Versi Terbaru dari Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis

Peserta magang akan menerima Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis saat memasuki Jepang. Buku pedoman tersebut tidak hanya tersedia dalam bahasa Jepang, tetapi juga diterjemahkan ke bahasa ibu masing-masing supaya para pemagang bisa memahami sepenuhnya. Isi Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Tekni telah diperbarui pada Februari 2022 dan telah diunggah di internet. Karena itu, kami ingin membagikan informasinya untuk kalian semua di sini.

Isi yang Tertulis dalam Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis

Kalian yang pernah tinggal di Jepang sebagai pemagang pasti pernah membaca dan mengerti isi buku pedoman tersebut. Namun, para pemagang yang baru saja akan datang ke Jepang tentu belum pernah melihatnya, kan? Daftar isinya adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan
2. Sistem Pemagangan Kerja Teknis untuk Orang Asing
3. Survei Tindak Lanjut
4. Mengenai Undang-Undang Pemagangan Kerja Teknis
5. Apa Itu Organisasi Pemagangan Kerja untuk Orang Asing
6. Tanggung Jawab Pemagang Kerja Teknis
7. Mengenai Biaya yang Dibayarkan Kepada Agen Pengirim dan Lainnya Sebelum Masuk ke Jepang (Mengenai Hubungan yang Tidak Pantas dengan Agen Pengirim dan Organisasi Pengawas)
8. Sikap dalam Pemagangan Kerja Teknis
9. Pemberlakuan Hukum dan Perundang-undangan
10. Kartu Tanda Penduduk (Zairyu Card)
11. Dalam Hal Mengalami Kesulitan Menjalankan Pemagangan Kerja Teknis
12. Ketika Anda Dipaksa Kembali ke Negara Asal
13. Apabila Pemagang Menikah, Hamil, Melahirkan, dan Sebagainya Selama Pemagangan Kerja Teknis
14. Konsultasi yang Terdapat di Organisasi Pemagangan Kerja Teknis untuk Orang Asing (Konsultasi dalam Bahasa Ibu)
15. Mengenai “Pelaporan” yang Dapat Anda Lakukan
1) Pelaporan Menurut UU Pemagangan Kerja Teknis
2) Laporan Berdasarkan UU Standar Ketenagakerjaan, dan Sebagainya
16. Hal yang Berkaitan dengan Peraturan Perundang-undangan Terkait Ketenagakerjaan
1) Kontrak Tenaga Kerja
2) Jam Kerja, Istirahat, dan Hari Libur
3) Cuti Tahunan berbayar
4) Upah
17. Asuransi Sosial
1) Jenis dan Manfaat Asuransi Sosial
2) Pekerja yang Menjadi Peserta Asuransi Sosial
3) Besaran Iuran Asuransi Sosial
4) Prosedur Klaim Lump Sum Pensiun Kesejahteraan dan Pensiun Nasional
18. Asuransi Pekerja
1) Asuransi Kecelakaan Kerja
2) Asuransi Imbalan Kerja
19. Pajak Penghasilan dan Pajak Penduduk
20. Pemeriksaan Kesehatan
21. Encegahan Kecelakaan Kerja dalam Pemagangan Kerja Teknis
22. Kehidupan di Jepang
23. Sistem My Number (Nomor Pribadi) dan Kartu Nomor Pribadi
24. Berbagai Loket Konsultasi dan Bantuan
1) Konsultasi Persyaratan Kerja dan Lain-lain (Biro Tenaga Kerja Provinsi dan Kantor Inspeksi Standar Ketenagakerjaan)
2) Loket Konsultasi Berkenaan dengan Prosedur Via Imigrasi
3) Berbagai Loket Konsultasi Lainnya

Bahan Referensi:
1. Daftar Lokasi Loket Konsultasi
Tabel 1: Organisasi Pemagang Kerja Teknis untuk Orang Asing
Tabel 2: Layanan Konsultasi untuk Pekerja Umum
Tabel 3: Layanan Konsultasi Pekerja Asing
Tabel 4: Biro Imigrasi
Tabel 5: Kedutaan Besar dan Konsulat Negara Masing-masing
2. Surat Persyaratan Kerja untuk Pemagangan Kerja Teknis
3. Alur Prosedur Manfaat Asuransi Kecelakaan Kerja
4. Alur Prosedur Penerimaan Asuransi Imbalan Kerja (Tunjangan Dasar)
5. Tabel Deklarasi Diri ke Lembaga Medis, Tabel Pemeriksaan Medis Tambahan
6. Bahasa Jepang yang Digunakan Pada Saat Darurat
7. Materi Belajar Bahasa Jepang
8. Peta Jepang
9. Nama-Nama Provinsi

Wah, ada banyak sekali infonya, ya! Di buku pedoman tersebut kalian bisa menemukan banyak informasi berguna, seperti hukum dan peraturan Jepang, serta loket konsultasi jika ada masalah.

Meski buku pedoman tersebut ditujukan untuk pemagang yang tinggal di Jepang, kalian bisa melihat isinya sejak masih di Indonesia. Dengan menyiapkan membacanya sebelum berangkat, kalian bisa membayangkan kehidupan di Jepang. Kalian bisa mengunduh dan membaca Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis versi Bahasa Indonesia melalui link di bawah ini.

<Organisasi Pemagang Kerja Teknis untuk Orang Asing>
https://www.otit.go.jp/files/user/220303-124.pdf

Ayo Bawa Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis di Smartphone Kalian!

Pada awalnya, Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis hanya tersedia versi offline (kertas). Namun, sekarang sudah tersedia aplikasinya sehingga kalian bisa membaca secara lengkap hanya dengan menginstalnya. Karena itu, kalian tidak perlu repot-repot membawanya dalam bentuk buku. Cukup pakai smartphone saja, praktis!

<Organisasi Pemagang Kerja Teknis untuk Orang Asing: Ayo Unduh Aplikasi ‘Buku Pedoman Pemagang Kerja Teknis’!>
https://www.otit.go.jp/files/user/220307-120.pdf

Aplikasinya bisa diunduh di iPhone maupun Android. Yuk, segera download!

Penerjemah : Erlinda Dwi Yulianti

Melakukan Yang Terbaik dan Buktikan Kalau Kita Bisa!

Selamat siang, terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk kami wawancara. Bisa ceritakan kakak ini berangkat ke Jepang dalam rangka apa?

Saya pergi ke Jepang dari program IMM Jepang, dari seleksi daerah. Progam ini adalah program yang diadakan oleh Bupati Indramayu pada tahun 2009. 100 orang yang telah lolos tahapan penyeleksian kami diasah kembali di sebuah LPK di Jatinangor. Sebenarnya pada tahun 2008 saya sempat ikut seleksi tapi gagal. Program ini adalah program yang diadakan setiap tahun.

Awalnya dapat info dari mana tentang program ini? Dan kalau boleh tahu, latar belakang pendidikan saat itu apa?

Awalnya saya tahu dari teman, dan teman dapat info dari radio. Latar belakang saya SMK jurusan otomotif.

Hal apa yang pada akhirnya menjadi alasan untuk mencoba ke Jepang?

