Ringkasan Laporan “Keadaan Pekerja Asing di Jepang” Per Akhir Oktober 2023

Diantara teman-teman yang membaca artikel すかSUKI, mungkin banyak juga yang ingin bekerja di Jepang. Untuk itu artikel kali ini kami akan memperkenalkan pada kalian data tentang pekerja asing yang bekerja di Jepang berdasarkan data yang dipublikasikan pada bulan Januari 2023.

Jumlah pekerja asing di Jepang masih akan terus bertambah

Jumlah pekerja asing di Jepang mencapai rekor tertinggi dengan 2,048,675 orang, menandakan peningkatan terus menerus sejak 2007. Banyaknya pekerja asing di Jepang diharapkan akan terus bertambah.

Orang dari negara mana yang paling banyak?

Kebangsaan pekerja asing di Jepang adalah sebagai berikut, dengan persentase dari total jumlah pekerja:
1. Vietnam: 518,364 orang (25.3%)
2. China: 397,918 orang (19.4%)
3. Filipina: 226,846 orang (11.1%)

Indonesia menempati posisi keenam dengan jumlah 121,507 orang, menyumbang 5.9% dari total. Jumlah ini meningkat sebesar 56.0% dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Mengingat populasi besar Indonesia dan banyaknya orang yang ingin datang ke Jepang, ada kemungkinan jumlahnya akan naik ke posisi keempat di tahun berikutnya.

Mereka tinggal dengan visa apa?

Urutan status tinggal adalah sebagai berikut, dengan persentase dari total jumlah:
1. Status izin tinggal berdasarkan keadaan pribadi atau posisi: 615,934 orang (30.1%)
2. Insinyur atau Teknisi/Spesialis Kemanusiaan/Layanan internasional: 595,904 orang (29.1%)
3. Pelatihan Teknis Magang: 412,501 orang (20.1%)

Dari tiga kualifikasi teratas, “Insinyur atau Teknisi/Spesialis Kemanusiaan/Layanan internasional” dan “Pelatihan Teknis Magang” telah mengalami peningkatan jumlah yang signifikan dibandingkan tahun lalu. Akibatnya, dapat dilihat bahwa jumlah pekerja asing di Jepang meningkat.

Orang banyak bekerja di mana?

Tempat dengan jumlah pekerja paling banyak adalah sebagai berikut, dengan persentase dari total jumlah:
1. Tokyo: 542,992 orang (26.5%)
2. Aichi: 210,159 orang (10.3%)
3. Osaka: 146,384 orang (7.1%)

Di Tokyo, status tinggal untuk bidang spesialisasi profesional dan teknis mendominasi dengan 212,603 orang (39.2%). Di Aichi, program pelatihan keahlian adalah yang terbanyak di Jepang dengan 38,887 orang (16.6%). Sedangkan di Osaka, aktivitas di luar kualifikasi menempati posisi kedua terbanyak di Jepang setelah Tokyo, dengan 37,689 orang (25.7%).

Bagi teman-teman yang punya rencana bekerja di Jepang bisa cek link berikut.
【Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan】
Ringkasan Laporan “Keadaan Pekerja Asing di Jepang” Per Akhir Oktober 2023
https://www.mhlw.go.jp/stf/newpage_37084.html


Petunjuk

すかSUKI memulai dengan visi “Dukungan Untuk Anda Belajar dan Bekerja di Jepang!” pada tahun 2014. Sejak itu, dengan semakin banyaknya orang Indonesia yang tinggal di Jepang, kami terus memikirkan cara untuk memberikan bantuan yang lebih besar.

Mulai Februari 2024, kami menerapkan visi “Mari kita atasi kesulitan di Jepang bersama!” dan ingin membantu dengan hal yang lebih luas. konkretnya adalah membantu mencari tempat tinggal di Jepang. Kelebihan dari mencari tempat tinggal melalui すかSUKI adalah sebagai berikut:

-Kamu bisa mencari tempat tinggal dari Indonesia sebelum berangkat ke Jepang.
-Biaya perantara bisa gratis.
-Anggota すかSUKI akan membantu kamu jika ada kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

すかSUKI ingin membantu kamu dengan masalah yang mungkin akan dihadapi setelah tiba di Jepang. Untuk itu, sangat penting untuk membuat banyak orang mengetahui tentang kegiatan すかSUKI, dan saya berharap banyak orang akan berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Meskipun mungkin sulit untuk terlibat secara aktif dalam kegiatannya, namun hanya dengan menyebarkan informasi saja sudah sangat membantu. Kami sangat menantikan partisipasi kalian, jadi bagi yang tertarik, silakan mendaftar melalui formulir pendaftaran berikut.

Untuk mendaftar sebagai anggota すかSUKI:
https://fearless-kilogram-a64.notion.site/SUKI-8f56a0be51fc4feaa3c22656bcf4818c?pvs=4
https://forms.gle/xESvNJ7FrNzZtLvu8

Survei Dasar Terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang Tahun 2022, Bagian 3

Dalam artikel kali ini, kami akan melanjutkan pengenalan “Survei Dasar Terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang” yang telah kami perkenalkan sebelumnya. Bagi yang ingin melihat artikel pertama, silakan mengecek dari tautan berikut.

