Pengalaman Kerja Sebagai Pendamping “Jisshuusei” di Jepang

18 8月 2019, 6.45 pm / By : Nita Yuniar

Hallo sahabat すかSUKI. Perkenalkan nama saya Yuni (samaran). Kali ini saya diberikan kesempatan oleh すかSUKI untuk menceritakan pengalaman saya selama berada di Jepang.

Saya seorang perempuan lulusan Universitas UNPAD tahun 2017 sastra Jepang. Setelah lulus kuliah sebenarnya saya tisak langsung bekerja, tapi lebih aktif mengajar les private bahasa Jepang di daerah kampus saya di Jatinangor. Tapi setelah itu saya diterima salah satu perusahaan Jepang di Jakarta sebagai HR. Pekerjaan di perusahaan ini tidak terlalu sulit, bahkan bisa dibilang sangat menyenangkan, tapi karena alasan keluarga, setelah 8 bulan saya bekerja akhirnya saya memutuskan untuk pindah bekerja di Bandung.

Saya pertama kali ke Jepang pada tahun 2015 sebagai perwakilan dari Universitas di Indonesia untuk menghadiri program “Shakai Asean Week” untuk memperkenalkan budaya masing-masing negara ASEAN kepada anak-anak SD. Saya bersama seorang lagi teman saya didampingi salah seorang dosen, mempresentasikan tentang budaya Indonesia, mulai dari iklim, cuaca, makanan, tarian, kondisi SD di Indonesia, dan juga tentang agama). Program ini berlangsung selama 3 minggu, dan semua akomodasi ditanggung pihak penyelenggara termasuk penginapan tiket pesawat pulang-pergi.

Gambar 1: Berfoto bersama siswa SD di Jepang sebelum akhirnya berpisah ;(

Kalau bercerita tentang bagaimana pada akhirnya bisa bekerja di Jepang, itu karena ada tawaran dari Kumiai (LPK yang memberangkatkan tenaga kerja magang ke Jepang) sebagai pembimbing para Jisshuusei (peserta magang) di daerah Niigata Jepang khusus untuk bidang makanan. Akhirnya saya terima tawaran tersebut dan pergi ke Jepang pada bulan Agustus 2018.

Pekerjaan yang dilakukan para Jisshuusei di daerah Niigata yang saya bimbing pada umumnya bekerja di bagian produksi jamur (Budidaya jamur) dan packing. Katanya hampir tiap pabrik mengajukan permintaan Jisshuusei setiap tahunnya termasuk mahasiswa magang dari Universitas di Indonesia. Entah kenapa yang diminta itu dari Universitas di Indonesia saja.

Khususnya di tempat saya bekerja biasanya libur seminggu du kali, tapi harinya tidak menentu. Karena menyesuaikan dengan peserta magang yang saya bimbing. Jam kerjanya dibagi menjadi shif pagi dari jam 7 sampai jam 4 sore dan shif siang dari jam 12 sampai jam 9 malam.

Kesan pertama saat datang ke jepang adalah saya jarang sekali bersin-bersin karena udaranya bersih, dibandingkan Jakarta, dan suasananya yang sepi. Image sebelum ke Jepang sama dengan kenyataannya setelah pertama kali ke Jepang. Bayangan saya saat nonton film doraemon dimana lingkungannya bersih, fashionable, rapi, dan tata kotanya juga sangat bagus, semua itu tidak membuat saya kecewa, dan benar-benar sama dengan apa yang saya bayangkan dulu.

Gambar 2: Gak pernah bersin-bersin lagi karena udaranya yang bersih *tapi harus hati-hati dengan serbuk bunga sakura di musim semi ya!

Agenda keseharian saya selain bekerja, saya suka belanja, baca, dan belajar. Saya biasa baca buku manga atau novel. Kalau belajar, saya lebih memfokuskan belajar istilah-istilah pertanian atau “nougyou” dalam bahasa Jepang, karena perusahaan mengadakan ujian internal sebanyak dua kali. Ujian ini diadakan di satu tahun pertama, jika lulus bisa langsung dapat perpanjangan kerja selama 2 sampai 3 tahun. Tapi kalau gagal diberi kesempatan 1 kali lagi untuk mengambil ujian. 2 kali. satu tahun pertama, kalo gk lulus pulang, klo gk lulus dikasih kesempatan sekali, kalau tidak lulus dipulangkan.

Saat ini saya tinggal di sebuah apartemen bersama dengan 11 orang Jisshuusei yang saya bimbing. Jumlah peserta magang yang saya bimbing ada 14 orang 3 orang lainnya tinggal di apartemen yang berbeda. Satu kamar diisi 4 orang. Kami harus pergi ke tempat kerja dengan bus, tapi ada juga bus yang disediakan perusahaan.

Kendala yang saya hadapi selama berada di jepang adalah hubungan interpersonal, dan hubungan sesama pegawai pabriknya. Ada beberapa orang Jepang yang memiliki image jelek terhadap orang Indonesia dikarenakan berita buruk yang tersebar. Mereka sering membicarakan orang Indonesia. Mungkin mereka pikir kami tidak mengerti pembicaraan mereka. Intinya mood mereka jelek terhadap orang Indonesia padahal kami tidak melakukan apa-apa. Tapi kami tidak ambil pusing dan membiarkan mereka.

Biaya hidup di jepang dari penghsilan total 150.000 Yen sebulan saya rasa cukup untuk biaya belanja makanan pokok 2000 Yen sebulan. Apartemen saya bergaya “Washitsu” khas Jepang dengan biaya sewa apartemen 80.000 Yen dibagi 4 orang, jadi per orangnya 20.000 Yen. Kami juga membuat iuran 5000 Yen perbulan untuk biaya air dan listrik. Tapi kadang tergantung musim dan pemakaian juga. Di sini jarang sekali bepergian dengan kereta, melainkan seringnya dengan sepeda kecuali kalau liburan jauh. Seperti liburan ke Tokyo.

Kalau ada waktu senggang biasanya bertemu teman orang jepang, belanja, ke toko buku, atau makan diluar bersama teman, jalan-jalan ke taman atau olahraga di fasilitas yang disediakan kantor.

Kendala yang saya hadapi sebagai muslim di sini mungkin tidak ada, karena kantor sangat toleran terhadap muslim. Mereka menyediakan sekitar 4 bilik untuk shalat. Dan saat sedang berpuasa, mereka memberikan breaktime untuk berbuka. Pernah suatu ketika, saya diajak orang Jepang untuk belajar agama budha ke suatu tempat dan dia memaksa saya untuk membuka kerudung, dan saya menolaknya. Dan ada lagi yang datang door to door untuk mengajak mengikuti ajaran mereka. Ketika saya tanya teman orang Jepang, mereka bilang di daerah saya khususnya entah mengapa banyak aliran-aliran agama tertentu dan pada akhirnya mereka meminta dana untuk kegiatan keagamaan mereka. Bagi teman-teman yang menemukan orang yang seperti ini harus hati-hati ya!

Gambar 3: “Paling suka musim dingin karena bisa main Sky! XD

Hal yang paling berkesasan selama tinggal di Jepang adalah mendapatkan kepercayaan dari orang Jepang, sehingga saat saya mengalami kesulitan mereka selalu membantu saya dan saya suka dengan orang-orang yang seperti itu. Kalau boleh jujur, mereka justru lebih islami dibanding orang Islamnya sendiri. Hehehe dan saya paling suka musim dingin! Karena bisa main sky.

Pesan saya buat teman-teman すかSUKI yang ingin ke Jepang, ayo “Gali ilmunya dapatkan pengalamannya, dan raih uangnya!” Hehehehe

Related Post

Upah Minimum Regional Tahun 2023

27 10月 2023, 2.12 pm / By : Yasuyuki Miyashita

Di Jepang, ada undang-und…

CONTINUE READING

Revisi Upah Minimum pada Oktober 2021

23 4月 2022, 1.49 pm / By : Yasuyuki Miyashita

Di Jepang, ada undang-und…

CONTINUE READING

Leave your comment