Menembus Badai di Hokkaido Demi Pengalaman Berharga

Selamat siang, terima kasih karena sudah menyempatkan waktunya untuk diwawancara. Mari kita mulai dari perkenalan diri.

Halo para pembaca SukaSuki, perkenalkan nama saya Sugiharti Putri Kuncoro, alumni Jurusan Bahasa Jepang STBA Yapari-ABA Bandung.

Apa yang membuat Sugiharti sampai tertarik untuk mengikuti internship di Jepang?

Saya tertarik untuk mengikuti seleksi internship di Jepang selain karena ingin menambah pengalaman, saya juga tertarik dengan kebudayaan Jepang, dalam hal ini saya ingin mengetahui budaya orang Jepang ketika bekerja, karena seperti yang sering saya dengar, masyarakat Jepang memiliki disiplin yang tinggi dalam bekerja.

Kapan kesempatan intenship tersebut didapatkan?

Ketika saya masih berstatus sebagai mahasiswa semester lima, saya mengambil tawaran untuk mahasiswa yang tertarik mengikuti internship di Jepang, dan ada beberapa tempat yang bisa dipilih dengan rentang waktu yang berbeda pula. Ketika itu saya memilih untuk internship di Rusutsu Resort Hotel, Hokkaido, selama tiga bulan.

Wah, berangkat ketika masih mahasiswa ya. Seperti apa proses yang diikuti sejak awal sampai keberangkatan?

Proses yang saya lalui antara lain menyiapkan dokumen yang dibutuhkan seperti CV dalam bahasa Jepang, kemudian melakukan wawancara dengan pihak penyalur menggunakan bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Setelah itu, saya menunggu hasil wawancara kurang lebih selama satu minggu. Setelah dinyatakan lulus, mulailah menyiapkan dokumen lain yang dibutuhkan untuk keberangkatan ke Jepang, termasuk pasport dan visa. Perjalanan dari Indonesia ke Jepang menghabiskan waktu kurang lebih delapan jam, dengan satu kali transit di Incheon, Korea.

Ketika sampai apakah langsung bekerja?

Sampai di Jepang, saya mendapatkan pelatihan lebih dulu sebelum mulai bekerja, selama satu minggu. Pelatihannya seperti seminar. Setelah itu ada libur beberapa hari sebelum mulai bekerja.

Setelah mulai bekerja, pekerjaan seperti apa yang diberikan ketika internship tersebut?

Pekerjaan yang saya dapatkan ketika itu berganti-ganti. Selama dua bulan pertama, saya ditempatkan di bagian service (restoran Cresent Hall, Sekkatei dan Kantendengan tempat yang diacak). Kemudian satu bulan terakhir, saya ditempatkan di bagian housekeeping. Pekerjaan yang saya lakukan beragam, mulai dari memisahkan piring dan mangkuk berdasarkan ukuran ketika di bagian service, lalu merapikan kamar, mengganti peralatan mandi ketika ditempatkan di bagian housekeeping.

Pekerjaannya bermacam-macam ya. Ketika libur, biasanya menghabiskan waktu seperti apa?

Ketika libur, terkadang diajak main ke beberapa tempat, seringnya main ke Sapporo, Otaru, Chitose, dan tempat lainnya. Selain jalan-jalan, biasanya di asrama mengerjakan tugas kuliah, bersih-bersih, atau istirahat.

Wah, seru juga ya bisa jalan-jalan ke banyak tempat. Pelajaran apa yang sudah didapatkan selama bekerja di Jepang?

Selama saya berada di Jepang, saya merasakan langsung bagaimana bekerja dengan orang Jepang. Selain cepat dan gesit, mereka juga melakukan seluruh tugasnya tepat waktu. Hal ini kemudian menjadikan pelajaran bagi saya untuk membiasakan diri bekerja dengan cara yang sama. Selain itu saya juga bisa belajar mengatur waktu dengan baik. Karena saya terbiasa mengikuti cara kerja orang Jepang, saya belajar untuk menghargai waktu dan memanfaatkannya sebaik mungkin agar selesai tepat pada waktunya. Dan karena itu pula saya bersyukur tidak pernah dimarahi oleh orang Jepang ketika bekerja di sana.

Syukurlah kalau begitu, banyak pelajaran yang bisa diambil ya. Sebaliknya, apakah ada kendala yang dirasakan selama tinggal di Jepang?

Beberapa kendala saya dapatkan selama berada di Jepang, terkadang ada kesulitan ketika berkomunikasi dengan pekerja yang berasal dari negara lain, yang mengakibatkan miskomunikasi. Kemudian karena saya berada di wilayah utara Jepang ketika musim dingin, harus terbiasa dengan temperatur yang sangat rendah dan terkadang harus menerjang badai salju ketika pulang atau berangkat bekerja.

Bagaimana kesannya setelah mendapatkan kesempatan untuk internship di Jepang?

Pengalaman ini menjadi pengalaman yang berharga bagi saya, karena saya bisa mendapatkan banyak pelajaran ketika berada di Jepang.

Apakah ada pesan-pesan yang ingin disampaikan untuk teman-teman pembaca yang juga ingin mendapatkan kesempatan yang sama?

Bagi teman-teman yang memiliki keinginan berangkat ke Jepang, jangan ragu untuk mengikuti dan mengambil kesempatan jika ada tawaran untuk magang, bekerja, atau belajar di Jepang. Tetap semangat dan tidak menyerah meskipun gagal, karena kerja keras kalian pasti akan ada hasilnya jika kalian berusaha dan berdoa. Ganbatte!

Terima kasih telah berbagi dengan teman-teman SukaSuki, semoga informasinya bermanfaat dan bisa menginspirasi. Arigatou gozaimashita!

Wawancara dengan Seorang Pekerja Wanita Indonesia di Jepang (bagian Akhir)

Nah, di artikel yang lalu saya sudah mendengar tentang cerita anda yang telah diterima kerja sampai akhirnya memutuskan untuk berhenti.
[Wawancara dengan Seorang Pekerja Wanita Indonesia di Jepang (bagian awal):
http://www.sukasuki.org/2017/11/wawancara-dengan-seorang-pekerja-wanita-indonesia-di-jepang-bagian-awal/

 
Kali ini saya ingin mendengar tentang lanjutannya.

Meskipun saya sudah menyampaikan bahwa saya ingin berhenti kerja, tapi karena sebelum itu jadwal shift sudah ditentukan, saya melanjutkan magang sampai akhir bulan Juni dan berencana untuk pulang ke Indonesia saat visa saya habis di bulan September.

 
Begitu ya. Dari Juni sampai September kan ada sisa 3 bulan, apakah kamu tidak ada rencana untuk segera pulang saja tanpa menunggu?

Sebenarnya saya ingin lanjut bekerja di Jepang andaikan menemukan pekerjaan yang ingin saya coba lakukan. Selama kurang lebih satu bulan saya membantu orang Indonesia yang datang ke Jepang untuk liburan menjadi tour guide mereka karena saya luang dan menginginkan pengalaman. Menyenangkan sekali karena selain bisa jalan-jalan ke berbagai tempat, saya juga ditraktir makanan enak (tertawa).
Karena setelah itu saya belum juga dapat pekerjaan, akhirnya saya berencana pulang ke Indonesia pada bulan September sesuai rencana awal. Tapi teman saya memberitahu bahwa ada lowongan pekerjaan yang terpasang di komunitas Indonesia di facebook.
Pekerjaannya adalah menjadi penulis.

 
Ditraktir adalah hak istimewa seorang tour guide ya (tertawa). Orang Indonesia banyak yang menemukan pekerjaan via temannya ya. Sekarang kan anda sudah bekerja, proses apa saja yang telah dilewati?

Pertama-tama, awalnya ada satu kali wawancara. Karena saya memiliki blog pribadi, saya memperlihatkannya saat itu. Sebab, saya kira mereka akan berpikir bahwa saya benar-benar bisa melakukan pekerjaan sebagai penulis apabila mereka melihat blog saya.

Setelah mengikuti wawancara, 2 hari kemudian saya mendapat kabar bahwa saya diterima kerja di perusahaan tersebut. Saya mulai bekerja pada tanggal 28.
Karena teman kerja saya semuanya baik, usianya pun tidak terpaut jauh, suasana kerjanya pun nyaman, saya jadi ingin bekerja disini sebagai penulis.

 
Karena memiliki blog pribadi anda bisa mendapat penilaian dari situ, perusahaan pun mungkin jadi mudah untuk mempertimbangkan ya.
Padahal anda menulis blog karena memang karena suka, hebat sekali karena bisa terhubungkan dengan pekerjaan!
Omong-omong, apakah ada orang asing lain yang bekerja selain HANAKO?

Ya. Yang lainnya berasal dari Taiwan, Filipina, India, dan Thailand yang bekerja part-time (paruh waktu).

 
Bagaimana dengan ketentuan kerjanya?

Kerjanya dari jam 10 pagi sampai jam 7 malam dan tidak ada lembur (tertawa). Sabtu-minggu libur, selain itu juga ada bonus.

 
Ketentuan kerja impian ya (tertawa). Berbeda sekali dengan perusahaan sebelumnya.
Karena ketentuan kerja tiap perusahaan berbeda tergantung jenis pekerjaannya, kita tidak hanya bisa memperkirakan hanya dengan membaca surat kontrak atau mendengar cerita saat wawancara ya. Orang Jepang pun sulit untuk memperkirakannya. Anda sangat beruntung karena bisa masuk ke perusahaan yang lingkungannya bagus.

Meskipun awalnya saya berjuang datang ke Jepang karena ingin belajar memasak, sekarang saya bersyukur karena saya bisa bekerja di bidang yang berhubungan dengan terjemahan karena saya lulusan jurusan bahasa Jepang.

 
Secara konkrit, seperti apa pekerjaan yang anda lakukan?

Saya menerjemahkan 2-3 buah artikel ke dalam bahasa Indonesia dalam satu hari. Karena tiap artikel memiliki genre yang berbeda, saya bisa mendapat pembelajaran kalimat baru. Saya sudah menerjemahkan sekitar 20 artikel sejak masuk perusahaan.
Meskipun saya bisa menerjemahkan, sekarang perusahaan sedang mencari editor karena kekurangan orang yang bisa mengedit artikel.

Sudah bisa memanfaatkan hal yang dipelajari di Indonesia, ditambah bisa bekerja di lingkungan yang sangat cocok bagi orang yang suka menulis. Benar-benar ideal.
Berkat penderitaan yang telah dihadapi hingga akhirnya bisa bertemu dengan perusahaan yang sekarang, penderitaan yang telah dirasakan tadi rasanya terbayarkan ya.

Hidup di Jepang itu menyenangkan atau tidaknya tergantung orangnya. Kalian harus menentukan tujuanmu sejak awal. Ini adalah yang paling penting. Kalau bukan karena benar-benar suka dengan Jepang, saya pikir lebih baik tidak usah datang ke Jepang.
Karena pasti ada rasa sepi saat ada atau tidaknya teman di sekitar kita, jika tidak benar-benar menyukai Jepang ada kemungkinan hidup akan terasa menyakitkan.

Selain itu, karena budaya serta cara berpikir orang Indonesia dan Jepang pun berbeda, jika tidak cepat punya teman akan terasa menderita saat kesepian. Untuk menghindari itu lebih baik join di grup atau komunitas Indonesia. Jika ingin datang ke Jepang tentukanlah tujuanmu.

 
Saya pikir cerita HANAKO pasti akan berguna untuk orang-orang yang ingin ke Jepang.
Karena kerja di Jepang itu sibuk dan akan sering diperingatkan untuk hal kecil sekalipun, orang yang tidak memahami lingkungan kerja di Jepang mungkin akan ada yang berpikir ‘wah, padahal sudah jauh-jauh datang ke Jepang tapi saya malah gagal’. Supaya orang yang berpikir seperti itu tidak bertambah jumlahnya, mulai sekarang すかSUKI akan menyampaikan cerita dari orang-orang yang sudah berpengalaman di Jepang.
Selamat berjuang di Jepang ya. Terimakasih banyak untuk hari ini!

Wawancara dengan Seorang Pekerja Wanita Indonesia di Jepang (bagian awal)

Jenis kelamin : Wanita
Asal Sekolah : D3 Jurusan Bahasa Jepang
Kemampuan Bahasa Jepang : N4 (lulus saat kuliah tahun pertama)

 
Selamat siang, Hanako(Nama samaran). Terima kasih sudah bersedia diwawancara di hari liburmu ini.. Mohon kerjasamanya.
Kapan Hanako pertama kali datang ke Jepang?

2 April 2014. Saya datang ke Jepang untuk belajar karena menerima beasiswa dari Monbukagakusho. Saya sekolah bahasa Jepang yang berada di Shinjuku selama 1 tahun.

 
Oh begitu ya. Menerima beasiswa dari Monbukagakusho artinya kamu memang ada keinginan untuk sekolah di Jepang ya? Awalnya, kenapa anda belajar bahasa Jepang?

Dari dulu saya berpikir ingin belajar bahasa asing lain selain bahasa Inggris. Mengapa selain bahasa Inggris, karena bahasa Inggris bisa dipelajari sendiri (tertawa). Saya lulusan jurusan bahasa Jepang di universitas di Indonesia, kenapa saya pilih bahasa Jepang, karena saya pernah mempelajari bahasa tersebut di bangku SMA dan mulai tertarik sejak saat itu. Jadi saya memutuskan kuliah bahasa Jepang karena ingin lebih mempelajarinya.

 
Oh begitu. Jurusan Bahasa Jepang di Indonesia terbagi menjadi S1 dan D3 kan ya? Kampus di daerah tempat tinggal Hanako tersedia 2 jenis strata pendidikan tersebut, mengapa memilih D3?

Saya memilh D3 karena bisa cepat lulus (tertawa). Di D3 kita bisa belajar bahasa jepang yang digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan Pariwisata dan Hospitality. Selain itu juga karena kita bisa lanjut S1 di pertengahan kuliah D3.

 
Begitu ya. Hebat sekali anda karena memilih dengan memiliki tujuan dan pertimbangan yang matang. Saya tidak tahu kalau ternyata bisa pindah ke S1 dari D3.
Bagaimana kehidupan sekolah bahasa Jepangmu saat tahun pertama?

Sekolah berlangsung Senin-Jumat jam 09:00-15:00. Pertengahan tahun pertama saya tidak bisa bekerja part time. Saya mencoba melamar di KFC atau restoran, tapi kemampuan bahasa Jepang saya dibilang belum bagus jadi tidak diterima oleh mereka.

 
Saya pikir orang yang bisa berbahasa Jepang dasar atau tingkat tertentu akan diterima karena KFC atau restoran sering kekurangan karyawan, tapi ternyata tidak begitu ya. Jadi, apakah setelah itu anda tidak kerja part time sama sekali?

Setelah itu saya kerja part time di restoran Unagi (belut) yang diperkenalkan oleh teman saya. Saya part time seminggu 2-3 kali, dengan 5 jam kerja per harinya. Pekerjaannya adalah menyiapkan acar atau minuman di dapur untuk para tamu. Isi restorannya sekitar 50 seat, dan upah per jamnya adalah 950 yen.

 
Saya tidak bisa mengatakan kalau upah 950 yen perjam adalah jumlah yang besar untuk daerah sekitaran Shinjuku, Tokyo. Tapi karena anda menerima beasiswa juga, penghasilan tersebut cukup untuk uang saku ya.

Belajar bahasa Jepang 3 tahun di Indonesia sama levelnya dengan belajar 1 tahun di Jepang (tertawa). Isi yang dipelajari sebagian sama dengan di Indonesia. Tapi karena kalau di Jepang yang mengajari adalah native, hasilnya berbeda. Saya berpendapat begini bukan karena saya pernah kuliah di jurusan Bahasa Jepang lho, saya pikir orang yang baru pertama kali belajar pun pasti akan berpikir begitu. Untuk orang yang ingin cepat pintar bahasa Jepang sebaiknya tidak usah kuliah bahasa Jepang di Indonesia, langsung sekolah bahasa Jepang di negaranya saja.

 
Ternyata memang belajar yang paling efektif itu kalau diajari oleh native ya (tertawa). Tidak salah jika saya bilang jika Jepang adalah lingkungan yang mendukung untuk menjadi pintar berbahasa Jepang karena kita tidak bisa hidup disini apabila tidak menggunakan bahasanya ya.
Anda kan melanjutkan sekolah ke akademi setelah lulus sekolah Bahasa Jepang, kenapa anda memilih untuk lanjut ke akademi?

Karena hobi saya adalah memasak, saya ingin lanjut ke Akademi Memasak dan mempelajari Washoku (masakan Jepang). Sebab itulah saya memutuskan lanjut ke akademi setelah lulus dari sekolah Bahasa Jepang.

 
Anda punya tujuan konkret sejak sebelum datang ke Jepang ya. Orang yang seperti itu menurut saya hebat sekali karena mereka akan tetap berjuang meskipun ada rintangan demi mencapai tujuan.
Bagaimana dengan kehidupan akademi anda?

Kuliah di akademi berlangsung dari Senin sampai Jumat selama 2 tahun. Ada hari dimana kuliah berlangsung dari pagi sampai malam, ada juga yang hanya sampai siang.
Tahun pertama saya mempelajari masakan cina, masakan barat, pastry, dan lainnya. Awalnya saya tidak mengerti sama sekali isi kuliah karena banyaknya istilah khusus dan cepatnya tempo berbicara para dosen. Akhirnya saya bisa mengerti juga setelah menjalani kuliah selama setengah tahun.

 
Ternyata tetap susah ya meskipun sudah sekolah bahasa Jepang selama 1 tahun. Bagi orang Jepang pun pasti susah jika konentarsi keahlian yang diambil berbeda. Awalnya pasti menderita sekali ya. Anda pasti sudah berjuang keras.

