksi. Di tahun selanjutnya, internshipnya di “roujin home” merawat lansia di Jepang, mungkin dengan alasan ini pula tidak begitu banyak yang berpartisipasi. Sebenarnya saya ambil program ini bukan karena ingin ke Jepang, tapi saya termasuk orang yang peduli dengan lansia. Karena di rumah pun saya biasa merawat orang tua ketika sakit.

Aktivitas selama di Roujin home diantaranya membersihkan meja, bantu memandikan, menyuapi, mengganti handuk kotor, bahkan ikut dengan para lansia senam bersama. Aktivitas dimulai dari pukul 9 sampai pukul 6. Atau jika ada orang tua yang ada di ruang tengah kita ajak ngobrol dan sebagainya. Di sana juga saya print 12 poster tentang Indonesia, untuk dipresentasikan pada mereka. Juga supaya ada tema percakapan dengan mereka.

Kesan setelah internship di “Roujin home” adalah, saya merasa mereka itu hebat, karena pertama mereka masih punya keinginan untuk meneruskan hidup, dan yang kedua, usia bukan menjadi penghalang mereka untuk beraktivitas. Misalnya dengan usia yang minimal 80 tahun-an ketika diajak melipat origami pun mereka masih mau. Di sana juga saya belajar cara memanfaatkan waktu yang ada di usia saya saat ini.

Bersama lansia di “Roujin Home”

Pesan saya, untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang adalah jangan pasif. Karena percuma sepintar apapun bahasa Jepang kita tapi kalau tidak ada lawan bicara atau tidak diaplikasikan itu seperti sia-sia. Yang kedua jangan takut salah, kustru dari kesalahan itulah kita jadi belajar. Yang ketiga kita harus cari partner , atau komunitas dari manapun dan kita juga bisa memulai dari hal-hal kecil bersama mereka. Dan yang paling penting kita harus menyiapkan waktu setiap hari minimal beberapa menit, dan tetap dijaga untuk tetap konsisten.

Pesan-pesan buat orang Indonesia yang juga punya cita-cita ke Jepang. Yang pertama mungkin secara bahasa itu sudah pasti. Yang kedua, kalau kita mau mengikuti kebudayaan, kebiasaan bagus mereka, mungkin mereka akan lebih menghargai kita. Dan akan lebih baik juga ketika kita memiliki softskill. Dan mungkin link juga bisa membuka peluang untuk bisa ke sana, dan juga jadilah orang yang aktif dan kreatif.

Nah itu tadi artikel tentang bagaimana Abay-san belajar bahasa. Ternyata belajar itu jangan dijadikan tekanan ya. Dan yang paling penting adalah pengaplikasian bahasa tersebut dalam kehidupan kita.

Sebenarnya peluang untuk bisa ke jepang sangat banyak. Tapi terkadang kita kurang maksimal untuk menggali informasi dan kurangnya kemampuan bahasa adalah kendala terbesar. Dari artikel ini kita belajar, bahwa apapun yang kita pelajari baik bahasa Jepang maupun bahasa lain, akan selalu membuat kita berkembang dan memperluas wawasan dari informasi yang didapatkan dari bahasa asing.(Aririn)

Jumlah Pembatalan Izin Tinggal di Jepang pada Tahun 2018

Pada bulan Agustus 2019, Jepang mengumumkan “Jumlah Pembatalan Izin Tinggal” pada tahun 2018. Berdasarkan undang-undang Jepang, warga negara asing memerlukan izin khusus untuk dapat tinggal di Jepang dalam jangka panjang. Artinya, tinggal di Jepang bagi warga asing adalah suatu situasi khusus dan warga asing yang tidak dapat mematuhi peraturan Jepang akan dipulangkan ke negara asalnya.
Di antara teman すかSUKI, pastinya ada yang ingin pergi ke Jepang. Yuk, simak bersama artikel kali ini agar teman-teman dapat lebih berhati-hati sebelum pergi ke Jepang.

Jumlah Pembatalan Izin Tinggal di Jepang

Jumlah pembatalan izin tinggal di jepang pada tahun 2018 adalah sebanyak 832 kasus. Jumlah ini bertambah sangat banyak jika dibandingkan dengan jumlah pembatalan pada tahun 2017 yaitu 385 kasus dan pada tahun 2016 yaitu 294 kasus.

Jenis Izin Tinggal di Jepang

Jenis izin tinggal yang paling banyak dibatalkan adalah “izin pelajar asing” sebanyak 412 kasus atau 49,5% dari total keseluruhan. Selanjutnya, pembatalan “izin technical intern” sebanyak 152 kasus atau 18,4% dan izin “suami/istri orang Jepang” sebesar 9,4%.

Kewarganegaraan

416 kasus atau 50% pembatalan terjadi pada warga asing berkewarganegaraan Vietnam, disusul Cina dengan angka 152 kasus atau 18,3%. Selanjutnya, ada Nepal dengan angka 62 kasus atau 7,5%.

Contoh Kasus Pembatalan Izin Tinggal di Jepang

Kebanyakan warga negara asing datang ke Jepang sebagai pelajar asing, intern, atau pekerja di Jepang. Berikut adalah contoh kasus pelajar atau pekerja asing yang menerima pembatalan izin tinggal.

・Pelajar yang merubah izin tinggalnya dengan menggunakan nama perusahaan yang tidak mempekerjakan dirinya, untuk mendapatkan izin tinggal kategori “Highly Skilled Professional”. Misalnya, seorang pelajar asing yang tidak mendapatkan pekerjaan walau sudah berhenti sekolah, tetapi tetap tinggal di Jepang untuk mencari pekerjaan. Ada banyak agensi yang membantu teman-teman untuk mendapatkan izin tinggal secara ilegal! Harap lebih berhati-hati dan tidak menggunakan agensi seperti ini.
・Pelajar asing yang namanya tidak terdaftar lagi di sekolah Jepang, tetapi tetap tinggal di Jepang untuk bekerja paruh waktu.
・Technical intern yang menghilang dan pindah kerja ke perusahaan lain.
・Pekerja dengan izin tinggal kategori “Highly Skilled Professional” yang melakukan pergantian kerja di luar kategori tersebut.
・Pelajar asing yang tetap tinggal di Jepang selama lebih dari 3 bulan setelah namanya tidak terdaftar lagi di sekolah Jepang.
・Technical intern yang menghilang, tinggal di rumah kerabat, dan tidak melaksanakan internship selama lebih dari 3 bulan tetapi tetap tinggal di Jepang.

Kasus-kasus seperti ini nyata terjadi di Jepang. Masih banyak kasus-kasus pelanggaran lainnya yang menyebabkan pembatalan izin tinggal di Jepang untuk warga asing.

Sebelum berangkat ke Jepang, teman-teman harus mengetahui secara jelas apa tujuan teman-teman. Lalu, selama berada di Jepang teman-teman harus berjuang untuk melakukan tujuan teman-teman yang pastinya sesuai dengan izin tinggal yang telah didapatkan.
Patuhi peraturan yang berlaku, agar teman-teman terbebas dari masalah selama di Jepang dan dapat mencapai kesuksesan dengan lancar!

すかSUKI akan selalu mensupport teman-teman yang ingin pergi ke Jepang atau sedang berjuang di Jepang!


Jumlah Pembatalan Izin Tinggal di Jepang pada Tahun 2018

Penerjemah : Gita Siwi

Upah Minimum di Jepang Sejak Bulan Oktober 2019

Jepang mempunyai ketentuan mengenai upah minimum, yang pada dasarnya selalu diperbarui setiap tahun. Untuk detail upah minimum pada tahun 2018, dapat teman-teman lihat pada artikel すかSUKI sebelumnya, yaitu:
Perubahan Upah Minimum 2018

Jepang kembali memperbarui aturan upah minimum untuk setiap prefektur pada bulan Oktober 2019. Untuk teman-teman yang ingin tahu secara lebih detail mengenai hal ini, dapat mengakses situs berbahasa Jepang, yaitu:
【厚生労働省(Ministry of Health, Labor and Welfare)】
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang

Upah Minimum setiap Prefektur 2019

Nomor / Nama Perfektur / Upah Minimum(Yen) Per Jam
1. Hokkaido 861
2. Aomori 790
3. Iwate 790
4. Miyagi 824
5. Akita 790
6. Yamagata 790
7. Fukushima 798
8. Ibaraki 849
9. Tochigi 853
10. Gunma 835
11. Saitama 926
12. Chiba 923
13. Tokyo 1.013
14. Kanagawa 1.011
15. Niigata 830
16. Toyama 848
17. Ishikawa 832
18. Fukui 829
19. Yamanashi 837
20. Nagano 848
21. Gifu 851
22. Shizuoka 885
23. Aichi 926
24. Mie 873
25. Shiga 866
26. Kyoto 909
27. Osaka 964
28. Hyogo 899
29. Nara 837
30. Wakayama 830
31. Tottori 790
32. Shimane 790
33. Okayama 833
34. Hiroshima 871
35. Yamaguchi 829
36. Tokushima 793
37. Kagawa 818
38. Ehime 790
39. Kochi 790
40. Fukuoka 841
41. Saga 790
42. Nagasaki 790
43. Kumamoto 790
44. Oita 790
45. Miyazaki 790
46. Kagoshima 790
47. Okinawa 790

Poin penting dari pembaruan kali ini adalah:
● Rata-rata upah minimum di seluruh Jepang naik sebesar 27 yen, menjadi 901 yen.
● Upah minimum di Tokyo menjadi 1.013 yen dan di Prefektur Kanagawa menjadi 1.011 yen. Ini menjadi pertama kalinya upah minimum di Jepang melebihi angka 1.000 yen.
● Sebelumnya terjadi perbedaan upah minimum yang cukup besar di daerah seluruh Jepang. Pembaruan tahun ini mempertimbangkan keseimbangan seluruh daerah, sehingga terjadi penambahan besar upah minimum di daerah yang minimum sebelumnya rendah.

