Cicipi Ramen Halal yang Lezat di Osaka, Ramen Honolu!

Akhir-akhir ini teman-teman pasti sering melihat artikel mengenai makanan halal di Jepang. Nah, すかSUKI kali ini juga akan memperkenalkan salah satu raman halal dan lezat yang bisa kamu coba saat berkunjung ke Osaka. Nama ramen halal ini adalah Ramen Honolu!

Ramen Honolu (ラーメン帆のる)
Alamat                     : 1F, 2-5-27 Motomachi, Naniwa-ku, Osaka-shi, Osaka 556-0016
Telepon                   : 06-6710-9604
Jam Operasional    : Senin – Sabtu, 11.30 – 14.30 dan 17.00 – 21.00, Minggu, 17.00 – 21.00, Libur saat Golden Week, liburan Bon, dan liburan tahun baru
Akses                        : 14 menit berjalan kaki dari Stasiun Sakuragawa
URL             : https://www.facebook.com/honoluramen/?fref=ts

Ramen Halal, Wajib Dicoba!

Beberapa tahun yang lalu, sangat susah mencari ramen halal di Jepang. Hal ini karena kebanyakan kaldu dan topping ramen mengandung daging babi. Tetapi, akhir-akhir ini dengan banyaknya pengunjung beragama Muslim yang berkunjung ke Jepang, kita dapat menemukan ramen halal yang enak dan tentunnya dengan harga terjangkau.

                                   

                                   

Ramen Honolu menyediakan 6 pilihan ramen, yaitu 3 ramen dengan kaldu shio alias garam dan 3 ramen dengan kaldu miso. Topping ramen-nya berbeda-beda, ada ayam, karaage, dan daging. Teman-teman juga dapat memilih kepedasan kaldunya.

Salah satu ramen yang penulis cicipi saat berkunjung ke sana adalah Ramen Special Rich Chicken Flavor dan Fried Chicken Ramen. Kuah yang kental dengan rasa kaldu yang melumer di mulut, serta kekenyalan mie yang sangat pas sungguh membuat teman-teman ingin terus memakan ramen ini.

Mendekatkan Diri dengan Pengunjung Muslim

Jika teman-teman mampir ke Osaka, tidak ada salahnya untuk mencoba mampir dan mencicipi ramen halal yang satu ini. Selain ramen, teman-teman dapat mencoba juga menu gyoza. Gyoza halal juga cukup langka untuk ditemukan di restoran-restoran biasa di Jepang, karena kebanyakan gyoza menggunakan daging campuran sebagai isinya.

Untuk teman-teman yang sedang berwisata, teman-teman bisa mampir untuk makan di Ramen Honolu sekaligus beribadah. Ramen Honolu menyediakan tempat beribadah yang terletak di bagian belakang restoran.

Para staf di Ramen Honolu beragama Muslim dan mereka dapat berbicara dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia! Jadi jangan ragu untuk menanyakan hal-hal detail tentang ramen kepada mereka.

Disela Kesibukan Belajar, Pergantian Musim Jadi Waktu yang Paling Ditunggu-tunggu

Konnichiwa! sahabat すかSUKI! Perkenalkan, nama saya Nabila. Saya lahir di Lampung, tapi sekarang ini berdomisili di Bandung dari sejak kelas 5 SD. Setelah lulus SMA saya tidak melanjutkan kuliah, karena tertarik dengan saudara saya yang belajar bahasa Jepang di Jepang, saya pun mencoba memberanikan diri untuk melanjutkan belajar bahasa Jepang di Jepang. Saya pertama kali tiba di Jepang bulan April 2014 saat musim semi, tapi saat itu bunga sakura masih belum mekar.

Kesan pertama bagi saya saat pertama kali ke Jepang mungkin tidak berbeda dengan kesan orang Indonesia kebanyakan. Saat itu saya sangat kagum dengan negaranya yang tertib bersih dan tepat waktu. Mungkin sebelumnya saya tahu Negara Jepang itu seperti yang banyak orang katakan, tapi tidak ada kesan khusus dimata saya. Tapi saya dikecewakan oleh kenyataan yang benar-benar diluar ekspektasi. Dari Indonesia, saya pergi bersama teman satu angkatan yang bersekolah di sekolah yang sama selama di Jepang tepatnya di Prefektur Shizuoka.

Gunung Fuji yang terlihat dari Prefektur Shizuoka

Di sana saya Belajar tentang bahasa, budaya serta ragam pariwisata lokal (tourism), karena saya mengambil program pariwisata. Sehingga lebih banyak belajar dan mengenal wisata lokal. Selama di Jepang, saya sekolah dengan biaya sendiri. Untuk bisa sekolah di Jepang dengan biaya sendiri, biasanya akan diminta bukti jumlah tabungan yang dimiliki sebagai salah satu syaratnya.