Pertama-tama dosen akan melakukan demo saat praktek memasak, berkat itu saya mengerti karena melihatnya. Tapi saya tidak mengerti resep yang ditulis (tertawa).
Saya sangat menikmati saat-saat praktek tersebut karena bisa makan makanan enak.

 
Karena semuanya ingin menjadi seorang professional, kelihatannya masakannya enak ya. Saya juga ingin coba (tertawa).
Saat saya mewawancarai siswa asing yang bersekolah di bidang fashion, saya dengar mereka menghabiskan banyak uang karena harus membeli kain dan peralatan lain sendiri. Apakah sekolah masak juga begitu?

Ya. Saya membayar sekitar 300.000 yen khusus untuk membeli pisau, seragam, buku pelajaran, dan lainnya (tidak termasuk uang sekolah).

 
Ternyata memang begitu ya. Kalau begitu, apakah anda menghasilkan uang dari melanjutkan kerja part time yang tadi disebutkan?

Saya bekerja di restoran Unagi (belut) tersebut selama kurang lebih 1 tahun, lalu setelah itu ganti ke restoran yang dekat dengan akademi saya. Tempat itu juga dikenalkan oleh teman saya, upah perjamnya 1000 yen. Saya kerja disitu dengan jam kerja yang sama dengan part time yang saya lakukan saat sekolah bahasa Jepang.

 
Sudah saya duga pasti anda kerja part time di tempat yang bisa sekalian belajar masak ya. Seperti apa pekerjaannya?

Saya bekerja di dapur. Di sini saya menghasilkan banyak pengalaman lho (tertawa).

 
Tolong ceritakan pengalaman tersebut (tertawa).

Masih banyak hal yang tidak saya mengerti meskipun saat itu saya mempelajari tentang masak karena masih mahasiswi. Padahal spesialisasi saya Washoku (masakan Jepang), tapi saya bahkan tidak tahu cara membuatnya ataupun cara mengasah pisau. Salah satu teman kerja saya adalah lulusan sekolah masak, lalu saya dimarahi dan dibilang tidak memiliki tanggung jawab sebagai seorang koki.
Setelah itu, apabila saya membuat kesalahan sekecil apapun, saya akan diomeli dengan suara besar, saya takut sekali. Karena orang-orang tempat saya bekerja dulu (restoran Unagi/ belut) baik sekali, saya merasakan perbedaan yang sangat mencolok. Di restoran Unagi, jarak dengan tamu hanya dipisahkan oleh meja kaunter, di resto Washoku ini dapurnya berada di tempat yang tidak terlihat oleh tamu, mungkin ada hubungannya juga disitu.
Tapi saya juga pernah diperlakukan baik kok. Karena pisau yang saya punya tidak terlalu tajam, senior tersebut meminjamkan pisau Jepangnya. Saya sangat berterimakasih karena berkat itu saya lulus di ujian sekolah.

 
Oh begitu ya. Ada orang yang berpikir bahwa memasak adalah dunia keahlian. Menyuruh belajar hanya dengan melihat tanpa penjelasan ya. Atau mungkin saja Hanako diperlakukan lebih tegas daripada orang lain karena Hanako seorang junior. Bisa juga karena dia memang orang yang menyebalkan (tertawa).
Bagaimanapun juga, anda beruntung ya karena bisa punya banyak pengalaman dari kerja part time tersebut. Karena menurut saya pengalaman pertama kali di Jepang tersebut adalah cerita yang sangat berharga.

Berat sih, tapi karena saya memang ingin kerja part time yang berhubungan dengan memasak, saya berjuang untuk melanjutkannya sampai lulus.

 
Anda sudah bertahan di lingkungan yang pahit ya. Bagaimana dengan proses mencari kerja full time?

Awalnya saya bingung, apakah sebaiknya mencari kerja full time atau pulang ke Indonesia. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari kerja yang berhubungan dengan Washoku (masakan Jepang). Ada juga lowongan yang masuk ke sekolah, tapi sayang sekali saya tidak bisa mengikuti tahap wawancara karena yang dibutuhkan adalah orang Jepang.

 
Begitu ya. Padahal bagus sekali ya apabila siapapun bisa mencari pekerjaan di bidang itu untuk menyebarkanluaskan Washoku (masakan Jepang) yang merupakan budaya Jepang tersebut.
Apa yang anda lakukan setelah mengetahui susahnya menemukan pekerjaan melalui sekolah?

Saya diperkenalkan sebuah restoran oleh senior di tempat part time setelah saya bilang kepadanya kalau saya ingin cari kerja.
Pertama-tama saya menyiapkan Daftar Riwayat Hidup, lalu saya diterima setelah 3x wawancara dengan kepala bagian, direktur, dan kepala bagian Washoku.
Saya mulai cari kerja sekitar bulan Oktober, dan saya diterima pada bulan Maret.

 
Butuh waktu sekitar 6 bulan ya. Pekerjaan memasak bidang Washoku (masakan Jepang) jumlahnya pasti sedikit dibanding pekerjaan biasa. Pasti berat sekali ya saat mencari kerja, tapi kamu sudah berjuang keras ya!

Ya. Semacam tantangan juga buat saya karena perusahaan yang menerima ternyata pertama kali mempekerjakan orang asing. Saya tidak begitu mengerti cara mendapatkan visa dengan status pekerja (tertawa). Tapi mereka menyiapkan data-data dan memastikan semuanya untuk saya, lalu saya pergi sendiri ke Imigrasi untuk mengurus visa.

 
Pertama kalinya mempekerjakan orang asing. Kesempatan akan makin luas apabila makin banyak perusahaan yang seperti itu ya. Omong-omong, apakah ada hal yang paling berkesan saat proses mencari kerja tersebut?

Di Jepang harus cepat mencari kerja ya. Kalau di Indonesia mencari kerjanya setelah lulus, di Jepang harus mencari kerja sebelum lulus. Lalu, harus memakai suit (setelan jas lengkap) saat wawancara. Untung saya punya karena saat masih di akademi, setelan jas dibutuhkan saat kuliah hospitality atau saat kunjungan ke hotel. Bagi yang tidak punya, harus beli baru.

 
Iya sih ya. Jepang lebih unik dibanding negara lain, dimana mencari dan memutuskan ingin bekerja dimana sebelum lulus itu adalah hal yang biasa.
Kemudian karena Jepang memulai awal tahunnya pada bulan April, akan sulit mencari kerja di Jepang bagi yang kuliah di negara lain karena waktu kelulusannya berbeda.

Karena saya diputuskan untuk bekerja di bidang memasak setelah masuk perusahaan, saya langsung magang di salah satu gerainya setelah mendapat surat penerimaan.

 
Oh begitu. Seperti apa magangnya?

Jam kerjanya ditentukan oleh shift. Hari yang panjang dimulai dari jam 10:00-23:30. Yang dilakukan juga memasak. Tempat magangnya jauh dari rumah jadi perjalanannya membutuhkan waktu 2,5 jam sekali jalan.
Waktu istirahat seharusnya 2 jam, tapi ada juga hari dimana kalau persiapannya belum selesai jam istirahatnya makin pendek.
Pekerjaannya pun menuntut harus selalu berdiri. Sangat berat karena tidak ada istirahat karena harus melakukan persiapan untuk esoknya meskipun tidak ada tamu maupun tidak ada order.

 
Sudah jam kerjanya panjang, ditambah 4 jam perjalanan bolak-balik. Kelihatannya 1 hari saja sudah capek sekali ya.

Kokinya bukan orang yang galak, tapi saya merasa kurang cocok dengan beliau. Saya hampir tidak pernah diajari karena disuruh untuk mengingat cara memasak hanya dengan melihat. Saat kokinya libur, ada saat dimana saya harus memotong Maguro (tuna). Tapi karena tidak punya pisau khusus memotong Maguro (tuna), saya memakai pisau pribadi. Pisau saya malah rusak….
Karena tidak pernah diajari, tentu saja banyak hal yang tidak saya mengerti, tapi saya malah diperingatkan gara-gara itu sehingga saya jadi stress. Padahal masih magang tapi sudah seperti itu.

 
Terasa sekali dunia keahliannya ya. Apabila tidak diajari seperti halnya perlakuan ke orang Jepang, benar-benar perusahaan yang lingkungan kerjanya keras ya.

Saya pernah mengalami kesulitan seperti itu. Perasaan ragu saya untuk bekerja di perusahaan tersebut bertambah dikarenakan kehigienisan yang tidak begitu dijaga, padahal mereka menjalankan restoran.
Lalu, saya memutuskan untuk berhenti dari perusahaan tersebut meskipun belum tahu mau kerja dimana setelah keluar. Saya berpikir mungkin lebih baik pulang ke Indonesia apabila tidak juga menemukan pekerjaan. Habis saya sudah capek dengan kehidupan yang hanya bisa tidur jika sampai di rumah (tertawa).

 
Apakah kamu tidak dicegah saat menyampaikan niat untuk berhenti kerja?

Ya, awalnya dicegah. Saya membuat shock kepala bagian saat pertama kali konsultasi. Apalagi mereka sudah menyiapkan banyak dokumen karena pertama kali mempekerjakan orang asing, dan sepertinya mereka menaruh harapan terhadap saya.
Oleh sebab itu saya bilang untuk saya coba pertimbangkan lagi. Setelah berpikir selama 3 hari, ternyata saya memang tidak mau lanjut dan memutuskan untuk berhenti. Kehidupan terasa sangat berat padahal baru kerja selama 2 bulan. Meskipun hanya magang, tapi saya pikir pengalaman ini bukan hal yang sia-sia.
Pekerjaan yang berhubungan dengan service (termasuk restoran) adalah pekerjaan yang super sibuk. Teman saya pernah kerja di café dan dia memutuskan untuk pulang ke Indonesia setelah 2 tahun karena pekerjaannya yang berat.

Iya sih ya (tertawa). Seperti yang anda katakan, karena tenaga kerja di bidang service tidak cukup, mereka mengandalkan part time para mahasiswa asing. Mulai sekarang pun akan makin tidak cukup. Masyarakat Jepang harus berpikir sekali lagi, karena kehidupan praktis yang telah dicapai sekarang ini ada berkat kekuatan para pelajar kulit hitam.
Nah, Hanako yang memiliki pengalaman seperti ini, sekarang sudah bekerja di perusahaan lain kan ya? Sebenarnya saya ingin bertanya lebih lanjut tentang itu, tapi lebih baik saya akhiri sekarang supaya tidak makin panjang (tertawa). Tolong ceritakan kisah selanjutnya di lain kesempatan ya!

Wawancara dengan pelajar Indonesia yang pernah sekolah di Jepang

Hari wawancara : 22 September 2017
Tempat : Bandung
Sertifikat JLPT : N3
Status tinggal di Jepang : Visa Pelajar
Pengalaman Part time : Ada
Jumlah pekerjaan : 2
Jenis pekerjaan : Pelayanan

Informasi tempat bekerja
Nama perusahaan : Yoshinoya, Seven Eleven
Jenis pekerjaan : Pelayanan
Posisi : Waitress, Kasir

 
Kapan anda tiba di Jepang?
Saya pertama kali tiba di Jepang tanggal 13 April 2016 di akhir musim semi.

 
Bagaimana kesan pertama kali datang ke jepang?
Amazing. Haha. Karena dari awal sudah terbayang kalau Jepang itu bersih, teratur, fasilitas umumnya memadai dan nyaman. Melihat jalan biasa saja sudah seperti merasa sedang berwisata karena berbeda sekali dengan kondisi di Indonesia.

 
Kalau begitu mungkin setiap hari jadi seperti wisata ya.
Waktu itu anda datang dengan siapa?

Dengan teman-teman dari Jakarta. Ada yang baru tamat SMA. Tapi yang jelas kita punya tujuan yang sama, yaitu buat belajar di Nihongo gakkou atau sekolah Bahasa Jepang.

 
Beruntungnya anda datang bersama teman, jadi tidak begitu khawatir ketika tiba di sana.
Di Jepangnya belajar di mana?

Saya belajar di Osaka.

 
Wah, di Osaka ya! Kalau tidak salah kota yang terkenal dengan Takoyaki dan Okonomiyaki-nya ya.
Lalu, kalau di sekolahnya sendiri belajar apa saja?

Saya belajar Bahasa Jepang dan ada beberapa pelajaran Nihon Bunka (Kebudayaan Jepang), terutama budaya tradisionalnya. Kalau sedang musim panas, kita biasa datang ke matsuri (festival) –nya.

 
Apa alasan anda belajar Bahasa Jepang?
Awalnya dari nonton anime, karena waktu kecil saya suka nonton anime atau drama jepang seperti oshin, karena filmnya sangat memotivasi. Dari sana timbul rasa kagum, dan akhirnya muncul keinginan untuk menggali lebih dalam lagi tentang negara Jepang dan karakter jepang itu sendiri.
Di satu sisi ingin belajar bahasa asing juga. Setelah dipikir-pikir, bahasa yang paling menarik itu Bahasa Jepang, terutama hatsuon atau pelafalannya yang menurut saya paling keren dibandingkan dengan bahasa asing lain.

 
Sudah saya duga, ternyata anda terpengaruh juga dengan anime dan drama Jepang ya. Menurut saya, alasan ini adalah alasan yang paling banyak.Kenapa anda memutuskan untuk belajar di luar negeri?
Karena saya ingin mengenal Jepang lebih dekat. Kebetulan saat itu di kampus juga ditawari program belajar bahasa langsung di Jepang. Selain itu ada keringanan biaya yang diberikan oleh kampus. Jadi akhirnya saya ambil tawaran tersebut.

 
Iya, mumpung ada kesempatan ya.
Belajar di Jepangnya dengan program apa? (biaya sendiri, pertukaran pelajar, atau beasiswa)

Mungkin bisa dibilang biaya sendiri. Biaya hidup juga ditanggung sendiri. Dari sekolah juga ditawari kerja part time, lebih tepatnya diberi saran. Dari baito (kerja part time) itu saya bisa bayar biaya sekolah. Dan karena kampus saya (UPI) punya MoU dengan lembaga sekolah bahasa Jepang tersebut, biaya sekolah jadi lebih murah karena ada potongan.

 
Kalau di Indonesia kan sulit ya menemukan tempat untuk bisa kerja part time. Tapi untungnya ada potongan biaya jadi bisa sedikit meringankan beban ya.
Agenda kesehariannya seperti apa? (kehidupan sekolah, atau tempat kerja)
Saya bangun tergantung hari dan musim, haha. Misalnya kalau musim panas kan jam 03:00 sudah masuk waktu shalat Subuh, jadi saya bangun jam 03:00 langsung shalat Subuh, tidur sebentar, kemudian bangun lagi jam 06:00. Lanjut siap-siap ke sekolah, membuat bekal makan siang, kalau sempat mengerjakan tugas, dan lain-lain. Setelah itu baru berangkat ke sekolah.
Sekolah saya selesai jam 12:00. Setelah shalat, saya makan siang, setelah itu jalan-jalan atau belanja, atau main di sekolah sambil nunggu waktu baito jam 15:00.

 
Mungkin karena ada baito, maka sekolah dibuat hanya sampai siang jadi kita bisa bebas melakukan baito.
Biasanya baito dari jam berapa sampai jam berapa?

Dari jam 15:00 sampai jam 21:00 atau jam 22:00.

 
Wah cukup larut juga ya baito-nya. Setelah itu biasanya langsung pulang?
Tidak langsung pulang, biasanya jalan-jalan dulu, haha. Sampai rumah jam 23:00 dan tidur sekitar jam 01:00 karena sebelum tidur saya suka ngobrol dulu dengan teman sekamar.

 
Pantas saja tidurnya selarut itu. Kalau sudah ngobrol sama teman memang suka jadi lupa waktu ya. Kalau boleh tahu, waktu itu tinggal dengan berapa orang teman?
Saya tinggal dengan 4 orang teman saya.

 
4 orang? Lumayan banyak juga ya. Apa tidak sempit? Hehe.
Sempit sih, tapi ya karena bersama teman jadinya dibawa enjoy saja, haha.

 
Baitonya kerja apa?
Kalau di Yoshinoya saya kerja sebagai waitress, kasir, menyiapkan makanan, dan mengantarkan pesanan pelanggan. Kalau di convenient store (minimarket), saya juga kerja sebagai kasir dan mendata stok barang yang masuk dan yang keluar.

 
Bagaimana caranya bisa mendapatkan informasi tentang baito, apakah dibantu pihak sekolah?
Waktu itu saya sedang senggang, pulang sekolah saya jalan-jalan sambil cari lowongan, lalu saya lihat ada lowongan baito di Yoshinoya. Akhirnya saya coba tanya ke salah satu pegawainya dan pegawai ini menghubungi kepala toko atau pengurusnya. Yoshinoya membutuhkan surat asuransi, tapi karena saat itu saya tidak punya saya memutuskan untuk mencari tempat lain. Akhirnya saya diterima bekerja di Seven Eleven, dan saya bekerja di dua tempat saat itu.

 
Saya pikir tempat kerja baito pun disediakan oleh pihak sekolah, jadi kita tidak perlu mencarinya sendiri. Tapi ternyata walaupun mencari sendiri, tidak terlalu susah ya.
Apa saja kendala yang dihadapi selama baito?