Adanya motivasi ingin merubah ekonomi keluarga, dan program saat itu tidak mngeluarkan banyak biaya pula karena program dari pemerintah langsung.

Apa saja kegiatan selama pelatihan?

Pagi hari kumpul di lapangan sampai jam 06:30, sarapan, MCK, kemudian masuk ke kelas. Sebelum masuk ada upacara (kokorogamae) seperti membaca peraturan magang. Selain fisik tentunya kami juga belajar Bahasa Jepang dan budaya tapi lebih menekankan pada Bahasa. Selama pelatihan bisa dibilang cukup ketat, aktifitas dimulai dari jam 5 pagi sampai jam 9 malam. Setelah pulang kami mengerjakan tugas dan baru bisa tidur pukul 2 dini hari. Kami melakukan pelatihan selama 2 bulan di Bandung sebelum akhirnya pergi ke Bekasi untuk mengikuti seleksi (Fisik dan Matematika). Jika lulus seleksi dengan sistem gugur ini langsung pergi ke Jepang. Setelah sampai di Jepang kami belajar Bahasa Jepang lagi di Tokyo selama satu bulan setengah. Memasuki tahap dua kami sudah ditentukan masuk perusahaan apa.

Kebetulan saat itu saya masuk perusahaan bidang otomatif yang merupakan anak cabang Daihatsu dan fokus dalam perakitan mobil di daerah Shiga ken, Konanshi. Di perusahaan ini terdapat 12 orang yang tinggal di satu apartemen. Ada yang kerja di perusahaan yang jauh dari apartemen ada juga yang dekat. Bagi yang jauh diberi fasilitas sepeda, ada juga yang diantar jemput tapi dipotong gaji. kalau dekat bisa jalan kaki 5 menit.

Bersama dengan teman satu angkatan

Kalau jarak tempat kerja dekat bisa menghemat pengeluaran juga ya. Bagaimana dengan jam kerjanya?

Aktivitas kerja normal dari hari senin sampai jumat, sabtu dan minggu libur kecuali ada produksi tambahan. Masuk dari jam 8 sampai jam 5 sore. Istirahat dua jam sekali selama 5 menit. Istirahat makan siang 45 menit.

Standar ya kerjanya 8 jam sehari. Kalau hari libur biasanya dipakai untuk apa?

Biasanya dipakai untuk belanja keperluan dapur karena saya masak sendiri. Kadang jalan-jalan di sekitar apartemen. Kalau libur panjang biasanya ke tempat jauh seperti ke tempat wisata.

Berapa lama kerja di Jepang?

Saya dapat kontrak kerja di Jepang selama 3 tahun. Dari tahun 2010 sampai 2013.

Rata-rata memang 3 tahun ya. Kalau boleh kasih bocoran, berapa penghasilan yang didapat dalam satu bulan?  

Di tahun itu gajinya sekitar 90.000 Yen di tahun pertama, tahun kedua jadi 100.000 Yen. Kalau lembur bisa dapat 17 sampai 25 juta rupiah. Tapi gaji tersebut lebih sering dikirim ke keluarga, dan menyisihkan sedikit untuk satu bulan ke depan.

Berarti setiap tahun ada kenaikan gaji ya. Menyadari bahwa akhirnya bisa kerja di Jepang,  bagaimana kesannya pertama kali datang ke Jepang saat itu?

Ada senangnya ada sedihnya juga. Senang karena apa yang selama ini dicita-citakan tercapai, sedihnya karena homesick harus pisah dengan orang tua.

Selalu ada teman kala bosan

Semua orang pasti merasakan hal yang sama ya ketika jauh dari orang tua. Kalau lagi homesick biasanya suka ngapain nih? Dan adakah kendala yang dihadapi selama ini?

Kalau lagi homesick pulang kerja atau liburan video call dengan keluarga. Kendalanya adalah sulit menyesuaikan Bahasa, karena yang dipelajari dengan realitanya berbeda sama sekali karena ada logat daerahnya juga. Selain itu, kendala bagi saya yang seorang muslim sulit membagi waktu antara ibadah dengan pekerjaan. Kadang tidak tahan harus memilih antara puasa atau tidak (hehe). Kalau makanan harus dibaca mengandung babi atau tidaknya. 

Kendala yang dihadapi dalam pekerjaan, saya harus pegang mesin press yang beratnya mencapai 400 ton.

Dari sekian banyak hal yang berkesan, adakah hal yang paling berkesan selama berada di Jepang?

Pengalaman yang paling berkesan saya sempat bertengkar dengan atasan orang Jepang, gara-gara kondisi sedang capek sekali tiba-tiba dimarahi, dan akhirnya saya spontan balik marah. Padahal yang melakukan kesalahannya orang Jepang tapi yang kena marahnya orang Indonesia. Karena saya tidak paham mesin, 6 bulan sering dimarahi dan dikatain, selain pegang mesin berat, ditambah kondisi hati yang kacau. Saat itu saya curhat ke senior apa yang harus saya lakukan, dan senior saya bilang untuk “kuasai pekerjaan kalau bisa melebihi orang Jepang” begitu katanya. Selain itu, kuasai juga pekerjaan lain, robot, maupun komputer. Kalau sudah menguasai, mereka pasti akan lebih menghargai kita.

Saya juga tidak mengerti kanji di komputer. Hanya kanji dasar saja yang bisa. Akhirnya belajar mengoperasikan pakai feeling dan belajar dari kesalahan.

Berusaha dan belajar lebih giat supaya lebih dihargai, saya jadi banyak belajar juga. Adakah cita-cita atau harapan setelah pulang dari Jepang saat itu?

Cita-cita pulang dari Jepang saya ingin menjadi pengusaha. Tapi saat pulang saya sempat bekerja di  perusahaan Jepang di karawang, perusahaan yang baru berdiri di bidang mesin bubut selama 6 bulan. Setelah itu saya memutuskan keluar karena masih kangen dengan kampung dan keluarga dan juga bosan di dunia pabrik.

Di Jepang penuh dengan hal baru dan tantangan

Adakah terpikirkan untuk pergi ke Jepang lagi? Dan apa kegiatan saat ini?

Ingin ke Jepang lagi tapi harus mengejar level JLPT. Karena sekarang boro-boro memikirkan belajar bahasa Jepang, pikirannya bagaimana caranya dapat uang yang banyak (hehe). Tapi saya menyesal karena dulu tidak memperdalam Bahasa Jepang padahal waktu itu difasilitasi oleh perusahaan. Kegiatan sekarang saya menjadi staff di SMP dan guru ekskul Jepang di SMK.

Wah jadi terjun ke bidang pendidikan ya? Yang terakhir adakah pesan-pesan yang ingin disampaikan untuk sahabat すかSUKI?

Pesan-pesannya bagi siapa pun yang ingin ke Jepang tapi tidak punya dasar bahasa Jepang, diutamakan belajarlah bahasa, karena bahasa itu sangat penting dan wajib jangan sampai hanya modal nekad. Gunakan waktu sebaik mungkin, ingat tujuan utama pergi ke Jepang untuk apa. Jangan sampai ada kata “Aji Mumpung”. Karena setelah di Jepang pasti berat godaannya seperti ingin beli alat elektronik dan juga gaya hidup.  