Upah Minimum akan Terus Meningkatkan pada Tahun-Tahun ke Depan

Saat ini, Pemerintah Jepang memiliki kebijakan untuk menaikkan upah minimum sebesar kurang lebih 3% setiap tahunnya, demi mencapai rata-rata upah minimum di seluruh Jepang menjadi 1.000 yen. Beberapa tahun terakhir, upah minimum naik sebanyak 25 yen lebih setiap tahun tahunnya, sehingga besar kemungkinan rata-rata upah minimum di seluruh Jepang akan melebihi 1.000 yen pada bulan Oktober 2024.

Seberapa Besar Kenaikan Upah Minimum Nantinya?

Jika rata-rata upah minimum di seluruh Jepang telah mencapai angka 1.000 yen, apa yang selanjutnya akan terjadi dengan kenaikan upah setiap tahun? Kita belum dapat mengetahui jawabannya sekarang. Kenaikan upah minimum berdampak baik kepada orang-orang, termasuk technical intern dari luar Jepang, yang bergaji rendah. Akan tetapi, labor cost untuk pemilik perusahaan akan semakin meningkat dan memerlukan biaya yang lebih besar untuk membayar para karyawan.
Oleh karena itu, kita belum tahu apakah upah minimum akan terus meningkat dengan pace yang sama, dan apakah rata-rata upah minimum akan terus naik melebihi 1.000 yen.

Tidak Hanya Upah, Kondisi dan Lingkungan Kerja Secara Keseluruhan juga Penting

Kita perlu uang untuk menjalankan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, memilih pekerjaan hanya berdasarkan besarnya upah dapat menyebabkan hasil yang buruk. Semakin besar kota di Jepang, semakin besar juga gaji yang akan kita dapatkan, tetapi banyak masalah lain seperti biaya sewa tempat tinggal yang mahal, serta banyaknya orang yang dapat membuat kita lelah. Banyak orang yang tidak dapat membiasakan diri tinggal di kota besar karena masalah hubungan sosial yang monoton, dll.
Walau gajinya lebih sedikit, ada baiknya kita memilih tempat bekerja yang berada di lingkungan tenang dan mirip dengan tempat tinggal kita sebelumnya, serta perusahaan yang mementingkan hubungan antar karyawan.
Pada akhirnya, kita tidak akan tahu jika kita tidak mencoba bekerja langsung di perusahaan tersebut. Ingatlah bahwa teman-teman harus melihat dari berbagai sisi sebelum memilih jalan teman-teman selanjutnya.

Penerjemah : Gita Siwi

Ke Jepang Walau Sudah Menikah! Kenapa Tidak?

Selamat sore. Terima kasih banyak sebelumnya sudah mau berpartisipasi sebagai salah satu narasumber artikel すかSUKI. Kalau boleh tahu, Dina san asalnya dari mana?

Saya berasal dari Cilacap, Jawa Tengah. Pendidikan terakhir S1 jurusan Tarbiyah di STAIN IAIN Purwokerto. Sebenarnya dulu saya ingin mengambil TIK tapi orang tua lebih menyarankan saya di sana dengan alasan lebih dekat dari rumah dan biayanya yang terjangkau karena kampus negeri.

Tarbiyah ya. Tapi kalau dipikir-pikir kan tidak ada kaitannya dengan Jepang ya. Hehe Tapi kenapa pada akhirnya bisa kerja di Jepang sebagai Ginou Jisshuusei?

Dulu nikah tahun 2014, dan sekarang dikaruniai seorang anak. Saat KKN saya cuti kuliah. Kenapa pada akhirnya saya bisa ke Jepang karena suami saya keluar dari pekerjaannya yang lama, dan apa boleh buat kami pun tidak punya penghasilan. Saat itu saya usaha jual beli handphone tapi untuk biaya hidup masih kurang. Saat itu, suami dapat info lowongan kerja ke Jepang. Suami lebih menyarankan saya yang pergi. Awalnya saya merasa berat dan setengah hati karena belum pernah sama sekali pergi merantau.

Tapi saya salut dengan keberaniannya untuk mencoba hal baru. Lalu setelah itu bagaimana prosedurnya hingga bisa lulus tes?

Karena saya belum pernah sama sekali beajar Bahasa Jepang, jadi saat saya mengikuti tes di salah satu LPK di Bandung, saya hanya bermodalkan hafalan Jikoshoukai dalam bahasa Jepang. Saat itu dibutuhkan 24 orang dan saya masuk hanya sebagai cadangan jika ada calon magang yang tidak jadi berangkat. Tes yang pertama sempat gagal, tapi di tes yang kedua alhamdulillah saya bisa diterima. Karena saat itu saya masih menyusun skripsi, jadi satu bulan sbelum mengikuti pelatihan di Bandung saya mnyelesaikan dulu skripsi selama satu bulan. Sedangkan berangkat ke Jepangnya satu minggu setelah wisuda.

Memangnya pelatihan di Lembaga Pengiriman Pemagang itu berapa lama?

Lamanya pelatihan di Bandung adalah 2 bulan setengah, dari bulan Oktober sampai Desember. Selama di sini, saya diajarkan bahasa Jepang, dan melatih fisik seperti harus olahraga atau lari setiap pagi. Dan makanan pun terjaga karena disediakan langsung.

Apa saja kendala yang kamu hadapi selama menjalani pelatihan?

Kendala selama pelatihan tentunya kangen anak, karena di sana tidak boleh pegang handphone. Hanya boleh sabtu sore sampai senin saja, jadinya ya agak sedih. Kadang berantem juga dengan peserta lain soal masalah sepele karena kami tinggal di asrama yang sudah disediakan dari perusahaan, jadi tidak heran banyak hal yang bisa bersinggungan dikarenakan latar belakang setiap orang yang berbeda.

Untuk mengikuti tesnya bayar tidak?

Untuk tesnya sendiri tidak bayar, tapi setelah dinyatakan lolos baru bayar untuk biaya selama pelatihan. Biayanya sendiri berbeda-beda tergantung LPK nya, untuk gambaran mungkin antara 11 juta an. Pembayarannya pun beda-beda ada yang setengahnya dibayar di awal untuk biaya makan dan sebagainya, dan biaya sisanya dibayarkan sebelum berangkat ke Jepang. Kecuali biaya medical check up dan VISA itu kita bayar sendiri.

Saat sedang menjalani pelatihan

Lalu bagaimana dengan respon orang tua kalau kamu akhirnya memutuskan pergi magang ke Jepang?

Reaksi orang tua tentunya takut dan khawatir tapi karena masa ke Jepang itu satu tahun, akhirnya dengan berat orang tua pun mengijinkan.

Reaksi wajar orang tua terhadap anaknya tentu saja khawatir, tapi yang paling penting kita bisa meyakinkan mereka. Apakah kamu punya planning setelah pulang lagi ke Indonesia?

Niatnya saya ingin membuka counter, tapi pada kenyaataannya, karena hanya pergi selama setahun jadi tidak cukup. Tapi dengan uang tabungan selama di jepang ditambah nenkin (tunjangan) sekarang saya bisa membuat rumah.

Saat berangkat ke Jepang dengan siapa?

Berangkat ke jepang 8 orang dari LPK, yang nantinya kerja di pabrik yang sama.

Kalau boleh tahu, apa pekerjaan kamu selama ada di Jepang?

Saya kerja bidang digital packing. Packing bahan makanan, seperti sayuran atau minuman.

Bagaimana dengan tempat tinggal kamu di sana?

Selama di sana tinggal di rumah seperti asrama dengan yang lain, dan pulang pergi dijemput kendaraan dari kantor.

Bersama teman satu tempat kerja

Apa saja sih kesulitan yang kamu hadapi selama bekerja di sana?

Awalnya saya kesulitan beradaptasi dengan pekerjaan. Karena jam kerjanya panjang, jadi harus kuat secara fisik dan mental. Karena aktivitasnya itu itu saja jadinya terasa monoton. Tapi untuk pekerjaan, dengan beberapa bulan saja sudah terbiasa, jadi terasa lebih ringan.

Ya apapun kalau untuk pertama kali pasti terasa berat ya. Kalau Jam kerjanya seperti apa?

Jam kerjanya; minggu sampai kamis dan jumat libur, kadang sabtu lembur setengah hari.

Saya pikir dibandingkan dengan pekerjaan yang lain cukup enak ya, karena masih punya waktu libur untuk bersantai. Nah, kalau libur aktivitas apa yang biasa dilakukan?

Awal-awal karena belum tahu banyak tempat, biasanya saya habiskan dengan kumpul bareng teman seasrama atau belanja bahan makanan untuk stok selama seminggu ke depan. Kadang saya juga sengaja jalan-jalan dengan teman-teman pergi ke Nagoya, festival di Kobe, dan masih banyak lagi.

Menyempatkan jalan-jalan ditengah kesibukan kerja

Kalau sudah di Jepang sayang ya kalau tidak jalan-jalan mengenal budaya di sana. Sekarang pertanyaannya sedikit sensitif nih, hehehe. Gaji yang didapat selama sebulannya kira-kira berapa ya?

Penghasilan perbulan berbeda-beda dan musim juga sangat berpengaruh. Biasanya pendapatan di musim panas lebih banyak dibandingkan musim-musim yang lain, dan pendapatan yang paling sedikit adalah di musim dingin. Gaji paling besar yang saya dapatkan dalam Yen, sekitar 17 ribu man (170.000 yen), dan paling kecil 9 man (90.000) sudah dipotong biaya lain-lain. Untuk makan kami mendapat jatah beras dari kantor.

Dengan penghasilan sebesar itu, apakah cukup untuk memenuhi semua kebutuhan?

Kalau untuk biaya hidup perbulan tergantung kebutuhan juga, kalau saya biaya makan satu bulan 2 man (20.000 Yen) sudah cukup tapi belum termasuk transport. Dari penghasilan itu saya kirim ke rumah sekitar 6 man (60.000 Yen) dan sisanya saya tabung untuk jaga-jaga.

Berarti semua tergantung life style nya ya. Mungkin ada juga orang yang tidak cukup dengan penghasilan sebesar itu, tapi yang penting kita syukuri saja.
Kalau bisa saya bilang, Dina san ini kan orang Indonesia pada umumnya yang memang tidak memiliki basic kebahasaan dan ketertarikan yang dalam tentang buadaya Jepang. Lalu bagaimana sih caranya kamu bisa tetap bergaul dengan orang Jepang?

Saya juga di awal-awal sangat canggung dan malu pakai bahasa Jepang. Tapi justru saat saya mencoba menyapa, respon mereka yang positif membuat saya kagum. Mereka tetap ramah dan peduli walaupun saya memakai bahasa Jepang seadanya. Karena bagi saya, belajar selama 2 bulan setengah saat pelatihan itu tidak cukup.

Akhirnya sedikit demi sedikit saya mulai terbiasa berkomunikasi dengan orang Jepang. Mungkin dibandingkan teman-teman saya yang lain, saya punya teman orang Jepang lebih banyak.

Saat komunikasi saya biasa menggunakan bahasa Jepang bentuk futsuu (biasa) terdengarnya seperti lebih akrab, padahal saya tidak tahu sama sekali bahasa sopannya. Walaupun sudah pernah belajar di pelatihan tentang pola kalimat dan sebagainya, tapi saya tidak mengerti cara penggunaannya. Tapi saat di Jepang justru saya lebih ngeh cara pakainya.

Takoyaki Party di rumah teman orang Jepang

Betul ya, bahasa lebih mudah diingat kalau langsung dipraktekkan.
Selama ada di sana, hal apa yang paling berkesan?

Hal yang paling berkesan adalah, saya bisa punya teman baru, lingkungan baru, bisa pergi ke tempat yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, bisa lihat sakura, momiji, salju, dan lain-lain. Dan yang paling penting adalah saya punya teman orang jepang yang sangat peduli. Ada yang mengundang saya main ke rumahnya, bahkan dikenalkan juga dengan keluarganya.

Dulu saya dikenal pendiam dan pemalu, tapi saat di Jepang saya beranikan untuk menyapa dan berkomunikasi dengan orang Jepang, bertukar kontak dan belajar bahasa Jepang dengan mereka. Saya pun suka membuatkan mereka makanan seperti bubur kacang ijo, dan dengan kedekatan itu saya jadi merasa tidak sepi.

Kalau begitu harus dijaga baik-baik hubungannya ya. Biasanya kalau pergi main dengan orang Jepang ke mana saja?

Biasanya saya diajak ke tempat wisata yang masih sangat kental budayanya seperti Nara dan karena mereka juga sambil menjelaskan tentang budaya tersebut, saya jadi belajar banyak walaupun apa yang mereka jelaskan tidak semuanya bisa saya tangkap.

Biasanya saya diajak ke tempat wisata yang masih sangat kental budayanya seperti Nara dan karena mereka juga sambil menjelaskan tentang budaya tersebut, saya jadi belajar banyak walaupun apa yang mereka jelaskan tidak semuanya bisa saya tangkap.

Karena kemarin hanya satu tahun, jadi hanya bisa merasakan kondisi Jepang, sakura, momiji maupun salju hanya sekali saja. Tentunya belum puas dan ingin kembali lagi ke sana.

Kalau Dina san sendiri, dulu kenal Jepang dari mana? Dan bagaimana image Jepang saat sebelum dan sesudah ke Jepang?

Iya memang dulu saya tidak tahu sama sekali tentang Jepang. Hanya tahu bahwa Jepang adalah salah satu negara yang dulu pernah menjajah Indonesia. Tapi saat sudah ada di sana saya benar-benar salut karena saat saya pernah pingsan di tempat saya bekerja, mereka sampai memanggil ambulance padahal menurut saya tidak seberapa. Kesigapannya itulah yang membuat saya salut. Image Jepang yang dulu dan yang sekarang di mata saya sangat berbeda.

Iya memang dulu saya tidak tahu sama sekali tentang Jepang. Hanya tahu bahwa Jepang adalah salah satu negara yang dulu pernah menjajah Indonesia. Tapi saat sudah ada di sana saya benar-benar salut karena saat saya pernah pingsan di tempat saya bekerja, mereka sampai memanggil ambulance padahal menurut saya tidak seberapa. Kesigapannya itulah yang membuat saya salut. Image Jepang yang dulu dan yang sekarang di mata saya sangat berbeda.

Yang terakhir nih, pesan-pesan buat pembaca yang mungkin punya masalah dan kondisi yang sama.

Pesan saya kalaupun kalian ada di posisi yang paling rendah, dimana dalam hal pelajaran pun orang lain lebih mudah mengerti karena lebih muda, tapi jangan patah semangat dan berusaha terus! Jika lupa atau tidak tahu beranikan diri untuk bertanya pada orang Jepang dan jangan hanya diam saja. Justru dengan praktek bahasa Jepang dengan orang Jepang langsung, jadi lebih cepat paham. Jangan takut salah, karena mereka juga pasti memaklumi dan malah membetulkan bahasa Jepang kita. Semangat terus!

Yang paling penting adalah memberanikan diri ya! Karena langkah pertama biasanya terasa lebih berat.
Terima kasih banyak Dina san! Sukses selalu!
Buat kalian yang mungkin memiliki pengalaman yang sama dengan Dina san, bisa kalian jadikan referensi juga tuh. Tidak ada batasan usia untuk terus belajar. Ganbatte!
Ternyata Dina san juga punya Channel lho! Mampir ke channelnya ya…

Kawaii Nafisah Dina

Pewawancara : Aririn

Kerja di Jepang Minimal Harus N2? Gak Usah!

Data pribadi
Sertifikat JLPT: N3
Lulusan: universitas nasional Pasim

Konnichiwa! Sahabat すかSUKI!di manapun kalian berada. Kali ini Suki chan mewawancarai orang Indonesia yang sedang bekerja di Okinawa lho! Kami berharap wawancara ini bermanfaat bagi kalian yang ingin kerja di Jepang tapi belum punya sertifikat N2!

Selamat sore, sebelumnya terima kasih banyak sudah bersedia kami interview. Rika san asalnya dari mana?

Saya berasal dari Garut, kuliah di Universitas Nasional PASIM. Saya lulus tahun 2017. Hobi saya belajar bahasa, bersepeda, photo-photo (pemandangan) kadang suka nulis blog atau bikin vlog tentang kegiatan selama di Miyakojima (tempat saya bekerja sekarang)

Wah, Rika san youtuber juga ternyata ya. Hehe. Dulu kenapa ingin belajar bahasa Jepang?

Karena dulu ingin jadi guru Bahasa Jepang. Tapi kalau sekarang jadi ingin bekerja di Jepang.

Kapan kamu pertama kali ke jepang?

Saya pertama kali ke Jepang tahun 2018 bulan Oktober untuk Internship di salah satu hotel yang ada di Okinawa.

Okinawa ya. Jauh sekali! Dari mana kamu dapat informasi tentang Internship ke Jepang?

Dari halaman perekrutan di Facebook. Saya mencoba melamar ke sana dan ternyata ada tawaran untuk internship di Okinawa.

Lalu, tanggapan orangtua bagaimana? Mendengar kamu diterima internship di Jepang?

Ya, orangtua mengizinkan saya karena waktu itu hanya 3 bulan saja.

Yang menjadi alasan kamu untuk mencoba kerja di Jepang apa sih?

Untuk improve Bahasa Jepang, memahami budaya jepang langsung. Misalnya kalau di Jepang, kalau ada bencana harus bagaimana. Saya juga tertarik merasakan langsung perbedaan negara maju dengan Negara berkembang.

Internshipnya kan sudah selesai. Tapi kenapa masih bekerja di Jepang?

Saya ditawari perusahaan yang sama selama saya Internship untuk melanjutkan bekerja di sini. Awalnya ada peserta internship dari Negara lain, tapi yang ditawari bekerja di sini hanya saya. Saya juga tidak tahu kenapa, mungkin karena saya bisa bahasa Inggris juga.

Bagaimana kesan pertama kamu saat pertama kali datang ke Jepang?

Yang pastinya sangat senang, karena jepang adalah negara yang sangat ingin saya kunjungi. Akhirnya mimpi saya bias terwujud. Walaupun saat pertama kali sampai di Okinawa ada perasaan kecewa karena kondisi di sana mirip seperti di Indonesia. Bahkan orang-orangnya pun sama seperti orang Indonesia berbeda dengan orang Jepang pada umumnya. Hanya saja Okinawa memiliki pantai yang sangat Indah dan banyak orang datang untuk berwisata.

Keindahan pantai di Okinawa

Di Jepang juga ada tempat yang sama sekali berbeda ya. Mungkin bagi kita image Jepang itu seperti Tokyo yang sangat praktis. Saat pertama kali ke sana berangkat dengan siapa?

Sendiri. Sebenarnya waktu internship grup terakhir ada 2 orang yang berangkat. Tapi mereka berangkat dari Jakarta sedangkan saya dari bandung. Jadilah sendiri.

Sekarang bekerja di mana?

Sekarang bekerja di salah satu hotel di Miyakojima, Okinawa sebagai front office. Katanya hanya di hotel ini saja yang diperbolehkan memakai kerudung dan juga mereka menyediakan waktu untuk shalat. Di hotel tempat saya bekerja, hanya saya saja orang Indonesianya. Tapi karena sudah akrab dengan orang-orang di satu pekerjaan saya tidak merasa khawatir.

Apa saja yang kamu kerjakan selama berkerja di sana?

Saat Internship semua pekerjaan hotel dikerjakan tetapi pekerjaan utamanya sebagai front office desk.

Jadi resepsionis ya.. Kesulitan apa yang selama ini pernah kamu alami dengan pekerjaanmu saat ini?

Kadang salah paham dengan tamu, kadang saya tidak mengerti bahasa Jepang tamu karena cara bicaranya yang sangat cepat. Staff lain orang Jepang rata-rata tidak bisa bahasa Inggris, jadi kalau ada tamu yang menggunakan bahasa Inggris saya yang menangani.

Biasanya dari mana kah pengunjung yang datang?

Karena ada bandara baru, namanya Shimoji Kuuko jadi banyak pengunjung dari Hongkong, dan Korea yang datang. Selain itu, banyaknya pengunjung juga dipengaruhi oleh praktisnya akses langsung dari Narita Airport.

Apa saja sih kegiatannya selain bekerja?

Saat libur biasanya bersepeda, pergi ke pantai atau belajar bahasa jepang. Karena saya berniat tahun ini ingin lulus N2.

Bersepeda disela-sela waktu luang

Wah semangat buat N2 nya yaa! Kalau kerja dari jam berapa sampai jam brapa? Dan dengan apa?

Disini kerja 8 jam. Shift nya beda-beda. Kerjanya tidak menentu, dan liburnya tidak seperti pekerjaan lain sabtu minggu, kadang saya libur di week days. Karena di sini tidak ada kereta, jadi kemana-mana pakai sepeda. Kalau sedang taifuu, ada mobil perusahaan yang antar jemput.

Selama ini tinggal dengan siapa?

Saat Internship, saya tinggal dengan orang Thailand. Tapi sekarang saya tinggal sendiri.

Apa saja kendala yang kamu hadapi selama bekerja di jepang?

Pastinya bahasa polite yang harus dipakai saat bekerja, itu sangat susah. Baanyak kanji yang belum bisa saya baca juga. Komunikasi, kadang salah paham. Sebagai seorang muslim kesulitan mencari makanan halal. Mengakalinya dengan makan ikan. Ditambah Saat taifuu lebih susah lagi karena biasanya mati lampu jadi tidak bias melakukan apapun, dan konbini pun terkadang kekurangan stok.

Lumayan berat juga ya kalau ada taifuu harus menyiapkan persediaan. Kali ini pertanyaannya agak sensitif nih, hehehe. Kalau boleh tahu gaji kamu bekerja sekarang berapa?

Gaji di okinawa berbeda dengan di prefecture lain, disini gajinya tidak begitu tinggi. Sekitar 150 ribu man belum dipotong asransi, nenkin, apartemen dan lain-lain.

Dengan gaji segitu berapa biaya hidup yang diperlukan?

Bagi saya sekitar 20 ribu yen sampai 30 ribu itu sudah cukup dan bisa nabung. Karena tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk transportasi.

Karena pakai sepeda jadi lebih hemat yaa. Ngomong-ngomong Image Jepang dimata kamu seperti apa sebelum kamu datang ke Jepang?

Imagenya orang jepang itu sopan dan menjaga waktu, tapi tidak semua orang jepang seperti itu. Saya pikir orang Jepang selalu tepat waktu, melakukan apapun dengan cepat tapi pada kenyataannya ada juga orang jepang yang telat dan lelet. Haha. Mungkin ini hanya di Okinawa saja, kalau di kota-kota besar saya tidak tahu.

Orang Jepang juga tidak sesempurna seperti yang kita bayangkan ya. Apa kendala sebagai seorang muslim yang kamu hadapi selama berada di Jepang?

Di Miyakojima tidak ada mesjid dan makanan halal. Disini kebanyakan makanan yang mengandung babi jadi saya harus memasak sendiri.

Masak sendiri karena sulitnya makanan halal

Iya ya, biasanya hal ini jadi kendala kebanyakan muslim di Jepang. Memangnya kamu suka masak apa?

Udon, telur, ikan. atau kadang makan sayur. Sayur di sini mahal-mahal. Kadang kalau tidak sempat membuat sarapan, saya biasa makan udon cup saja.

Biasanya Jika ada kesulitan, cerita ke siapa?

Ke teman orang Jepang yang sudah saya anggap seperti ibu saya disini. Kebanyakan teman saya obasan. Saya dekat dengan obasan ini karena dulu pernah kerja di tempat yang sama. Walaupun sekarang sudah pindah tapi masih tetap komunikasi.

Beruntung sekali ya punya teman yang mau mendengarkan kesulitan kita. Adakah hal yang paling berkesan selama ada di sana?

Di sini saya jadi lebih percaya diri karena orang Jepang suka meng apriciate. Memuji hal-hal kecil yang saya pikir itu bukan hal yang begitu berarti. Tapi itulah sifat mereka yang pandai memuji. Dari sana saya jadi semakin semangat.

Tentunya walaupun bagi mereka hal itu adalah hal yang biasa saja, bagi kita sangat berkesan ya. Kira-kira hal yang prlu disiapkan supaya bisa kerja di jepang apa sih?

Pertama selain harus hati-hati terhadap iklim yang berbeda seperti necchuusho (heatsroke), kita juga harus memperhatikan komunikasi/ bergaul dengan orang Jepang. Orang Jepang tidak terbuka seperti orang Indonesia, jadi jangan hanya diam saja. Gunakan bahasa Jepang yang sopan. Untuk bisa kerja di Jepang menurut saya asalkan bisa berkomunikasi dengan baik, itu sudah cukup. Ditambah bahasa Inggris lebih baik lagi. Karena JLPT atau Noken itu kadang tidak dilihat.

Sebenarnya yang tidak punya N2 pun bisa kerja di Jepang ya! Terpikirkan untuk lanjut kuliah S2?

Saya tidak tertarik kuliah lagi, sekarang inginnya kerja saja. Hehe setelah kontrak saya habis, saya berencana untuk memperpanjang lagi beberapa tahun.

Berikan sepatah dua patah kata untuk orang Indonesia yang ingin ke Jepang juga.

Jangan pernah melewatkan kesempatan, kita tidak pernah tau kesempatan yang mana yang akan membawa kita pada mimpi kita!

Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya ya! Pengalamannya sangat bermanfaat sekali!

Begitulah sahabat すかSUKI! Ternyata Rika san ini walaupun tidak memiliki N2 tetap bisa bekerja di Jepang ya. Kuncinya adalah pintar-pintar memilih bidang pekerjaan dan lebih giat lagi mengasah kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Jepang. Sekarang ini banyak halaman-halaman perekrutan bekerja di Jepang lho! Mimpi kita jadi selangkah lebih dekat! Semangat buat kita semua!!

Pewawancara : Aririn

Pengalaman Kerja Sebagai Pendamping “Jisshuusei” di Jepang

Hallo sahabat すかSUKI. Perkenalkan nama saya Yuni (samaran). Kali ini saya diberikan kesempatan oleh すかSUKI untuk menceritakan pengalaman saya selama berada di Jepang.

Saya seorang perempuan lulusan Universitas UNPAD tahun 2017 sastra Jepang. Setelah lulus kuliah sebenarnya saya tisak langsung bekerja, tapi lebih aktif mengajar les private bahasa Jepang di daerah kampus saya di Jatinangor. Tapi setelah itu saya diterima salah satu perusahaan Jepang di Jakarta sebagai HR. Pekerjaan di perusahaan ini tidak terlalu sulit, bahkan bisa dibilang sangat menyenangkan, tapi karena alasan keluarga, setelah 8 bulan saya bekerja akhirnya saya memutuskan untuk pindah bekerja di Bandung.

Saya pertama kali ke Jepang pada tahun 2015 sebagai perwakilan dari Universitas di Indonesia untuk menghadiri program “Shakai Asean Week” untuk memperkenalkan budaya masing-masing negara ASEAN kepada anak-anak SD. Saya bersama seorang lagi teman saya didampingi salah seorang dosen, mempresentasikan tentang budaya Indonesia, mulai dari iklim, cuaca, makanan, tarian, kondisi SD di Indonesia, dan juga tentang agama). Program ini berlangsung selama 3 minggu, dan semua akomodasi ditanggung pihak penyelenggara termasuk penginapan tiket pesawat pulang-pergi.

Gambar 1: Berfoto bersama siswa SD di Jepang sebelum akhirnya berpisah ;(

Kalau bercerita tentang bagaimana pada akhirnya bisa bekerja di Jepang, itu karena ada tawaran dari Kumiai (LPK yang memberangkatkan tenaga kerja magang ke Jepang) sebagai pembimbing para Jisshuusei (peserta magang) di daerah Niigata Jepang khusus untuk bidang makanan. Akhirnya saya terima tawaran tersebut dan pergi ke Jepang pada bulan Agustus 2018.

Pekerjaan yang dilakukan para Jisshuusei di daerah Niigata yang saya bimbing pada umumnya bekerja di bagian produksi jamur (Budidaya jamur) dan packing. Katanya hampir tiap pabrik mengajukan permintaan Jisshuusei setiap tahunnya termasuk mahasiswa magang dari Universitas di Indonesia. Entah kenapa yang diminta itu dari Universitas di Indonesia saja.

Khususnya di tempat saya bekerja biasanya libur seminggu du kali, tapi harinya tidak menentu. Karena menyesuaikan dengan peserta magang yang saya bimbing. Jam kerjanya dibagi menjadi shif pagi dari jam 7 sampai jam 4 sore dan shif siang dari jam 12 sampai jam 9 malam.

Kesan pertama saat datang ke jepang adalah saya jarang sekali bersin-bersin karena udaranya bersih, dibandingkan Jakarta, dan suasananya yang sepi. Image sebelum ke Jepang sama dengan kenyataannya setelah pertama kali ke Jepang. Bayangan saya saat nonton film doraemon dimana lingkungannya bersih, fashionable, rapi, dan tata kotanya juga sangat bagus, semua itu tidak membuat saya kecewa, dan benar-benar sama dengan apa yang saya bayangkan dulu.

Gambar 2: Gak pernah bersin-bersin lagi karena udaranya yang bersih *tapi harus hati-hati dengan serbuk bunga sakura di musim semi ya!

Agenda keseharian saya selain bekerja, saya suka belanja, baca, dan belajar. Saya biasa baca buku manga atau novel. Kalau belajar, saya lebih memfokuskan belajar istilah-istilah pertanian atau “nougyou” dalam bahasa Jepang, karena perusahaan mengadakan ujian internal sebanyak dua kali. Ujian ini diadakan di satu tahun pertama, jika lulus bisa langsung dapat perpanjangan kerja selama 2 sampai 3 tahun. Tapi kalau gagal diberi kesempatan 1 kali lagi untuk mengambil ujian. 2 kali. satu tahun pertama, kalo gk lulus pulang, klo gk lulus dikasih kesempatan sekali, kalau tidak lulus dipulangkan.

Saat ini saya tinggal di sebuah apartemen bersama dengan 11 orang Jisshuusei yang saya bimbing. Jumlah peserta magang yang saya bimbing ada 14 orang 3 orang lainnya tinggal di apartemen yang berbeda. Satu kamar diisi 4 orang. Kami harus pergi ke tempat kerja dengan bus, tapi ada juga bus yang disediakan perusahaan.

Kendala yang saya hadapi selama berada di jepang adalah hubungan interpersonal, dan hubungan sesama pegawai pabriknya. Ada beberapa orang Jepang yang memiliki image jelek terhadap orang Indonesia dikarenakan berita buruk yang tersebar. Mereka sering membicarakan orang Indonesia. Mungkin mereka pikir kami tidak mengerti pembicaraan mereka. Intinya mood mereka jelek terhadap orang Indonesia padahal kami tidak melakukan apa-apa. Tapi kami tidak ambil pusing dan membiarkan mereka.

Biaya hidup di jepang dari penghsilan total 150.000 Yen sebulan saya rasa cukup untuk biaya belanja makanan pokok 2000 Yen sebulan. Apartemen saya bergaya “Washitsu” khas Jepang dengan biaya sewa apartemen 80.000 Yen dibagi 4 orang, jadi per orangnya 20.000 Yen. Kami juga membuat iuran 5000 Yen perbulan untuk biaya air dan listrik. Tapi kadang tergantung musim dan pemakaian juga. Di sini jarang sekali bepergian dengan kereta, melainkan seringnya dengan sepeda kecuali kalau liburan jauh. Seperti liburan ke Tokyo.

Kalau ada waktu senggang biasanya bertemu teman orang jepang, belanja, ke toko buku, atau makan diluar bersama teman, jalan-jalan ke taman atau olahraga di fasilitas yang disediakan kantor.

Kendala yang saya hadapi sebagai muslim di sini mungkin tidak ada, karena kantor sangat toleran terhadap muslim. Mereka menyediakan sekitar 4 bilik untuk shalat. Dan saat sedang berpuasa, mereka memberikan breaktime untuk berbuka. Pernah suatu ketika, saya diajak orang Jepang untuk belajar agama budha ke suatu tempat dan dia memaksa saya untuk membuka kerudung, dan saya menolaknya. Dan ada lagi yang datang door to door untuk mengajak mengikuti ajaran mereka. Ketika saya tanya teman orang Jepang, mereka bilang di daerah saya khususnya entah mengapa banyak aliran-aliran agama tertentu dan pada akhirnya mereka meminta dana untuk kegiatan keagamaan mereka. Bagi teman-teman yang menemukan orang yang seperti ini harus hati-hati ya!

Gambar 3: “Paling suka musim dingin karena bisa main Sky! XD

Hal yang paling berkesasan selama tinggal di Jepang adalah mendapatkan kepercayaan dari orang Jepang, sehingga saat saya mengalami kesulitan mereka selalu membantu saya dan saya suka dengan orang-orang yang seperti itu. Kalau boleh jujur, mereka justru lebih islami dibanding orang Islamnya sendiri. Hehehe dan saya paling suka musim dingin! Karena bisa main sky.

Pesan saya buat teman-teman すかSUKI yang ingin ke Jepang, ayo “Gali ilmunya dapatkan pengalamannya, dan raih uangnya!” Hehehehe

Pengalaman Internship ke Jepang Melalui Program Pemerintah Jepang

Haloo nama saya chyntiana setiawan, panggil saja chyntia. Saya lahir dan besar di pinggiran kota bandung. Sejak kecil memang sudah punya minat yang besar terhadap Jepang. Saya mengambil jurusan Bahasa Jepang di Universitas Nasional PASIM Bandung di tahun 2010. Kalau dulu waktu masih kecil hobi saya nonton anime, tapi seiring berjalannya waktu dan saya dewasa, saya lebih suka yang realistis jadi hobi nya beralih nonton drama dan Boyband korea.

Alasan saya belajar Bahasa Jepang karena waktu saya masih dibangku SMA, saya suka sekali dengan anime dan setelah melsayakan sedikit research ala anak-anak gitu ya…(hehe) ternyata Japanese speaker itu masih sangat kurang di Indonesia, sedangkan perusahaan Jepang banyak yang sudah invest di Indonesia. Awalnya orang tua saya menentang keras untuk ambil jurusan Bahasa Jepang karena macam-macam hal yang tidak bisa dijelaskan. Akhirnya saya mencoba untuk menjelaskan kalau prospek kedepannya cerah dan menjanjikan (walaupun saat itu saya sedikit sok tahu), dan akhirnya saya diizinkan dengan syarat IPK harus tinggi.

Saya pertama kali ke Jepang di tahun 2018 bulan September melalui Japan Intership program dari pemerintah Jepang, “Japan internship program dari jetro (METI)” saya stay di prefecture Yamaguchi, kota Nagato selama 3 bulan. Untuk Japan Intership program nya sendiri saya diberi tahu oleh teman se grup beasiswa korea di whatsapp, dan saya coba cari tau. Programnya bagus dan tidak terlalu panjang jangka waktu di Jepangnya. Kebetulan saat daftar mepet ke hari terakhir kerja sebelum libur lebaran, ditambah isian formulir dan pertanyaan essaynya banyak sekali. Untung nya saya udah punya essay untuk beasiswa lain, jadi cukup copy paste dan edit sedikit. Alhamdulillah sekali.

Saya pertama kali ke Jepang di tahun 2018 bulan September melalui Japan Intership program dari pemerintah Jepang, “Japan internship program dari jetro (METI)”
saya stay di prefecture Yamaguchi, kota Nagato selama 3 bulan. Untuk Japan Intership program nya sendiri saya diberi tahu oleh teman se grup beasiswa korea di whatsapp, dan saya coba cari tau. Programnya bagus dan tidak terlalu panjang jangka waktu di Jepangnya. Kebetulan saat daftar mepet ke hari terakhir kerja sebelum libur lebaran, ditambah isian formulir dan pertanyaan essaynya banyak sekali. Untung nya saya udah punya essay untuk beasiswa lain, jadi cukup copy paste dan edit sedikit. Alhamdulillah sekali.

Sebelum pergi ke Jepang, tentunya harus mempersiapkan mental dan tidak lupa minta doa’ orang tua haha… karena sebagai muslim, saya punya banyak aturan yang wajib di taati, tapi yang paling berat itu adalah waktu ibadah dan juga makanan. Karena di Jepang jarang sekali ada fasilitas ruang sholat dan makanan halal. Walaupun ada beberapa teman saya yang berpendapat bahwa selama itu ayam dan sapi (bukan babi) itu masih boleh dimakan. Tapi saya pribadi memegang teguh aturan yang menyebut kan bahwa hewan yg disembelih oleh bukan orang muslim, itu tidak halal. Jadi saya lebih memilih jadi vegetarian / hanya makan seafood. Hal ini yang harus di pertimbangkan matang-matang sebelum memutuskan pergi ke Jepang.

Selain masalah mental, paling persiapannya bawa obat-obatan pribadi karena kalau sakit di sana kan susah (haha) belum tentu cocok obatnya sama orang indoensia. Terus bawa jaket tebal karena kebetulan saya pergi di musim gugur.

Taman Nagato yang bersih enak untuk berjalan-jalan

Kesan pertama saat tiba di Jepang adalah masalah cuaca nya. Saat pertama kali datang panasnya seperti di Jakarta, tapi saat malem suhu nya seperti di Lembang, drastis sekali, saya sampe shock kok bisa berubah secepat itu ya hahaha. Dan karena saya pergi melalui internship program pemerintah. Saat pertama datang, selama 3 hari diadakan training di Chiba. Perserta 30 orang dari seluruh dunia dan tidak semua bisa Bahasa Jepang, tidak semua bisa Bahasa inggris. Jadi kadang kalau ada kerja kelompok itu rame dan bingung. Seneng pokok nya.

ersama-sama. Dan selama di Jepang, saya bekerja Di hotel Yokikan, prefecture Yamaguchi, kota Nagato. Tempatnya cukup terpencil. Selama saya bekerja di sini, saya menterjemahkan website hotel Bahasa Jepang ke Bahasa Iinggris, research mengenai pariwisata asia tenggara dan asia timur, membuat pamphlet wisata berbahasa inggris mengenai daerah wisata sekitar hotel, membuat buku panduan dalam Bahasa Jepang mengenai makanan halal & wisatawan muslim, dan membantu front office membuat dokumen berbahasa Inggris.

Saya bekerja dari jam 08.00-05.00, jalan kaki ke kantor sekitar 10 menit. Agenda keseharian saya saat libur paling nonton tv, liat youtube, belanja isi kulkas di anter pihak hotel pakai mobil ke swalayan terdekat. Karena di tempat saya mau ke mana-mana jauh, dan tidak ada transportasi umum (percaya tidak Jepang masih punya tempat yang tidak ada transportasi umumnya? Beneran lho saya ajah shock).

Kendala yang dihadapi saat berada di Jepang makanan halal, daging halal, dan semua makanan yang di jual di swalayan itu walaupun itu cuman chiki atau yang judul nya ramen rasa seafood tetap saja ada babinya atau campuran daging nya. Jadi saya tidak bisa makan. Terutama rasa makanan Jepang (kecuali yg manis kyk cake & roti ya.. itu enak banget) tidak cocok dengan lidah. Saya memutuskan masak sendiri dengan bumbu yg dibawa dari Indonesia tapi tetep saja rasanya tidak seenak ketika masak di Indonesia, karena minyak di Jepang hanya ada minyak sayur bukan minyak kelapa, jadi nya masak apapun kurang gurih walaupun pakai bumbu Indonesia.

Waktu sholat, dan fasilitas wudhu itu jarang sekali, jadi sering tayamum dan sholat di mana saja. Dan kadang saya juga mendapat komentar dari orang Jepangnya masalah makanan halal dan waktu sholat yang menurut mereka itu ribet dan susah banget. Yah terima saja lah ya, itu resiko saya datang ke Jepang.

Selama di Jepang, gaji tidak di bayarkan oleh pihak hotel/host company, tapi semua intern diberi tunjangan 4000 yen perhari dari pemerintah Jepang. Dan di sana hanya saya sendiri dari Indonesia.

Kalau dihitung, biaya hidup di Jepang kira-kira sekitar 40.000 yen. Karena tidak ada biaya trnasportasi sama sekali, tidak ada biaya main di weekend, tidak ada biaya jajan-jajan di hari libur/ pulang kerja (pengen tapi tidak bisa pergi juga). Hanya butuh biaya makan dan nyetok buah buahan.

Tapi saya ada kesempatan pergi ke Hiroshima mengunjungi teman semasa kuliah diantar host company ke station dan di jemputlagi, sekita 3 hari 2 malam. Habis biayanya 50.000 yen lah hahaha mahal di shinkansen dan beli oleh oleh.
Kalau ada waktu senggang, saya biasa video call dengan keluarga.

Kendala yang paling sulit terutama masalah makanan halal , waktu sholat dan belum lagi masalah kerudung pasti kemanapun pergi diliat orang, karena terpencil tempatnya jadi mugnkin di Yamaguchi hanya saya yang pakai kerudung. Ya kalau ga inget saya di kasih uang yen sama pemerintah mungkin saya bakal sedih huhuhu.

Terlalu sepi untuk bisa disebut sebuah kota dan jarang transportasi umum

Bersyukur juga pergi dari program pemerintah, karena pihak pemerintah Jepang protect dan care juga sama kita, jadi host company punya batasan kalau nyuruh kerja. Tapi jika saya menghadapi kesulitan, saya biasa cerita ke keluarga atau teman seprogram yg sama-sama di tempat terpencil tanpa transportasi.

Overall, program yang ditawarkan pemerintah Jepang ini bagus banget, baguuuuuussss banget, dan amaaan.. kita bisa berkeluh kesah pada pemerintah lho. Karena dalam 3 bulan ada kunjungan ke host company untuk melihat keadaan kita baik atau tidak. Dan ada jadwal training untuk host company dan intern di tengah-tengah program. Pokoknya pergi melalui program ini rekomendasi banget lah.. bagus untuk pengalaman apalagi anak sastra Jepang. Cuman uang nya ga terlalu besar, ambil ilmu dan have fun nya ajah di Jepang. Challenge buat diri kita survive di negara orang. Sendirian dan hanya sendiri. Saat pulang banyak kenangan yang dulu bikin sebel tapi sekarang jadi lucu kayak ke katroan kita sama alat-alat yang otomatis.

Untuk yang terakhir, siapkan mental, pikirkan resiko dari segi agama dan budaya. Kalau sudah mantap dan bersedia menerima apapun resikonya silahkan bekerja di Jepang. Jangan karena gajinya besar semangat kerja di Jepang, penderitaan nya juga besar sih. Untung dan penderitaan sama sama besar. Kecuali kalau 1 tempat banyak orang indonesianya mungkin lebih nyaman.

Warga Negara Asing yang tidak Mendapatkan Izin Memasuki Jepang

Syarat bagi warga negara asing yang akan memasuki Jepang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya. Jika orang tersebut melanggar peraturan yang berlaku maka tidak dapat memasuki Jepang. Untuk itu, kami akan memperkenalkan data yang telah dibuka secara publik mengenai orang asing yang tidak mendapatkan izin memasuki Jepang.

Kondisi yang Ditolak

1. Jumlah yang ditolak pada tahun 2018 mencapai 9,179 orang. Mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya mencapai 1,998 orang (27.8%).

2. Jika dilihat dari jumlah kasus 5 tahun terakhir, mengalami peningkatan sejak tahun 2014 sebanyak 3,580 orang, dibandingkan tahun 2018 mencapai 5,599 orang (156.4%).

10 Peringkat yang Ditolak Berdasarkan Negara

10 Peringkat Negara berdasarkan banyaknya Imigran Illegal
1. Cina 2,092 orang
2. Thailand 1,307 orang
3. Indonesia 990 orang
4. Korea 715 orang
5. Turki 583 orang
6. Filipina 453 orang
7. Srilangka 334 orang
8. Taiwan 333 orang
9. Nepal 309 orang
10. Vietnam 284 orang

Sayangnya Indonesia menempati peringkat 3 terburuk, dan menyumbang 10,8% dari jumlah keseluruhan. Padahal pada tahun 2014 hanya tercatat 60 orang saja, namun pada tahun 2016 mencapai 1,683 orang, peningkatan yang drastis ini terjadi dari tahun ke tahun dan pada tahun 2018 mencapai 990 rang. Jumlah ini lebih kecil dibanding 2 tahun lalu, namun secara peringkat dunia menempati urutan ketiga, sehingga sangat diperlukan evaluasi dan perbaikan. Semoga tahun depan bisa lebih berkurang.

Alasan Penolakan

1. Perbedaan Tujuan ke Jepang dengan Isi Permohonan
Datang ke Jepang untuk bekerja secara Illegal, namun membuat alasan palsu seperti kunjungan kenalan/ saudara, tujuan komersil jangka pendek, atau wisata. Dari jumlah keseluruhan sebanyak 7,243 orang dan menempati 78,9%.

2. Pemberlakuan bagi Penolakan Berdasarkan Alasan
Apabila melakukan pelanggaran dan dipulangkan secara paksa (deportasi) dari Jepang, maka orang yang bersangkutan tidak bisa datang ke Jepang selama 5 tahun. Berlaku juga jika jangka waktu ini belum berakhir tapi orang tersebut sudah kembali lagi ke Jepang.

Dari jumlah keseluruhan orang asing, orang Indonesia yang menetap di Jepang sebanyak kurang lebih 2%. Namun orang Indonesia yang datang ke Jepang dengan cara yang tidak sesuai mencapai 10% secara keseluruhan.

Jepang merupakan Negara yang ketat akan peraturannya. Saat ini sering kali mendengar penilaian orang Indonesia yang rajin, dan jujur. Tetapi mendengar berita seperti ini, menjadikan image terhadap orang Indonesia buruk.

Oleh karena itu demi orang-orang yang akan pergi ke Jepang dengan cara yang benar juga, mari kita capai tujuan kita datang ke ke sana dengan cara yang diakui Jepang.

Kementrian Hukum(Ministry of Justice)
Tentang Penolakan Terhadap Warganegara Asing pada Tahun 2018
http://www.moj.go.jp/nyuukokukanri/kouhou/nyuukokukanri08_00044.html

Data yang Dipublikasi
http://www.moj.go.jp/content/001289589.pdf

Penerjemah : Aririn

Data Orang Ilegal (Overstay) sampai 1 Januari 2019

Ada batasan waktu ketika orang asing tinggal di Jepang, ada beberapa orang yang tidak pulang ke negaranya meskipun batasan waktu sudah habis/kadaluwarsa.Ini adalah perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan karena termasuk perbuatan ilegal. Kali ini すかSUKI akan memperkenalkan data orang ilegal (overstay) pada tanggal 31 Desember 2018, yang baru-baru ini telah diumumkan.

Jumlah orang Ilegal berdasarkan Jenis kelamin

〇Jumlah orang Ilegal
Dari 74.167 orang, sebanyak 7.669 orang bertambah dibandingkan satu tahun yang lalu, atau sekitar 11.5%nya. Jumlah tersebut terbagi menjadi Laki-laki sebanyak 42.632 orang dan Wanita 31.535 orang. Lebih banyak laki-laki ya. Dibandingkan satu tahun yang lalu peningkatan laki-laki sekitar 15.1% sedangkan wanita 7.1%.

Kebangsaan

10 Negara Teratas dengan orang Ilegal terbanyak.
1. Korea 12.766 jiwa
2. Vietnam 11.131 jiwa
3. China 10.119 jiwa
4. Thailand 7.480 jiwa
5. Filipina 5.417 jiwa
6. Taiwan 3.747 jiwa
7. Indonesia 3.323 jiwa
8. Malaysia 1.808 jiwa
9. Singapura 1.021 jiwa
10. Brazil 938 jiwa

Tiga Negara teratas yaitu Korea, Vietnam, dan China jumlahnya lebih dari 10.000 orang, sedangkan Indonesia ada 1.719 orang hanya 4.5% dari keseluruhan, tidak banyak memang dibandingkan tahun kemarin yang mencapai 60.1%. Ini adalah hal yang disayangkan. すかSUKI berharap semoga tahun depan jumlahnya bisa menurun karena sesungguhnya satu orang saja bisa menjadi masalah.

Jumlah Orang Ilegal menurut Status Visa

5 Status Visa Teratas dengan orang ilegal terbanyak.
1. Kunjungan singkat / Short stay 47.399 jiwa
2. Pelatihan Keterampilan / Ginou Jisshu 9.366 jiwa
3. Belajar di Luar Negeri / Ryuugaku 4.708 jiwa
4. Kegiatan Khusus / Tokutei Katsudou 4.224 jiwa
5. Pasangan dari orang Jepang, dll 2.946 jiwa
6. Dan lain-lain 5.524 jiwa

Visa untuk kunjungan singkat relatif mudah didapat, sehingga jumlah orang luar biasa banyaknya. Vietnam memiliki sejumlah orang dengan pelatihan keterampilan dan orang yang belajar di luar negeri terbanyak. Orang yang belajar di luar negeri menyumbang sekitar 80% dari jumlah keseluruhan.

Pelatihan keterampilan/ Ginou Jisshu adalah untuk mempelajari keterampilan dan teknik Jepang sedangkan Ryuugaku yaitu datang ke Jepang untuk belajar. Faktanya banyak orang yang ingin mendapatkan uang sehingga walaupun masa tinggal sudah habis mereka tidak kembali ke negaranya, status mereka menghilang tetapi tetap bekerja.

Bagi Negara-Negara yang banyak Masalah Penegakan Hukum menjadi Keras

Ketika pergi berwisata ke Jepang dari Indonesia, visa tidak lagi diperlukan dalam kondisi tertentu. Akibatnya, orang ilegal meningkat termasuk dari negara-negara yang lain.

Pemerintah Jepang telah memperketat standar visa untuk orang dari negara-negara yang banyak masalah. Untuk negara Indonesia mungkin tidak relatif parah tetapi jika orang ilegal tambah meningkat mungkin respons nya dapat berubah.

Mulai sekarang untuk para junior dan orang-orang muda yang akan pergi ke Jepang, Mari ikuti aturan saat berada di Jepang.

Kementerian Kehakiman (Ministry of Justice)
Tentang Orang Ilegal/Overstay ( Pada tanggal 1 Januari 2019 )
http://www.moj.go.jp/nyuukokukanri/kouhou/nyuukokukanri04_00079.html

Materi yang dipublikasikan
http://www.moj.go.jp/content/001289212.pdf

Dokumen Terkait “Tokutei Ginou” atau Keahlian Khusus yang akan Dimulai pada Tanggal 1 April 2019

Kali ini kami akan memperkenalkan kepada teman-teman tentang dokumen “Tokutei Ginou” atau keahlian khusus yang telah ditandatangani bagi siapa pun yang akan bekerja di Jepang. Dokumen ini telah dimumkan secara public dan akan dimulai pada tanggal 1 April mendatang.

Mengenai dokumen yang harus Ditandatangani

Dalam dokumen terdapat terjemahan bahasa Indonesia, jadi mungkin lebih mudah dimengerti, walaupun begitu mohon pahami betul isi dokumen tersebut. Dengan menandatangani dokumen tersebut, itu berarti kalian telah memahami isi dokumen dan berjanji untuk mematuhi peraturanya. Tidak ada alasan mengatakan tidak tahu di kemudian hari. Pastikan kita benar-benar memahaminya sebelum membubuhkan tanda tangan.

Daftar Dokumen

・特定技能外国人の履歴書(Curriculum Vitae Pekerja Asing Berketerampilan Khusus)
・特定技能雇用契約書(Perjanjan Kerja Pekerja Berketerampilan Khusus)
・雇用条件書(Syarat Kerja)
・賃金の支払(Pembayaran Gaji)
・支払費用の同意書及び明細書(Persetujuan Pembayaran Biaya dan Surat Rincian)
・技能移転に係る申告書(Surat Pernyataan Transfer Keterampilan)

Mengenai Support すかSUKI

Mungkin di antara kalian yang ingin pergi ke Jepang, banyak yang sudah tahu tentang “Tokutei Ginou”. Ada beberapa juga yang mengirim pesan ke alamat email すかSUKI, namun karena keterbatasan kami tidak dapat membalas semua email kalian, jadi mohon untuk dimaklumi.

Mulai saat ini pun akan makin banyak orang Indonesia yang bekerja di Jepang. Bagi Jepang sendiri, hal tersebut merupakan hal yang sangat bagus, namun karena kurangnya persiapan yang dilakukan untuk penerimaan warga Negara asing, mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan. Di saat seperti itulah すかSUKI akan sangat senang sekali jika bisa membantu kalian.

Selain itu, karena sudah sengaja datang ke Jepang, kami juga ingin kalian mencoba melakukan berbagai macam hal yang bisa dilakukan di Jepang. Di “Rumah すかSUKI” kita akan masak bersama, belajar, bermain game bersama, dan masih banyak event lainnya! Jangan sungkan untuk main ke Rumah すかSUKI ya!

Ministry of Justice : Dokumen Terkait “Tokutei Ginou”
http://www.moj.go.jp/content/001289130.pdf

Penerjemah : Aririn

Tentang Pelanggaran Hukum Imigrasi Pada Awal Tahun 2018

Orang asing yang datang ke Jepang untuk belajar maupun bekerja semakin bertambah. Dan diperkirakan hal ini akan terus meningkat. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi Jepang, namun di satu sisi ada pula orang asing yang dipulangkan secara paksa karena mereka datang maupun keluar dari Jepang dengan cara ilegal.

Di Jepang data mengenai orang asing yang melanggar peraturan imigrasi diumumkan secara publik dua kali dalam setahun. Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan memperkenalkan data pada awal tahun 2018.

1. Kasus Imigran ilegal
Berdasarkan data pada awal tahun 2018 dari Imigrasi, terdapat 7,892 orang asing yang dipulangkan secara paksa ke negara asalnya, dan jumlah ini meningkat sebanyak 1,120 orang dibanding tahun sebelumnya. Alasan yang paling banyak adalah mereka tidak pulang ke negara asalnya walaupun masa berlaku Visa sudah lewat dan memutuskan tinggal di Jepang, presentase dengan alasan ini mencapai 88.2%.

2. Kewarganegaraan
Di bawah ini adalah urutan negara yang warganegaranya dipulangkan secara paksa karena telah menyalahi aturan yang ditetapkan.
1 Cina
2 Vietnam
3 Thailand
4 Filipina
5 Indonesia

Warga Indonesia yang dideportasi mencapai 392 orang, jumlah ini termasuk angka yang kecil tapi hal yang diharapkan tentunya tidak adanya orang yang dideportasi. Pada umumnya, berbicara tentang Indonesia, negara ini memiliki image yang datang ke Jepang untuk magang maupun belajar. Namun jika pada akhirnya dideportasi, menjadikan mereka tidak diperbolehkan memasuki Jepang selama 5 tahun.

3. Tempat Bekerja para Pekerja Ilegal
Di antara perilaku ilegal, yang paling banyak di antaranya adalah yang menetap secara ilegal. Kebanyakan dari mereka tidak kembali ke negara asal padahal seharusnya pulang, namun para pekerja ini tetap bekerja. Berikut ini adalah daerah dengan banyaknya pekerja ilegal.

1 Ibaraki
2 Chiba
3 Tokyo
4 Aichi
5 Saitama
6 Kanagawa

Begitulah urutan daerahnya. Ada banyak kota di daerah Kanto termasuk Tokyo, dan di prefektur Aichi pun terdapat Toyota sehingga Industri ini sangat terkenal. Di daerah seperti ini dibutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga bisa dikatakan banyak pekerja yang menetap secara ilegal. Orang yang mempekerjakan pekerja ilegal maupun pekerja yang tetap bekerja tanpa kembali ke negara asalnya pun bisa dibilang sama-sama tidak baik. Sayangnya dari data ini diperkirakan masih banyak pekerja ilegal yang tidak tertulis dan bahkan masih belum ditemukan.

Jika dari awal terdapat orang yang datang untuk sengaja melakukan tindakan ilegal, bisa jadi tindakan ilegal tersebut terjadi tanpa diketahui. Berdasarkan kondisi tertentu, hal ini bisa melibatkan orang lain pada tindakan kejahatan. Jepang merupakan negara yang memiliki aturan hukum yang ketat, sehingga ada hal yang tidak dapat ditoleransi apabila tidak mengetahui sama sekali hukum yang berlaku.

Di bawah ini adalah referensi dari artikel ini, bagi yang mengerti bahasa Jepang silakan coba dilihat ya.


Mengenai Kasus Imigrasi Ilegal pada Awal Tahun 2018
http://www.moj.go.jp/content/001271065.pdf

Dengan membaca artikel ini, kami harap kita semua bisa mentaati peraturan hukum yang berlaku di Jepang ya.

Penerjemah : Aririn

Rancangan Tindakan Komprehensif untuk Penerimaan dan Kehidupan Bersama Tenaga Kerja Asing

Seperti pernah kami jelaskan pada artikel kami sebelumnya, Jepang akan memperbanyak penerimaan pekerja asing mulai bulan April 2019( Jepang Memperbanyak Penerimaan Pekerja Asing Mulai Bulan April 2019 ). Sebelumnya, Jepang tidak menerima pekerja asing walau ada kekurangan tenaga kerja. Mulai tahun depan, Jepang bahkan akan menerima pekerja asing untuk pekerjaan sederhana.

Saat ini ada sekitar 2.640.000 orang asing yang menetap dan 1.280.000 orang asing yang bekerja di Jepang, di mana jumlah ini semakin bertambah. Akan tetapi, Jepang tidak siap untuk menerima pekerja asing sebanyak ini sehingga terjadi banyak masalah. Jika pekerja asing semakin bertambah, masalah yang muncul pun akan semakin banyak.

Oleh karenanya, sebagai persiapan bertambahnya orang asing yang akan masuk ke Jepang, pemerintah Jepang berencana untuk mempersiapkan suatu sistem agar orang asing dan orang Jepang dapat melaksanakan kehidupan bersama. Isi dari sistem ini masih akan dibicarakan, tetapi isinya nanti berpusat untuk mengatasi kurangnya informasi dan dukungan terhadap orang asing. Dengan kata lain, sistem ini akan menjadi perbaikan yang dibutuhkan bagi orang-orang asing yang mendapat masalah saat ini.

Penting bagi Teman-Teman yang ingin pergi ke Jepang untuk mengetahui isi dari sistem ini, untuk mempermudah kehidupan Teman-Teman di sana. Sistem ini masih dalam bentuk rancangan dan kemungkinan masih akan berubah, tetapi kami sarankan agar Teman-Teman mengonfirmasi isi rancangan di bawah ini.

Rancangan Tindakan Komprehensif untuk Penerimaan dan Kehidupan Bersama Tenaga Kerja Asing

(1) Menciptakan komunitas yang nyaman
1. Multilingualisi informasi administrasi dan lingkungan sekitar, peningkatan sistem konsultasi
2. Promosi dan dukungan untuk upaya kehidupan multikultural di setiap wilayah

(2) Perbaikan lingkungan layanan kehidupan
1. Peningkatan lingkungan pelayanan kesehatan, asuransi, dan kesejahteraan
2. Penyebaran informasi dan dukungan dari pemerintah jika terjadi bencana
3. Peningkatan penanganan keselamatan lalu lintas, insiden/kecelakaan, masalah konsumen, masalah hukum, masalah hak asasi, konsultasi biaya hidup, dan lain-lain
4. Peningkatan dan dukungan untuk mendapatkan tempat tinggal
5. Peningkatan kenyamanan pelayanan keuangan dan komunikasi

(3) Perwujudan komunikasi yang lancar
1. Pembukaan kelas bahasa Jepang
2. Peningkatan kualitas dan manajemen yang tepat untuk lembaga bahasa Jepang

(4) Pendidikan untuk murid anak-anak orang asing

(5) Dukungan untuk pelajar asing yang mencari pekerjaan

(6) Pengamanan lingkungan kerja yang sesuai
1. Pengamanan kondisi kerja dan manajemen ketenagakerjaan, serta memastikan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Dukungan untuk pekerjaan stabil di setiap wilayah

(7) Pelaksanaan pendaftaran asuransi sosial, dll.

Upaya untuk Penerimaan Sumber Daya Asing yang Tepat dan Lancar

(1) Pembasmian broker yang merugikan

(2) Peningkatan basis pendidikan bahasa Jepang di luar negeri

Penyusunan Sistem Manajemen Baru untuk Izin Tinggal di Jepang

(1) Mempermudah dan mempercepat pengurusan status of residence atau izin tinggal

(2) Memperkuat basis manajemen izin tinggal

(3) Memperkuat tindakan untuk penghuni ilegal

Berikut adalah link pdf di mana Teman-Teman dapat mengecek rancangan dalam artikel ini dengan lebih jelas. Pdf dalam bahasa Jepang, tetapi untuk Teman-Teman yang ingin mengetahui lebih lanjut dapat men-download dan membaca dengan seksama.

Rancangan Tindakan Komprehensif untuk Penerimaan dan Kehidupan Bersama Tenaga Kerja Asing
https://www.kantei.go.jp/jp/singi/gaikokujinzai/kaigi/dai3/siryou3-1.pdf

Penerimaan Pekerja Asing akan Diperbanyak, Penanganan Terhadap Penghuni Ilegal Diperketat

Pada artikel kali ini, kami memperkenalkan langkah-langkah yang akan diambil oleh pemerintah Jepang ke depannya. Pada bulan April 2019, Jepang akan memperbanyak penerimaan orang asing, tetapi ada beberapa orang asing yang saat ini tinggal di Jepang tidak mematuhi peraturan yang ada. Jika orang asing yang datang ke Jepang bertambah, masalah yang terjadi kemungkinan juga akan bertambah. Oleh karenanya, selanjutnya pemerintah Jepang akan memperkuat penanganan terhadap orang asing yang tidak mematuhi peraturan. Untuk ini, kami harapkan agar Teman-Teman dapat lebih berhati-hati ketika berada di Jepang.

Kami akan memperkenalkan hal-hal yang harus Teman-Teman perhatikan ketika berada di Jepang pada artikel selanjutnya. Mohon ditunggu :)

Penerjemah : Gita Siwi