Waktu di Yoshinoya, saya kesulitan menghafalkan pekerjaannya, contohnya harus hafal menu dan harus cekatan. Selain itu harus bisa menjawab pertanyaan menu dari pemesan, kalau di kasir jangan sampai salah hitung. Karena cara memesan makanannya pakai handy (bukan kertas) kadang saya jadi salah meng-klik menu. Dan satu lagi, pesanan yang dipesan pelanggan harus diteriakkan.
Kalau di Seven Eleven, job desknya lebih susah. Semua job kita lakukan, bukan hanya di bagian kasir saja, tapi juga cek barang kadaluarsa serta bersih-bersih toko. Paling susah di bagian kasir, karena pembeli bukan hanya membeli produk tapi juga beli tiket dll. Saya juga punya kendala di bagian membaca huruf kanji.

 
Cukup berat juga ya, padahal sebelumnya di Indonesia belum pernah kerja part time, tapi anda bekerja keras untuk bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan di Jepang, hebat sekali. Berapa gaji yang diterima saat itu?
Gajinya kecil, terutama di Seven Eleven. Gaji training 680 yen/jam, jika bukan training jadi 800 yen/jam. Kalau di Yoshinoya tergantung shift (hari biasa 950 yen/jam).

 
Baitonya di daerah mana?
Daerah sekitar Nipponbashi.

 
Di tempat kerjanya ada orang Indonesia juga?
Kalau di tempat saya tidak ada orang Indonesia, hanya ada orang Vietnam. Kalau teman sekamar, ada dua orang yang bekerja di tempat baito yang sama. Tugasnya berbeda-beda, mungkin karena disesuaikan dengan kemampuan bahasa Jepang mereka.

 
Walaupun sama-sama orang Indonesia tapi kemampuan bahasa Jepangnya pasti berbeda ya. Biasanya orang asing yang memiliki kemampuan bahasa Jepang yang mumpuni bisa baito di posisi yang memang banyak membutuhkan interaksi dengan pelanggan.
Kira-kira berapa biaya hidup di Jepang?

Sewa apartement : 26,000 yen
Air dan listrik : 3,000 yen
Makan : 10,000 yen
Handphone : 6,000 yen
Biaya lain-lain : 3,000 yen
Ada juga biaya untuk kunci apartemen, serta uang jaminan. Tapi saya lupa berapa, mungkin totalnya sekitar setengah dari biaya sewa apartemen.

 
Sewa apartemen sebesar itu, sudah termasuk murah atau mahal?
Karena saya tinggal berempat, ya bisa dibilang sangat murah, hehe.

 
Untuk bisa sekolah di sana berapa banyak uang yang dibutuhkan? (biaya masuk, biaya sekolah)
Biaya sekolah untuk 1 tahun sekitar 390,000 yen.

 
Bagaimana cara pembayarannya? (1 kali, setahun 2 kali, 1 bulan sekali)
Cicilan biaya sekolah bebas tergantung kita. Karena saya ingin cepat lunas, saya cicil selama 5 bulan. Jadi bulan ke 5 biaya sekolah saya sudah lunas. Kalau peraturan sekarang harus dibayar 3 kali, tapi karena dulu masih fleksibel, terserah kita mau bayar berapa kali.

 
Setiap tahun kebijakannya bisa berubah ya. Tapi syukurlah biaya sekolahnya bisa disesuaikan dengan baito yang kita jalani.
Kalau ada waktu senggang, biasanya suka melakukan apa saja?

Misalnya pergi ikut acara yang diadakan sekolah sebulan sekali, seperti party, kumpul dengan teman-teman dari negara lain.

 
Acara seperti ini bagus juga untuk menjalin hubungan yang lebih akrab sesama teman dari negara lain ya. Tentunya banyak pengalaman yang bisa kita dapatkan.
Sebelum pergi ke Jepang, apakah anda punya image tersendiri tentang Jepang?
Image orang Jepang yang sopan, menepati janji dan tepat waktu sangat kuat. Dan satu lagi, di Jepang orang yang memakai hijab akan sulit mendapatkan kerja part time. Hal ini yang membuat saya kepikiran dan khawatir.

 
Bagi muslim, hal ini memang menjadi permasalahan yang banyak dihadapi.
Apakah setelah datang ke Jepang, image itu berubah? (Lebih baik dari yang dipikirkan)
Saya pikir mereka bakal parno berhadapan dengan yang pakai kerudung, tapi ternyata mereka welcome. Walaupun saya pakai hijab, saya tetap bisa berbincang dengan pelanggan. Di jalan maupun di dalam kereta mereka juga ramah.
Lalu, walaupun kita melakukan kesalahan di tempat kerja, mereka tetap baik dengan kita. Mungkin mereka maklum dan senang karena kita belajar bahasa mereka. Kita juga tidak dibeda-bedakan dengan orang asing dari negara lain.

 
Walaupun di satu sisi fasilitas yang mumpuni bagi seorang muslim di Jepang masih kurang, tapi kalau mendengar cerita anda, saya bisa membayangkan kalau sebenarnya mereka sangat perhatian.
Apakah setelah datang ke Jepang, image itu berubah? (Lebih buruk dari yang dipikirkan)

Ternyata di daerah tertentu ada juga tempat yang kumuh dan bau sampai buru-buru ingin segera melewati tempat itu. Ternyata ada juga orang yang tidak baik, banyak pengangguran, tunawisa, dll. Di jalan juga ada puntung rokok dan kaleng bekas minuman yang berserakan. Lalu, susah mencari baito karena saya pakai hijab.

 
Orang yang tunawisma di negara manapun pasti ada ya termasuk di Jepang.
Selain itu, adakah hal lain yang terpikirkan atau dirasakan saat menjalani kehidupan di Jepang?

Mungkin tentang orang Jepang itu sendiri. Yang saya rasakan selama tinggal di sana adalah karakter mereka yang “aimai” (Tidak jelas, sulit dimengerti). Contohnya, sebenarnya mereka marah tapi tidak menunjukkan bahwa mereka sedang marah. Tapi biasanya ketahuan dari gaya komunikasi/ bahasa mereka.
Saya tinggal di Osaka yang sedikit berbeda dengan kota lainnya. Di Osaka, kita disarankan untuk tidak terlalu kaku dan tidak terlalu serius. Contohnya, walaupun saat jam kerja kita diperbolehkan mengobrol, tapi kalau sedang bercanda jangan sampai berlebihan.

 
Merupakan hal yang wajar apabila masing-masing daerah di Jepang memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. Saya baru tahu kalau ternyata karakter orang Osaka menarik juga ya. Berbeda halnya dengan orang Jepang yang tinggal di kota besar seperti Tokyo.
Hal apa yang dirasa paling sulit selama tinggal di Jepang?

Supermarket yang menjual makanan halal masih sedikit sekali jumlahnya. Meskipun ada salad tapi mayonaisenya mengandung sake, mirin, dll. Dan yang paling sulit adalah saat meminta izin untuk shalat, karena walaupun sedan istirahat, toko sering ramai oleh pengunjung saat jam-jam istirahat tersebut.

 
Tapi sebaiknya kita tidak perlu sungkan untuk meminta izin kepada kepala toko, saya yakin mereka akan mengerti. Walaupun ada rasa tidak enak, tapi apa boleh buat ya.
Kalau ada kesulitan biasanya cerita ke siapa?

Saya suka cerita ke sensei, teman atau senior di sana.

 
Contohnya kesulitan dalam hal apa?
Waktu awal-awal mengurus dokumen. Bagaimana caranya membuat surat asuransi, membuat akun bank, membeli sepeda dan membuat inkan (seperti stample pribadi). Kita harus punya inkan sendiri. Jadi sebelum mengurus dokumen apapun, kita harus membuat inkan terlebih dahulu. Saya ditunjukkan tempat membuatnya oleh senior.

 
Beruntung sekali ya ada senior yang bisa membantu dengan sukarela.
Support seperti apa yang anda inginkan untuk mempermudah kehidupan di Jepang?
Pelayanan di Jepang rata-rata menggunakan bahasa Jepang. Mungkin mereka pikir orang asing juga bisa bahasa Jepang. Saya ingin ada pelayanan yang memakai bahasa Inggris untuk membantu orang asing. Atau minimal ada penjelasan dalam bentuk tulisan bahasa Inggris. Lalu fasilitas public seperti ruang shalat di taman misalnya. Oya, dan juga tolong halal food diperbanyak, hehe.

 
Saya juga setuju dengan anda. Masih sedikit pelayanan publik yang disediakan dalam bahasa Inggris. Jadi, satu-satunya cara untuk bisa aman berada di Jepang, minimal kita bisa berkomunikasi dengan bahasa Jepang dasar. Tapi kalau pelayanan seperti pembuatan dokumen, dll tidak tersedia dalam bahasa Inggris lain lagi ceritanya ya.
Sepatah dua patah kata bagi yang ingin sekolah di Jepang!

CULTURE SHOCK di awal-awal mungkin adalah hal yang wajar, tapi seiring dengan berjalannya waktu, kita bisa menikmati hari-hari dengan lebih menyenangkan. Biaya hidup di Jepang mahal, tapi kita tidak perlu khawatir karena ada banyak part time di sana. Hal yang paling penting adalah kita kesana sebagai cerminan dari negara dan juga agama kita, jadi taati peraturan dan tunjukkan tata krama yang baik.
Jaga image nama baik negara, karena dari sikap kita itu mereka akan menginterpretasikan karakter negara kita. Walaupun mungkin Jepang sudah punya image tersendiri terhadap negara-negara lain. Istilahnya dalam Bahasa Indonesia, “Dimana bumi dipijak , disitu langit dijunjung.”

 
Akhirnya kita sampai di pertanyaan yang terakhir. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya untuk bisa kami wawancara.

Tahap Melamar Kerja di Jepang

Konnichiwa sahabat すかSUKI semuanya! Konnichiwa para pencari kerja semuanya! Hehe… Buat para pecinta Jepang, pasti ada dong yang punya mimpi untuk bekerja disana. Di artikel kali ini kita akan membahas tentang tahap melamar kerja di Jepang! Atau dalam bahasa Jepangnya disebut 就職活動(Shushoku Katsudo: Kegiatan Mencari Kerja). Ada beberapa orang yang membayangkan kalau tesnya pasti susah, eits jangan salah, melamar kerja di Jepang tidak sesusah yang kamu bayangkan kok! Kita bahas yuk!

 

1. Mencari info lowongan kerja

Ini sih tidak hanya di Jepang, di Indonesia juga sama ya, hehe. ada berbagai macam website info lowongan kerja di Jepang, salah satu contohnya adalah http://staff.tsubasainc.net/.

Di website itu kamu akan menemukan banyak lowongan pekerjaan untuk orang asing seperti kita. Disitu juga akan tertulis persyaratan, berapa gaji dan fasilitas yang akan kamu dapat, pegawai tetap atau kontrakkah yang dibutuhkan, dan lain-lain. Lowongan pekerjaan biasanya akan banyak tersedia di bulan Juni-November (karena sistem permulaan kerja di Jepang adalah bulan April tahun selanjutnya). Jangan lupa untuk dibaca terlebih dahulu secara teliti segala persyaratannya ya!

 

2. Menulis Curriculum Vitae(履歴書作成(りれきしょさくせい):Rirekisho Sakusei)

Jika berbicara tentang melamar pekerjaan, yang teringat pertama kali pasti Curriculum Vitae alias CV! Ya, di Jepang pun kita harus menulis CV untuk melamar kerja. Bisa tulis tangan maupun ketik. CV di Jepang sudah ada formatnya, contohnya bisa dilihat di bawah ini:

 
Contoh rirekisho yang sudah diisi:

すかSUKI akan membahas lebih detail tentang cara menulis CV di artikel berikutnya! Tunggu saja ya!




 

3.  Wawancara I (1次面接(いちじめんせつ): Ichiji Mensetsu)

Sama dengan di Indonesia, jika CV-mu lolos di seleksi awal, maka kamu akan masuk ke tahap wawancara. Di wawancara I biasanya akan dipertemukan dengan penanggung jawabnya terlebih dahulu. Kamu akan ditanyakan tentang pengalaman kerjamu, seberapa jago bahasa Jepangmu, hobi, dan keseharianmu sehari-hari. Di sesi ini, pertanyaan yang diajukan sebagian besar adalah pertanyaan ringan. Jawab dengan santai tapi sopan, serta jangan lupa SENYUM!

 

4. Tes Tertulis (筆記試験(ひっきしけん) : Hikki Shiken)

Nah, ini dia yang menurut saya paling menantang, karena tes tertulis yang saya kerjakan saat itu ternyata sama levelnya dengan orang Jepang! Perusahaan internasional biasanya sudah membagi level tesnya untuk orang Jepang dan orang asing. Tapi, berhubung tempat kerja saya dulu jarang ada orang asingnya, jadilah tesnya disama ratakan.
Tesnya adalah tes kanji, matematika, dan psikologi. Eits, tapi jangan minder dulu! Jangan langsung berpikir kalau kamu ngga akan bisa! Tidak sesusah yang kamu bayangkan kok!

 

5.  Wawancara II(2次面接(にじめんせつ): Niji Mensetsu)

Jika kamu lolos di tes tertulis, maka kamu akan maju ke babak selanjutnya, yaitu wawancara II. Kamu akan diwawancara oleh pihak HRD perusahaan tersebut. Jika letak tempat tinggalmu jauh dengan letak kantornya (dalam kasus saya, dulu saya tinggal di Hokkaido dan perusahaan yang saya lamar berada di Osaka), wawancara akan diadakan via video call (Skype, Hangout, Facetime, dsb).
Di tahap ini pertanyaannya mulai serius dan berhubungan dengan bagaimana kamu akan tinggal di Jepang untuk kedepannya jika lolos serta keseriusanmu untuk bekerja disana. Juga akan dijelaskan tentang berapa besar gaji, tunjangan, asurani, pensiun, dan sebagainya apabila kamu bekerja di perusahaan tersebut.

 

6. Wawancara Akhir(最終面接(さいしゅうめんせつ): Saishu Mensetsu)

Disinilah pertarungan akhir yang paling menentukan berhasil atau tidaknya kamu masuk ke perusahaan tersebut. Di tahap ini, kita akan dipertemukan oleh 3-5 orang petinggi perusahaan tersebut. Sebelum diwawancara kalian akan diminta untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan kamu, serta motif kenapa kalian ingin bekerja disitu.
Setelah itu kalian akan ditanyai oleh masing-masing orang. Pertanyaan yang diajukan biasanya adalah berapa lama rencanamu untuk tinggal di Jepang, keseriusan kamu, apa yang kamu ingin lakukan untuk perusahaanmu supaya lebih maju, dan sebagainya. Wawancara dilakukan kurang lebih 1 jam.

 

7. Pernyataan Diterima Bekerja di Persahaan(内定(ないてい):Naitei)

Ini dia tahap yang paling ditunggu-tunggu di setiap melamar pekerjaan, pengumuman penerimaan atau yang dalam bahasa Jepang disebut dengan Naitei. Jika kamu menerima surat yang bertuliskan 内定通知書 (Naitei Tsuchisho: Surat Keterangan Penerimaan), kamu pantas berbahagia karena itu artinya kamu diterima untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Naitei Tsuchisho ini biasanya dikirimkan dalam waktu 1 minggu setelah wawancara akhir dilaksanakan. Contoh Naitei Tsuchisho bisa dilihat di bawah ini:

 
Nah, itu dia tahap melamar pekerjaan di negeri Sakura. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua perusahaan menetapkan cara yang sama. Tahap-tahapnya bisa berbeda tergantung perusahaan yang kamu lamar. Sekarang, kumpulkan niat kamu dan ayo melamar kerja di Jepang!
頑張ってね!(Ganbatte ne!: Semangat ya!)

Wawancara dengan Pekerja Indonesia di Jepang(3)

Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 23
Pengalaman studi di luar negeri : Ada (Sekolah Bahasa Jepang)
JLPT : N2
Pekerjaan : Bisnis pelayanan dan jasa
Jenis Visa : Engineer/Specialist in Humanity/International Service

 

Selamat siang. Terima kasih telah menyempatkan waktu Anda di hari libur ini. Anda adalah orang pertama pekerja Indonesia Jepang lulusan dari Sekolah Bahasa Jepang yang saya interview. Saya telah menunggu-nunggu bisa menginterview Anda! Apakah saya boleh tahu kapan Anda datang dan apa tujuan Anda datang ke Jepang?

Saya datang ke Jepang pada tanggal 28 Maret 2016. Saya datang ke Jepang dengan tujuan untuk belajar di Sekolah Bahasa Jepang selama 1 tahun.

Begitu ya. Anda ingin belajar bahasa Jepang langsung dari Jepang ya. Bagaimana Anda dapat menemukan Sekolah Bahasa Jepang?

Saat saya masih kuliah di jurusan Sastra Jepang di Indonesia, saya selalu bercerita kepada guru saya bahwa saya ingin belajar ke Jepang. Tapi karena biaya sekolahnya mahal, saya meminta tolong kepada guru saya agar menginformasikan jika ada program beasiswa yang dapat saya ikuti.

 

Begitu. Anda akhirnya belajar di Sekolah Bahasa Jepang, jadi apakah guru Anda memberi informasi tentang beasiswa?

Iya. Tetapi beasiswa yang saya dapatkan hanya bisa menutupi biaya Sekolah Bahasa Jepang saja, tidak termasuk biaya kehidupan di Jepang. Setelah sampai di Jepang, saya menerima beasiswa sebanyak 60.000 yen per bulannya. Jadi dalam 1 tahun saya menerima beasiswa sebanyak 720.000 yen.
Tapi, ketika mendaftar beasiswa ini ada persyaratan bahwa saya harus bisa pergi ke Jepang pada bulan April, menyiapkan biaya masuk sendiri, dan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan visa.

 

Dari pembicaraan Anda, apakah itu berarti untuk mendapatkan visa belajar di luar negeri Anda harus memiliki jumlah uang di rekening bank Anda harus mencukupi, atau Anda harus memiliki aset lainnya?