Terima kasih banyak Kak Indra sudah berbagi pengalamannya selama di Jepang. Banyak hal yang bisa kita dapat ya. Kalau saya pribadi, “Untuk bisa lebih dihargai orang lain, tidak ada cara lain selain menguasai suatu bidang dan membuktikannya bahwa kita pun bisa lebih baik dari apa yang mereka pikirkan”. Nah, kalau sahabat すかSUKI apa yang kalian dapat dari artikel wawancara kali ini? Share dikolom komentar ya!

Pewawancara : Aririn

Pengalaman magang di Jepang; Selalu Tegar Walau Sering Dimarahi

Saya pernah magang dua kali. Magang pertama kalinya selama 3 tahun. Sebelumnya saya mendapatkan informasi tentang magang ke Jepang dari seorang teman. Setelah lulus SMA tahun 2007, saya kerja selama 2 tahun setengah di Taiwan. Kenapa pada akhirnya saya memutuskan ke Jepang karena sebelumnya saya juga pernah mencoba magang ke Korea, tapi korea itu ada sistem kuota, sedangkan Jepang lebih mengandalkan kemampuan. Dan niat saya ke Jepang ingin mengembangkan ilmu yang di dapat di Indonesia. Selain itu, setelah pulang dari sana, saya berharap
bisa bekerja juga di perusahaan Jepang. Saya berangkat ke Jepang tahun 2015 dan kembali tahun 2018 sekitar bulan maret. Yang kedua kalinya ke Jepang adalah dalam rangka perpanjangan kontrak walaupun harus menunggu selama satu tahun untuk pengurusan dokumen dan lainnya oleh Kumiai. Lamanya perpanjangan hanya dua tahun saja.

Alasan mengapa saya kembali ke Jepang untuk yang kedua kalinya karena atasan saya di tempat bekerja dulu masih memerlukan tenaga saya, sehingga meminta saya kembali ke sana. Selama di Jepang, saya bekerja di bagian lapangan, di sebuah proyek pembangunan dan struktur bangunan di daerah prefektur Miyagi. Kegiatan selama magang lumayan sibuk. Bekerja dari hari senin sampai sabtu dari jam 8 pagi sampai 5 sore, dan libur satu hari biasanya saya gunakan untuk beristirahat,
belanja sayur untuk stok selama seminggu. Saya tinggal di sebuah apartemen bersama dengan beberapa pemagang lainnya.

Kesan-kesan saya ketika pertama kali datang ke Jepang mungkin sedikit terbiasa, karena sebelumnya sudah sering bertemu orang asing. Tapi ketika tiba di Jepang saya harus bisa menyesuaikan diri dengan kedisiplinan dan juga bahasanya. Selama di Jepang pun saya pernah pergi ke beberapa kota seperti Hamamatsu, Shizuoka, dan Tokyo.

Menyempatkan jalan-jalan dengan teman

Kendala yang paling saya rasa adalah bahasa. karena bahasa sangat penting saat menjalin komunikasi dengan orang Jepang, walaupun ya tergantung bidang pekerjaannya sendiri. Penghasilan saya di sini sekitar 8.800 yen perhari. Tapi belum dipotong asuransi, biaya apartemen, pajak penghasilan, dan pajak penduduk. Uang yang sudah saya dapatkan biasanya saya kirimkan kalau keluarga punya kebutuhan.

Kendala sebagai seorang muslim mungkin sama dengan kebanyakan muslim lainnya soal sulitnya makanan halal, makanya harus berhati-hati memilih makanan yang mengandung babi dan alkohol. Setidaknya harus bisa baca kanji “babi”. Tapi untuk waktu shalat masih bisa saya kerjakan di jam jam istirahat. Hobi baru yang saya dapatkan semenjak bekerja di Jepang adalah merakit gundam, kadang kalau hari libur bisa sampai lupa waktu.

Suka dukanya bekerja di bangunan adalah watak orang Jepangnya yang keras. Pertama kali kerja di sini saya sering dimarahi bahkan dipukul sambil dikatai ucapan-ucapan yang kasar seperti “baka yaro!” dan sebagainya. Sudah dua tahun bekerja pun masih tetap saja dimarahi dan disuruh pulang lagi ke Indonesia. Apalagi kalau musim panas, kalau sedang emosi orang Jepangnya sering menendang atau memukul apapun yang ada di sekitarnya. Kalau tidak kuat fisik dan mental bisa kabur. Tidak terkecuali pemagang-pemagang sebelumnya yang bekerja di tempat tersebut. Ditambah baru-baru ini datang pemagang baru orang Indonesia di tempat saya, dia pun sama
seringkali dimarahi.2

Berpose di depan AKB48 shop and caffe

Saat saya marah saya pernah membanting benda-benda sekitar saya untuk melampiaskan emosi. Tapi orang Jepangnya diam saja tidak menegur saya, karena saya sudah lama kerja di sini.

Setelah pulang dari Jepang, saya ingin membuka usaha, walaupun jenis usahanya belum terpikirkan. Lulus JLPT N2 dan ingin mencoba melamar ke perusahaan-perusahaan Jepang.

Bagi kalian juga yang ingin mencoba magang ke Jepang, tips dari saya yang harus dipersiapkan adalah mental dan fisik yang kuat juga kesungguhan. Ingat selalu dan fokus dengan tujuan yang ingin dicapai. Harus membulatkan tekad dan harus semangat, juga ketegasan sangat diperlukan. Karena kalau bekerja di lapangan sudah seperti di militer.

Menambah pengalaman dan pengetahuan dengan program magang ke Jepang

Terima kasih banyak telah meluangkan waktunya untuk berbagi pengalamannya selama ada di Jepang bersama すかSUKI. Perkenalan dulu dong

Perkenalkan nama saya Lussi. Saya asli orang Bandung. Dulu saya sekolah di SMK dan mengambil jurusan pemasaran.

Apakah sebelumnya kak Lusi ini pernah belajar bahasa Jepang? Dan bagaimana awalnya tertarik dengan Jepang?

Belum pernah. Saya pertama kali tertarik dengan Jepang karena saya suka nonton anime atau drama Jepang. Dan saya kagum dengan kondisi yang digambarkan dalam anime tersebut yang rapi, dan teratur.

Oh.. dari anime tapi pada akhirnya bisa ke Jepang ya. Saat itu kapan pertama kali ke Jepang dan dalam rangka apa?

Saya pertama kali ke Jepang tahun 2018 bulan januari. Dengan program magang selama satu tahun.

Oh satu tahun saja ya. Kenapa tidak ambil yang tiga tahun mungkin?

Karena awalnya hanya coba-coba dulu, dan sekarang saya ingin balik lagi ke sana. Hehe

Apa yang dirasakan pertama kali datang ke Jepang?

Yang pasti suasananya sangat berbeda, serba praktis dan orang-orangnya ramah walaupun tidak semua ya.

Dari mana tahu informasi tentang magang ke Jepang?