Saya sekolah dari jam 8:30 sampai jam 13:00 dari hari senin sampai jumat. Kemudian malam harinya dilanjutkan dengan bekerja part time atau yg disebut juga arubaito. Bekerja part time di pabrik makanan dan di toko kue. Di pabrik makanan weekday dari jam 09:00 sampai jam 04:00 subuh. Kalau part time di toko roti saya masuk weekend dari pagi jam 5 sampe jam 12 siang. Di toko roti, saya diajarkan cara membuat roti untuk di display. Part time saya di pabrik makanan (Bento packing) sebenarnya atas rekomendasi senior saya saat awal-awal tiba di Jepang, sedangkan di toko roti itu saya mencarinya sendiri di majalah. Walaupun masih bnayak kanji yang saya tidak mengerti, tapi kurang lebih saya bisa paham dibandingkan dulu yang tidak bisa membaca kanji sama-sekali. Saya bersyukur karena selama saya kerja part time, tidak ada kendala yang begitu berarti dan saya bisa mengikuti pekerjaan dengan baik.
Gaji yang saya terima dari dua tempat baito kurang lebih 120.000 yen setiap bulannya. Dari gaji itu sudah cukup untuk biaya hidup dan biaya sekolah. Kadang dapat kiriman dari keluarga berupa makanan jadi bisa lebih hemat. Biaya hidup di Jepang sebenarnya relatif bagaimana gaya hidup dan juga kota tempat tinggal kita, untuk biaya hidup di kota Shizuoka setiap bulannya cukup sekitar 80.000 yen sampai 100.000 yen jika kita masak dirumah biaya hidup akan sedikit lebih hemat.

Kendala sebagai seorang muslim tentunya tidak ada tempat shalat di tempat umum seperti restoran, mall, ataupun di sekolah, serta di saat bulan ramadhan yg kebetulan berbarengan dengan musim panas di sana membuat waktu puasa yg lebih panjang dan cuaca panas yang sedikit lebih ekstrim. Saat di tempat baito, mereka bersedia meminjamkan space untuk shalat. Sedangkan untuk makanan, saya berusaha sebisa mungkin membaca kandungan bahan yang terdapat pada makanan tersebut.

Jika ada kesulitan, orang yang pertama saya ajak cerita adalah mama, karena mama yang bisa memberikan solusi dan menenangkan ketika saya sedang punya kesulitan atau ada masalah. Tapi karena saya bukan tipe orang yang suka cerita, jadi kalau ada masalah yang bisa saya selesaikan sendiri, saya akan berusaha meyelesaikannya sendiri.
Misalnya untuk pelajar seperti saya yang sekolah dengan biaya sendiri kesulitan yang paling terasa adalah saat membayar sekolah karena saya membayar sekolah dari hasil baito setiap bulannya. Di sana saya dituntut untuk bisa mengatur keuangan.

Menikmati sensasi musim salju di Shirakawa go

Di Jepang ada banyak sekali hari libur dalam satu tahun, salah satunya libur pergantian musim ,yang mana negara Jepang memiliki 4 musim yaitu musim panas musim dingin musim semi dan musim gugur. Hari libur yang tentunya di tunggu-tunggu oleh saya dan teman-teman sebagai pelajar yang kegiatan setiap harinya cukup padat. Setiap liburan pergantian musim saya sempatkan untuk mengambil libur part time juga, untuk menikmati liburan dan bepergian ke beberapa destinasi wisata dan berbagai macam kota yang ada di Jepang. Karena setiap musim pasti berbeda sensasi liburannya. Saya sangat menyukai traveling jadi setiap libur pergantian musim pasti saya sempatkan untuk berlibur. Seperti di musim dingin saya selalu suka pergi ke tempat yang bersalju karena di kota saya tinggal yaitu di kota Shizuoka tidak turun salju. Saya pergi ke beberapa tempat atau destinasi wisata seperti shirakawa go dan daerah prefekture Gifu seperti Takayama old town. Di musim lainnya seperti musim panas saya sempatkan berlibur ke Universal Studio Osaka dan beberapa daerah sekitar Osaka seperti Kyoto dan Nara. Di Osaka sendiri pun terdapat tempat-tempat wisata yang banyak di kunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara dan salah satu tempat yang terkenal di Osaka yaitu Osaka Castle dan Dotonbori.

Spot terkenal di Osaka, Dotonbori

Di musim gugur saya lebih suka melihat momiji atau daun-daun yang berubah warna menjadi kemerahan kuning maupun orange. Saya lebih memilih pergi ke Kyoto dan Kawaguchiko untuk melihat momiji yang cantik. Liburan musim semi saya lebih suka pergi ke daerah tokyo hanya untuk sekedar melihat cantiknya bunga sakura yang sedang bermekaran. Liburan pergantian musim adalah waktu yang paling saya tunggu-tunggu karena saya bisa merasakan sensai yang berbeda di setiap musimnya dan saya bisa melepaskan penat sejenak dari kehidupan pelajar yang lumayan cukup sibuk dan padat kegiatan sehari-hari nya.

Jalan-jalan ke kota besar Tokyo jadi salah satu pilihan spot wisata untuk melepas penat

Papan Reklame Unik Di berbagai Macam Tempat. Papan Reklame di Osaka akan Menarik Perhatianmu!

Osaka merupakan kota terbesar di daerah Kansai. Di Jepang pun kota ini merupakan kota terbesar kedua setelah Tokyo. Oleh karena itu banyak sekali tempat-tempat wisata yang tidak akan cukup untuk dikunjungi dalam satu hari. Kami sarankan untuk memilih terlebih dahulu destinasi wisata dan membuat perencanaannya.

Daya Tarik lain dari kota Osaka ini, kita bisa berwisata ke kota yang bersebelahan dengan Osaka, yaitu kota Kyoto. Kita juga bisa mengatur jadwal wisata kita, misalnya hari pertama di Osaka, dan hari kedua di Kyoto.

Bagi orang Jepang sekalipun, kota Osaka memiliki keunikan budaya tersendiri, sehingga menjadikan Osaka sebagai salah satu kota dengan destinasi wisata yang paling dinantikan. Banyak makanan-makanan enak yang terbuat dari tepung terigu seperti Takoyaki, dan Okonomiyaki. Ditambah lagi orang-orang Osaka dikenal ramah dan kotanya sendiri memiliki image kota yang penuh hiburan.

Kali ini kami akan fokus memperkenalkan salah satu budaya asli Osaka tentang “Papan Reklame”

Akses menuju Osaka
Dari bandara Internasional Soekarno Hatta sampai Bandara Internasional Kansai
Waktu: sekitar 7 Jam
Ongkos: mulai 50,000 Yen~

Dari Bandara Internasional Kansai sampai Stasiun Namba
Nankai Airport Line Express Tujuan Namba
Waktu: kurang lebih 40 menit
Ongkos: 1,430 Yen

Simbol Osaka “Tsutenkaku”

Tadi kita sedikit membahas tentang orang Osaka yang ramah, selain itu Prefektur ini memiliki karakter “Yang paling mencolok dialah yang menang”.

Salah satunya yang muncul di sana adalah papan reklame yang mencolok. Pada dasarnya, kebanyakan orang Osaka adalah pedagang sehingga mereka berlomba-lomba untuk menarik perhatian pelanggan dengan memasang papan reklame yang mencolok dan berbeda dengan toko-toko yang lain. Sampai sekarang pun budaya ini masih tetap diwariskan, dan kalian bisa melihat papan reklame besar yang mencolok berjajar di sepanjang jalanan kota.

Simbol Osaka “Tsuutenkaku” pun bisa dibilang papan reklame yang berukuran besar. Di muka depannya bertuliskan “Hitachi” yang merupakan nama suatu perusahaan Jepang. Jika malam tiba, tulisan itu bersinar, sehingga keberadaannya terlihat lebih besar lagi.

Tsuutenkaku
Alamat: Osakafu, Osaka shi, Naniwa-ku Ebisuhigashi 1-chome 18-6
Telepon: 06-6641-9555
Jam operasional: 9:00~21:00 (Masuk sampai jam 20:30)
Hari libur: Tidak ada hari libur sepanjang tahun
Akses: Osaka Shiei Chikatetsu Sakaisuji Line, Stasiun Ebisuchou, dari pintu keluar nomor 3 jalan kaki 4 menit.

Orang Osaka siapapun tahu, “Kuidaore Tarou”

KuidaOre Tarou adalah karakter salah satu maskot suatu kantin yang bernama “Kuidaore”.

Dulu restoran memiliki kesan sebagai tempat para orang dewasa pergi, tapi pendirinya menginginkan anak-anak pun datang, sehingga akhirnya berinisiatif untuk membuat papan reklame yang bisa membuat anak-anak tertarik.

Sayangnya, restoran ini tutup pada tahun 2008. Namun “Kuidaore Tarou” ini masih tetap dicintai masyarakat sehingga patung tersebut tetap dibiarkan seperti itu. Kalian bisa melihatnya di pusat kota Osaka bernama “Dotonbori”.

Kuidaore Tarou
Alamat: Osaka-fu, Osaka-shi Chuuou-ku, Dotonbori 1 Choume 8-22

Makanan yang terkenal di Osaka, “Kushikatsu”

Makanan terkenal Osaka diantaranya adalah “Ushikatsu”. Makanan ini masuk ke dalam daftar makanan terkenal dari Osaka seperti Takoyaki, dan banyak sekali kedai-kedai yang menjual makanan ini.

Papan reklame yang memiliki dampak paling besar adalah gambar “Daruma”nya. Kepopulerannya bersaing di posisi 1 atau 2. Kalau di gambar mungkin tidak kelihatan, tapi sebetulnya Daruma ini bisa berbicara lho!

Kata-kata yang biasa diucapkannya adalah “Sousu no nidozuke wa kinshi yade!” sambil melirikkan matanya dengan nada memperingati.

Ushikatsu merupakan makanan dengan bahan dasar ikan, daging, atau sayur yang ditusuk dengan bambo kemudian digoreng dan dinikmati dengan mencelupkannya ke dalam saus yang banyak. Arti kata dari “sousu no nidozuke kinshi” artinya adalah aturan saat makan kushikatsu. Kushikatsu yang sudah dimakan sekali tidak boleh dicelupkan lagi kedalam Saus yang dituangkan dalam satu wadah untuk jatah bersama. Hal ini dilarang karena alasan kebersihan.

Osaka,Shinsekai Ganso,Kushikatsu,Daruma
Alamat: Osaka-shi, Chuuou-ku, Namba 1 Choume 4-24
Telepon: 06-6213-2033
Jam operasional: 12:00~22:30 (Last Order 30 menit sebelumnya)
Tanggal 31 Desember, pukul 21:30 tutup
Hari libur: 1 Januari
Anggaran: 1,500~2,500
Akses: Dari pintu keluar timur Shin Imamiya, jalan kaki 7 menit

Biriken san

Reklame/patung ini adalah “Biriken san”, dan merupakan Dewa yangpaling terkenal di Osaka. Hanya dengan melihat ekspresinya saja terasa mendapatkan sedikit kebahagiaan ya. Katanya kalau kita menyentuh telapak kaki Biriken san ini, akan terjadi hal-hal yang baik lho.

Biriken san juga digunakan untuk berbagai macam toko/kedai, jadi kalau kalian ke Osaka coba cari Biriken san dalam versi yang berbeda ya!

Kushikatsu Senmonten Torakatsu
Alamat: Osaka-fu, Osaka-shi, Naniwa-ku, Ebisu higashi 2-4-4 Maruchu Shin sekai Build 1, 2F Shin Sekai Area
Telepon: 050-5828-1801
Jam operasional: Senin~Jumat, sehari sebelum libur 11:30~22:00, Sabtu & minggu, hari libur: 10:00~22:00
Anggaran : Mulai 1,800 Yen~
Akses: Dari Pintu keluar timur Stasiun JR Shin Imamiya jalan kaki 5 menit

Ada Banyak Papan Reklame Lain yang Unik

Di kota Osaka ada banyak papan reklame lain yang menarik. Seperti reklame terkenal kedai Takoyaki, dan brand snack Jepang Glico.
Kalau ke Osaka coba temukan papan reklame yang menarik ya!

Penerjemah : Aririn

REVIEW JALAN-JALAN PRAKTIS KE OSAKA

Transportasi dari Tokyo ke Osaka

1. Shinkansen (Kereta tercepat di Jepang) Tokyo Station-ShinOsaka Station : 14.450 yen Sekali jalan. Perjalanan Tokyo-Osaka hanya 2,5 jam sampai.
2. Pesawat LCC Narita-Kansai International Airport (KIX) 5.000 yen (harga bisa berubah sesuai musim dan hari). Perjalanan Tokyo Osaka 1,5 jam.

 

Gambar 1 : Kansai Airport

 

Hotel strategis di Osaka

Jika berencana mengunjungi Universal Studio Japan Osaka (USJ), maka ada baiknya menginap di hotel di area USJ, mempermudah akses. Dari Kansai airport menuju area USJ ini kita bisa naik kereta JR menuju Nishikujo, sampai Nishikujo ganti kereta jurusan Universal City (sekitar satu jam tiket kereta 1.190 yen). Harga hotel di dekat USJ standart, 10.000-15.000 yen/kamar untuk 2 orang untuk hari biasa, dan di musim liburan atau weekend bisa naik hingga dua kali lipat.

 

Gambar 2 : Salah satu kamar hotel di USJ

 

Universal Studio Japan (USJ)

Tempat hiburan ini selalu ramai dikunjungi orang tidak peduli hari libur ataupun hari biasa. Oleh karena itu lebih baik berangkat pagi-pagi jika ingin menaiki wahana tanpa mengantri berjam-jam karena pengunjung akan terus bertambah ramai hingga malam. Beberapa wahana menarik yang sangat terkenal disini adalah Harry Potter, Minion, Transformer 3D, Spiderman dan lain-lain.

Pada malam hari aka n ada pertunjukan drama musikal dan kembang api yang diadakan 2 kali yaitu pukul 17:45 dan 20:45. Pertunjukan ini selalu ramai dikunjungi orang sehingga banyak orang rela menunggu di depan panggung dari 3 jam sebelum pertunjukan dimulai agar bisa menonton dari dekat.
Tidak seperti Disneyland dan Disney Sea yang memperbolehkan pengunjung keluar masuk USJ, Tiket masuk di USJ hanya berlaku satu kali masuk. Sehingga jika kalian lapar mau tidak mau harus makan di restoran-restoran yang ada di dalam USJ atau bisa membawa makanan dan minuman dari luar.

Harga Tiket USJ sangat bervariasi.
One Day Tiket
Dewasa (12 tahun ke atas) 7.600 yen
Anak-anak (4-11 tahun) 5.100 yen
Senior (65 tahun keatas) 6.830 yen

Two days tiket
Dewasa (12 tahun ke atas) 12.800 yen
Anak-anak (4-11 tahun) 8.620 yen

 

Benteng Osaka

Setelah puas jalan-jalan di USJ, kita bisa mengunjungi benteng Osaka sebagai tujuan berikutnya. Dari Universal City station, hanya perlu naik kereta menuju ke Osakajokoen. Untuk masuk area benteng Osaka tidak dipungut biaya jika hanya berfoto dan melihat benteng dari luar. Tapi jika ingin masuk ke dalam benteng, kita harus membeli tiket masuk yang ada di sebelah pintu masuk benteng seharga 600 yen/orang.

 

Gambar 3 : Mesin penjual tiket otomatis Benteng Osaka

 

Gambar 4 : Keindahan pemandangan dari Benteng Osaka

 
Namba adalah tempat terkenal di Osaka dengan lambang Glico-nya. Dari Osakajokoen city, kita naik kereta menuju Tsuruhashi dan berganti kereta di Tsuruhasi menuju Namba. Namba adalah tempat yang sangat ramai. Disana banyak pengunjung lokal maupun asing. Banyak restoran-restoran dan tooko perbelanjaan. Setelah berfoto di depan lambang glico, jangan lupa mencoba makan takoyaki dan kushikatsu yang merupakan makanan khas Osaka ini ya. Ada banyak kios yang menjual takoyaki, tapi hanya beberapa kios terkenal saja yang harus mengantri.

 

Gambar 5 : Makanan khas Osaka, Takoyaki

 

Tsutenkaku (Osaka Tower)

Setelah puas berjalan-jalan dan makan di Namba, lanjutkan perjalanan kalian ke Tsuutenkaku yang merupakan salah satu tower terkenal di Jepang selain Tokyo Tower, Tokyo Skytree, Sapporo TV Tower dan Nagoya tower. Akses dari namba sampai ke Tsuutenkaku bisa ditempuh dengan dua alternative,
Kereta dari namba station menuju imamiya ebisu (2menit) , atau berjalan kaki sambil menikmati pemandangan kota Osaka (20 menit, sekitar 3 kilometer)

Untuk naik tower ini, tiket orang dewasa harganya 700 yen/orang. Maka kita sudah bisa menikmati pemandangan Osaka dari tower. Jika kita ingin naik lagi ke a tap (tempat yang paling tinggi di tower) maka kita membayar tiket tambahan seharga 500 yen.

Semoga tips ini bermanfaat buat kalian yang berencana ke Osaka ya..!
Oiya kebiasaan orang Osaka berbeda dengan orang Tokyo, dimana jika di Tokyo ketika menaiki eskalator, kita harus berdiri rapi di bagian kiri eskalator untuk memberi jalan bagi orang yang terburu-buru agar bisa berjalan cepat di sebelah kanan. Sedangkan di Osaka terbalik ya, orang-orang berdiri rapi di bagian kanan eskalator dan menyisakan jalan di bagian kiri untuk orang yang terburu-buru.

Wawancara dengan pelajar Indonesia yang pernah sekolah di Jepang

Hari wawancara : 22 September 2017
Tempat : Bandung
Sertifikat JLPT : N3
Status tinggal di Jepang : Visa Pelajar
Pengalaman Part time : Ada
Jumlah pekerjaan : 2
Jenis pekerjaan : Pelayanan

Informasi tempat bekerja
Nama perusahaan : Yoshinoya, Seven Eleven
Jenis pekerjaan : Pelayanan
Posisi : Waitress, Kasir

 
Kapan anda tiba di Jepang?
Saya pertama kali tiba di Jepang tanggal 13 April 2016 di akhir musim semi.

 
Bagaimana kesan pertama kali datang ke jepang?
Amazing. Haha. Karena dari awal sudah terbayang kalau Jepang itu bersih, teratur, fasilitas umumnya memadai dan nyaman. Melihat jalan biasa saja sudah seperti merasa sedang berwisata karena berbeda sekali dengan kondisi di Indonesia.

 
Kalau begitu mungkin setiap hari jadi seperti wisata ya.
Waktu itu anda datang dengan siapa?

Dengan teman-teman dari Jakarta. Ada yang baru tamat SMA. Tapi yang jelas kita punya tujuan yang sama, yaitu buat belajar di Nihongo gakkou atau sekolah Bahasa Jepang.

 
Beruntungnya anda datang bersama teman, jadi tidak begitu khawatir ketika tiba di sana.
Di Jepangnya belajar di mana?

Saya belajar di Osaka.

 
Wah, di Osaka ya! Kalau tidak salah kota yang terkenal dengan Takoyaki dan Okonomiyaki-nya ya.
Lalu, kalau di sekolahnya sendiri belajar apa saja?

Saya belajar Bahasa Jepang dan ada beberapa pelajaran Nihon Bunka (Kebudayaan Jepang), terutama budaya tradisionalnya. Kalau sedang musim panas, kita biasa datang ke matsuri (festival) –nya.

 
Apa alasan anda belajar Bahasa Jepang?
Awalnya dari nonton anime, karena waktu kecil saya suka nonton anime atau drama jepang seperti oshin, karena filmnya sangat memotivasi. Dari sana timbul rasa kagum, dan akhirnya muncul keinginan untuk menggali lebih dalam lagi tentang negara Jepang dan karakter jepang itu sendiri.
Di satu sisi ingin belajar bahasa asing juga. Setelah dipikir-pikir, bahasa yang paling menarik itu Bahasa Jepang, terutama hatsuon atau pelafalannya yang menurut saya paling keren dibandingkan dengan bahasa asing lain.

 
Sudah saya duga, ternyata anda terpengaruh juga dengan anime dan drama Jepang ya. Menurut saya, alasan ini adalah alasan yang paling banyak.Kenapa anda memutuskan untuk belajar di luar negeri?
Karena saya ingin mengenal Jepang lebih dekat. Kebetulan saat itu di kampus juga ditawari program belajar bahasa langsung di Jepang. Selain itu ada keringanan biaya yang diberikan oleh kampus. Jadi akhirnya saya ambil tawaran tersebut.

 
Iya, mumpung ada kesempatan ya.
Belajar di Jepangnya dengan program apa? (biaya sendiri, pertukaran pelajar, atau beasiswa)

Mungkin bisa dibilang biaya sendiri. Biaya hidup juga ditanggung sendiri. Dari sekolah juga ditawari kerja part time, lebih tepatnya diberi saran. Dari baito (kerja part time) itu saya bisa bayar biaya sekolah. Dan karena kampus saya (UPI) punya MoU dengan lembaga sekolah bahasa Jepang tersebut, biaya sekolah jadi lebih murah karena ada potongan.

 
Kalau di Indonesia kan sulit ya menemukan tempat untuk bisa kerja part time. Tapi untungnya ada potongan biaya jadi bisa sedikit meringankan beban ya.
Agenda kesehariannya seperti apa? (kehidupan sekolah, atau tempat kerja)
Saya bangun tergantung hari dan musim, haha. Misalnya kalau musim panas kan jam 03:00 sudah masuk waktu shalat Subuh, jadi saya bangun jam 03:00 langsung shalat Subuh, tidur sebentar, kemudian bangun lagi jam 06:00. Lanjut siap-siap ke sekolah, membuat bekal makan siang, kalau sempat mengerjakan tugas, dan lain-lain. Setelah itu baru berangkat ke sekolah.
Sekolah saya selesai jam 12:00. Setelah shalat, saya makan siang, setelah itu jalan-jalan atau belanja, atau main di sekolah sambil nunggu waktu baito jam 15:00.

 
Mungkin karena ada baito, maka sekolah dibuat hanya sampai siang jadi kita bisa bebas melakukan baito.
Biasanya baito dari jam berapa sampai jam berapa?

Dari jam 15:00 sampai jam 21:00 atau jam 22:00.

 
Wah cukup larut juga ya baito-nya. Setelah itu biasanya langsung pulang?
Tidak langsung pulang, biasanya jalan-jalan dulu, haha. Sampai rumah jam 23:00 dan tidur sekitar jam 01:00 karena sebelum tidur saya suka ngobrol dulu dengan teman sekamar.

 
Pantas saja tidurnya selarut itu. Kalau sudah ngobrol sama teman memang suka jadi lupa waktu ya. Kalau boleh tahu, waktu itu tinggal dengan berapa orang teman?
Saya tinggal dengan 4 orang teman saya.

 
4 orang? Lumayan banyak juga ya. Apa tidak sempit? Hehe.
Sempit sih, tapi ya karena bersama teman jadinya dibawa enjoy saja, haha.

 
Baitonya kerja apa?
Kalau di Yoshinoya saya kerja sebagai waitress, kasir, menyiapkan makanan, dan mengantarkan pesanan pelanggan. Kalau di convenient store (minimarket), saya juga kerja sebagai kasir dan mendata stok barang yang masuk dan yang keluar.

 
Bagaimana caranya bisa mendapatkan informasi tentang baito, apakah dibantu pihak sekolah?
Waktu itu saya sedang senggang, pulang sekolah saya jalan-jalan sambil cari lowongan, lalu saya lihat ada lowongan baito di Yoshinoya. Akhirnya saya coba tanya ke salah satu pegawainya dan pegawai ini menghubungi kepala toko atau pengurusnya. Yoshinoya membutuhkan surat asuransi, tapi karena saat itu saya tidak punya saya memutuskan untuk mencari tempat lain. Akhirnya saya diterima bekerja di Seven Eleven, dan saya bekerja di dua tempat saat itu.

 
Saya pikir tempat kerja baito pun disediakan oleh pihak sekolah, jadi kita tidak perlu mencarinya sendiri. Tapi ternyata walaupun mencari sendiri, tidak terlalu susah ya.
Apa saja kendala yang dihadapi selama baito?

Waktu di Yoshinoya, saya kesulitan menghafalkan pekerjaannya, contohnya harus hafal menu dan harus cekatan. Selain itu harus bisa menjawab pertanyaan menu dari pemesan, kalau di kasir jangan sampai salah hitung. Karena cara memesan makanannya pakai handy (bukan kertas) kadang saya jadi salah meng-klik menu. Dan satu lagi, pesanan yang dipesan pelanggan harus diteriakkan.
Kalau di Seven Eleven, job desknya lebih susah. Semua job kita lakukan, bukan hanya di bagian kasir saja, tapi juga cek barang kadaluarsa serta bersih-bersih toko. Paling susah di bagian kasir, karena pembeli bukan hanya membeli produk tapi juga beli tiket dll. Saya juga punya kendala di bagian membaca huruf kanji.

 
Cukup berat juga ya, padahal sebelumnya di Indonesia belum pernah kerja part time, tapi anda bekerja keras untuk bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan di Jepang, hebat sekali. Berapa gaji yang diterima saat itu?
Gajinya kecil, terutama di Seven Eleven. Gaji training 680 yen/jam, jika bukan training jadi 800 yen/jam. Kalau di Yoshinoya tergantung shift (hari biasa 950 yen/jam).

 
Baitonya di daerah mana?
Daerah sekitar Nipponbashi.

 
Di tempat kerjanya ada orang Indonesia juga?
Kalau di tempat saya tidak ada orang Indonesia, hanya ada orang Vietnam. Kalau teman sekamar, ada dua orang yang bekerja di tempat baito yang sama. Tugasnya berbeda-beda, mungkin karena disesuaikan dengan kemampuan bahasa Jepang mereka.

 
Walaupun sama-sama orang Indonesia tapi kemampuan bahasa Jepangnya pasti berbeda ya. Biasanya orang asing yang memiliki kemampuan bahasa Jepang yang mumpuni bisa baito di posisi yang memang banyak membutuhkan interaksi dengan pelanggan.
Kira-kira berapa biaya hidup di Jepang?

Sewa apartement : 26,000 yen
Air dan listrik : 3,000 yen
Makan : 10,000 yen
Handphone : 6,000 yen
Biaya lain-lain : 3,000 yen
Ada juga biaya untuk kunci apartemen, serta uang jaminan. Tapi saya lupa berapa, mungkin totalnya sekitar setengah dari biaya sewa apartemen.

 
Sewa apartemen sebesar itu, sudah termasuk murah atau mahal?
Karena saya tinggal berempat, ya bisa dibilang sangat murah, hehe.

 
Untuk bisa sekolah di sana berapa banyak uang yang dibutuhkan? (biaya masuk, biaya sekolah)
Biaya sekolah untuk 1 tahun sekitar 390,000 yen.

 
Bagaimana cara pembayarannya? (1 kali, setahun 2 kali, 1 bulan sekali)
Cicilan biaya sekolah bebas tergantung kita. Karena saya ingin cepat lunas, saya cicil selama 5 bulan. Jadi bulan ke 5 biaya sekolah saya sudah lunas. Kalau peraturan sekarang harus dibayar 3 kali, tapi karena dulu masih fleksibel, terserah kita mau bayar berapa kali.

 
Setiap tahun kebijakannya bisa berubah ya. Tapi syukurlah biaya sekolahnya bisa disesuaikan dengan baito yang kita jalani.
Kalau ada waktu senggang, biasanya suka melakukan apa saja?

Misalnya pergi ikut acara yang diadakan sekolah sebulan sekali, seperti party, kumpul dengan teman-teman dari negara lain.

 
Acara seperti ini bagus juga untuk menjalin hubungan yang lebih akrab sesama teman dari negara lain ya. Tentunya banyak pengalaman yang bisa kita dapatkan.
Sebelum pergi ke Jepang, apakah anda punya image tersendiri tentang Jepang?
Image orang Jepang yang sopan, menepati janji dan tepat waktu sangat kuat. Dan satu lagi, di Jepang orang yang memakai hijab akan sulit mendapatkan kerja part time. Hal ini yang membuat saya kepikiran dan khawatir.

 
Bagi muslim, hal ini memang menjadi permasalahan yang banyak dihadapi.
Apakah setelah datang ke Jepang, image itu berubah? (Lebih baik dari yang dipikirkan)
Saya pikir mereka bakal parno berhadapan dengan yang pakai kerudung, tapi ternyata mereka welcome. Walaupun saya pakai hijab, saya tetap bisa berbincang dengan pelanggan. Di jalan maupun di dalam kereta mereka juga ramah.
Lalu, walaupun kita melakukan kesalahan di tempat kerja, mereka tetap baik dengan kita. Mungkin mereka maklum dan senang karena kita belajar bahasa mereka. Kita juga tidak dibeda-bedakan dengan orang asing dari negara lain.

 
Walaupun di satu sisi fasilitas yang mumpuni bagi seorang muslim di Jepang masih kurang, tapi kalau mendengar cerita anda, saya bisa membayangkan kalau sebenarnya mereka sangat perhatian.
Apakah setelah datang ke Jepang, image itu berubah? (Lebih buruk dari yang dipikirkan)

Ternyata di daerah tertentu ada juga tempat yang kumuh dan bau sampai buru-buru ingin segera melewati tempat itu. Ternyata ada juga orang yang tidak baik, banyak pengangguran, tunawisa, dll. Di jalan juga ada puntung rokok dan kaleng bekas minuman yang berserakan. Lalu, susah mencari baito karena saya pakai hijab.

 
Orang yang tunawisma di negara manapun pasti ada ya termasuk di Jepang.
Selain itu, adakah hal lain yang terpikirkan atau dirasakan saat menjalani kehidupan di Jepang?

Mungkin tentang orang Jepang itu sendiri. Yang saya rasakan selama tinggal di sana adalah karakter mereka yang “aimai” (Tidak jelas, sulit dimengerti). Contohnya, sebenarnya mereka marah tapi tidak menunjukkan bahwa mereka sedang marah. Tapi biasanya ketahuan dari gaya komunikasi/ bahasa mereka.
Saya tinggal di Osaka yang sedikit berbeda dengan kota lainnya. Di Osaka, kita disarankan untuk tidak terlalu kaku dan tidak terlalu serius. Contohnya, walaupun saat jam kerja kita diperbolehkan mengobrol, tapi kalau sedang bercanda jangan sampai berlebihan.

 
Merupakan hal yang wajar apabila masing-masing daerah di Jepang memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. Saya baru tahu kalau ternyata karakter orang Osaka menarik juga ya. Berbeda halnya dengan orang Jepang yang tinggal di kota besar seperti Tokyo.
Hal apa yang dirasa paling sulit selama tinggal di Jepang?

Supermarket yang menjual makanan halal masih sedikit sekali jumlahnya. Meskipun ada salad tapi mayonaisenya mengandung sake, mirin, dll. Dan yang paling sulit adalah saat meminta izin untuk shalat, karena walaupun sedan istirahat, toko sering ramai oleh pengunjung saat jam-jam istirahat tersebut.

 
Tapi sebaiknya kita tidak perlu sungkan untuk meminta izin kepada kepala toko, saya yakin mereka akan mengerti. Walaupun ada rasa tidak enak, tapi apa boleh buat ya.
Kalau ada kesulitan biasanya cerita ke siapa?

Saya suka cerita ke sensei, teman atau senior di sana.

 
Contohnya kesulitan dalam hal apa?
Waktu awal-awal mengurus dokumen. Bagaimana caranya membuat surat asuransi, membuat akun bank, membeli sepeda dan membuat inkan (seperti stample pribadi). Kita harus punya inkan sendiri. Jadi sebelum mengurus dokumen apapun, kita harus membuat inkan terlebih dahulu. Saya ditunjukkan tempat membuatnya oleh senior.

 
Beruntung sekali ya ada senior yang bisa membantu dengan sukarela.
Support seperti apa yang anda inginkan untuk mempermudah kehidupan di Jepang?
Pelayanan di Jepang rata-rata menggunakan bahasa Jepang. Mungkin mereka pikir orang asing juga bisa bahasa Jepang. Saya ingin ada pelayanan yang memakai bahasa Inggris untuk membantu orang asing. Atau minimal ada penjelasan dalam bentuk tulisan bahasa Inggris. Lalu fasilitas public seperti ruang shalat di taman misalnya. Oya, dan juga tolong halal food diperbanyak, hehe.

 
Saya juga setuju dengan anda. Masih sedikit pelayanan publik yang disediakan dalam bahasa Inggris. Jadi, satu-satunya cara untuk bisa aman berada di Jepang, minimal kita bisa berkomunikasi dengan bahasa Jepang dasar. Tapi kalau pelayanan seperti pembuatan dokumen, dll tidak tersedia dalam bahasa Inggris lain lagi ceritanya ya.
Sepatah dua patah kata bagi yang ingin sekolah di Jepang!

CULTURE SHOCK di awal-awal mungkin adalah hal yang wajar, tapi seiring dengan berjalannya waktu, kita bisa menikmati hari-hari dengan lebih menyenangkan. Biaya hidup di Jepang mahal, tapi kita tidak perlu khawatir karena ada banyak part time di sana. Hal yang paling penting adalah kita kesana sebagai cerminan dari negara dan juga agama kita, jadi taati peraturan dan tunjukkan tata krama yang baik.
Jaga image nama baik negara, karena dari sikap kita itu mereka akan menginterpretasikan karakter negara kita. Walaupun mungkin Jepang sudah punya image tersendiri terhadap negara-negara lain. Istilahnya dalam Bahasa Indonesia, “Dimana bumi dipijak , disitu langit dijunjung.”

 
Akhirnya kita sampai di pertanyaan yang terakhir. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya untuk bisa kami wawancara.