<Pekerjaan>

Jumlah orang asing yang bekerja di Jepang telah meningkat dan diperkirakan akan terus bertambah. Untuk hidup di Jepang, tentu saja kita perlu uang, dan cara utama untuk mendapatkannya adalah dengan bekerja. Lalu, apa saja masalah yang dihadapi oleh mereka yang bekerja atau sedang mencari pekerjaan di Jepang?

(Kesulitan dalam pekerjaan)

1.Gaji yang rendah
2.Perlakuan yang tidak adil dalam perekrutan, penempatan, dan promosi dibandingkan dengan orang Jepang
3.Jam kerja yang panjang

Sayangnya, masalah pertama yaitu gaji yang rendah juga dirasakan oleh orang Jepang. Gaji tidak naik, namun pajak dan iuran asuransi sosial bertambah, sehingga pendapatan bersih menurun. Selain itu, karena kenaikan harga barang baru-baru ini dan situasi depresiasi yen, muncul kesan bahwa lingkungan hidup semakin memburuk. Perlakuan yang tidak adil dalam perekrutan dan penempatan kemungkinan adalah bentuk diskriminasi. Oleh karena itu, perusahaan diharapkan untuk mengatur sistem yang adil dan menjelaskan alasan dengan jelas agar tidak dianggap diskriminatif.

(Alasan tidak bisa mendapatkan pekerjaan)

1.Tidak menemukan pekerjaan yang diinginkan
2.Kemampuan bahasa Jepang yang tidak memadai
3.Keterampilan, pengetahuan, kemampuan, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk pekerjaan tidak cukup

Jika Anda tidak menemukan pekerjaan yang diinginkan, sayangnya Anda mungkin harus mencari pekerjaan di luar Jepang. Jika Anda tidak tahu pekerjaan apa yang ingin Anda lakukan, banyak orang Jepang juga mengalami hal yang sama. Dengan mengumpulkan berbagai pengalaman, Anda akan mendapatkan gambaran lebih jelas tentang apa yang ingin Anda lakukan. Untuk alasan kedua dan ketiga, Anda hanya perlu bekerja keras untuk meningkatkan kemampuan Anda.

<Partisipasi Sosial>

Proporsi orang yang ingin berpartisipasi dalam aktivitas sosial adalah 35.0%, sedangkan yang tidak ingin berpartisipasi adalah 24.2%. Aktivitas spesifik seperti kegiatan sukarela (penerjemahan, pembersihan, dll.) adalah yang tertinggi dengan 70.9%.

Selain itu, sekitar 49.6% mengatakan mereka tidak tahu kegiatan sosial apa yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, jika ada pusat informasi yang memperkenalkan partisipasi sosial, jumlah orang asing yang terlibat kegiatan akan meningkat.

<Masalah HAM dan Diskriminasi>

(Keadaan di mana diskriminasi terjadi)

1.Saat mencari rumah
2.Saat bekerja
3.Saat mencari pekerjaan

(Orang yang melakukan diskriminasi)

1.Rekan kerja
2.Agen property
3.Pelayan toko

Diskriminasi tentu saja tidak boleh terjadi. Namun, sayangnya masih ada orang yang melalukan diskriminasi. Saya sendiri, sebagai orang Jepang, sangat menyayangkan terjadinya hal ini. Dari hasil survei, situasi utama di mana diskriminasi terjadi adalah di tempat kerja dan saat mencari rumah.

Perusahaan yang mempekerjakan orang asing menerima pekerja asing karena mereka membutuhkan mereka. Jika demikian, perlu ada pendidikan yang baik agar karyawan Jepang memahami pentingnya tidak mendiskriminasi.

Selain itu, dari sudut pandang pemilik rumah, ada beberapa pertimbangan dalam menerima penyewa asing. Misalnya, ada orang asing yang tidak mengikuti aturan pembuangan sampah, mengadakan pesta malam yang bising, penggunaan ruangan yang tidak baik sehingga menyebabkan kerusakan, pekerjaan yang tidak stabil dibandingkan dengan orang Jepang, tidak adanya penjamin, dan lain-lain.

Sebenarnya bukan berarti orang Jepang tidak akan melakukan hal-hal jelek tersebut. Namun dari sudut pandang pemilik, mereka ingin menghindari risiko sebisa mungkin, seperti tidak mendapatkan pembayaran sewa atau adanya masalah dengan tetangga. Namun, jika orang asing tidak memiliki tempat yang aman untuk tinggal, mereka tidak akan bisa bekerja, sehingga ini adalah topik yang memerlukan penanganan yang tepat.