Saya tahu dari teman selingkungan yang kebetulan dia juga magang di Jepang. Saat dia berangkat, saya baru menjalani pelatihan.

Sebelum ke Jepang, apa saja sih yang harus dipersiapkan?

Yang harus dipersiapkan diantaranya mental, fisik dan juga bahasa Jepang. Saat itu saya menjalani pelatihan selama dua bulan setengah. Sebenarnya saya juga tidak langsung daftar magang tapi kerja dulu selama setahun.

Saat itu berangkat ke Jepangnya dengan siapa?

Dengan teman satu angkatan sewaktu di LPK. Kami diantar sampai bandara. Setelah sampai di Jepang, kami dijemput oleh kumiai di Jepang.

Selama di Jepang kerja di mana dan apa saja pekerjaannya?

Selama di Jepang saya bekerja di az.com di prefektur Shiga. Di sana kerja di bagian packing makanan dan mempersiapkan barang dari gudang.

Wah. Buat kita mungkin bukan pekerjaan yang mudah ya karena belum terbiasa. Keseharian kerjanya seperti apa?

Kerja di sana dibagi menjadi dua shift, dari jam 10 sampai jam 10 malam. Kadang dari jam 8/9 pagi sampai jam 10 malam. Istirahat setiap dua jam selama 15 menit. Dan kerjanya dari hari minggu sampai kamis. Di Jepang juga saya tinggal dengan teman-teman satu angkatan dan kami diantar jemput mobil dari perusahaan.

Berfoto dengan rekan kerja

Wah lumayan berat juga ya dari jam 10 sampai jam 10 malam. Selain bekerja, aktifitas lainnya apa?

Selain bekerja, saya juga suka main, berkunjung ke rumah orang Jepang atau kadang teman dari satu perusahaan mengundang membuat takoyaki.

Selama di sana, tempat apa saja yang pernah dkunjungi?

Ke USJ, osaka, Kiyomizudera, dan lainnya. Biasanya saya main dengan teman satu LPK atau orang Jepang. Yang paling jauh saya pernah ke Nagoya atau Kobe.

 Kendala yang dihadapi selama ada di sana apa?

Tidak begitu ada kendala yang berarti. Hanya saja kadang gaji yang didapatkan tidak tentu setiap bulannya. Padahal di kontraknya perjam dibayar 800 yen. Walaupun kerja 12 jam tapi kadang bayarannya tidak sesuai. Saya pernah melaporkannya ke kumiai tapi tidak didengar, jadi apa boleh buat saya terima begitu saja.

Wah, hal seperti itu harusnya dapat teguran ya. Kalau boleh tahu, gaji yang didapatkan selama di sana perbulannya berapa?

Berbeda-beda, kadang 17/180.000 yen. Bisa dibilang cukup untuk biaya hidup dan saya bisa nabung sekitar 50.000 yen.

Jalan-jalan bersama rekan magang satu angkatan

Adakah kendala yang dihadapi sebagai muslim?

Saya tidak bisa merasakan idul fitri dan untuk puasa juga saya harus memaksakan. Sebenarnya orang Jepang juga paham tapi kadang mereka bodo amat. Saatnya buka boleh buka tapi harus nunggu waktu istirahat jam setengah tujuh.

Untuk makanan bisa pilih-pilih yang tidak ada kanji buta-nya (babi) tapi kadang kalau mirin tidak bisa bedakan dan tidak tahu masakan itu ada kandungan mirinnya atau tidak.

Cobaan sebagai seorang muslim mungkin tidak akan jauh dari hal itu ya. Adakah hal yang paling berkesan selama di sana?

 Bagi saya, setiap moment selalu dinikmati jadi selalu berkesan bagi saya. Hehe

Pesan-pesan dong buat sahabat すかSUKI yang ingin ke Jepang.

Belajar bahasa Jepang sudah pasti ya. Selain itu juga siapkan fisik dan mental juga kesehatan. Jangan dibawa sulit, dan kalau capek dibawa main saja. Hehe

Sekian dulu pegalaman teman kita yang satu ini! Semoga bermanfaat buat kita semua dan semangat buat kalian yang sedang mengejar cita-cita. Ganbatte!

Sampai jumpa di postingan artikel berikutnya ya!

Magang ke Jepang di bidang Pertanian

Selamat siang, terima kasih banyak sudah berpartisipasi dalam wawancara ini. Kalau boleh tahu, Tama san asalnya dari mana?

Saya berasal dari Purwakarta. Sekarang tinggal di Cimahi karena pekerjaan. Saya lulusan UPI tahun 2009, jurusan kepelatihan olahraga, Fakultas FPOK.

Ini menarik sekali ya, yag dulunya jurusan olahraga, kenapa akhirnya memutuskan untuk ke Jepang. Selama ini pernah bekerja di mana saja?

Saya lulus 2015, setelah lulus saya sempat mengajar feelance olahraga di Cimahi sebagai pelatih Voli di perguruan tinggi, dan guru olahraga di sekolah-sekolah selama setahun. Setelah itu saya keluar dan kerja di EO (Outbound, Tour and Travel, dll).

Apa sih hal yang menjadi titik balik kamu untuk belajar bahasa Jepang?

Sebenarnya kalau dari dulu saya suka anime, tapi tidak terpikirkan untuk bekerja di Jepang, hanya saja saat KKN saya satu keompok dengan mahasiswa Sastra Jepang, dia sering membawa buku bahasa Jepang. Saya belajar darinya, dan ternyata seru juga. Walaupun selesai KKN saya tetap belajar belajar, jadi waktu nonton anime sedikitnya da kata-kata yang bisa saya mengerti.
Sampai sekarang saya terus belajar dan target sekarang adalah lulus JLPT N3.

Lalu, dapat informasi dari siapa tentang kerja di Jepang?

Saya direkomendasikan LPK oleh senior saya yang mengajari saya ketika KKN. Sebenarnya saya mencari yang 3 tahun, tapi hanya ada program yang setahun saja. Selama di LPK saya menjalani pelatihan selama 3 bulan seperti diajarkan cara bekerja di Jepang dan juga belajar dari segi bahasanya.

Ternyata pelatihannya lumayan singkat ya. Waktu itu bekerja di Jepang di bidang apa?

Saya bekerja di bidang pertanian. Dan bekerjanya memang di ladang. Walaupun programnya satu tahun, tapi fullnya kerja hanya 7 bulan saja, karena kalau memasuki musim dingin tidak bisa bercocok tanam. Sebelum mulai bekerja, di sana belajar lagi bahasa Jepang selama 3 minggu.

Semua proses menggunakan mesin

Di daerah mana kamu bekerja saat itu? Dan apa saja yang dikerjakannya?

Saya bekerja di daerah prefektur Nagano. Di sana diajarkan cara menanam sayur, nyemai bibit, panen juga mengirimkan sayuran ke pengepul. Jika memasuki musim panen, jam kerjanya bisa melebihi standar jam kerja biasanya.