 

Benar. Saya ingin bekerja paruh waktu di Jepang, karena itu pada awalnya saya ingin memilih Sekolah Bahasa Jepang yang lain. Tetapi ternyata sekolah lain itu melarang muridnya untuk bekerja paruh waktu. Akhirnya saya mendaftar di Sekolah Bahasa Jepang yang mengizinkan muridnya untuk bekerja paruh waktu. Walau pada akhirnya saya tidak bekerja (tawa).

 

Oh, akhirnya tidak jadi bekerja paruh waktu? (tawa). Sepertinya sulit bagi semua orang mendaftar untuk beasiswa yang Anda dapatkan. Dan lagi, bagi kebanyakan orang sangat susah untuk mendapatkan visa belajar ke luar negeri. Walaupun bisa mendapatkan beasiswa, masih banyak orang-orang yang tidak bisa membiayai kehidupan di Jepang tanpa bekerja paruh waktu. Kedepannya, すかSUKI ingin membantu dan memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin belajar di Jepang. Tapi sepertinya hal ini tidak bisa segera kami lakukan…

 

Memang sulit untuk memenuhi biaya kehidupan di Jepang sendiri, tetapi orang dengan N5 juga bisa mendaftar untuk beasiswa ini. Artinya, ada kesempatan bagi mereka yang tidak bisa berbahasa Jepang. Tahun lalu, ada teman saya yang lulusan IT berhasil lulus seleksi dan pergi belajar ke Jepang.

 

Beasiswa yang memberikan kesempatan pada banyak orang itu sangat bagus.
Lalu, bagaimana jadwal Anda ketika Anda belajar di Sekolah Bahasa Jepang?

 

Kelas ada dari hari Senin sampai Jumat. Kami belajar level pemula di pagi hari dan level tengah di siang hari selama masing-masing 3 jam. Hal ini kurang lebih sama dengan jadwal Sekolah Bahasa Jepang lainnya.

 

Ngomong-ngomong, uang yang Anda bayarkan ke sekolah akan kembali dalam bentuk beasiswa. Tapi bagaimana dengan biaya lain yang Anda keluarkan?

 

Saya membayar buku pelajaran sendiri. Kalau tidak salah sekitar 50.000 yen, mungkin (tawa).

 

Yah, ini kejadian 1 tahun yang lalu jadi akan sulit untuk diingat (tawa)
Saya pertama kali bertemu Anda ketika Anda baru saja tiba di Jepang. Dibandingkan pada saat itu, kemampuan bahasa Jepang Anda sudah sangat meningkat! Apa alasan Anda memulai belajar bahasa Jepang?

 

Kakek saya adalah orang Jepang, menurut Ayah saya dulu banyak buku bahasa Jepang di rumah. Ayah tidak terlalu bisa bahasa Jepang (tawa). Buku Jepang yang dulunya banyak sudah tidak ada lagi di rumah, tapi saya sudah menyenangi Anime, Manga, dan game Jepang sejak saya kecil. Wii, PlayStation, Sega Saturn, Super Famicon, semuanya masih ada di rumah saya di Indonesia (tawa). Game kesukaan saya adalah “零~ZERO~” (judul Amerika menjadi “Fatal Frame”), game horor yang ceritanya bagus sekali! Saya juga suka “Final Fantasy”, akhir-akhir ini saya baru main seri yang ke-12 nya. Kalau ada game di rumah, saya pasti main, jadi saya tidak membawa game saya ke Jepang. Ah, tetapi saya tetap membawa PS Vita (tawa).

 

Saya kaget, ternyata Anda seorang Gamer (tawa). Kalau Kakek Anda orang Jepang, wajar jika Anda sudah suka hal-hal berbau Jepang dari kecil. Dari game horor sampai RPG semuanya Anda suka ya. Anda hebat bisa mendisiplinkan diri setelah dewasa (tawa).
Setelah Anda menyelesaikan pendidikan di Sekolah Bahasa Jepang selama 1 tahun, sekarang Anda sedang bekerja kan ya? Pekerjaan seperti apa?

Saya bekerja sebagai attendant, yaitu pemandu untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke suatu daerah wisata.

 

Sekarang jumlah wisatawan yang datang ke Jepang semakin bertambah. Yang pasti jumlah ini akan terus bertambah sampai Olympic 2020. Mengikuti hal itu, Jepang harus bisa menyediakan pemandu yang bisa menggunakan berbagai bahasa di tempat-tempat wisata terkenal. Tempat bekerja Anda pasti juga seperti itu, pasti bagus mendapatkan pekerja yang bisa berbahasa Indonesia. Bagaimana Anda menemukan pekerjaan ini?

Saya menemukannya di Job Fair untuk orang asing. Job Share yang saya ikuti diadakan pada bulan November 2016 ketika musim gugur. Mungkin ada sekitar 15 perusahaan yang berpartisipasi saat itu. Saya menemukan lowongan pekerjaan saya sekarang di Job Fair ini, dan mengikuti seleksinya di kemudian hari. Saya beruntung bisa langsung dipekerjakan setelah sekali wawancara (tawa).

 

Diterima setelah sekali wawancara saja! Itu berarti image Anda di perusahaan sangat bagus ya. Setelah diterima kerja, itu berarti Anda harus mengubah visa pelajar asing Anda menjadi visa pekerja? Bagaimana Anda mengurus hal tersebut?

Ada banyak dokumen yang harus saya serahkan ke imigrasi, saya juga meminta beberapa dokumen yang diperlukan dari Sekolah Bahasa Jepang. Perusahaan membuatkan dokumen-dokumen yang diperlukan dari perusahaan. Lalu, orang dari perusahaan menemani saya untuk mengumpulkan dokumen yang diperlukan ke imigrasi.

 

Begitu ya. Saya rasa hal ini berbeda-beda di setiap perusahaan, karena saya pernah mendengar bahwa ada yang harus pergi sendiri ke imigrasi. Sangat tertolong jika ada yang menemani, karena ini pertama kali Anda mengurus perubahan visa.
Sebenarnya, apa alasan Anda ingin bekerja di Jepang?

Saya memang ingin mencari pengalaman bekerja di luar negeri, terutama di Jepang. Banyak lulusan Sekolah Bahasa Jepang yang ingin bekerja di perusahaan Jepang, termasuk saya.

 

Pengalaman itu memang penting. Memang ada juga pekerjaan di Indonesia yang menggunakan bahasa Jepang, tapi dengan langsung bekerja di Jepang Anda mendapatkan berbagai pengalaman seperti mengetahui cara kerja orang Jepang, lingkungan kerjanya, dll.
Pada akhirnya, apa yang membuat Anda memutuskan untuk bekerja di perusahaan Anda sekarang?

Saya bercita-cita untuk membuat perusahaan travel sendiri. Untuk itu, saya rasa saya memerlukan pengalaman bekerja di tempat wisata. Saya juga menyukai traveling, dan pasti akan menyenangkan jika dapat bekerja di bidang yang sama.
Orang Indonesia beranggapan bahwa perlu uang yang banyak untuk bisa pergi ke Jepang. Saya ingin bisa memperkenalkan Jepang kepada orang-orang yang tidak bisa pergi ke Jepang, juga ingin bisa memperkenalkan tempat wisata Indonesia kepada orang-orang Jepang. Saya ingin membuat perusahaan seperti ini di Indonesia. Hal ini tidak mungkin bisa saya lakukan sendiri, karenanya saya akan melakukannya bersama teman saya.

 

Anda hebat karena sudah menentukan apa yang ingin Anda lakukan! Karena itu pengalaman yang sekarang Anda kumpulkan dan jalani di Jepang sangat penting untuk bisa mengabulkan keinginan tersebut. Anda bekerja dengan memikirkan masa depan Anda. Padahal masih muda tapi sangat hebat. Hal ini kedengarannya mudah, tapi sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan. Saya harap banyak orang Indonesia terinspirasi dengan cerita ini.
Pasti banyak hal-hal sulit dengan pekerjaan di Jepang, bagaimana jadwal kerja Anda di perusahaan?

Jam kerja dibagi menjadi beberapa shift, ada early shift dan late shift. Early shift dimulai dari Jam 8:40 sampai 17:00, sedangkan late shift dimulai dari jam 14:40 sampai 23:00. Dalam satu minggu ada 2 kali libur. Dalam satu bulan diperbolehkan untuk libur 2 hari berturut-turut sebanyak 1 kali. Bila Anda ingin mengubah shift kerja, Anda harus mencari pengganti Anda sendiri telebih dahulu, lalu sisanya akan diurus oleh perusahaan. Ada orang-orang yang bisa menggantikan saya ketika diperlukan, jadi saya sering memakai cara ini.

 

Begitu ya. Karena pemandu wisata adalah bisnis pelayanan dan jasa, pastinya pelayanan terhadap tamu memiliki prioritas tertinggi. Tapi ada pemberian hari libur yang pasti, boleh libur 2 hari berturut-turut, boleh juga mengubah shift kerja. Saya rasa lingkungan tempat kerja Anda sangatlah baik.
Ngomong-ngomong, apa ada warga negara asing lain yang bekerja di situ?

Iya, ada orang Tiongkok dan Meksiko, sekarang ada 6 orang. Kami adalah warga negara asing pertama yang diperkerjakan sebagai attendant.

 

Mungkin nanti Anda akan bekerja dengan orang dari berbagai negara. Sepertinya pekerjaan akan jadi lebih mudah dengan tuntutan untuk mengerti keragaman budaya.
Anda tidak bekerja paruh waktu ketika masih menjadi pelajar, jadi gaji pertama Anda adalah gaji dari pekerjaan kali ini. Berapa biaya kehidupan di Jepang sekarang?

Sekarang saya tinggal di Tokyo, dan perusahaan membiayai setengah dari uang sewa rumah yaitu 40.000 yen. Biaya listrik, air, dan gas saya bayar sendiri. Biasanya saya memasak sendiri, tapi kalau dapat early shift saya akan beli makan siang di kantin kantor. Kalau dapat late shift, saya akan beli makan di convenience store dahulu baru pergi ke kantor. Selain biaya-biaya ini, saya juga sering makan dan bermain bersama teman yang kurang lebih menghabiskan 40.000 sampai 60.000 yen. Hm, saya catat semua di memo handphone, spertinya pengeluaran saya banyak sekali. Kenapa ya? (tawa).

 

Jangan hanya dicatat, tapi harus hati-hati agar uangnya jangan dibuang-buang (tawa). Anda sekarang tinggal di tempat bagus di Tokyo, saya jadi iri! Sangat tertolong perusahaan Anda menanggung setengah dari uang sewa. Mungkin pengeluaran Anda banyak, tapi ini uang dari hasil kerja Anda, mungkin tidak apa-apa sekali-kali refreshing? (tawa)
Anda sudah memiliki banyak pengalaman di jepang, dari menjadi pelajar sampai mulai bekerja. Tapi, bagaimana kesan Anda tentang Jepang sebelum Anda datang kemari?

Sewaktu saya masih mahasiswa di Indonesia, saya pernah ikut program pergi ke Jepang sebanyak 2 kali. Sebelum saya ikut program pertama kali, saya membayangkan Jepang itu negara bersih tanpa sampah, keretanya tidak pernah telat, dan transportasinya praktis serta aman. Saya membayangkan bahwa semua orang selalu taat pada peraturan.

 

Memang sepertinya banyak orang yang memiliki image seperti itu. Setelah Anda datang ke Jepang, apakah kesan ini berubah?

Saya rasa banyak hal yang sesuai dengan kesan pertama saya. Ada juga kesan-kesan baru yang saya rasakan setelah tinggal lama di Jepang. Misalnya saja ketika saya pergi ke salon, saya diantar sampai keluar toko ketika selesai. Penjaga toko mengucapkan “Terima Kasih” walau saya tidak membeli apa-apa. Saya merasa semua pelayanan di jepang sangatlah sopan.
Perihal waktu, banyak orang yang tepat waktu tapi ada juga orang yang selalu telat. Lalu, ketika lampu masih merah tetap ada pejalan kaki yang menyebrang. Saya langsung merasa orang Jepang itu juga manusia ya (tawa).

 

Memang benar ya (tawa)

Saya juga kaget dengan banyaknya orang mabuk di Jepang. Mereka sangat mabuk sampai susah jalan, bau alcohol juga…
Lalu fasilitas untuk orang cacat sangat lengkap. Pengguna kursi roda bisa jalan-jalan keluar sendiri, bahkan banyak fasilitas praktis untuk orang yang tidak bisa melihat. Lingkungan yang memperbolehkan mereka keluar dengan bebas ini pastinya dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka.
Lalu, tentang pekerjaan. Saya tidak pernah bekerja di Indonesia, tapi kata teman saya banyak pegawai yang menonton youtube atau membuka instagram ketika jam kerja. Kalau di tempat kerja saya, handphone harus disimpan di loker dan hanya boleh dipergunakan ketika jam istirahat.

 

Begitu ya. Saya harap nantinya lingkungan untuk mereka akan lebih diperbaiki lagi, tapi mungkin tidak mudah karena memerlukan biaya yang besar. Sambil membangun lingkungannya, sangat penting untuk orang-orang yang ada di sekitar agar membangun rasa agar bisa memberi bantuan ketika diperlukan.
Tidak baik jika ada pelanggan melihat Anda bermain handphone ketika sedang bekerja (tawa). Hal ini sudah pasti untuk bisnis pelayanan dan jasa, tapi ada juga perusahaan IT yang melarang pekerjanya untuk membawa handphone ke dalam ruang kerja untuk menghindari bocornya informasi. Hal-hal seperti ini sangat ketat di Jepang dibandingkan di Indonesia.
Sepertinya kehidupan Anda di Jepang lancar-lancar saja, tapi apakah ada masalah yang pernah muncul?

Hmm, tidak terlalu ada masalah yang muncul, tapi saya pernah pindah rumah sebanyak 2 kali. Pada saat itu banyak sekali dokumen yang harus dibutuhkan. Bahasa Jepang untuk dokumen ini juga jarang saya gunakan, sehingga saya kesulitan mengerti isinya.

 

Kalau pindah kita harus melaporkan perubahan alamat kita dan banyak lagi step-step yang harus dilakukan, memang repot ya. Kalau ada masalah pada siapa Anda berkonsultasi?

Saya berkonsultasi dengan penjamin saya ketika saya bersekolah di Jepang. Karena penjamin ini saya diperbolehkan untuk belajar di luar negeri oleh orang tua saya. Orang ini sudah seperti keluarga bagi saya. Pasti orang tua saya akan khawatir jika tidak ada orang seperti penjamin ini di dekat saya.

 

Memang orang tua pasti khawatir jika anaknya tinggal di negara yang jauh sendirian. Orang tua Anda pasti tenang jika ada orang dikenal yang membantu Anda.

Perusahaan saya saat ini juga sangat membantu. Ketika saya konsultasi untuk tempat sholat, waktu masih masa training saya diperbolehkan untuk menggunakan ruangan yang tidak dipakai. Sekarang saya sholat di ruang ganti. Makanan saya juga disiapkan terpisah dengan yang lain. Sebentar lagi waktu puasa akan dimulai, jadi shift saya dipindah ke late shift yang beban pekerjaannya lebih ringan. Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang di kantor yang mengkhawatirkan saya.

 

Perusahaan harus siap untuk memikirkan, apakah mereka bisa mendukung pekerja muslim termasuk di dalamnya pekerja dari Indonesia, untuk dapat terus memperkerjakan SDM yang baik. Saya rasa akan sulit bagi bisnis pelayanan dan jasa untuk mendukung pekerjanya karena para pekerja harus terus langsung bertemu dengan pelanggan, sedangkan membantu pekerja kantoran pastinya tidak terlalu sulit. Pada akhirnya perusahaan harus memutuskan apakah mereka harus mengubah semua kebiasaan mereka, atau menerima budaya asing yang berbeda dengan budaya mereka.
Dari cerita Anda, saya tahu Anda bekerja di perusahaan yang sangat baik.

Iya, saya sendiri merasa beruntung. Hubungan antar pegawai di perusahaan sekarang sangat bagus. Saya masih merasa khawatir dengan kemampuan bahasa Jepang saya, karena saya harus menggunakan bahasa sopan dalam pekerjaan saya. Saya juga tidak pernah belajar tentang hospitality, jadi saya tidak terlalu percaya diri.
Teman saya ada yang bekerja di perusahaan penerbangan atau juga bus guide. Dibandingakan mereka, saya masih jauh tertinggal. Tapi pekerjaan ini menjadi pelajaran bagi saya, dan saya sangat berterima kasih pada orang-orang yang bersedia membantu saya.
Lalu, orang kantor tidak pernah marah. Walau saya salah mereka hanya memberi peringatan, lalu menjelaskan dan mengajarkan agar saya bisa memperbaiki kesalahan saya. Saya tipe orang yang selalu kepikiran jika dimarahi, tapi ketika saya mulai panik orang-orang di sekitar akan membantu sehingga saya sangat tertolong. Hubungan senior dan junior juga sama seperti hubungan antar teman, sehingga saya sangat mudah bekerja di lingkungan ini.

 

Saya yang dengar saja sampai iri, jadi ingin kerja di sana juga (tawa)
Terakhir, mohon berikan satu dua patah kata untuk teman-teman yang ingin pergi dan bekerja di Jepang.

Sewaktu kelulusan saya dari Sekolah Bahasa Jepang semakin dekat, saya mencoba berjuang mencari pekerjaan sendiri, tanpa meminta bantuan dari sekolah. Saya berkonsultasi dengan penjamin dan sharemate saya. Saya juga mencari informasi lowongan kerja di internet, saya juga mencoba pergi ke event yang sebenarnya tidak terlalu menarik untuk saya, dan mencoba untuk langsung mendengar dan melihat pekerjaan yang ada.
Saya juga sempat mencari pekerjaan di perusahaan IT, yang mau mengajari saya dari awal walau saya tidak mengerti apapun. Tapi rasaya saya tidak cocok dengan pekerjaan yang mengharuskan saya duduk terus jadi saya berhenti (tawa). Lalu ada juga pekerjaan di penginapan Jepang. Walau bisa bekerja dengan level JLPT N3 saja, tempat kerjanya ada di pedesaan dengan upah rendah sedangkan banyak yang harus dilakukan. Memang sepertinya pekerjaan ini bagus untuk pengalaman, tapi akhirnya saya tidak memilihnya.
Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelayanan dan jasa, mungkin akan sulit mencari pekerjaan bagi orang yang menggunakan hijab. Tetapi, ada teman saya yang diperbolehkan memakai hijab dalam pekerjaannya yang berhubungan dengan design. Ngomong-ngomong, perusahaan teman saya itu menjual kimono.
Yang penting jangan menyerah, ketika ada masalah pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan orang lain. Walau ada hal yang tidak mengenakkan, walau ada yang berkata Anda tidak bisa melakukannya, kalau Anda sabar dan mencoba terus berjuang selama setengah tahun mungkin Anda akan bisa melakukannya. Tapi jika Anda memiliki pilihan lain, Anda mungkin tidak perlu bersabar. Akan sangat disayangkan kalau Anda terus cemas, stres, dan akhirnya pulang ke Indonesia. Semua hal pasti tidak berjalan dengan lancar. Kalau Anda tidak mencoba untuk berkonsultasi dengan orang lain, orang lain tidak akan tahu bahwa ternyata Anda memiliki masalah. Karena itu jangalah ragu untuk berkonsultasi dengan orang lain.

 

Benar, orang Jepang itu tidak sedingin yang teman-teman kira kok (tawa). Teman-teman akan menjalani kehidupan di negara lain, pasti akan ada masalah yang muncul. “すかSUKI” akan terus berjuang untuk membantu teman-teman dengan memberi informasi yang dapat membantu Anda mencapai tujuan di Jepang, serta memberikan support dengan kehidupan teman-teman di Jepang. Dari interview kali ini, saya tahu bahwa Anda telah memikirkan masa depan dengan baik dan memilih untuk berjalan di jalan ini. Sangat penting untuk mempersiapkan diri baik-baik sebelum teman-teman pergi ke Jepang. Saya tidak menyarankan untuk pergi ke Jepang hanya untuk coba-coba belajar bahasa Jepang di sana. Tapi, saya ingin teman-teman yang memang serius belajar untuk terus berjuang.
Terima kasih telah meluangkan waktu Anda hari ini!

Wawancara dengan Pekerja Magang di Jepang yang Sudah Kembali ke Indonesia(1)

Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Jenis pekerjaan : Pengelasan
Pengalaman studi di luar negeri : Tidak ada
Level JLPT : N2

Selamat siang. Kali ini adalah kali pertama kami mewawancarai seorang pekerja magang yang sudah kembali ke Indonesia. Saat ini Jepang sudah mulai menerima pekerja magang sebagai perawat, oleh karena itu pastinya jumlah orang yang ingin ke Jepang akan semakin bertambah. Namun sayangnya, informasi tentang kehidupan seorang pemagang masih sedikit. Karena itu, mulai saat ini kami akan mewawancarai para pekerja magang yang sudah kembali ke Indonesia dan membagi pengalaman mereka kepada teman-teman すかSUKI.
Kapan Anda pergi ke Jepang? Lalu, mengapa Anda memilih untuk kerja magang di Jepang?

Saya tiba di Jepang pada tanggal 28 Agustus 2013. Alasan saya ingin pergi ke Jepang adalah karena di universitas saya tidak ada program untuk pergi ke Jepang. Saat saya mencari cara agar bisa pergi ke Jepang, saya menemukan program pelatihan magang di Jepang. Sejak awal saya memang tertarik untuk belajar tentang budaya, teknologi, dan cara kerja orang Jepang, karena itu saya putuskan untuk kerja magang di Jepang.

 

Saya senang Anda ingin belajar mengenai teknologi di Jepang. Anda melakukan pekerjaan “pengelasan” sewaktu berada di Jepang, mengapa Anda memilih untuk melakukan pekerjaan ini.

Saya berniat melakukan pekerjaan apapun, asalkan bisa belajar teknologi di Jepang. Karena itu, saya tidak mengharapkan suatu bidang pekerjaan tertentu, namun berdasarkan hasil, akhirnya saya dipekerjakan di bidang “pengelasan”.

 

Di Indonesia, seharusnya ada pelatihan oleh lembaga penanggung jawab sebelum para pekerja magang diberangkatkan ke Jepang. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk lembaga tersebut?

Saya tidak perlu membayar apapun. Saya mencari lembaga magang sendiri, mendaftar, diseleksi, dan lulus seleksi tersebut. Sewaktu seleksi, ada pemeriksaan seperti memakai anting atau tidak, tato, atau juga alergi. Lalu ada juga tes matematika dan tes kemampuan fisik seperti push-up serta lari 3 km dalam 15 menit. Ada juga tes bahasa Jepang.

 

Ternyata ada juga ya cara untuk bisa kerja magang di Jepang tanpa mengeluarkan uang! Saya baru tahu, jadi perlu belajar lagi nih tentang ketentuan-ketentuannya. Seperti apa pelatihan yang Anda terima sebelum pergi ke Jepang?

Selama 2 bulan pertama kami belajar tentang bahasa, budaya, serta hal-hal yang berhubungan dengan bekerja di Jepang. Setelah itu ada tes, dan yang tidak lulus tes ini tidak diperbolehkan untuk mengambil pelatihan selanjutnya. Setelah itu, kami pindah ke tempat pelatihan lain dan melanjutkan pelatihan lagi selama 2 bulan. Di sini kami di tes setiap hari, harus olahraga dari jam 4.30 pagi, serta mulai belajar dari jam 5 pagi. Sangat melelahkan.

 

Dari jam 4.30 ya. Orang Indonesia memang banyak yang bangun pagi, tapi Anda harus belajar dari pagi sampai sore ya. Jadwalnya benar-benar padat.
Sepertinya Anda memang tertarik dengan Jepang. Apa kesan Anda terhadap Jepang sebelum pergi ke sana?

Saya rasa Jepang adalah negara yang sangat bagus. Seperti yang saya sampaikan tadi, saya tertarik dengan teknologi Jepang dan ingin mempelajarinya. Saya juga senang dengan adanya berbagai musim. Kita bisa menikmati sakura di musim semi, maple di musim gugur, dan salju di musim dingin. Saya juga tertarik dengan budaya Jepang seperti tarian dan pentas, upacara minum teh, serta kaligrafi.

 

Sebagai orang Jepang, saya senang Anda memiliki ketertarikan dengan Jepang secara luas, bukan hanya tentang pekerjaan saja tapi juga budaya Jepang. Setelah Anda tiba di Jepang, apakah kesan Anda berubah?

Ketika mulai tinggal di Jepang, saya terkejut dengan teknologi toilet yang ada. Saya bahkan dulu tidak mengerti cara menggunakan washlet (tawa). Banyak sekali tombolnya, dan penjelasannya menggunakan kanji yang tidak bisa saya baca. Saya pernah menekan tombol yang salah dan akhirnya membuat baju saya basah (tawa).
Lalu, sebelum pergi ke Jepang saya mengira saya akan tinggal di kota dengan banyak bangunan tinggi. Ternyata saya tinggal di desa yang dikelilingi pegunungan, sangat berbeda dengan kehidupan di kota.

 

Saya tidak pernah melihat washlet di Indonesia, jadi mungkin orang Indonesia tidak mengerti cara penggunaannya. Gawat sekali sampai bajunya basah (tawa)
Apakah ada kesan lain yang Anda rasakan ketika tinggal di Jepang?

Berhubungan dengan pekerjaan, pada awalnya saya kira “pengelasan” itu adalah pekerjaan yang sering dilakukan di pinggir jalan seperti di Indonesia. Tetapi, ketika pergi ke pabrik di Jepang, ukuran besinya sangat berbeda. “Pengelasan” yang kami lakukan adalah pengelasan besi sebesar 1 ton, 2 ton, dan 6 ton. Waktu pertama kali saya melihat besi-besi ini, saya sempat merasa saya ingin pulang (tawa).
Selain itu, saya membayangkan apartemen tempat saya tinggal akan seperti di drama-dram Jepang yang sering saya lihat. Ternyata berbeda karena kamar saya tidak ada toiletnya. Kamar saya ada di lantai 3 dan toilet ada di lantai 1. Dapur dan shower pun ada di luar kamar. Saya sedikit kecewa.

 

Mengelas besi yang sangat besar ya. Saya sendiri tidak pernah masuk ke pabrik pengelasan, sehingga tidak bisa membayangkannya. Apartemennya sama seperti share house dan hanya disediakan kamar tidur saja ya. Kalau tidak ada toilet di dalam kamar memang repot.
Pasti ada banyak hal yang terjadi selama tinggal di Jepang. Apakah ada masalah yang Anda alami ketika tinggal di Jepang?

Ada. Pada 3 bulan pertama saya mengalami kesulitan dengan bahasa Jepang. Saya sudah belajar bahasa Jepang di universitas dan juga mendapatkan pelatihan bahasa Jepang, tetapi tetap saja kemampuan berbahasa saya masih kurang. Logat yang digunakan sulit dan tidak bisa saya mengerti. Sebelum terbiasa, saya juga tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik sehingga saya harus bekerja sambil dimarahi setiap harinya.




“Pengelasan” besi sebesar itu, orang Jepang pun pasti pada awalnya tidak bisa. Ada juga daerah yang logatnya tidak dimengeri sesama orang Jepang. Bagi orang asing pasti susah sekali.

Lalu, saya kesulitan karena tidak mengerti cara membaca jadwal kereta. Pernah juga, saya tidak tahu harus turun di stasiun mana dan akhirnya terus naik sampai pemberhentian terakhir. Seharusnya saya turun di stasiun lain dan lanjut dengan menggunakan bus…
Lalu ada juga masalah makanan. Saya beragama Muslim dan tidak bisa makan babi. Kalau tertulis kata-kata babi saya bisa langsung tahu, tapi kalau tidak tertulis, saya jadi tidak tahu apakah makanan ini mengandung babi atau tidak. Saya pernah memakan masakan yang mengandung gelatin karena tidak tahu.

 

Ketika perlu ganti naik bus, ada kemungkinan Anda harus bertanya langsung kepada orang Jepang. Hal ini akan sulit dilakukan ketika Anda tidak bisa berbahasa Jepang. Masalah makanan juga sama. Dengan bertambahnya wisatawan, jumlah toko yang menyediakan makanan halal juga bertambah. Tapi mungkin tidak ada desa yang membuka toko makanan halal.
Pasti bagus jika lembaga atau pengawas, bisa juga perusahaan yang mempekerjakan untuk memberikan penjelasan mengenai makanan-makanan yang kemungkinan mengandung babi. Tapi saya rasa implementasinya akan sulit.
Dari cerita Anda, sepertinya banyak masalah yang terjadi selama tinggal di Jepang. Pada saat itu, dengan siapakah Anda berkonsultasi?

Biasanya saya konsultasi dengan senior orang Indonesia. Kalau masalah tidak bisa diselesaikan sendiri, saya mencoba berkonsultasi dengan penanggung jawab pekerja Indonesia di perusahaan.

 

Ketika kerja magang, jika Anda bukan yang diterima pertama kali, pasti akan banyak senior-senior sebelum Anda. Enak kalau bisa bertanya banyak hal kepada kakak senior.
Interview ini kita laksanakan di Indonesia. Sejak kapan Anda kembali ke Indonesia? Dan apa alasan Anda kembali ke Indonesia?

Saya kembali pada bulan Agustus 2016. Saya kembali ke Indonesia karena jangka waktu kerja magang selama 3 tahun sudah habis. Saya tidak pernah kembali ke Indonesia selama magang, jadi sesuai rencana awal saya terus berada di Jepang selama 3 tahun.

 

Begitu ya. Anda bekerja selama 3 tahun dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk belajar bahasa Jepang sampai Anda bisa menjalani interview dalam bahasa Jepang. Sunggu luar biasa. Kalau boleh, saya ingin bertanya tentang kehidupan Anda di Jepang.
Berapa kira-kira biaya kehidupan di Jepang?

Saya tinggal di satu apartemen berisi 18 orang yang disewa oleh perusahaan di perfektur Okayama. Satu kamar satu orang dengan 3 toilet dan 2 shower di lantai 1. Tidak ada toilet atau shower di kamar. Biaya sewa kamar adalah 15.000 yen (sekitar Rp 1.700.000) per bulannya, sudah termasuk biaya air, listrik, dan gas.

 

Seperti share house ya. Bagaimana dengan makanan

Saya biasanya membuat makanan sendiri untuk makan pagi dan malam. Perusahaan membagikan bekal gratis untuk makan siang. Lalu, sebagai pelepas stres, seminggu sekali saya makan di luar bersama pekerja magang lainnya atau juga bersama guru bahasa Jepang.

 

Saya rasa kehidupan di Jepang itu berat, jadi pasti pelepas stres itu penting! Apakah ada biaya lain yang dikeluarkan?

Saya membeli 2 telepon genggam Jepang, dengan biaya 1.500 yen (sekitar Rp 170.000) per bulannya. Asrama memiliki wi-fi, sehingga saya jarang menggunakan telepon, dan biaya yang dikeluarkan jadi murah. Setiap 3 bulan sekali saya membeli baju dan sepatu baru. Jika dirata-rata, kurang lebih saya menggunakan 10.000 yen (sekitar Rp 1.200.000) per bulannya. Terutama karena musim gugur dan dingin itu cuacanya dingin, saya jadi banyak membeli baju. Harga baju pada musim-musim itu terasa mahal.

 

Kalau di Indonesia kita bisa tinggal tanpa perlu membeli banyak baju ya. Baju musim dingin memang mahal, saya mengerti perasaan Anda.
Anda bekerja di Jepang selama 3 tahun. Bagaimana jadwal kegiatan Anda sehari-hari?

Saya bekerja dari hari Senin sampai Jum’at, dari jam 7.50 – 17.00. Tapi pada dasarnya ada jam lembur sebanyak 2 jam setiap hari. Ketika sibuk, saya pernah lembur sampai jam 22.00 malam. Dan lagi, ketika dapat shift malam, saya harus bekerja dari jam 16:00 sore sampai jam 01:00 atau 03:00 pagi. Selain itu, terkadang saya harus bekerja di hari Sabtu. Ada juga orang yang harus bekerja di hari Minggu.

 

Sibuk sekali sampai harus lembur setiap hari dan bekerja di hari libur. Ketika libur pastinya Anda ingin menyegarkan diri. Apa yang Anda lakukan pada hari libur?

Pada hari Minggu, pagi hari saya bersih-bersih, setelah istirahat sebentar saya pergi berbelanja di siang harinya. Karena saya tinggal di desa, dari apartemen ke stasiun memerlukan waktu 30 menit dengan sepeda. Naik keretanya hanya 5 menit, tapi setelah itu saya harus berjalan dari stasiun ke supermarket selama 15 menit. Tempat untuk berbelanja sangatlah jauh. Apalagi ketika musim dingin, sangat merepotkan. Karena itu, sebisa mungkin saya minta diantarkan dengan mobil orang Jepang.
Selain itu, saya berkumpul dan mengobrol dengan pekerja magang lainnya, bermain game, serta karaoke di kamar. Sangat jarang bisa jalan keluar bersama-sama.
Dengan bantuan dari perusahaan, ada kelas bahasa Jepang sekali seminggu. Tetapi karena peserta lain tidak terlalu pintar berbahasa Jepang, saya merasa kelas ini tidak terlalu berguna bagi saya. Karena itu, saya memilih untuk ikut kelas bahasa Jepang yang diadakan oleh volunteer setiap hari minggu. Bukan hanya belajar bahasa Jepang, di kelas ini saya bisa jalan-jalan dan makan bersama orang Jepang. Saya juga bisa berteman dengan orang Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Kanada yang ikut dalam kelas ini.

 

Semangat belajar yang sangat tinggi, sampai aktif ikut kelas yang tidak disediakan oleh perusahaan. Anda sangat hebat karena bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Berteman dengan orang di luar lingkungan perusahaan juga sangat penting. Ngomong-ngomong, apakah ada orang berkebangsaan lain di perusahaan?

Ada. Selain orang Indonesia ada orang Vietnam, Brazil, Chile, Bolivia, dan Peru.

 

Banyak orang dari Amerika Latin ya. Interview kali ini membuat saya merasa bahwa banyak sekali orang luar negeri yang bekerja di Jepang.
Selain hari libur biasa, apakah Anda pernah mendapatkan libur panjang?

Pernah. Saya jalan-jalan ke tempat yang jauh ketika libur panjang Golden Week, libur musim panas, dan musim dingin. Saya pergi ke Tokyo naik bus, juga pernah ke Nagano naik shinkansen untuk bermain ski. Saya juga pernah pergi ke Hiroshima dan Tottori.

 

Ngomong-ngomong, apakah ada kesulitan yang berhubungan dengan pekerjaan?

Ada beberapa hal. Misalnya, jumlah gaji yang diberikan perusahaan kurang lebih sama dengan yang pernah diberitahukan, hanya kurang 1.000 yen (sekitar Rp 120.000). Karena penasaran, saya berkonsultasi dengan pengawas. Ternyata 1.000 yen tadi telah dipotong untuk pesta perusahaan. Ada juga saat di mana gaji saya berkurang karena adanya perubahan peraturan pajak.
Saya juga pernah berkonsultasi dengan pengawas karena menurut perusahaan cuti hanya bisa digunakan ketika sakit. Saya selalu berkonsultasi dengan pengawas, seperti misalnya ketika saya merasa upah lembur saya kurang.

 

Begitu ya. Ternyata memang tidak semua hal dijelaskan terlebih dahulu. Kontrak bisa terus dilindungi kalau pengawas men-support para pekerja magang dengan baik. Syukurlah Anda bisa berkonsultasi langsung dengan pengawas. Saya khawatir karena ada juga orang yang tidak bisa berkonsultasi langsung dan kesulitan.
Ngomong-ngomong, apa ada hal yang ingin Anda ketahui sebelum Anda berangkat ke Jepang?

Kalau bisa, dari awal saya ingin tahu saya akan bekerja di mana nantinya. Saya sempat diberitahu ketika pelatihan, tapi saya tidak tahu seperti apa pabrik dan pekerjaan yang akan saya lakukan. Saya belum pernah bekerja di Indonesia, karena itu saya tidak punya bayangan sama sekali.

 

Pasti semua ingin tahu tempat kerjanya nanti. Kalau tahu, pasti Anda tidak terkejut dengan pabrik dan pekerjaan yang akan Anda lakukan.
Terima kasih telah berbagi banyak hal-hal penting dalam interview pada hari ini. Sebentar lagi kita akan sampai pada pertanyaan terakhir. Apakah Anda mempunyai keinginan untuk kembali ke Jepang? Jika ingin, apa tujuan Anda kembali ke Jepang?

Iya, saya ingin kembali ke Jepang. Kalau bisa, saya ingin pergi dan melanjutkan studi di Jepang. Saya sudah tinggal di sana selama 3 tahun, tapi saya ingin melakukan hal-hal yang belum saya lakukan di sana. Saya ingin lebih belajar bahasa Jepang di sana, pergi ke banyak tempat, dan belajar lebih dalam tentang teknologi Jepang. Misalnya, teknologi dan tekhnik yang berhubungan dengan pengelasan seperti pemotongan, pembukaan lubang, dan juga pendirian bangunan.

 

Sebagai orang Jepang, saya senang jika Anda ingin sekali lagi pergi ke Jepang. Terima kasih banyak. Terakhir, mohon berikan satu atau dua patah kata kepada teman-teman yang ingin kerja magang di Jepang, para pembelajar bahasa Jepang, dan juga orang-orang yang ingin tinggal di Jepang.

Saya ingin menceritakan pengalaman saya ketika di Jepang kepada banyak orang. Saya juga ingin bisa men-support teman-teman yang ingin pergi ataupun memiliki ketertarikan dengan Jepang.

 

Demikian interview kali ini. Jumlah pekerja di Jepang semakin menurun dikarenakan penurunan jumlah populasi dan berkurangnya angka kelahiran. Jepang memerlukan bantuan dan kekuatan dari teman-teman luar negeri. Kami berharap hasil interview kali ini dapat berguna untuk teman-teman yang ingin pergi ke Jepang. Terima kasih atas kerja samanya!

Wawancara dengan Pekerja Indonesia di Jepang(2)

Taraf Pendidikan : Fakultas Teknik Jurusan Sistem Infomatika
Tempat Bekerja : Perusahaan Manufaktur
Pekerjaan : Sistem Developer
Level JLPT : N3
Kelamin : Laki-laki

 

Terima kasih atas waktunya hari ini. Wawancara dengan anda pastilah akan menjadi informasi yang berharga, mohon bantuannya untuk hari ini. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Kurang lebih sudah empat bulan.

 

Saya terkejut karena Anda bukan dari jurusan Bahasa Jepang tapi Bahasa Jepangnya sangat lancar. Bagaimana anda belajar Bahasa Jepang?

Sewaktu kuliah Saya belajar Bahasa Jepang dengan guru privat. Setelah itu Saya belajar sendiri.

 

Anda sudah lulus N3, tapi Saya rasa kemampuan anda sudah lebih dari itu. Anda pasti sudah belajar dengan keras. Sekarang pekerjaan seperti apa yang anda lakukan di Jepang?

Pekerjaan Saya adalah sistem developer. Perusahaan Saya membuat sistem yang digunakan oleh perusahaan satu grup lainnya. Tapi jika ada permintaan untuk pengembangan sistem dari perusahaan induk, kami akan membuatnya dan mengetesnya berulang kali. Bahasa programing yang digunakan antara lain Java, Javascript, html, c, dan php.
Jika harus membuat sistem yang cukup besar, Saya biasanya mencari partner untuk membantu saat programing.
Tapi jika sistemnya kecil, Saya memprogramnya sendiri.

Saya akan terus menambah pengalaman, dan nantinya berencana untuk menjadi Project Leader. Kami hanya mengembangkan sistem yang digunakan oleh perusahaan, dan tidak menerima pekerjaan dari luar.

 

Langsung bekerja setelah lulus, Bahasa Jepangnya bagus, mengerti programing, benar-benar hebat. Bagaimana anda menemukan pekerjaan di Jepang?

Ketika masih di Indonesia, ada seorang kakak tingkat yang memberi tahu tentang Job Fair. Saya pernah bercerita ke kakak tingkat tersebut bahwa Saya ingin bekerja di Jepang. Job Fair ini diadakan di Jepang, dengan mengirip resume ke panitia kita akan mendapatkan undangan, dan Saya menerima interview dari beberapa perusahaan di Jepang.

Semua biaya untuk event ini disediakan oleh panitia. Pesertanya adalah siswa siswi dari Asia Tenggara. Ada sekitar 10.000 orang yang mengirim resume, dan dari Indonesia saja ada kurang lebih 1000 orang. 15 perusahaan Jepang akan memilih orang yang akan diwawancara, dan wawancaranya dilaksanakan di Jepang.

 

Begitu. Saya rasa perusahaan lah yang membayar biaya untuk peserta, dengan ini dipastikan mereka akan memperkerjakan beberapa orang. Pastinya semua yang mendaftar adalah siswa unggulan, jadi pasti ada untungnya membayar untuk mereka. Bisakah anda menjelaskan Job Fair itu dengan lebih teliti?

Iya. Awalnya Saya menerima wawancara dari 7 Perusahaan, setelah menerima wawancara terakhir dari 3 perusahaan Saya akhirnya dipekerjakan oleh perusahaan tempat Saya bekerja sekarang. Sewaktu wawancara, Saya ada di Jepang selama seminggu. Wawancara selama lima hari, di mana hari-hari terakhir digunakan untuk berwisata. Ketika wawancara ada perusahaan yang menggunakan Bahasa Inggris, ada juga yang menggunakan Bahasa Jepang. Saya sudah lulus dari Universitas di bulan September, tapi biasanya perusahaan Jepang menerima pegawai baru di bulan April. Seharusnya mulai bulan April, tapi Saya mulai kerja lebih cepat yakni dari bulan Januari.

 

Memang benar. Di Jepang lulusan baru akan mulai bekerja dari bulan April, ada kemungkinan hal ini berbeda dengan negara lain. Perusahaan yang menggunakan SDM luar negeri mungkin harus memikirkan hal ini.
Tadi anda berkata ingin bekerja di Jepang, Apa alasannya?

Saya tidak terlalu ingat awalnya, tapi sejak SMP Saya selalu berpikir bahwa Jepang itu bagus. Mungkin dikarenakan budaya dan orang-orangnya. Banyak orang di Indonesia yang tidak mematuhi peraturan, tapi Saya punya image bahwa semua orang Jepang pasti mematuhi peraturan.

Pada tahun 2011, Saya benar-benar merasa ingin pergi dan tinggal di Jepang. Saya mulai belajar Bahasa Jepang dan mencari kenalan orang Jepang.

Setelah lulus SMU Saya tidak tahu apa yang ingin Saya lakukan. Orang tua Saya menyuruh Saya untuk belajar bisnis dan Saya lulus ujian masuk Universitas Indonesia, tapi tetap saja Saya tidak tertarik. Sejak kecil Saya sudah senang menggunakan komputer, karena itu Saya sempat berpikir untuk masuk universitas terkenal seperti ITB atau BINUS. Tapi setelaah lulus Saya berunding dengan Ibu Saya bahwa Saya ingin bekerja di Jepang. Setelah itu, teman Ibu Saya mengenalkan Saya dengan universitas tempat di mana Saya akhirnya menimba ilmu.

 

Setelah berpikir mencari jalan,a khirnya anda membuat keputusan, hal yang sangat bagus. Pasti sulit untuk belajar hal yang berbeda dari jurusan kuliah anda, tapi motivasi untuk pergi ke Jepang pasti telah membantu anda untuk mempelajari bahasanya. Banyak teman Saya yang berasal dari jurusan Bahasa Jepang. Saya selalu memberitahu mereka untuk menguasai hal lain agar mudah untuk mencari kerja di Jepang.
Pastinya anda mulai terbiasa dengan pekerjaan anda. Bagaimana dengan kehidupan di Jepang?

Saya bekerja dari hari Senin sampai Jum’at, dari jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Lemburnya tidak terlalu banyak. Ada beberapa orang senior yang lembur, tapi tidak terlalu lama. Hari Rabu dan Kamis adalah hari tidak boleh lembur. Tapi karena ini perkejaan yang berhubungan dengan sistem, dalam setahun ada saat kita harus bekerja di hari libur, juga berjaga-jaga ketika ada kegagalan sistem.

 

Ada image bahwa pekerjaan seperti ini memerlukan banyak waktu, tapi jika sistem ini milik suatu grup mungkin akan lebih santai. Jika ada kegagalan sistem, pastinya orang seperti anda yang dicari jadi mau tidak mau harus bekerja ya…
Apa ada warga negara asing lainnya di tempat kerja anda?

Iya, ada. Tapi kami adalah pekerja asing pertama. Ada dua orang Cina yang mulai bekerja bersamaan dengan Saya. Bulan Oktober nanti aka nada orang Cina dan Vietnam yang bergabung. Orang Indonesia nya hanya ada Saya. Saya juga pernah mengikuti magang di perusahaan lain, dan pada saat itu Saya berusaha untuk berbicara dengan pegawai perusahaan lain.

 

Nantinya pekerja asing di Jepang pun pasti akan bertambah. Menambah kenalan dari perusahaan lain sangatlah penting, jadi cobalah secara aktif mengajak bicara.
Berapa banyak biaya yang diperlukan untuk tinggal di Jepang?

Saya tinggal di apartemen yang disewa perusahaan, dengan biaya sewa 10.000 yen per bulan. Untuk biaya air, listrik, dan gas kurang lebih menghabiskan 10.000 yen. Untuk makan pagi Saya sering makan roti maupun buah-buahan. Saya makan siang di kantin perusahaan dan beli bento untuk makan malam. Dengan ini biaya makan kurang lebih menghabiskan 30.000 yen. Di akhir minggu Saya sering jalan dan makan dengan teman-teman, sebulannya menghabiskan kurang lebih 10.000 yen. Saya berencana untuk tinggal lama di Jepang, karena itu Saya juga membeli telepon genggam di sini.

 

10.000 yen untuk tempat tinggal di Tokyo sangatlah murah! Saya juga ingin tinggal di situ (tawa). Perusahaan besar biasanya berpenghasilan banyak, dan kesejahteraan pegawainya dijamin.
Bagaimana anda menghabiskan waktu luang anda?

Di hari libur Saya jalan-jalan dengan teman dari perusahaan, maupun bermain game. Ada klub bola basket di perusahaan, dan latihannya setiap hari kamis pulang kerja dari jam 7 sampai jam 9 malam. Perusahaan ini memilik lingkungan yang sangat nyaman untuk bekerja.

 

Syukurlah anda dapat menikmati bekerja di perusahaan anda. Dengan ini anda dapat lebih berjuang dalam bekerja.
Seperti anda tinggal di lingkungan yang bagus, tapi bagaimanakah image anda dengan Jepang sebelum anda dating ke sini?

Saya mempelajari teknologi, dan Saya rasa level teknologi di Jepang itu sangatlah tinggi. Lalu seperti yang Saya katakana tadi, orang Jepang itu mematuhi peraturan.

 

Begitu ya. Bagaimana setelah anda dating ke Jepang? Apa ada hal positif yang anda rasakan?

Ada anak sastra yang masuk perusahaan bersamaan dengan Saya dan tidak pernah mempelajari sistem. Tapi dia sangatlah cepat dalam mempelajari hal baru. Bahkan mungkin lebih cepat dari adik tingkat Saya di universitas dulu. Awalnya dia belajar sendiri di rumah, dan jika ada hal yang tidak dimengerti akan bertanya ke anak Sains. Sewaktu masuk perusahaan dia tidak mengerti sistem sama sekali, tapi sekarang pengetahuannya sangat luas.

 

Di Jepang, walau bukan speliasisasnya ada orang yang diperkerjakan karena memiliki potensial. Terutama perusahaan besar biasanya banyak merkruit dan pelan-pelan mendidik mereka. Tentu saja jika tidak ada keinginan, maka perbedaan akan terlihat jelas.

Kalau begitu apa ada hal negatif yang anda rasakan?

Sangat disayangkan, orang Jepang pun ada yang tidak mematuhi peraturan (tawa). Walaupun tidak banyak.

 

Tentu saja, ada orang Jepang yang tidak mematuhi peraturan (tawa). Saya juga harus berhati-hati. Apa ada hal lain yang anda rasakan maupun pikirkan?

Orang Jepang itu sering mencoba memikirkan orang lain dengan cara berdiri di posisi orang tersebut. Lalu semuanya bekerja dengan serius, jadi ketika libur semuanya juga bermain dengan maksimal sehingga sangat menyenangkan.

Sebenarnya ketika Saya masih kuliah, Saya pernah dua kali tidak mendapat visa dan tidak bisa pergi ke Jepang. Saat itu Saya sudah sempat berpikir untuk menyerah. Saat itu kakak sepupu Saya menyemangati, dan membuat Saya berjuang kembali. Saya bersyukur saat itu tidak menyerah dan terus berjuang.

 

Ada hal seperti itu terjadi! Setelah berjuang, akhirnya anda berhasil bekerja di Jepang.
Apa ada kesulitan selama tinggal di Jepang?

Kontrak untuk mendapatkan telepon genggam. Pada dasarnya Jepang memerlukan kontrak agar dapat menggunakan telepon genggam. Saya sama sekali tidak mengerti dan bersama senior Saya pergi ke took untuk mengurusnya. Lalu, tidak ada apa pun di rumah karena itu Saya meminta bantuan orang HR untuk membantu membeli perabut yang diperluka. Dan perabot di rumah Saya beli dengan uang Saya sendiri.

 

Memang benar. Apalagi ketika baru datang ke Jepang, pasti banyak hal yang tidak dimengerti. Untung saja ada orang yang dapat membantu anda, jika tidak pasti akan repot. すかSUKI pun ingin agar bisa membantu orang-orang seperti ini nantinya.
Apa rencana anda setelah ini?

Terus tinggal di Jepang dan mungkin akan mencoba menjadi warga Negara Jepang. Sebenarnya, Saya bercita-cita untuk menjadi presiden suatu perusahaan. Saya ingin membeli rumah dan menikah dengan orang Jepang (tawa).

 

Mimpinya sangat rialistis ya (tawa). Terakhir, mohon berikan sepatah kata untuk calon pekerja Indonesia di Jepang.

Jika anda punya impian, berjuanglah untuk mewujudkannya menjadi kenyataan. Jika ada kesempatan untuk tinggal di negara lain, hormatilah budaya negara tersebut. Lalu bersikaplah dengan baik, memikirkan keadaan lawanmu.

 

Saya senang anda dapat menyukai Jepang! Bukan hanya bahasa, anda juga berusaha untuk memahami budaya dan juga cara berpikir orang Jepang. Saya senang dapat bertemu anda hari ini, terima kasih banyak!

Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(3)

Taraf Pendidikan : Universitas jurusan Bahasa Jepang (Semester 3)
Tujuan Studi : Universitas
Level JLPT : N2
Kelamin : Perempuan

 

Salam kenal, terima kasih sudah berkenan untuk wawancara langsung setelah pulang kerja. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Sebentar lagi satu tahun. Jangka studi di Jepang hanya setahun, karena itu bulan ini Saya sudah harus pulang ke Indonesia. Sangat disayangkan.

 

Padahal kita baru bertemu, tapi akan berpisah lagi memang sangat disayangkan. Tapi Saya bersyukur dapat bertemu sebelum anda pulang ke Indonesia! Apa yang anda pelajari di Jepang?

Saya terdaftar sebagai Mahasiswa jurusan Bahasa Asing di salah satu Universitas Jepang, dan belajar Bahasa Jepang dalam kelas yang diperuntukkan untuk pelajar asing. Dengan mempelajari tata bahasa maupun percakapan bisnis, Saya dapat belajar menggunakan Bahasa Jepang dengan lebih alami. Tentu saja, karena ini di Jepang, dosennya juga adalah orang Jepang. Pelajaran disiplin, karena itu Saya harus lebih rajin belajar.

Semua pelajaran menggunakan Bahasa Jepang, ada juga kelas sejarah Bahasa Jepang. Saya paling suka dengan kelas percakapan Bahasa Jepang.

 

Saya tahu anda suka berbicara dari percakapan kita sekarang (tawa). Ngomong-ngomong, apa ada pelajar asing lainnya di kelas anda?

Iya. Ada sepuluh orang pelajar asing yang berasal dari Cina, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Saya satu-satunya orang Indonesia di kelas.

 

Sangat bagus dapat berteman dengan berbagai mahasiswa mancanegara ketika studi di luar negeri! Mengapa anda memutuskan untuk studi di Jepang?

Saya sudah belajar Bahasa Jepang sejak SMU dan sangat ingin pergi ke Jepang sejak saat itu. Saya berpikir ini adalah kesempatan, dan mencoba mendaftar di program pertukaran pelajar antar universitas. Bukan hanya wisata, Saya ingin mencoba untuk tinggal di Jepang.

Syarat program ini adalah harus memiliki N4, dan ketika seleksi dokumen ada sekitar lima puluh orang yang mendaftar. Setelah itu tiga puluh orang lolos dan lanjut untuk mengikuti tes kanji. Tes terakhir adalah wawancara yang hanya meloloskan sepuluh orang. Setelah lulus kita bisa memilih satu di antara dua universitas untuk pergi studi.

Sewaktu mendaftar Saya hanya punya N4 dan setelah wawancara pun Saya tidak yakin bisa lulus. Hasilnya, Saya berhasil pergi ke Jepang di akhir semester 3.

Saya dapat merasakan bahwa anda benar-benar ingin pergi ke Jepang. Perasaan seperti itulah yang menjadi motivasi untuk belajar. Bahasa Jepang anda sangat fasih, Saya tidak percaya waktu itu anda hanya punya N4.

 

Bagaimana jadwal kehidupan anda di Jepang?

Pelajaran di universitas ada dari hari Senin sampai Jum’at. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Kelas ada yang pagi dan siang, ada juga hari di mana kelas selesai di pagi hari.

 

Begitu ya. Ngomong-ngomong apa anda bekerja paruh waktu?

Bulan ini Saya harus pulang, karena itu tidak ada kelas lagi. Saya bekerja dua kali seminggu, pada hari kelas hanya ada di jam pertama saja. Jika ada permintaan di akhir minggu, Saya akan bekerja juga.

Pekerjaannya adalah guru les Bahasa Indonesia. Sebelum pergi ke Jepang, Saya sudah pernah bekerja paruh waktu. Saat itu, Saya diperkenalkan pekerjaan guru les ini. Saya juga pernah memberi pengarahan kepada orang-orang yang berencana untuk dinas ke Indonesia.

Selain itu, Saya juga berkesempatan untuk berpresentasi kepada salah satu pekerja perusahaan Jepang. Dari situ Saya pernah mendapat tawaran pekerjaan dari perusahaan tersebut.

 

Anda sudah pernah kerja paruh waktu sebelum datang ke Jepang ya. Saya rasa hal itulah yang membantu kehidupan di Jepang menjadi lebih baik. Ini adalah hal yang sangat penting.
Hidup di Jepang pastinya memerlukan uang, kira-kira berapa biaya yang diperlukan?

Saya tinggal di asrama universitas khusus untuk mahasiswa luar negeri. Kapasitas asrama ini bisa sampai seratus orang. Sekarang ada sekitar dua puluh orang yang tinggal di sini. Satu kamar ditempati oleh satu orang.

Uang sewanya 10.000 yen, belum termasuk air, listrik, dan gas yang harus dibayar setiap bulan. Saya ingin berhemat, karena itu Saya mencoba untuk selalu masak sendiri. Tapi karena ada kerja paruh waktu, terkadang mau tidak mau Saya harus makan di luar. Biaya makan kurang lebih 10.000 yen, dan Saya terus mencoba untuk menabung. Saya juga mendapat beasiswa, sehingga sangat tertolong.

 

Pastinya anda bekerja untuk biaya hidup, dan dengan adanya beasiswa akan sedikit santai. Banyak mahasiswa asing yang datang dengan menggunakan beasiswa.
Bagaimana anda menghabiskan hari libur anda?

Saya senang membaca novel, jadi banyak waktu Saya habis untuk membaca buku. Saya juga senang pergi ke taman dan merilekskan diri.

 

Sangat bagus dapat bersantai di antara kesibukan kuliah dan pekerjaan.
Saya paham anda sangat suka Jepang, tapi pastinya ada perbedaan antara image Jepang sebelum dan sesudah anda datang kemari. Apa ada hal positif yang anda rasakan sejak datang ke Jepang?

Saya menonton Doraemon sejak kecil, jadi kebanyak image tentang Jepang dan orangnya Saya dapat dari sana. Lalu juga dari orang Jepang yang Saya temui di Indonesia.

Saya bekerja paruh waktu di salah satu perkantoran Jepang, dan Saya merasa bahwa semuanya selalu menyiapkan pekerjaannya dengan serius. Saya banyak melihat cara kerja orang Jepang dari berbagai sisi, dan semuanya selalu seperti ini. Orang Jepang yang ada di Indonesia juga sama.

Banyak barang impor yang bisa langsung dibeli, seperti produk baru iPhone yang bisa langsung dibeli begitu dirilis. Desain gedung-gedung nya pun sangat cantik dan menarik. Saya merasa semua orang Jepang itu teliti dan serius.

 

Begitu. Hal yang biasa bagi orang Jepang dapat menjadi hal aneh bagi orang dari negara lain. Tapi terkadang orang Jepang itu terlalu teliti (tawa). Kalau begitu apa ada hal negatif yang anda rasakan sejak tinggal di Jepang?

Memang banyak yang serius, tapi Saya rasa banyak anak seumuran Saya yang tidak seperti itu. Sama dengan Indonesia…. Juga, sedikit orang yang bisa berbahasa Inggris. Saya pernah membantu seminar salah seorang guru orang Jepang, walaupun beliau adalah dosen dari jurusan Bahasa Inggris Saya merasa “Eh?”.

Lalu biaya kehidupan yang tinggi. Walau jika kita kerja paruh waktu, kita bisa tetap tinggal di sini.
Sewaktu bekerja, komunikasi sangat sedikit. Kami bekerja seakan komputer adalah kekasih (tawa). Sedikit kesempatan untuk mengobrol selain ketika saat meeting. Mungkin karena banyak orang Jepang yang tertutup, walau ada di antaranya yang bersikap terbuka. Saya pikir lebih baik mereka berusaha untuk berkomunikasi lebih banyak lagi.

Lalu banyak acara minum-minum di Jepang. Tadi Saya bilang mereka jarang berkomunikasi, tapi kalau mabuk omongan lanjut terus ya (tawa). Tapi Saya tidak mabuk, jadi tidak mengerti apa yang mereka omongkan. Saya juga pernah minum dengan atasan dan klien yang baru Saya temui hari itu juga. Hal yang tidak mungkin terjadi di Indonesia.

Saya selalu mencari alasan untuk tidak ikut, tapi kalau tidak ada urusan penting tidak bisa menolak (tawa). Atasan Saya sangat baik dan Saya kesulitan untuk tidak ikut….

 

Orang Jepang juga punya masalah yang sama (tawa). Banyak yang berpikir bahwa minum-minum adalah bagian dari pekerjaan. Saya rasa ini sudah menjadi salah satu budaya Jepang. Saya termasuk orang yang tidak ingin ikut minum-minum (tawa).
Setelah studi setahun di sini, anda akan kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliah. Apa mimpi dan tujuan anda setelah ini?

Saya ingin bekerja di Jepang. Kalau bisa Saya ingin bekerja di perusahaan yang berhubungan dengan musik dan entertaiment. Saya berencana untuk merealisasikan hal ini setelah lulus, melalui pengalaman kerja paruh waktu yang pernah Saya lakukan. Sangat penting untuk membina hubungan dan koneksi. Saya juga ingin menikah dengan orang Jepang! Kalau bisa Saya ingin terus berada di Jepang sampai mati (tawa).

Saya juga ingin bisa menggunaka Bahasa Jepang secara alami. Kemampuan orang Indonesia yang Saya temui di Jepang, dengan kemampuan orang Indonesia yang hanya belajar Bahasa Jepang di Indonesia sangat berbeda. Saya pernah bertemu orang Indonesia yang sedang menjalani S3 di salah satu universitas Jepang, Bahasa Jepang sangat bagus. Saya ingin menjadi orang Indonesia yang seperti ini.

Saya ingin bisa mengerti cara berpikir orang Jepang, karena itu Saya berteman dengan banyak orang Jepang dan belajar dengan mendengarkan atasan Saya ketika berbicara.

Walau Saya datang ke Jepang, pelajaran dilakukan dalam Bahasa Inggris. Ada diantaranya yang tidak pernah belajar Bahasa Jepang dan telat datang ketika janjian. Sejak datang ke Jepang Saya jadi bisa mengatur waktu dan tidak ingin terlambat.

 

Gol yang tinggi, tapi sangat jelas. Cara pikir anda sudah sepeti orang Jepang.
Terakhir, mohon berikan sepatah kata untuk calon mahasiswa Indonesia yang ingin pergi ke Jepang.

Pastinya banyak yang ingin pergi ke Jepang, tapi banyak diantaranya yang tidak menyiapkan apapun. Kalau memang ingin pergi harusnya lebih serius dan berjuang lebih keras.

Kalau sudah di Jepang, cobalah untuk bekerja paruh waktu. Bermain di Jepang pastilah asyik, tapi hati-hati untuk tidak keasyikan main.

Saya paham dari awal sampai akhir bahwa anda benar-benar suka dengan Jepang. Saya sungguh senang. Terima kasih untuk hari ini!

Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(2)

Taraf Pendidikan : SMA
Tempat studi di Jepang : Sekolah Kejuruan
Level JLPT : Tidak ada
Kelamin : Perempuan

 

Selamat siang. Terima Kasih telah bersedia untuk mengikuti wawancara. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Kurang lebih sudah dua tahun.

 

Bagaimana anda bisa datang ke Jepang? Apa yang sekarang sedang anda pelajari?

Saya mendapatkan beasiswa, dan sekarang sedang belajar tentang pakaian.

 

Hebat bisa dapat beasiswa! Bagaimana anda bisa terpikir untuk mendapatkan beasiswa dan pergi belajar ke Jepang?

Sejak dulu Saya tertarik dengan drama Jepang dan merasa bahwa Jepang adalah negara yang menarik. Misalnya saja, festival dan budaya Jepang. Saya juga punya image kalau Jepang itu selalu tepat waktu. Di Indonesia telat itu sudah biasa, tapi kalau Saya mau tinggal di Jepang Saya merasa bisa mengubah kebiasaan ini.

Sebenarnya, Saya bisa pergi ke Jepang setelah dua kali mengikuti tes. Saya gagal waktu pertama… Saat itu Saya ingin berhenti saja tapi, ketika kali kedua Saya bisa banyak berbicara ketika tes wawancara dan akhirnya berhasil pergi ke Jepang.

 

Begitu ya. Anda bisa pergi belajar ke Jepang, karena anda tidak menyerah. Bagaimana kehidupan anda di Jepang sekarang?

Setiap hari Senin sampai Jum’at, dari pagi sampai sore adalah waktu sekolah. Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Di sekolah kejuruan ini ada tiga orang Indonesia. Saya sedikit kerepotan karena jarak sekolah yang jauh dari rumah, naik kereta memerlukan waktu sekitar 1 jam.

 

Lebih enak dekat daripada jauh ya. Semakin jauh dari Tokyo biaya sewa akan semakin murah. Kira-kira seberapa banyak pengeluaran anda untuk kehidupan sehari-hari?

Sekarang Saya tinggal di Yokohama, perfektur Kanagawa dan bersekolah di Tokyo. Saya menyewa kamar untuk 2 orang, dengan biaya 87000 yen. Biaya listrik, air, dan gas sekitar 10000 yen per bulan. Untuk makanan, Saya membeli bahan-bahan di supermarket terdekat dan memasaknya sendiri. Satu bulan kurang lebih memerlukan 10000 yen. Untuk telepon genggam, Saya menggunakan telepon yang dibeli di Jepang, di mana perbulannya harus membayar kurang lebih 8000 yen.

 

Memang kalau uang sewa dibagi 2 akan menjadi lebih enak, tapi tetap saja mahal ya. Di Tokyo pun ada yang lebih murah daripada itu. Telepon genggam Jepang itu mahal, dan memerlukan kontrak ketika membelinya. Orang Jepang pun terkadang kerepotan.
Apa anda melakukan kerja paruh waktu?

Iya, Saya mengajarkan Bahasa Indonesia. Seminggu sekali atau dua kali. Saya bertemu muridnya secara privat di kafe. Banyak pekerja kantoran yang belajar, jadi biasanya Saya mengajar di hari kerja pada malah hari.

 

Begitu ya. Mungkin orang-orang yang ingin belajar Bahasa Indonesia akan terus bertambah. Saya juga ingin diajari (tawa).
Apa yang anda lakukan di hari libur?

Bermain dengan teman, atau jika ada kesempatan ikut kumpul-kumpul dengan orang Indonesia lainnya. Saya juga senang memasak, terkadang menghabiskan waktu dengan memasak.

 

Bisa masak, bisa bikin baju juga. Anda pasti akan menjadi istri yang hebat! (tawa)
Sebelum pergi ke Jepang, bagaimana image yang anda miliki tentang negara ini?

Kalau bicara tentang Jepang, pasti anime. Saya sudah menonton anime sejak kecil dan sangat suka One Piece. Waktu SD Saya sering membaca manga, tapi sejak dewasa Saya jadi lebih sering membaca novel Bahasa Indonesia maupun Inggris..

Terus ada juga Cosplay (tawa). Saya juga tahu Harajuku dari dulu, dan pergi ke sana untuk berbelanja di Daiso. Saya juga pergi melihat patuh Hachiko yang ada di Stasiun Shibuya. Lalu banyak barang menarik seperti kostum boneka yang dijual di Don Quijote, melihatnya saja sudah seru.

 

Cosplay dan kostum boneka, anda sangat tertarik dengan pakaian ya. Saya jadi paham kenapa anda belajar membuat baju sekarang.
Pasti ada hal berbeda yang anda rasakan setelah datang ke Jepang. Apa ada hal-hal yang jauh lebih baik dibandingkan perkiraan anda?

Tepat waktu itu sudah pasti, tapi ada juga perasaan tidak terlalu mempedulikan hal-hal di sekitar. Terasa sedikit aneh, tapi tidak apa-apa (tawa). Lalu ada juga sopan santun. Pegawai di toko-toko sangat ramah, Saya jadi lega. Tidak ada juga copet di dalam bus. Sewaktu di Indonesia, Saya pernah dicopet…

 

Saya juga pernah kecolongan telepon genggam di Trans Jakarta… Benar-benar tidak ketahuan ya. Di Jepang memang jarang ada kasus pencurian, tapi negara lain tidak begitu. Harus hati-hati.
Kalau begitu apa ada hal-hal kurang baik yang anda rasakan?

Saya datang ke Jepang dalam keadaan tidak bisa bicara Bahasa Jepang sama sekali. Saya sudah belajar hiragana dan katakana, tapi tidak mengerti huruf kanji. Saya pikir bisa bicara Bahasa Inggris di sini, tapi ternyata banyak orang yang tidak mengerti. Banyak warga asing yang datang ke Jepang, tapi mengapa tidak ada orang yang bisa Bahasa Inggris? Saya ingin orang Jepang belajar Bahasa Inggris. Setelah 2 bulan, baru Saya bisa berkomunikasi dengan Bahasa Jepang.

 

Dua bulan. Pasti anda belajar dengan perjuangan. Kebanyakan orang Jepang belajar Bahasa Inggris selama enam tahun, tapi karena kesempatan untuk mempraktekkannnya sangat sedikit, kemampuan untuk berbicara dan mendengarkan sangatlah rendah…. Saya juga sebenarnya sangat jarang menggunakan Bahasa Inggris. Memang benar semakin banyak wisatawan asing yang datang ke Jepang, jadi pasti bagus jika banyak yang bisa berbicara Bahasa Inggris. Kita juga bisa menambah teman. Saya juga harus ikut berjuang! (tawa)
Apa ada hal lain yang anda rasakan ketika tingga di Jepang?

Orang mabuk itu biasa ya, di Indonesia tidak pernah terlihat (tawa). Di dekat rumah teman Saya banyak toko yang menyediakan sake, sehingga banyak orang mabuk di sekitarnya. Terutama setiap hari jum’at malam, kereta akan penuh dengan bau sake. Kepala jadi pusing…

 

Memang benar. Saya juga tidak senang pulang telat di hari Jum’at, padahal tidak minum sake (tawa).
Apa ada hal sulit ketika tinggal di Jepang?

Tugas dari sekolah. Saya tidak pernah membuat baju sebelumnya, jadi pada awalnya saya sempat kesulitan. Lalu kain untuk membuat baju harus dibeli dengan uang sendiri. Memang Saya mendapatkan beasiswa, tapi jika tidak kerja paruh waktu uangnya tidak akan cukup untuk membeli bahan-bahan. Padahal sudah dapat beasiswa, tapi tetap harus mengeluarkan uang untuk belajar…

Lalu tempat Sholat. Saya pernah Sholat di Dress Room, juga di luar sepeti taman. Ketika masih di Sekolah Saya Sholat di kelas kosong maupun di tangga, tempat-tempat yang jarang digunakan.

 

Memang perlu uang untuk membeli bahan-bahan. Tapi kalau tidak beli, makan tugas sekolah tidak bisa dikerjakan. Nanti tidak bisa lulus, jadi mau tidak mau harus terus berusaha…
Ruang untuk Sholat semakin bertambah, tapi tetap tidak cukup ya.

Awalnya Saya juga kesulitan mencari makanan Halal. Di mana dan apa yang harus dibeli, apa makanan ini bisa dimakan atau tidak, Saya tidak tahu. Pernah juga Saya menghubungi tokonya untuk bertanya-tanya. Sewaktu belum bisa berbicara Bahasa Jepang, Saya sering bertanya pada Senpai. Karena ada Senpai Saya dapat lega dan menjalani kehidupan di Jepang.

 

Pasti ada masalah dengan makanan. Semakin banyak wisatawan Muslim yang datang ke Jepang, jadi kami Orang Jepang juga harus memahami tentang kehidupan Muslim.
Senpai dapat diandalkan ya! Tapi banyak juga yang harus memulai kehidupan di Jepang tanpa bimbingan seorang Senpai, pasti banyak hal yang membingungkan. Diharapkan kedepannyaすかSUKI dapat membantu mereka yang kesulitan di Jepang.
Apa rencana anda setelah lulus dari sekolah kejuruan?

Kalau bisa Saya ingin melanjutkan sekolah. Lalu bekerja selama dua sampai tiga tahun, kembali ke Indonesia, dan membuka toko sendiri.

 

Sudah ada rencana yang rapi, sangat bagus! Terakhir, mohon sepatah dua patah kata untuk calon murid yang ingin belajar di Jepang!

Yang penting, belajar Bahasa Jepang dengan baik maka kalian pasti akan menikmati kehidupan di Jepang! Ayo berjuang!!

 

Terima Kasih atas wawancaranya!

Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(1)

Taraf Pendidikan : S2 (Jurusan Perikanan)
Tempat Studi di Jepang : Sekolah Bahasa Jepang
Level JLPT : N4
Kelamin : Perempuan

 

Salam kenal. Terima kasih telah bersedia untuk diwawancara. Berapa lama anda sudah tinggal di Jepang?

Kurang lebih setengah tahun. Saya berencana untuk tinggal selama setahun, tapi belum tahu karena visa nya belum keluar. Kalau bisa Saya ingin tinggal di Jepang selama setahun lagi.

 

Begitu ya. Apa yang anda pelajari di Jepang sekarang? Lalu, apa alasan anda belajar Bahasa Jepang?

Sekarang Saya belajar Bahasa Jepang di Sekolah Bahasa Jepang. Saya sudah bekerja selama empat tahun di Indonesia, tapi pekerjaannya membosankan. Karena itu Saya ingin melakukan suatu hal baru. Di Indonesia Saya bekerja di perusahaan Jepang sebagai supervisor kualitas barang, dan di perusahaan tersebut juga ada pekerja orang Jepang.

Saya juga senang menonton drama dan mendengarkan musik Jepang, sejak masa kuliah Saya sudah tertarik dengan negara Jepang. Di universitas ada perkumpulan mahasiswa yang ingin belajar Bahasa Jepang, dan Saya bersama mereka belajar Bahasa jepang selama setengah tahun. Dan kesempatan Saya belajar Bahasa Jepang ya hanya setengah tahun tersebut.

 

Begitu ya. Saya senang anda tertarik dengan Bahasa Jepang walau bukan dari jurusan Sastra Jepang. Karena itu anda terpikir untuk belajar Bahasa Jepang di negaranya langsung?

Iya. Saya ingin bisa pergi ke Jepang walau hanya sekali. Awalnya Saya mencari sendiri info tentang Sekolah Bahasa Jepang, tapi ternyata di Indonesia ada banyak Sekolah Bahasa Jepang dan akhinya Saya dikenalkan melalui sekolah ini.

 

Mungkin susah jika harus mencari info seperti itu seorang diri. Pasti masih banyak hal tentang Jepang yang belum dimengerti. Bagaimana kehidupan anda di Jepang sekarang?

Pelajaran di Sekolah Bahasa Jepang adalah setiap hari Senin sampai Jum’at, dari jam dua smpai jam empat sore. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Semua gurunya adalah orang Jepang. Saya kesulitan dalam pelajaran huruf kanji (tawa).

 

Ngomong-ngomong, ada orang apa saja di kelas anda?

Jumlah murid di kelas ada lima belas orang. Selain Saya, ada dua orang Indonesia. Dari negara lain ada Mongolia, Vietnam, dan juga Filipina.

 

Sangat jarang tidak ada orang Cina di satu kelas. Jika waktu untuk pelajaran sudah ditentukan, akan mudah untuk melakukan kerja paruh waktu. Apa anda bekerja paruh waktu?

Iya. Beberapa bulan setelah datang ke Jepang, Saya bekerja di restoran masakan Indonesia. Saya mencari perkejaan ini seorang diri. Isi pekerjaannya adalah membawa makanan ke meja tamu. Saya tidak menerima pesanan menu dari tamu.

Kerja di hari Sabtu dan Minggu sangat sibuk. Biaya transportasi kereta Saya diganti setengahnya, tapi Saya senang kalau bisa diganti semua (tawa). Di tempat kerja ada dua belas orang Indonesia. Waktu sibuk adalah ketika jam makan siang dan malam hari.

Saya berencana untuk memulai kerja paruh waktu di pagi hari, dari jam 9 sampai jam 12. Saya akan bekerja di toko roti Saya sangat tertolong karena di sini memperbolehkan kita untuk tetap memakai Jilbab.

 

Begitu ya. Perjuangan mengumpulkan uang dengan kerja paruh waktu. Pengalaman bekerja paruh waktu di Jepang sangatlah berharga, karena itu teruslah berjuang! Saya rasa kehidupan di Jepang memerlukan banyak uang, bagaimana anda menyiapkan uang untuk Sekolah di sini?

Saya tidak mendapatkan beasiswa dan membayar biaya pendidikan dengan uang Saya sendiri. Saya sudah menabung ketika bekerja di Indonesia. SPP Sekolah Bahasa Jepang dapat dibayar sekali di pertengahan tahun. Biaya sekolah untuk setahun kurang lebih menghabiskan 700.000 yen.

 

Setahun, 700.000 yen. Jika dibandingkan dengan yang lain ini sudah termasuk murah. Bagaiman dengan uang untuk kehidupan sehari-hari?

Sebulan pertama Saya datang ke Jepang, Saya tinggal di Share House. Tapi karena transportasi keretanya tidak praktis Saya memutuskan untuk pindah. Sekarang Saya tinggal dengan dua orang teman Indonesia. Terkadang Saya makan di luar, tapi biasanya harus masak sendiri. Sebenarnya, Saya baru saja makan di restoran makan pizza sepuasnya. Di sana dengan 1500 yen bisa makan pizza sepuasnya dalam jangka waktu tertentu, juga dapat minum. Ada juga salad, sangat enak.

Untuk belanja biasanya Saya pergi ke supermarker, toko 100 yen, toko bahan pangan Indonesia, atau toko makanan halal.

 

Makan sepuasnya adalah bukti masa muda! (tawa). Saya sudah tidak pernah pergi lagi… Terkadang makan mewah seperti itu enak ya.
Apa kegiatan anda di hari libur?

Menonton video atau tv di rumah, atau bermain internet. Biasanya saya habis dengan merilekskan badan.

 

Dengan kesibukan sekolah dan kerja paruh waktu, relaksasi itu sangat penting.
Pasti ada beberapa bayangan yang anda miliki sebelum pergi ke Jepang. Apa yang anda rasakan setelah tinggal di Jepang?

Pertama, udaranya sangat bersih. Lalu semuanya sangat praktis, termasuk saran transportasi. Saya dulu tinggal di Bekasi, karena itu sangat jarang bisa jalan-jalan di luar (tawa).

 

Dulu memang begitu, tapi sekarang udara di perkotaan pun kotor. Indonesia udaranya panas, hujan panas pun terkadang turun, sehingga malas untuk berjalan kaki di luar. Apa ada hal kurang nyaman yang anda rasakan di Jepang?

Ini bukannya kurang nyaman, tapi Saya terkejut ketika dengan bioskop di sini. Pertama kali Saya menonton film di Jepang, yakni NARUTO, Saya kaget karena bioskop di sini berbeda dengan di Indonesia. Di Indonesia, jika ada adegan lucu kita akan tertawa bersama, jika sedih ada yang menangis, semua menunjukkan perasaannya. Tapi di Jepang semuanya menonton dengan tenang, sehingga Saya jadi kaget. Bagi Saya, lebih nyaman menonton di rumah karena lebih rileks.

 

Memang benar. Saya merasa kebalikannya ketika menonton di Indonesia (tawa). Bioskop di Indonesia juga lebih besar sehingga nyaman. Apa ada hal lain yang anda rasakan selama tinggal di Jepang?

Saya perempuan yang menggunakan jilbab. Saya pikir tidak akan ada masalah dan Saya dapat menemukan pekerjaan yang memperbolehkan menggunakan jilbab. Tapi ternyata sulit untuk menemukannya. Lalu, Orang Jepang setelah pulang kerja biasanya pergi minum sake dan bicara dengan nyaring di stasiun. Ini sangat berbeda dengan biasanya, sangat menarik.

Sekarang banyak warga negara asing yang tinggal di Jepang, jadi semoga saja pengertian akan budaya yang berbeda semakin meluas. Saya sendiri biasa saja ketika melihat orang mengenakan jilbab. Tentang sake, Saya jadi malu. Tapi memang itu kenyataannya.

Tempat makan seperti kafe dan restoran pun berbeda dengan Indonesia. Di Jepang banyak orang yang belajar di kafe, hal ini jarang terlihat di Indonesia. Perpustakaan juga sama.

 

Saya juga merasakan hal yang sama. Sewaktu di Indonesia Saya sering bekerja di kafe seorang diri, tapi banyak orang Indonesia yang datang dengan temannya untuk mengobrol. Orang asing itu sendirian… mungkin banyak yang berpikiran seperti itu (tawa).
Terakhir, mohon berikan sepatah dua patah kata untuk calon siswa yang ingin belajar di Jepang.

Jika anda tidak menggunakan jilbab dan ingin belajar di Jepang, maka tidak akan ada masalah. Jika anda berjilbab, mungkin akan sedikit sulit untuk mencari kerja paruh waktu. Tapi pastinya hal ini akan berubah sedikit demi sedikit dari sekarang. Untuk laki-laki, tidak ada masalah. Ada juga kerja paruh waktu di pabrik, di mana anda tidak harus menghadapi tamu. Pasti ada kerja paruh waktu yang pas untuk anda.

Lalu sekarang Saya tinggal di orang Indonesia, tapi dalam rumah pun usahakan untuk selalu menggunakan Bahasa Jepang!

Jika anda bisa pergi Jepang, yang penting belajar terus!

 

Walau masih N4, anda dapat berbicara dengan lancar. Ini bukti bahwa usaha anda belajar Bahasa Jepang berhasil! Terima kasih telah bersedia mengikuti wawancara ini!

※すかSUKI bisa memperkenalkan sekolah bahasa Jepang karena coba hubungi kami dari “お問い合わせ” atau “RECRUITMENT PAGE” kalau Anda mau belajar bahasa Jepang di Jepang. Terima kasih banyak.

Wawancara dengan pekerja perusahaan Jepang di Indonesia(11)

Pengalaman studi di luar negeri : Tidak ada
Level JLPT : N3
Pengalaman kerja : 3 Perusahaan
Pekerjaan : akuntasi
Kelamin : Perempuan

 

Selamat siang, lama tidak berjumpa. Terima kasih telah menyempatkan waktu di hari libur untuk wawancara ini. Langsung saja, Apa alasan anda bekerja di perusahaan Jepang?

Iya, Saya mempelajari Bahasa Jepang di universitas dan ingin mengembangkan kemampuan bahasa saya dengan bekerja dalam lingkungan yang membutuhkannya. Di sekitar Saya banyak orang yang melupakan Bahasa Jepang setelah lulus kuliah, sangat disayangkan.

 

Memang, padahal sudah menghabiskan uang dan waktu selama 4 tahun untuk belajar, sayang untuk dilupakan. Bagaimana anda menemukan pekerjaan anda sekarang?

Ketika mencari pekerjaan, Saya meng-upload CV dan pengalaman kerja di website penyedia lowongan kerja. Waktu itu Saya sedang sekolah Bahasa Jepang, tapi ada pekerjaan di website dan sensei Saya mengenalkan dengan perusahaan tersebut. Setelah itu, Saya mendapat kontak langsung di website dan menuju tahap wawancara. Mungkin hal ini sedikit berbeda dengan biasanya.

 

Begitu ya. Sepertinya banyak orang yang terlibat antara anda dan perusahaan pembuka lowongan. Anda memutuskan untuk menerima wawancara tersebut, mengapa anda memutuskan untuk memasukan lowongan di perusahaan ini?

Sebenarnya perusahaan tempat kerja saya sebelumnya sudah pasti akan ditutup, karena itu Saya harus mencari pekerjaan baru. Tentu saja, Saya juga mencoba memasukkan lowongan di tempat lain, tapi hanya diterima dan tidak sampai diperkerjakan di tempat lain.

 

Saya kira orang yang bisa Bahasa Jepang dan memiliki pengalaman kerja cukup langka, tapi ternyata persaingannya cukup ketat ya… Akhirnya anda bekerja di perusahaan sekarang, tapi sebelum anda mulai masuk kerja apa anda memiliki bayangan tentang perusahaan maupun pekerjaaan anda nantinya?

Atasan Saya sekarang adalah orang yang sebelumnya mewawancarai Saya, dan Saya merasa beliau adalah atasan yang baik hati. Cangkupan pekerjaan pun sama dengan pekerjaan Saya sebelumnya, akuntansi. Gaji Saya juga naik, dan ada asuransi kesehatan beserta uang tunjangan. Saya merasa perusahaan ini sangatlah bagus.

 

Begitu. Kalau di Jepang, perusahaan yang gaji dan tunjangannya baik kebanyakan adalah perusahaan-perusahaan besar, terbalik ya. Apa karena ini Indonesia, atau memang ada perbedaan dengan tenaga kerja yang dicari. Sangat menarik. Kalau begitu, bagaimana keadaanya setelah anda memulai bekerja?

Setelah masuk kerja, hal yang saya senangi adalah lingkungan kerja. Karena lingkup kerja termasuk kecil, jika anda mencoba bekerja di sini pasti akan merasa bahwa lingkungannya sangat nyaman. Jika tidak cocok dengan lingkungannya, mungkin Saya sudah pindah kerja dari dulu (tawa). Perusahaan ini mengharuskan untuk menulis laporan dengan Bahasa Jepang. Waktu baru masuk kerja Saya cukup kesulitan, tapi atasan dengan sabar mengajari Saya. Persis dengan bayangan Saya, atasan yang baik hati (tawa). Tapi karena Saya sudah terbiasa dengan pekerjaan di sini, mungkin tahun depan Saya akan mencari pekerjaan baru.

 

Saya rasa anda sudah puas dengan perusahaan maupun pekerjaan anda sekarang. Apa ada poin negatif dari tempat kerja ini?

Hal merepotkan dalam pekerjaan kali ini adalah peraturan perusahaan yang terlalu sedikit. Misalnya saja, tidak adanya penentuan dalam pemberkasan dokumen sehingga diperlukan cukup waktu untuk mencari dokumen yang diperlukan. Sebenarnya, perusahaan ini pernah kena pengawasan oleh kantor pajak. Waktu itu sangat susah untuk menemukan dokumen yang diminta oleh kantor pajak….

 

Hal itu dapat membuang banyak waktu. Image perusahaan pun akan menjadi buruk jika dokumen legal ada yang hilang…. Apa yang anda lakukan jika kesulitan lagi seperti ini?

Tentu saja Saya pernah mendiskusikannnya, tapi karena inilah cara kerja perusahaan, Saya berusaha untuk menyelesaikannya dengan cara yang ada. Terkadang jika sedang mencari dokumen, Saya berangan-angan ingin bekerja di perusahaan besar yang peraturannya sudah mantap (tawa).

 

Begitu ya (tawa). Pasti banyak kesulitan jika tidak ada peraturan yang pasti. Bagaimana dengan jam kerja dan jumlah pekerjaan, apa tidak ada masalah?

Perusahaan sekarang tidak ada lembur maupun kerja di hari libur, dan Saya rasa jumlah pekerjaannya sudah pas.

 

Enak ya tidak ada lembur! Ngomong-ngomong, apa ada paksaan untuk tetap berelasi di luar jam kerja?

Atasan sebelumnya sering mendengarkan request dari kami dan mengajak kami makan bersama. Tidak ada perasaan dipaksa, Saya malah senang (tawa). Tapi saya tidak terlalu senang ketika harus pergi makan bersama dengan pekerja dinas yang datang kemari. Rasanya berbeda dengan saat makan bersama teman dekat…

 

Memang ya. Saya juga tidak terlalu senang jika harus dipaksa berelasi di luar jam kerja, sehingga Saya sangat mengerti perasaan anda. Saya rasa anda puas dengan pekerjaan anda sekarang, tapi apa ada rencana untuk karir anda ke depannya?

Saya tidak terlalu tertarik dengan kesuksesan. Saya sudah puas dengan dapat bekerja menggunakan Bahasa Jepang dan lingkungan kerja yang bagus. Jika harus melakukan pekerjaan lain, Saya akan bekerja mengikuti saran teman Saya tentang pekerjaan yang menarik. Saya juga ingin mencoba menjadi sekretaris.

 

Anda tipe yang tidak punya banyak nafsu ya (tawa). Terakhir, mohon sepatah-dua patah kata untuk orang-orang yang ingin bekerja di perusahaan Jepang.

Saya pernah ditanya bagaimana bekerja di perusahaan Jepang, dan Saya selalu menjawab perusahaan Jepang itu disiplin, baik pekerjaan maupun waktunya. Setelah lulus dari universitas, Saya terus bekerja di Perusahaan Jepang karena itu Saya sudah terbiasa (tawa). Lalu Saya rasa semua orang Jepang itu baik hati. Saya senang dengan atasan Saya sebelumnya. Walau sudah kembali ke Jepang, beliau tetap menjalin kontak dengan semuanya.

 

Hubungan kerja yang sangat baik! Semoga suatu saat anda bisa pergi ke Jepang dan bertemu dengan atasan anda. Terima kasih telah menyempatkan waktu anda untuk wawancara hari ini.