(Asuransi sosial dan Rasa Kesepian)

Terkait dengan sistem asuransi kesehatan, 44,3% mengatakan bahwa mereka tidak mengerti isinya. Sumber informasi paling umum tentang sistem pensiun adalah dari tempat kerja dengan angka 26,1%. Sistem jaminan sosial di Jepang juga kompleks dan sulit dipahami bahkan bagi orang Jepang. Bagaimana menyampaikan ini kepada orang asing merupakan salah satu tantangan bagi Pemerintah Jepang.

Selain itu, jika kita menggabungkan jumlah orang yang selalu merasa kesepian, kadang-kadang merasa kesepian, dan sesekali merasa kesepian, totalnya ada sekitar 50%. Angka ini menunjukkan peningkatan dari survei tahun sebelumnya, sehingga dirasa perlu untuk menciptakan tempat-tempat yang dapat menghubungkan masyarakat.

Selesai sudah pengenalan konten survei yang telah kami sampaikan dalam tiga artikel. Bagi Anda yang sudah tinggal di Jepang, mungkin ada yang memiliki pemikiran yang sama. Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan untuk tinggal di Jepang, kami berharap informasi ini dapat menjadi referensi yang berguna.

Untuk negara Jepang pun, tidak cukup hanya dengan melakukan survei. Berdasarkan hasil survei ini, Jepang harus bekerja untuk mempersiapkan lingkungan yang lebih baik dan mewujudkan masyarakat yang lebih harmonis dengan orang asing. すかSUKI juga akan terus bekerja dengan gigih, memberikan support sebanyak mungkin kepada teman-teman semua.

【Badan Pelayanan Imigrasi Jepang:Survei Dasar terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang】
https://www.moj.go.jp/isa/policies/coexistence/04_00017.html

Survei Dasar Terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang Tahun 2022, Bagian 2

Dalam artikel kali ini, kami akan melanjutkan pengenalan ” Survei Dasar Terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang ” yang telah kami perkenalkan sebelumnya. Bagi yang ingin melihat artikel pertama, silakan lihat dari tautan berikut.

Survei Dasar Terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang Tahun 2022
https://www.sukasuki.org/2023/11/survei-dasar-terhadap-orang-asing-yang-menetap-di-jepang-tahun-2022/

<Orientasi Kehidupan di Jepang>

Sebanyak 40.5% responden mengatakan bahwa mereka tidak menerima orientasi tentang kehidupan di Jepang. Orang yang akan bekerja di perusahaan atau yang datang untuk studi biasanya memiliki kesempatan untuk mendapatkan orientasi, tetapi berbeda dengan orang lainnya. Khususnya bagi mereka yang baru tiba di Jepang, ada banyak hal yang tidak dimengerti dan bisa menjadi sumber kecemasan, sehingga pengadaan orientasi tentu sangat diharapkan. Berikut ini adalah informasi yang dianggap berguna oleh mereka yang telah menerima orientasi.

(Informasi yang berguna dalam kehidupan sehari-hari di Jepang)

1.Cara membuang sampah
2.Pendaftaran penduduk
3.Pencegahan bencana

Bahkan bagi orang Jepang sendiri, aturan pembuangan sampah itu kompleks dan sulit untuk dipahami. Fasilitas pengolahan sampah berbeda-beda tergantung pada daerah tempat seseorang tinggal, sehingga aturan pembuangan sampah sangat dipengaruhi oleh di mana Anda tinggal. Jika seseorang pindah rumah, mereka perlu untuk memastikan aturan pembuangan sampah di tempat yang baru. Untuk membangun hubungan yang baik dengan tetangga sekitar, sangat penting untuk memahami dan mengikuti aturan ini.

Orang asing yang tinggal di Jepang dalam jangka panjang perlu melakukan pendaftaran penduduk. Ini adalah cara bagi negara untuk mengetahui di mana para pendatang tinggal, sehingga jika mereka pindah, mereka harus membuat laporan pindah.

Mengenai pencegahan bencana, Jepang merupakan negara yang sering mengalami bencana alam seperti gempa bumi dan angin topan, sehingga penting untuk mengetahui terlebih dahulu informasi seperti ke mana harus mengungsi jika terjadi keadaan darurat.

(Informasi yang akan berguna jika diketahui lebih dulu)

1.Pensiun dan asuransi Kesehatan sosial
2.Pajak
3.Medis dan kesejahteraan

Ketiga hal di atas memiliki aturan yang berbeda-beda di setiap negara. Meskipun sistem di Jepang telah lengkap, orang Jepang sendiri sulit memahami system yang cukup rumit ini. Sulit untuk memahami semua peraturan hanya dengan sekali mendengar. Informasi tentang hal-hal ini juga tidak banyak disampaikan oleh pemerintah kepada warga negara Jepang. Bahkan ada beberapa informasi yang hanya bisa ketahui melalui media. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki sikap proaktif dalam mencari informasi atau mendengarkan penjelasan.

<Pengumpulan Informasi>

Cara mendapatkan informasi yang telah dipublikasikan dan hasilnya adalah sebagai berikut:

1.Tidak ada kesulitan khusus dalam mendapatkan informasi dalam setahun teakhir
2.Informasi dalam berbagai bahasa sedikit
3.Sulit untuk menemukan informasi yang diperlukan di situs web lembaga resmi

Selain itu, yang keempat adalah “sedikitnya informasi dalam Bahasa Jepang yang mudah dipahami” dan yang kelima adalah “sedikitnya informasi yang disampaikan melalui aplikasi”. Tantangan utama tampaknya adalah bahasa dan memikirkan cara untuk menyampaikan informasi dengan lebih efektif.

<Penanganan Konsultasi>

Berikut ini adalah lawan yang menjadi tempat konsultasi saat mengalami kesulitan:

1.Keluarga/sanak saudara
2.Teman/kenalan orang Jepang
3.Teman/kenalan dari negara asal atau orang asing lainnya

Sepertinya kebanyakan orang cenderung berkonsultasi dengan orang-orang yang mereka kenal baik. Yang keempat adalah konsultasi di tempat kerja atau sekolah.

(Kesulitan saat mencoba berkonsultasi dengan lembaga resmi)

1.Harus mengambil cuti dari pekerjaan atau sekolah untuk berkonsultasi
2.Tidak ada atau sedikit penerjemah yang tersedia
3.Tidak ada penjelasan yang cukup jelas yang bisa dipahami oleh orang asing, atau isi yang tidak dimengerti

Layanan administrasi kebanyakan hanya pada hari kerja, dari pagi hingga sore. Ini sering kali membuat seseorang kesulitan untuk menyelesaikan urusannya setelah jam kerja atau di hari libur. Akibatnya, para pekerja atau pelajar harus mengambil cuti dari pekerjaan. Di sini juga terlihat ada masalah dalam bahasa dan penyediaan informasi.

(Alasan tidak berkonsultasi dengan lembaga pemerintah)

1.Tidak tahu tempat bagian atau loket untuk berkonsultasi ada di mana
2.Harus mengambil cuti dari pekerjaan atau sekolah untuk berkonsultasi
3.Ada orang lain yang menjadi lawan konsultasi

Tidak tahu harus bertanya apa atau berkonsultasi di mana adalah situasi yang paling menyulitkan, tetapi memiliki orang lain untuk diajak berkonsultasi tentu sangat membantu dan merupakan lingkungan yang diharapkan oleh kita semua. Akan sangat baik jika ada loket khusus untuk konsultasi orang asing, yang bisa menjadi petunjuk kemana harus pergi atau di mana harus bertanya.

<Pengasuhan Anak dan Pendidikan>

(Kesulitan dalam kehamilan dan melahirkan)

1.Biaya kehamilan dan melahirkan yang tinggi
2.Ketidakpastian apakah dapat melanjutkan sekolah atau pekerjaan
3.Tidak ada tempat atau orang untuk berkonsultasi tentang masalah kehamilan dan kelahiran

(Kesulitan tentang mengasuh anak)

1.Anak tidak memahami cukup tentang bahasa dan budaya negara asal
2.Biaya pengasuhan yang tinggi
3.Anak tidak memahami bahasa Jepang dengan cukup

Untuk wanita, kehamilan dan kelahiran memiliki dampak yang lebih besar pada kehidupan dibandingkan untuk seorang pria. Kelahiran di negara asing membawa beban psikologis dan finansial yang besar.
Selain itu, mengasuh anak juga berbeda dari pengalaman tumbuh di negara asal, sehingga bisa menyebabkan banyak kecemasan. Anak yang lahir di Jepang mungkin akan menyesuaikan dengan baik di Jepang, namun sebaliknya, pemahaman tentang negara asal mungkin sangat dipengaruhi oleh usaha orang tua di rumah.

Artikel kali ini sampai di sini dulu. Kami akan lanjut membahas isi survei ini pada artikel berikutnya!.

【Badan Pelayanan Imigrasi Jepang: Survei Dasar terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang】
https://www.moj.go.jp/isa/policies/coexistence/04_00017.html

Survei Dasar Terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang Tahun 2022

Jumlah orang asing yang menetap di Jepang pada akhir tahun 2022 adalah 3.075.213 orang, yang merupakan jumlah tertinggi sepanjang sejarah. Ke depannya, diperkirakan jumlah orang asing ini akan terus bertambah. Banyak hal yang sulit dimengerti hanya dengan pengetahuan umum ataupun pengalaman saat tinggal di luar negeri. Semakin lama seseorang tinggal di Jepang, semakin banyak pula kesulitan yang mungkin akan dia dihadapi. Oleh karena itu, Badan Pelayanan Imigrasi Jepang melaksanakan “Survei Dasar Terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang” untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi orang asing dalam kehidupan kerja, sehari-hari, dan sosial.

Kami rasa ada pembaca yang saat ini tinggal di Jepang atau mereka yang nantinya ingin tinggal di Jepang. Untuk membantu para pembaca, kami akan memperkenalkan isi survei yang telah diterbitkan secara bertahap.