Di Jepang, usaha petani masuknya perusahaan perorangan dan memiliki beberapa ladang. Waktu itu bos saya memiliki 7 ladang. Satu ladang sebesar 4x lapang bola dan yang lainnya sebesar lapang voli. Semua proses sudah menggunakan mesin, dari membuat gundukan, menyiram, sampai pemberian vitamin juga. Yang manual hanya menanam dan panen saja.

Wah, ternyata lumayan berat juga ya. Tapi hebatnya kamu bisa mengerjakan itu walaupun tidak ada dasar pertanian sama sekali. Ditambah, jarang sekali anak muda yang berminat untuk berprofesi sebagai petani. Kalau untuk jam kerjanya seperti apa? Karena saya pikir bertani itu berbeda dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya.

Jika di musim tanam, saya mulai kerja jam 7 sampai jam 4 sore. Tapi kalau di musim panen kadang mulai kerja jam 12 malam atau jam 2 malam. Saya kerja tiap hari dan tidak ada hari libur. Terutama musim panen di bulan juli, agustus, september nyaris tidak ada hari libur, paling libur setengah hari.

Tapi karena tidak ada libur, harusnya penghasilannya juga lumayan kan..? hehe sedikit bocoran dong soal penghasilannya.

Gaji perbulan tergantung musim juga. Kalau hujan kan tidak kerja, otomatis tidak ada penghasilan juga. Dan di sana saya dibayar perjam. Perbulan saya bisa dapat 180.000 yen tapi belum dipotong ini itu. Jika musim panen di bulan agustus, saya bisa dapat 280.000 yen.

Menurut saya, di Jepang semakin berat pekerjaannya semakin mahal bayarannya. Tapi walaupun begitu tetap berbeda, bayaran yang magang 750-800, sedangkan orang Jepang 1200-2000 yen.

Waduh, tengah malam sekali. Alasannya kenapa mulai kerjanya jam segitu ya?

Karena bekas sayuran yang dipotong itu tidak boleh terkena matahari langsung. Dan sayurannya juga tidak boleh terkena matahari. Setelah sayuran dipotong langsung disiram supaya getah yang menempel tidak membuat sayur jadi kuning, karena hal ini bisa menurunkan harga jual. Selain itu, sayuran di packing di tempat itu juga setelah dicuci untuk kemudian siap didistribusikan ke setiap supermarket.

Ladang sayur letuce dan sawi putih

Saya tidak terlalu detail untuk masalah pertanian, tapi saya merasa cara panennya sangat berbeda sekali ya. Sayur apa yang ditanam di ladangnya? Dan berapa orang yang bekerja di sana saat itu?

Di ladang saya khusus letuce dan sawi putih. Ada 3 orang Indonesia yang bekerja di perusahaan sayur tempat saya magang.

Dari hasil belajar selama ada di sana, apakah kamu tidak tertarik untuk mengaplikasikannya di Indonesia?

Tentu saja saya tertarik untuk mengaplikasikan ilmu yang saya dapat, tapi alat-alatnya sangat mahal. Misal untuk melubangi mulsa, atau penutup dari plastik saja ada alatnya, berbeda dengan di Indonesia.

Selain itu, apa saja perbedaan sistem pertanian di Jepang dengan di Indonesia?

Soal pengepul mungkin sama dengan di Indonesia, tapi di Jepang lebih ketat dan sangat memperhatikan kualitas. Para pengepul ini memiliki kontrak dengan petani, dan hasil panennya dinilai oleh pengepul ini. Misalkan tahun ini penjualannya berapa. Setiap dus antara satu petani dengan petani yang lain berbeda, masing-masing punya nomornya sendiri yang telah terdaftar di pengepul. Itu sebabnya bos saya paling cerewet ketika pemotongan sayur. Jika sayurnya tidak sesuai dengan standar yang sudah ditentukan bisa menurunkan report, jika nilainya jelek, berarti kuotanya dibatasi, misal dari yang awalnya 300 dus jadi 200 dus, dan hal ini tentunya mempengaruhi penghasilan.

Tanaman yang lewat batas panen bisa menurunkan harga sayuran. Berat perdus tidak boleh kurang atau lebih dari takaran yang sudah ditentukan. Misalnya untuk sawi putih beratnya harus 16 kg perdus.

Memanfaatkan waktu libur dengan makan bersama teman setanah air

Diluar rutinitas kerja, biasanya apa yang kamu lakukan?

Kalau di luar rutinitas kerja saya biasanya jalan-jalan pakai sepeda, karena daerah saya ini di pegunungan seperti Lembangnya Bandung jadi sangat enak sekali untuk bersepeda. Atau kadang saya main ke apato teman atau sekedar jalan-jalan ke kota, terutama waktu liburan saya pergi ke Tokyo, Asakusa, Shinjuku dan lain-lain.

Sudah lumayan keliling Jepang juga ya. Hal yang paling berkesan selama ada di sana apa sih?

Hal yang paling berkesan bagi saya adalah kebersihannya yang sangat luar biasa dan kedisiplinannya. Menurut saya mereka lebih beriman dibandingkan orang muslim (haha). Sangat taat dan patuh pada pemerintah dan pemerintahnya tidak semena-mena terhadap masyarakatnya. Lalu, di sana jarang sekali saya menemui tong sampah di pinggir jalan, hanya ada di mini market dan mall tapi tetap bersih. Sedangkan di Indonesia walaupun banyak tong sampah tapi tetap saja kotor.

Takjub dengan kebersihannya

Iya ya. Kalau masalah kebersihan tidak ada yang meragukan Jepang. Hal ini pun yang sebenarnya ingin kita terapkan juga di Indonesia, tapi jikan setiap pribadinya tidak memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan, sampai kapan pun tidak akan pernah ada perubahan.

Kalau berbicara tentang kendala, kira-kira kendala apa yang kamu temui selama menjalani kehidupan di sana?

Kendala saya sebagai laki-laki muslim adalah sulitnya melaksanakan juma’tan, jadinya saya tidak jumatan. Tapi kalau peserta magang yang lain yang ada dekat masjid, bisa sempat shalat saat waktu istirahat. Sebetulnya kalau untuk shalat saya bisa curi-curi waktu. Walaupun kembali lagi ke pribadinya masing-masing. Kalau saya sengaja bawa sejadah ke ladang. Dari apato saya ke ladang sekitar 15 menit, biasanya setelah makan siang langsung shalat.

Yang paling berat adalah lama puasa hingga 16 jam, dan hal tersebut jadi ujian tersendiri. Apalagi ketika ketahuan puasa, saya suka dimarahi orang Jepang. Karena mereka berpikir bahwa muslim puasa seharian penuh. Sebenarnya mereka hanya khawatir dengan kesehatan. Jika kamu puasa, ya kamu mati dan saya juga sempat bertengkar dengan mereka gara-gara membahas hal ini. Akhirnya saya cari ide, jadi makanan bekal siang saya berikan ke teman saya tanpa sepengetahuan bos saya.

Ternyata pergi ke Jepang itu banyak sekali tantangannya ya. Mulai dari tantangan dari segi lingkungan, budaya dan bahasa. Tapi tantangan yang paling berat adalah ketika ideologi yang kita pegang bertentangan dengan ideologi yang berlaku di Jepang, apalagi ideologi Islam yang masih asing bagi mereka. Saya sangat menghargai usaha kamu untuk tetap memegang teguh prinsip tersebut. Salut! Hehe

Terakhir ini, kasih tau dong pesan-pesan buat pembaca すかSUKI yang membaca artikel ini.

Pesan saya, harus siap kuatkan niat, mental dan fisik dan yang paling utama adalah bahasa. Jangan sampai dibodoh-bodohin orang jepang (hahaha), apalagi dibidang pertanian itu pekerjaannya cukup berat. Tapi saya jamin, kalau kalian bisa menaklukkan pertanian, kamu bisa menaklukkan program magang lainnya, karena menurut saya tidak ada pekerjaan yang seberat di pertanian. Dan satu lagi, jangan takut karena kita dilindungi pemerintah Jepang, karena mereka sangat bertanggung jawab.

Terima kasih banyak Tama atas kontribusinya! Semoga dengan artikel ini banyak orang yang tertarik mencoba pergi ke Jepang ya.

Itu dia wawancara kita kali ini tentang pengalaman magang di bidang pertanian. Bagi laki-laki, terutama selain fisik dan mental yang harus dipersiapkan, kita juga jangan sampai terbawa arus keadaan apalagi kita harus menjual istilahnya yang menjadi prinsip kita.

Semangat buat kita yang sedang berusaha kerja di Jepang! Hehe

Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis Telah Diperbaharui

Sejak bulan November tahun 2018, undang-undang yang berkaitan dengan pemagang kerja teknis telah ditetapkan. すかSUKI sudah memperkenalkannya pada artikel berikut ini:
Undang-Undang Baru yang Berkaitan dengan Pemagangan Kerja Teknis (Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan) Telah Diberlakukan

Dalam artikel tersebut, すかSUKI juga telah menyampaikan tentang adanya buku pedoman untuk pemagang kerja teknis yang dibagikan kepada para pemagang.

Ginou Jisshusei Techo 【(Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis (dalam bahasa Indonesia) 】
http://www.otit.go.jp/files/user/docs/jissyuseitechou_btk.pdf

Pada bulan September 2018, isi dari buku pedoman telah diperbaharui. Karena isinya lebih banyak dibandingkan buku pedoman versi pertama, すかSUKI ingin memperkenalkannya sekali lagi kepada kalian.

Buku pedoman untuk pemagang kerja teknis (edisi terbaru)
http://www.otit.go.jp/files/user/181003-idn.pdf

Perkenalan tentang alur pemagangan lewat komik

Yang mengejutkan すかSUKI saat pertama kali melihat buku pedoman edisi terbaru ini adalah adanya penjelasan berbentuk komik di dalamnya. Pada buku pedoman edisi terdahulu, sebagian besar penjelasannya berisi tulisan seperti layaknya buku pedoman biasa.

Buku pedoman dibuat supaya bisa digunakan oleh para pemagang ketika mereka mengalami kesulitan atau masalah. Namun, sepertinya hanya sedikit pemagang yang membacanya secara menyeluruh. Karena itulah, bagian pembuka pada buku pedoman edisi terbaru dibuat seperti komik supaya lebih menarik minat membaca para pemagang.

Isi buku pedoman yang perlu dibaca

Sebenarnya, seluruh bagian dari buku pedoman penting untuk dibaca. Akan tetapi, ada beberapa tema yang すかSUKI rasa perlu kalian perhatikan. Nah, すかSUKI akan merangkumnya untuk kalian di bawah ini!

Bagian ‘6.Tanggung Jawab Pemagang Kerja Teknis’ (halaman 23)
Tujuan dari pemagangan adalah untuk memanfaatkan keterampilan pekerjaan yang telah dipelajari di Jepang setelah kembali ke Indonesia. Jadi, saat pemagang berada di Jepang, pemagang tidak dapat melakukan pekerjaan lain selain magang. Pemagang juga tidak bisa melakukan kegiatan di luar lingkup klasifikasi untuk magang teknis. Jika hal itu dilanggar, maka akan dianggap sebagai pekerja ilegal dan ditahan.

Pada halaman ini ada bagian yang berjudul ‘Masalah Menghilangnya Pemagang Kerja Teknis’. すかSUKI ingin kalian benar-benar memerhatikan bagian ini. Tema ini ditulis dalam isi komik di buku pedoman pemagang kerja teknis edisi terbaru.

Pada bagian komik, tergambar seorang wanita yang sedang melihat artikel. Artikel tersebut memberitakan tentang seseorang yang ditangkap setelah keberadaannya menghilang. Jumlah orang asing yang bekerja sebagai pemagang kerja teknis di Jepang memang meningkat, tetapi sayangnya ada beberapa orang yang kabur hanya demi uang. Apabila jumlah pemagang kabur meningkat, maka citra negara asal pemagang tersebut juga makin memburuk. Jadi, menetaplah di daerah di mana kalian diizinkan ketika berada di Jepang.

Bagian ‘7. Mengenai Biaya yang Dibayarkan Kepada Agen Pengirim dan Lainnya Sebelum Masuk ke Jepang (Mengenai Hubungan yang Tidak Pantas dengan Agen Pengirim dan Organisasi Pengawas)’(halaman 23)
Ada pemagang yang terlanjur membayar biaya yang tidak diperlukan ketika belum berangkat, tetapi ketika sudah sampai di Jepang malah kabur. Apa yang dimaksud dengan biaya yang tidak diperlukan tersebut? Contohnya uang jaminan. Apabila kalian disuruh untuk menyiapkan uang dalam jumlah besar sebagai jaminan dan dijanjikan akan dikembalikan saat pulang ke Indonesia, sudah jelas bahwa uang tersebut adalah biaya yang tidak diperlukan. Hindari agen pengiriman (LPK) yang meminta uang tersebut.

Bagian ‘9.Pemberlakuan Hukum dan Perundang-undangan’ (halaman 27)
Jepang adalah negara hukum. Peraturan di Jepang sangat ketat lebih dari yang kalian kira, dan semua orang wajib untuk mematuhinya. Karena bagian tersebut menuliskan tentang segala hukum yang berlaku, baca dan mengertilah supaya kalian (terutama para pemagang) tidak terlibat dalam kegiatan kriminal.

Bagian ‘11.Mengenai “Pelaporan” yang Dapat Anda Lakukan’ (halaman 33) dan Bagian ‘13.Konsultasi yang Terdapat di Organisasi Pemagangan Kerja Teknis [Konsultasi dalam Bahasa Ibu]’(halaman 37)
Walau sudah berusaha mempelajari tentang hukum Jepang, mungkin susah jika kalian harus menghafal semuanya. Apalagi ditambah dengan menjalani kehidupan di lingkungan dengan bahasa dan budaya yang berbeda. Jika kalian para pemagang mengalami masalah atau kesulitan, kalian bisa berkonsultasi dengan OTIT (Organization for Technical Intern Training) dalam bahasa Indonesia. Cobalah menghubungi OTIT ketika ingin berdiskusi tentang hal yang tidak diketahui tentang bekerja atau hukum di Jepang.

Bagian ‘22.Berbagai loket konsultasi dan bantuan’(halaman 77)
OTIT akan menjawab konsultasi dari para pemagang kerja teknis. Akan tetapi, bagi kalian yang bekerja secara mandiri di Jepang, atau para pelajar yang bekerja paruh waktu, kalian bisa membaca bagian tersebut. Karena setiap loket konsultasi ditulis pada halaman yang berbeda-beda, cobalah cek dan hubungi yang sesuai dengan kondisi.

Meningkatnya peluang untuk bisa ke Jepang bagi orang yang ingin pergi ke sana tentu adalah hal yang bagus. Namun, pastikan kalian mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum berangkat ke Jepang supaya kehidupan kalian di sana lebih menyenangkan. Persiapkan segalanya terlebih dahulu, termasuk belajar bahasa Jepang.

Ketika kalian mengalami kesulitan ketika berada di Jepang, hubungi kontak yang telah diperkenalkan dalam artikel. Selain kontak di atas, kalian juga bisa menghubungi すかSUKI, lho! すかSUKI akan dengan senang hati menerima konsultasi dari kalian. Jangan ragu untuk menghubungi kami saat kalian kesulitan, ya!

Penerjemah : Erlinda Dwi Yulianti

Undang-Undang Baru yang Berkaitan dengan Pemagangan Kerja Teknis (Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan) Telah Diberlakukan

【Tujuan dari Sistem Pemagangan Kerja Teknis】

Di antara orang-orang yang ingin ke Jepang, pasti ada yang tahu tentang sistem “Ginou Jisshu” atau pemagangan kerja teknis kan? Sistem ‘Pemagangan Kerja Teknis’ ini diadakan dengan tujuan untuk orang-orang yang ingin mendapatkan pengetahuan keterampilan di Jepang lalu turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi negara setelah kembali ke negaranya sendiri dengan memanfaatkan berbagai pengetahuan yang telah dipelajari.

 

【Kontradiksi Antara Maksud Sebenarnya dan Pencitraan】

Tujuan semula dari ‘Pemagangan Kerja Teknis’ adalah yang saya sebutkan di atas tadi. Datang ke Jepang lalu menguasai suatu keterampilan dsb. melalui pekerjaan. Menurut saya ini sangat hebat. Tetapi pada kenyataannya , alasan mengapa berbeda dengan tujuan awal adalah karena berbagai masalah telah terjadi selama sistem pemagangan kerja teknis dijalankan.
Mengapa? Karena mereka didatangkan ke Jepang bukan untuk transfer keterampilan tetapi sebenarnya mereka hanya diterima sebagai pekerja sederhana dengan upah murah karena kurangnya tenaga kerja, dan itulah kenyataannya.
Jika diungkapkan dalam gaya Jepang maka ungkapannya menjadi ‘transfer keterampilan = pencitraan’, ‘diterima sebagai pekerja sederhana = maksud sebenarnya.’.
Lalu, berbagai masalah telah terjadi hingga saat ini karena adanya perbedaan antara pencitraan dan maksud sebenarnya ini.
Meskipun di artikel kali ini saya hanya akan memperkenalkan undang-undang baru, saya akan menjelaskan pada artikel lain tentang latar belakang dibuatnya undang-undang ini serta masalah yang dimiliki oleh sistem pemagangan kerja teknis.

 

【Pentingnya Mengumpulkan Informasi】

Nampaknya, bekerja di Jepang jauh lebih berat dari yang dibayangkan oleh orang yang baru akan mulai bekerja di sana. ‘Karena Jepang negaranya bagus jadi ingin coba tinggal’, ‘bisa hidup penuh kepraktisan dan menyenangkan’, kami tentu senang apabila kalian berpikir seperti itu tentang Jepang. Tetapi saya ingin kalian memutuskan untuk pergi ke Jepang setelah memahami dengan seksama seperti apa hidup yang akan dijalani saat sudah sampai di Jepang.

Bersamaan dengan pelaksanaan undang-undang pada 1 November 2017, dibuka juga ‘Gaikokujin Jisshusei Kiko (Organization for Technical Intern Training/ Organisasi Pemagang Kerja Teknis Asing)’. Organisasi ini yang mengatur sistem pemagangan kerja teknis tersebut. Bagi kalian yang sekarang sedang menerima pelatihan untuk pergi ke Jepang sebagai pemagang, atau kalian yang sedang magang di Jepang, apakah kalian tahu tentang organisasi ini?

Gaikokujin Ginou Jisshusei Kiko (Organization for Technical Intern Training/ Organisasi Pemagang Kerja Teknis Asing)’
http://www.otit.go.jp/

Berdasarkan pelaksanaan undang-undang kali ini, para pemagang dilindungi oleh undang-undang lebih dari sebelumnya. Bagi kalian tentu ini adalah hal yang sangat bagus ya. Di website Gaikokujin Ginou Jisshusei Kiko/ Organisasi Pemagang Kerja Teknis Asing ini juga diposting berbagai informasi yang berguna bagi para pemagang dalam bahasa Indonesia.

 
Ginou Jisshusei Techo 【(Buku Pedoman untuk Pemagang Kerja Teknis (dalam bahasa Indonesia) 】
http://www.otit.go.jp/files/user/docs/jissyuseitechou_btk.pdf

 
Untuk Para Pekerja Asing ~Peraturan Hukum di Jepang Berkaitan dengan Ketenagakerjaan~ 【Kementerian Kesehatan, Biro Pengembangan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia】
http://www.mhlw.go.jp/new-info/kobetu/roudou/gyousei/foreigner/technical_intern/dl/indonesian_01.pdf

 
Rosai Hoken Seikyu no Tame no Gaido Bukku (Buku Panduan Klaim Asuransi Kecelakaan Kerja) 【Kementerian Kesehatan, Biro Pengembangan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia】
http://www.mhlw.go.jp/new-info/kobetu/roudou/gyousei/kantoku/dl/161108-17.pdf
http://www.mhlw.go.jp/new-info/kobetu/roudou/gyousei/kantoku/dl/161108-18.pdf

 
Nihon Nenkin Kiko (Japan Pension Service)
http://www.nenkin.go.jp/international/pamphletindonesia/index.html

 
Lalu jika kita mengalami kesulitan kita bisa menghubungi mereka dalam bahasa Indonesia karena sekarang sedang dipersiapkan sistem konsultasi langsung.
https://www.support.otit.go.jp/soudan/id/

 
Apakah kalian telah mendengar informasi ini dari agen penyalur Indonesia maupun organisasi pengawas Jepang? Pelaksanaannya sudah dimulai sejak 1 November 2017. Karena isinya perlu diketahui oleh orang yang akan tinggal di Jepang dengan status pemagang, saya ingin kalian membaca dokumen dari link yang saya share di atas.

 

【Jepang yang Masih Belum Siap Sistem Pendukungnya】

Tidak hanya kalian yang datang ke Jepang sebagai pemagang, bagi kalian yang datang dengan visa kerja maupun wisata sekalipun, pasti ada situasi sulit yang akan kalian hadapi di Jepang. Belum banyak tempat yang bisa mendukung dalam bahasa asing di situasi seperti itu.

Karena dukungan terhadap para pemagang semakin meluas menurut undang-undang kali ini, ini merupakan hal yang sangat bagus. Tidak terbatas kepada pemagang saja, jika ada kesulitan dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari di Jepang, jangan ragu untuk menghubungi kami karena すかSUKI juga menerima konsultasi dalam bahasa Indonesia.

Wawancara dengan Pekerja Magang di Jepang yang Sudah Kembali ke Indonesia(1)

Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Jenis pekerjaan : Pengelasan
Pengalaman studi di luar negeri : Tidak ada
Level JLPT : N2

Selamat siang. Kali ini adalah kali pertama kami mewawancarai seorang pekerja magang yang sudah kembali ke Indonesia. Saat ini Jepang sudah mulai menerima pekerja magang sebagai perawat, oleh karena itu pastinya jumlah orang yang ingin ke Jepang akan semakin bertambah. Namun sayangnya, informasi tentang kehidupan seorang pemagang masih sedikit. Karena itu, mulai saat ini kami akan mewawancarai para pekerja magang yang sudah kembali ke Indonesia dan membagi pengalaman mereka kepada teman-teman すかSUKI.
Kapan Anda pergi ke Jepang? Lalu, mengapa Anda memilih untuk kerja magang di Jepang?

Saya tiba di Jepang pada tanggal 28 Agustus 2013. Alasan saya ingin pergi ke Jepang adalah karena di universitas saya tidak ada program untuk pergi ke Jepang. Saat saya mencari cara agar bisa pergi ke Jepang, saya menemukan program pelatihan magang di Jepang. Sejak awal saya memang tertarik untuk belajar tentang budaya, teknologi, dan cara kerja orang Jepang, karena itu saya putuskan untuk kerja magang di Jepang.

 

Saya senang Anda ingin belajar mengenai teknologi di Jepang. Anda melakukan pekerjaan “pengelasan” sewaktu berada di Jepang, mengapa Anda memilih untuk melakukan pekerjaan ini.

Saya berniat melakukan pekerjaan apapun, asalkan bisa belajar teknologi di Jepang. Karena itu, saya tidak mengharapkan suatu bidang pekerjaan tertentu, namun berdasarkan hasil, akhirnya saya dipekerjakan di bidang “pengelasan”.

 

Di Indonesia, seharusnya ada pelatihan oleh lembaga penanggung jawab sebelum para pekerja magang diberangkatkan ke Jepang. Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk lembaga tersebut?

Saya tidak perlu membayar apapun. Saya mencari lembaga magang sendiri, mendaftar, diseleksi, dan lulus seleksi tersebut. Sewaktu seleksi, ada pemeriksaan seperti memakai anting atau tidak, tato, atau juga alergi. Lalu ada juga tes matematika dan tes kemampuan fisik seperti push-up serta lari 3 km dalam 15 menit. Ada juga tes bahasa Jepang.

 

Ternyata ada juga ya cara untuk bisa kerja magang di Jepang tanpa mengeluarkan uang! Saya baru tahu, jadi perlu belajar lagi nih tentang ketentuan-ketentuannya. Seperti apa pelatihan yang Anda terima sebelum pergi ke Jepang?

Selama 2 bulan pertama kami belajar tentang bahasa, budaya, serta hal-hal yang berhubungan dengan bekerja di Jepang. Setelah itu ada tes, dan yang tidak lulus tes ini tidak diperbolehkan untuk mengambil pelatihan selanjutnya. Setelah itu, kami pindah ke tempat pelatihan lain dan melanjutkan pelatihan lagi selama 2 bulan. Di sini kami di tes setiap hari, harus olahraga dari jam 4.30 pagi, serta mulai belajar dari jam 5 pagi. Sangat melelahkan.

 

Dari jam 4.30 ya. Orang Indonesia memang banyak yang bangun pagi, tapi Anda harus belajar dari pagi sampai sore ya. Jadwalnya benar-benar padat.
Sepertinya Anda memang tertarik dengan Jepang. Apa kesan Anda terhadap Jepang sebelum pergi ke sana?

Saya rasa Jepang adalah negara yang sangat bagus. Seperti yang saya sampaikan tadi, saya tertarik dengan teknologi Jepang dan ingin mempelajarinya. Saya juga senang dengan adanya berbagai musim. Kita bisa menikmati sakura di musim semi, maple di musim gugur, dan salju di musim dingin. Saya juga tertarik dengan budaya Jepang seperti tarian dan pentas, upacara minum teh, serta kaligrafi.

 

Sebagai orang Jepang, saya senang Anda memiliki ketertarikan dengan Jepang secara luas, bukan hanya tentang pekerjaan saja tapi juga budaya Jepang. Setelah Anda tiba di Jepang, apakah kesan Anda berubah?

Ketika mulai tinggal di Jepang, saya terkejut dengan teknologi toilet yang ada. Saya bahkan dulu tidak mengerti cara menggunakan washlet (tawa). Banyak sekali tombolnya, dan penjelasannya menggunakan kanji yang tidak bisa saya baca. Saya pernah menekan tombol yang salah dan akhirnya membuat baju saya basah (tawa).
Lalu, sebelum pergi ke Jepang saya mengira saya akan tinggal di kota dengan banyak bangunan tinggi. Ternyata saya tinggal di desa yang dikelilingi pegunungan, sangat berbeda dengan kehidupan di kota.

 

Saya tidak pernah melihat washlet di Indonesia, jadi mungkin orang Indonesia tidak mengerti cara penggunaannya. Gawat sekali sampai bajunya basah (tawa)
Apakah ada kesan lain yang Anda rasakan ketika tinggal di Jepang?

Berhubungan dengan pekerjaan, pada awalnya saya kira “pengelasan” itu adalah pekerjaan yang sering dilakukan di pinggir jalan seperti di Indonesia. Tetapi, ketika pergi ke pabrik di Jepang, ukuran besinya sangat berbeda. “Pengelasan” yang kami lakukan adalah pengelasan besi sebesar 1 ton, 2 ton, dan 6 ton. Waktu pertama kali saya melihat besi-besi ini, saya sempat merasa saya ingin pulang (tawa).
Selain itu, saya membayangkan apartemen tempat saya tinggal akan seperti di drama-dram Jepang yang sering saya lihat. Ternyata berbeda karena kamar saya tidak ada toiletnya. Kamar saya ada di lantai 3 dan toilet ada di lantai 1. Dapur dan shower pun ada di luar kamar. Saya sedikit kecewa.

 

Mengelas besi yang sangat besar ya. Saya sendiri tidak pernah masuk ke pabrik pengelasan, sehingga tidak bisa membayangkannya. Apartemennya sama seperti share house dan hanya disediakan kamar tidur saja ya. Kalau tidak ada toilet di dalam kamar memang repot.
Pasti ada banyak hal yang terjadi selama tinggal di Jepang. Apakah ada masalah yang Anda alami ketika tinggal di Jepang?

Ada. Pada 3 bulan pertama saya mengalami kesulitan dengan bahasa Jepang. