Data Orang Asing yang Bekerja di Jepng Hingga Akhir Oktober 2018

Apakah di antara pembaca すかSUKI ada yang ingin atau sedang bekerja di Jepang? Beberapa hari yang lalu, telah dirilis data yang berkaitan dengan bekerja di Jepang. Data ini selalu direvisi setiap tahunnya sehingga kita bisa membandingkan perbedaan isi dengan data yang dirilis di tahun sebelumnya.

Karena negara Jepang sedanga dalam kondisi kekurangan tenaga kerja, jumlah pekerja asing selalu meningkat setiap tahun. Dengan kenyataan seperti itu, tak bisa dipungkiri bahwa jumlah tenaga kerja asing akan selalu bertambah di masa depan.

Meskipun sulit menguraikan semua poin satu-persatu, すかSUKI akan membahas beberapa di antaranya dalam artikel ini.

Jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Jepang : 1.460.463 jiwa

Tahun lalu, jumlah pekerja asing di Jepang berada di angka 1.278.670 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun ini, berarti jumlah tersebut meningkat sebanyak 181.793 jiwa atau 14,2%. Penerimaan pekerja asing baru dimulai lagi pada April 2019. Selain itu, jumlah perusahaan yang menerima pekerja asing juga meningkat sekitar 10%.

Negara dengan jumlah pekerja terbanyak (persentase di dalam kurung adalah persentase dari jumlah total)

1. Cina : 389.117 jiwa (26,6%)
2. Vietnam : 316.840 jiwa (21,7%)
3. Filipina : 164.006 jiwa (11,2%)
Jumlah pekerja Indonesia sendiri berada di angka 41.586 jiwa (2,8%). Angka tersebut telah mengalami peningkatan sebanyak 21,7% atau bertambah sebanyak 7.427 jiwa dari tahun sebelumnya. Meskipun jumlah tersebut terlihat sedikit, tetapi dapat disimpulkan bahwa orang Indonesia yang bekerja di Jepang semakin banyak tiap tahun. Di antara orang Indonesia yang saat ini sedang bekerja di Jepang, jenis visa yang paling banyak ditemukan adalah visa engineering atau pemagang teknis.

Daerah kerja

Dengan menempati angka 30,3%, Tokyo menjadi daerah yang paling banyak dijadikan tempat bekerja oleh para pekerja asing. Tokyo merupakan kota metropolitan dengan jenis perusahaan paling banyak di antara daerah di Jepang lainnya. Banyak orang asing bekerja di perusahaan yang mengembangkan bisnisnya di luar negeri. Selain itu, Tokyo adalah kota yang memiliki jumlah sekolahan paling banyak. Banyak pelajar asing di universitas, akademi, maupun sekolah bahasa Jepang yang bekerja paruh waktu.

Bidang pekerjaan terbanyak

1. Manufaktur : 21,4%
2. Penjualan : 17%
3. Akomodasi, food & beverage : 14,5%
Bidang manufaktur banyak ditempati oleh pemagang kerja teknis, sedangkan bidang penjualan serta food & beverage dimayoritasi oleh pelajar asing.

Poin yang diulas dalam artikel ini hanya sebagian kecil dari data. Apabila kalian ingin melihat semua poinnya, silakan cek tautan di bawah ini. Hanya tersedia dalam bahasa Jepang, ya.

Ministry of Health、Labour and Welfare
Pemberitahuan Status Pekerja Asing (Per Akhir Oktober Tahun 2018)
https://www.mhlw.go.jp/content/11655000/000472892.pdf

Semoga すかSUKI bisa terus memberikan informasi bermanfaat kepada kalian semua, ya!

Penerjemah : Erlinda Dwi Yulianti

Sistem Asuransi Kesehatan Jepang dan Preminya

Salah satu sistem jaminan sosial di Jepang adalah asuransi kesehatan. Dalam artikel kali ini, すかSUKI akan memperkenalkan tentang bagaimana mekanisme asuransi kesehatan tersebut.

Sistem Asuransi Kesehatan

Pada umumnya, orang jepang pasti mendaftarkan dirinya dalam beragam jenis asuransi kesehatan. Begitupun dengan orang asing yang bermaksud tinggal di Jepang dalam jangka panjang. Saat nasabah asuransi kesehatan mengalami cedera dan atau sakit yang bukan disebabkan oleh pekerjaan dan perlu memeriksakan diri ke rumah sakit, nasabah tersebut tidak harus menanggung sendiri biayanya 100 %. Pada umumnya, terdapat ketentuan biaya tanggungan medis yang disesuaikan dengan usia nasabah premi asuransi. Untuk lebih jelasnya, mari lihat rincian di bawah ini.

Persentase Tanggungan Biaya Medis

Usia 0-belum masuk SD 20 %
Usia SD- 69 tahun 30 %
70-75 tahun 20 % Tapi, untuk orang berpenghasilan tinggi 30%
Diatas 75 tahun 10 % Tapi, untuk orang yang berpenghasilan tinggi 30%

Pada dasarnya jika seorang karyawan perusahaan menerima perawatan di rumah sakit, biaya medis yang perlu ditanggungnya hanyalah 30% dari biaya keseluruhan. Jadi, bahkan jika tagihan medisnya mencapai 1000 Yen, yang perlu anda bayar -jika anda termasuk nasabah asuransi- hanyalah 300 Yen saja.

Berapakah Premi Asuransi Kesehatan itu?

Biayanya berbeda tergantung asuransi kesehatan yang anda pilih, namun kali iniすかSUKI akan memperkenalkan salah satu jenis asuransi -jika anda bekerja di perusahaan di Jepang dengan menggunakan visa bekerja- melalui contoh di bawah ini.

Contoh
• Bekerja di Kantor Pusat di Tokyo dengan menggunakan Visa bekerja
• Perusahaan mengikuti asuransi kesehatan Tokyo
• Karyawan usia 30 tahun saat ini bergaji 250.000 Yen
• Mulai bekerja dari Januari 2018.
Dengan kondisi diatas, biaya premi asuransi kesehatan yang harus dibayar per bulannya adalah 14.865 Yen.

Meningkatnya Beban Tanggungan Premi Asuransi

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, jika anda –nasabah asuransi kesehatan- dirawat di rumah sakit, maka tagihan medis yang perlu anda bayar hanya 30%-nya saja.
Apa rumah sakit memberi diskon untuk layanan ini?
Jawabannya, tentu saja tidak. Karena jika demikian maka rumah sakit tidak akan berjalan lancar bukan?
Lalu bagaimana nasib pembayaran 70% tagihan medis anda ya?

Tagihan medis yang 70% ini, akan dibayar menggunakan asuransi kesehatan dan pajak yang selama ini anda bayar. Mari beralih ke pertanyaan berikutnya. Orang seperti apakah yang pergi ke rumah sakit?
Ya, dibandingkan anak muda, orang-tua tentu memiliki kondisi tubuh yang lebih rentan, serta lebih lambat sembuh dari luka. Karenanya, saat anda pergi ke rumah sakit, anda akan menemui banyak orang-tua dibandingkan dengan anak muda.
Saat ini populasi pemuda di Jepang semakin berkurang, bersamaan dengan hal ini terjadi peningkatan jumlah warga lanjut usia yang pergi ke rumah sakit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kedepannya pun jumlah ini akan terus bertambah. Namun, sebaliknya populasi pemuda yang membayar asuransi kesehatan, pajak serta pekerja akan semakin berkurang.

Hal Yang Harus dipikirkan dari Kondisi Jepang Saat Ini

Orang-orang yang membayar asuransi kesehatan kian berkurang, sementara yang mempergunakannya kian bertambah. Dengan kondisi saat ini, akan seperti apakah Jepang nantinya? Menurut saya, teman-temanすかSUKI pun sudah tahu jawabannya bukan? Ya… jawabannya adalah uang pemasukan pun kian berkurang. Lalu, bagaimanakah solusi untuk masalah ini?

• Menambah Kategori Orang yang Wajib Membayar Premi Asuransi
Misalnya mahasiswa yang tinggal bersama orang tuanya, istri yang tidak memiliki pekerjaan, saat ini keduanya bisa menggunakan asuransi kesehatan tanpa harus membayar preminya. Karenanya, dengan mempertimbangkan keadaan saat ini pemerintah dirasa perlu untuk mengamandemen undang-undang terkait –orang-orang dengan kondisi yang disebutkan diatas- pun agar diharuskan membayar premi asuransi kesehatan.

• Menaikan Biaya Premi Asuransi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, premi asuransi kesehatan per bulannya adalah 14.865 Yen. Karenanya menaikan premi hingga misalnya mencapai 20.000-30.000 Yen juga bisa menjadi opsi penyelesaian masalah ini.

• Meningkatkan Jumlah Orang yang Membayar Premi Asuransi dan Pajak
Saat ini populasi anak-anak di Jepang mengalami penurunan. Karenanya, agar cara ini dapat terlaksana maka Jepang harus membuka diri dengan menerima orang asing untuk tinggal di Jepang. Saat ini, pemerintah sudah mulai menerapkan kebijakan tersebut.

Masalah penurunan angka kelahiran dan peningkatan jumlah lansia di Jepang, mulai saat ini akan menjadi masalah dari banyak negara. Indonesia pun mungkin akan dihadapkan dengan masalah serupa dalam waktu puluhan tahun mendatang. Bagaimana jika kita mulai bersama-sama memikirkan solusi masalah tersebut dengan menanamkan pikiran bahwa masalah tersebut akan menjadi masalah kita di masa mendatang?

Bagaimana Mahasiswa Jepang Mencari Pekerjaan? Mari Kita Lihat Jadwal “Shukatsu”

Salah satu hal yang unik di Jepang, setiap tahun ada musim shukatsu(就活) yaitu musim job hunting. Pada umumnya mahasiswa Jepang mencari pekerjaan dengan mengikuti jadwal shukatsu dan sebelum lulus kuliah, mereka sudah mendapatkan pekerjaan. Perusahaan-perusahaan di Jepang pun merekrut mahasiswa dengan mengikuti jadwal tersebut, jadi kita mungkin akan kesulitan mendapatkan pekerjaan jika tidak memahami jadwalnya.

Kali ini すかSUKI akan memberitahu teman-teman tentang jadwal shukatsu di Jepang!

※ jadwal tahun 2017-2018



① Cari Informasi(S1…tahun ketiga~ / S2…tahun pertama~)

 
Kebanyakan mahasiswa S1 di Jepang mulai berpikir tentang karirnya di masa depan ketika mereka masuk tahun ketiga. Pertama mereka mulai mencari informasi tentang perusahaan dan jenis pekerjaan. Bagaimanakah caranya? Kami berikan beberapa contoh berikut ini:

1. Situs pencari kerja
Mereka daftar ke situs pencari kerja. Untuk saat ini, situs yang paling umum adalah rikunabi(リクナビ)dan mainabi(マイナビ).

2. Job Fair
Ada juga job fair yang mentarget mahasiswa asing(留学生).

3. Shikihou(四季報)
Shikihou adalah buku yang berisi data tentang 5,000 perusahaan Jepang. Isinya sangat berguna. Misalnya, apa saja ciri khas produk atau bisnis perusahaan tersebut, gaji dan bonusnya berapa yen, setahun berapa kali bisa mengambil cuti, lemburnya sebulan berapa jam…dll.

 

② Internship(S1…tahun ketiga bulan Juni~ / S2…tahun pertama bulan Juni~)

Akhir-akhir ini banyak perusahaan yang menerima mahasiswa dengan program internship. Mengikuti internship sangat direkomendasikan karena mahasiswa bisa mengalami ”real work”. Kalau mengikuti beberapa program internship, mereka bisa merasakan pekerjaan seperti apa yang cocok untuk dirinya sendiri sehingga bisa mencegah mismatching.

Biasanya untuk daftar internship bisa melalui situs rikunabi atau mainabi. Ada internship dimana semua mahasiswa yang daftar bisa ikut, dan ada pula internship yang mengharuskan mahasiswa mengikuti tahapan seleksi terlebih dahulu. Jangka waktu internship tergantung perusahaan, ada yang 2 minggu, 1 bulan dan ada juga program yang hanya 1 hari saja.

 

③ Shukatsu(S1…tahun ketiga bulan Maret~ / S2…tahun pertama bulan Maret~)

Bersamaan dengan dicabutnya masa larangan rekruitment yang ditentukan oleh Keidanren(経団連/Japan Business Federation)pada tanggal 1 bulan Maret, maka musim Shukatsu pun dimulai! Mahasiswa mulai tergesa-gesa melamar ke perusahaan yang mereka minati, karena musim Shukatsu itu hanya ada setahun sekali.

Setelah itu penyeleksian dimulai. Namun proses seleksi setiap perusahaan berbeda-beda. Di bawah ini akan kami berikan salah satu contohnya.



★Contoh proses seleksi
1. Entry(エントリー/daftar)
Biasanya entry melalui situs rikunabi, mainabi atau website perusahaannya.

2. Kaisha-setsumeikai(会社説明会/seminar atau orientasi perusahaan)
Kita disuruh mengikuti kaisha-setsumeikai yang diadakan oleh perusahann tersebut.

3. Mensetsu(面接/wawancara)
Mensetsu diadakan beberapa kali. Sebelum mensetsu, biasanya kita diminta menulis rirekisho(履歴書/CV)atau entrysheet terlebih dahulu. Selain wawancara, kadang ada juga tes diskusi kelompok yang diadakan sebagai proses seleksi.

 

 
4. Web-test(Webテスト)
Isi web-testnya bermacam-macam. Misalnya matematika, bahasa, kemampuan berpikir logis dll . Ada juga tes kepribadian dan tes kemampuan menghadapi stress. Selain web-test, kadang diadakan tes tertulis juga.

5. Naitei(内定/pernyataan diterima bekerja di perusahaan)
Jika lulus semua seleksi, kita dapat naitei dan mulai dipanggil naiteisha (内定者/mahasiswa yang sudah diputuskan akan bekerja di perusahaan tersebut). Dengan kata lain, kita sudah mendapatkan pekerjaan!

 
Biasanya pada bulan Oktober, semua naiteisha dikumpulkan dan melaksanakan upacara naiteishiki(内定式). Pada bulan Maret tahun depannya para naiteisha diwisuda.

Lalu pada tanggal 1 bulan April, upacara nyushashiki(入社式/upacara masuk perusahaan)dilaksanakan dan secara resmi naiteisha menjadi karyawan baru. Upacara seperti ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran sebagai seorang anggota perusahaan, dan hal itu sangat penting bagi perusahaan Jepang yang cendurung mementingkan bekerja dengan harmonis dan saling membantu.

 

 
【catatan tambahan】
・Jadwal shukatsu di atas adalah jadwal tahun 2017-2018. Jadwalnya sewaktu-waktu bisa berubah maka setiap tahun harus dicheck.
・Ada juga perusahaan yang tidak mengikuti jadwal shukatsu.
・Kalau mahasiwa jurusan dan universitas tertentu, ada kemungkinan bisa mendaftar dengan menggunakan sistem suisen(推薦/sistem rekomendasi). Dalam artian, dosen merekomendasikan mahasiswanya ke perusahaan dan kemungkinan mendapatkan naitei(diterima diperusahaan)menjadi lebih besar.

Bagaimana teman-teman? Semoga informasinya bermanfaat terutama bagi kalian yang ingin mencari pekerjaan di Jepang.
すかSUKI akan memberi semangat dan mendukung kalian agar sukses dan cita-citanya terkabul!