<Responden>

3 kebangsaan responden terbanyak yang memberikan jawaban adalah sebagai berikut:
1. Cina: 31.4%
2. Vietnam: 14.7%
3. Korea Selatan: 11.0%

Selanjutnya, jumlah orang asing yang tinggal di Jepang pada akhir tahun 2022 adalah sebagai berikut:
1. Cina: 761.563 orang
2. Vietnam: 489.312 orang
3. Korea Selatan: 411.312 orang
4. Filipina: 298.740 orang
5. Brasil: 209.430 orang
6. Nepal: 139.393 orang
7. Indonesia: 98.865 orang
8. Amerika Serikat: 60.804 orang
9. Taiwan: 57.294 orang
10. Thailand: 56.701 orang

Dari data di atas, dapat diketahui bahwa semakin banyak orang yang tinggal di Jepang dari suatu negara, semakin banyak pula responden yang memberikan jawaban. Sebagai contoh, responden dari Indonesia adalah 2.8% dari total.

<Status Tinggal>

Status tinggal dari responden adalah sebagai berikut:
1. Penduduk tetap: 30.4%
2. Keahlian, Pengetahuan Humaniora, Bisnis Internasional: 14.4%
3. Pelajar: 10.7%

Selain itu, urutan status tinggal terbanyak di Jepang adalah sebagai berikut:
1. Penduduk tetap: 863.936 orang
2. Pemagang Kerja Teknis: 324.940 orang
3. Keahlian, Pengetahuan Humaniora, Bisnis Internasional: 311.961 orang

Banyaknya penduduk tetap juga merupakan faktor kenapa banyak yang memiliki pengalaman kesulitan karena telah tinggal lama di Jepang. Seseorang dengan visa untuk pemagang kerja teknis yang memiliki batas waktu tinggal dan pada akhirnya harus pulang ke negara asal, mungkin tidak begitu aktif dalam memberikan jawaban dalam survei ini.

<Total Tahun Tinggal di Jepang>

1. Lebih dari 3 tahun dan kurang dari 10 tahun
2. Lebih dari 10 tahun dan kurang dari 20 tahun
3. Lebih dari 20 tahun dan kurang dari 30 tahun

Survei ini ditujukan untuk orang yang telah tinggal di Jepang lebih dari satu tahun, tetapi dari data di atas, banyak jawaban yang diberikan oleh orang yang telah tinggal cukup lama. Orang yang tinggal lebih dari 1 tahun dan kurang dari 3 tahun juga memberikan jawaban, tetapi hanya 10.5% dari total.

<Kepuasan Terhadap Lingkungan Hidup Secara Umum>

Orang yang puas dengan hidup mereka di Jepang adalah 86.4%, jumlah yang sepertinya cukup tinggi.

(Alasan Kepuasan)

1. Lingkungan tempat tinggal (kebersihan, dll.) yang baik
2.Cocok dengan budaya dan adat Jepang
3.Keamanan yang baik

(Alasan tidak puas)

1. Gaji yang rendah
2. Harga barang yang tinggi
3. Ada diskriminasi terhadap orang asing

Alasan merasa puas yang masuk akal. Kami, sebagai orang Jepang, juga merasa bahwa Jepang cukup nyaman untuk ditinggali dan pada dasarnya bersih di mana pun kita pergi jika dibandingkan dengan negara lain.

Salah satu alasan tidak puas adalah gaji yang rendah. Memang benar, karena baru-baru ini harga barang-barang meningkat dan gaji orang Jepang sendiri juga tidak kunjung naik yang menjadi salah satu kekhawatiran kami. Untuk harga, dibandingkan dengan negara maju lainnya, ada kesan bahwa harga di Jepang lebih murah. Ditambah lagi dengan adanya depresiasi yen saat ini, Jepang malah dianggap sebagai negara yang lebih menguntungkan bagi para wisatawan. Lalu, sungguh disayangkan ada jawaban tentang diskriminasi, tetapi kami pikir hal seperti itu memang benar terjadi. Asalnya, Jepang adalah negara kepulauan dengan sedikit orang asing, sehingga banyak warga Jepang yang tidak terbiasa dengan orang asing. Namun, pemerintah Jepang berniat untuk terus lanjut menerima orang asing sebagai pekerja dan wisatawan, sehingga perlu ada usaha untuk menyelaraskan sistem dan usaha dari warga negara Jepang sendiri untuk memahami hal tersebut.

<Mempelajari Bahasa Jepang>

Untuk hidup di Jepang, penguasaan bahasa Jepang adalah tema yang penting. Berikut adalah jawaban tentang kesulitan belajar bahasa Jepang yang tidak mudah bagi orang asing.

(Kesulitan dalam belajar bahasa Jepang)

1. Biaya dan tingkat penggunaan kelas bahasa Jepang/sekolah bahasa yang tinggi
2. Tidak ada kelas bahasa Jepang gratis di dekat tempat tinggal
3. Tidak ada kesempatan untuk memanfaatkan bahasa Jepang yang telah dipelajari

Isu utama adalah mengenai biaya. Akan lebih baik jika orang asing bisa belajar bahasa Jepang dengan beban finansial yang lebih kecil. Namun nyatanya, karena mengajar bahasa Jepang sendiri adalah bisnis yang perlu menghasilkan keuntungan dan saat ini cukup sulit untuk menemukan pengajar sukarelawan yang tidak sibuk. Berbeda dengan dahulu, sekarang sudah tersedia lebih banyak cara untuk belajar bahasa, seperti internet, YouTube, ChatGPT, dll. sehingga diharapkan teman-teman dapat memanfaatkannya. Selain itu, sangat disayangkan jika tidak ada kesempatan untuk memanfaatkan bahasa Jepang yang dipelajari. Sering kali, kami mendengar bahwa para orang asing tidak memiliki kesempatan untuk bertemu dengan orang Jepang selain di sekolah atau di tempat kerja. Jika ada kesempatan untuk bertemu lebih banyak orang Jepang, secara alami kesempatan untuk menggunakan bahasa Jepang akan meningkat dan kemampuan bahasa Jepang akan berkembang. Sepertinya perlu ada sistem untuk mempertemukan orang yang ingin belajar bahasa Jepang dengan mereka yang ingin berkenalan dengan orang asing.

(Alasan tidak belajar bahasa Jepang)

1. Tidak perlu belajar karena sudah bisa berbahasa Jepang
2. Tidak ada kelas bahasa Jepang/sekolah bahasa yang bisa diikuti pada jadwal yang cocok
3. Tidak ada kelas bahasa Jepang gratis di dekat tempat tinggal

Banyak responden yang sudah menjadi penduduk tetap sehingga tidak perlu belajar bahasa Jepang lagi. Di samping itu, ada kebutuhan untuk menciptakan lingkungan di mana seseorang bisa belajar bahasa Jepang secara gratis atau dengan biaya rendah, termasuk pada waktu-waktu seperti malam hari atau akhir pekan.

Artikel kali ini sampai di sini dulu. Kami akan lanjut membahas isi survei ini pada artikel berikutnya!

​【Badan Manajemen Imigrasi: Survei Dasar terhadap Orang Asing yang Tinggal di Jepang】

https://www.moj.go.jp/isa/policies/coexistence/04_00017.html

【Badan Pelayanan Imigrasi Jepang: Survei Dasar terhadap Orang Asing yang Menetap di Jepang】https://www.moj.go.jp/isa/content/001402002.pdf

Perubahan Upah Minimum 2018

Tahun lalu, すかSUKI telah menulis artikel tentang upah minimum yang telah direvisi. Akan tetapi, revisi terbaru telah dilakukan lagi pada bulan Oktober tahun 2018. Upah minimum setiap prefektur dan daerah di Jepang 2018 adalah sebagai berikut:

Perubahan Upah Minimun 2017
http://www.sukasuki.org/2017/09/perubahan-upah-minimun-2017/

Upah Minimum setiap Prefektur 2018

Nomor / Nama Perfektur / Upah Minimum(Yen) Per Jam
1. Hokkaido 835
2. Aomori 762
3. Iwate 762
4. Miyagi 798
5. Akita 762
6. Yamagata 763
7. Fukushima 772
8. Ibaraki 822
9. Tochigi 826
10. Gunma 809
11. Saitama 898
12. Chiba 895
13. Tokyo 985
14. Kanagawa 983
15. Niigata 803
16. Toyama 821
17. Ishikawa 806
18. Fukui 803
19. Yamanashi 810
20. Nagano 821
21. Gifu 825
22. Shizuok 858
23. Aichi 871
24. Mie 846
25. Shiga 839
26. Kyoto 882
27. Osaka 936
28. Hyogo 871
29. Nara 811
30. Wakayama 803
31. Tottori 762
32. Shimane 764
33. Okayama 807
34. Hiroshima 844
35. Yamaguchi 802
36. Tokushima 766
37. Kagawa 792
38. Ehime 764
39. Kochi 762
40. Fukuoka 814
41. Saga 762
42. Nagasak 762
43. Kumamoto 762
44. Oita 762
45. Miyazaki 762
46. Kagoshima 761
47. Okinawa 762

Isi perubahan pada Oktober 2018

・Upah minimum rata-rata nasional adalah 874 yen dengan kenaikan rata-rata 26 yen.
・Upah paling tinggi adalah wilayah Tokyo dengan 985 yen.
・Upah paling rendah adalah prefektur Kagoshima dengan 761 yen.

Pada tautan di bawah ini terdapat data yang menunjukkan bagaimana peningkatan upah per jam sejak tahun 2002. Bagi teman すかSUKI yang tertarik, silakan dilihat.
http://www.mhlw.go.jp/file/06-Seisakujouhou-11200000-Roudoukijunkyoku/0000175631.pdf

Dari tahun 2002 hingga 2018, rata-rata upah minimum telah meningkat dari 663 yen menjadi 874 yen, dimana terjadi peningkatan signifikan hingga 211 yen. Kami tidak tahu apakah di masa depan akan terjadi peningkatan dalam nominal yang relatif sama atau tidak. Akan tetapi, dapat diprediksi bahwa upah minimum tetap akan naik berapapun nominalnya.

Upah minimum adalah salah satu syarat kontrak kerja yang paling penting

Teman すかSUKI yang ingin mencoba bekerja di Jepang mungkin sedang membaca artikel ini. Mulai saat ini jumlah orang asing yang bekerja di Jepang akan semakin banyak. Apabila kalian mendapatkan kesempatan tersebut, lanjutkan dan berusaha keraslah.
Saat itu, mungkin ada beberapa orang yang mengutamakan besarnya nominal gaji yang diterima. Walaupun kalian menemukan pekerjaan dengan gaji tinggi, bukan berarti pekerjaan itu adalah yang paling tepat untuk kalian, lho. Bisa saja pekerjaan tersebut memiliki lingkungan kerja yang buruk, memiliki level stres tinggi, atau menuntut hasil yang sempurna sehingga kalian harus sering lembur dan tidak ada waktu untuk diri sendiri.

Apabila di antara kalian ada yang berhasil mendapatkan kesempatan untuk bekerja di Jepang, carilah informasi sebanyak-banyaknya terlebih dahulu. Pikir dan pertimbangkan secara matang pekerjaan seperti apa yang ingin dilakukan serta jenjang karir yang ingin kalian capai.
Untuk mewujudkan itu, kalian harus membuat pilihan terbaik dengan mempertimbangkan perjanjian kerja selain honor saja. すかSUKI tunggu kehadiran kalian di Jepang, ya!!

Penerjemah : Erlinda Dwi Yulianti

Pencari Suaka di Jepang Tahun 2017 dan Peraturan Baru

Pada tanggal 13 Februari 2018, Menteri Kehakiman Jepang mengumumkan jumlah pencari suaka di Jepang tahun 2017. Isinya adalah sebagai berikut.

Data Pencari Suaka yang dipublikasikan

• Jumlah Permintaan Mengungsi dari Warga Asing

Jumlahnya mencapai 19.628 orang. Jika jumlah tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka terlihat terdapat peningkatan sebanyak 8727 orang. Dengan jumlah tersebut, dapat disimpulkan bahwa dibandingkan tahun lalu, terdapat peningkatan sebanyak 80%.

• Jumlah Pencari Suaka dan Negara Asalnya

1. Filipina 4.895 orang
2. Vietnam 3.116 orang
3. Sri lanka 2.226 orang
4. Indonesia 2.038 orang
5. Nepal 1.450 orang
6. Turki 1.195 orang
7. Myanmar 962 orang
8. Kamboja 772 orang
9. India 601 orang
10. Pakistan 469 orang

Berdasarkan data diatas, Indonesia menempati posisi ke-4 pencari suaka tertinggi. Sebagai tambahan informasi, posisi ke-1 pada tahun 2016, diraih oleh Indonesia. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, maka Vietnam mengalami peningkatan sebanyak 3 kali lipat, dan walaupun Indonesia menempati posisi ke-4 tapi jumlahnya bertambah dibanding tahun sebelumnya.

• Jumlah Pengungsi yang Diakui

Permintaan suaka ke Jepang hampir mencapai 20.000, tapi yang diterima hanya 20 orang saja. Negara yang banyak diterima pengungsinya berasal dari Mesir yaitu sebanyak 5 orang, dan Syria 5 orang, dan Afganistan sebanyak 2 orang. Selain itu, ada juga orang yang bukan pengungsi, yang dikarenakan pasangannya merupakan orang jepang dan alasan lainnya, diizinkan tinggal di Jepang, diantaranya merupakan kewarganegaraan Suriah 4 orang, Myanmar 3 orang, Irak 2 orang dan Kongo 2 orang.

Hal yang Dipahami dari data tersebut

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, diketahui dengan jelas bahwa pengungsi yang pada akhirnya diterima tinggal di Jepang bukan berarti negara dengan jumlah pelamar yang banyak.
Pemberian suaka di Jepang merupakan hal yang sulit. Tahun lalu, pencari suaka jumlahnya mencapai 10.901 orang, sementara yang diterima jumlahnya hanya mencapai 28 orang. Persentase diterimanya adalah 0,003%. Lalu tahun ini, dari 19.628 pencari suaka yang diterima menjadi pengungsi berjumlah 20 orang, yang berarti persentase diterimanya adalah 0,001%. Benar-benar hampir mendekati nol, bukan?
Pertanyaannya adalah akankah orang-orang yang tidak dalam situasi perang di negara seperti Indonesia melarikan diri ke Jepang?
Hal semacam ini pada umumnya dianggap tidak wajar.
Tapi jika menilik keadaan negara seperti Suriah saat ini, maka alasan pengajuan suakanya pun meyakinkan.

Alasan Pengajuan Suaka walaupun tidak Mendapat Perizinan

Terlepas dari keadaan setiap tahunnya, dimana kemungkinan suaka diterima hampir tidak ada, kenapa ya jumlah pencari suaka sedemikian banyak?
Hal ini karena selama aplikasi diproses sekitar 6 bulan sejak pengajuan, pengaju bisa bekerja dan menghasilkang uang di Jepang. Akibat tersebarnya informasi ini, maka pelamar aplikasi suaka di Jepang pun mengalami peningkatan.

Berdasarkan Perubahan Peraturan, Pelamar Jadi tidak Bisa Bekerja walaupun Mengajukan Suaka

Untuk bekerja di Jepang diperlukan visa bekerja. Alasan utama adanya peraturan diizinkannya pencari suaka bisa bekerja di Jepang adalah agar pencari suaka yang berasal dari negara yang sedang berperang, bisa melanjutkan hidup sampai aplikasi pengajuan selesai diproses. Tapi, karena pada praktiknya tujuan aturan ini terlalu banyak disalahgunakan oleh pelamar suaka, akhirnya dibuat peraturan baru pada tanggal 15 Januari 2018.

Peraturan Baru

Bila seseorang dengan status “Pelajar asing”, “Pemagang kerja teknis” dan “status tinggal sementara” lainnya, mengajukan suaka maka aplikasi lamarannya akan diputuskan berdasarkan kategori 1-4 dibawah ini.
1. Kemungkinan diterima lamaran suakanya tinggi,
2. Sudah jelas bukan pengungsi
3. Sebelumnya pernah menjadi pencari suaka, dan kembali mengajukan aplikasi dengan alasan yang sama,
4. Lain-lain.
Bagi orang-orang yang termasuk dalam kategori no 2 dan 3, tidak bisa bekerja dan apabila masa tinggalnya sudah habis, akan dipulangkan secara paksa ke negara asal.

Banyak pelajar asing dan pemagang kerja teknis yang menghilang setelah periode tinggalnya habis karena alasan-alasan seperti “ingin menghasilkan lebih banyak uang di Jepang”. Tapi sayangnya saat ini telah dibuat peraturan mengenai hal ini.
Banyak orang mengajukan pinjaman demi bisa belajar atau magang ke Jepang, dan mungkin ada orang-orang yang perlu bekerja demi melunasi hutang tersebut. Selain itu, ada juga orang yang meminjam uang untuk hal yang sebenarnya tidak perlu karena tertipu oleh agen yang tidak bertanggung jawab. Tetapi, apapun alasannya setiap orang harus kembali ke negara asalnya saat masa tinggalnya sudah habis. Berdasarkan peraturan yang baru, mulai tahun ini diperkirakan akan terjadi pengurangan jumlah pencari suaka.

Orang Jepang Menyambut Wisatawan, Tapi Tidak dengan Imigran

Wisatawan asing yang datang ke Jepang kian bertambah, dan pemerintah Jepang pun berpikir untuk terus meningkatkan sektor tersebut. Di sisi lain, banyak orang yang memandang negatif banyaknya orang asing yang berimigrasi ataupun tinggal di Jepang dalam jangka panjang.
Saat ini, masih belum ada berita yang menampilkan bahwa orang jepang memberi respon positif terhadap hal ini. Walaupun peraturannya telah dirubah, tapi jika jumlah jumlah orang asing yang datang tidak berkurang, ada kemungkinan syarat pembuatan visa untuk masuk ke jepang pun kian diperketat. Yang artinya sama dengan membuat sebuah kebijakan untuk tidak memasuki Jepang sejak awal.

Dengan begini, sikap atau tindakan sebagian orang, dapat memberi dampak buruk pada orang lain yang berasal dari negara yang sama. Yang akan repot adalah anda sendiri jika mempercayai apa yang dikatakan oleh agen atau oknum tertentu begitu saja. Oleh sebab itu, sebelum pergi ke Jepang, mari terlebih dahulu berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya. Selain itu mari lakukan aktivitas sesuai dengan jenis visa yang telah dibuat, dan langsung pulang saat periode tinggalnya sudah habis.

Jika teman-teman berencana untuk pergi ke Jepang dan memiliki hal yang tidak dipahami, jangan sungkan untuk menghubungi すかSUKI ya~
Kami akan sebisa mungkin membantu teman-teman mengatasi masalah tersebut.
Selain itu, apa pendapat teman-teman sebagai orang Indonesia tentang topik bahasan すかSUKI dalam artikel kali ini?
Yuk.. kasih tau pendapatmu. Karena menurut kami, topik kali ini merupakan hal yang patut dipikirkan bersama.

Refensi data
Kementerian Hukum Jepang
Data Pencari Suaka
http://www.moj.go.jp/content/001248677.pdf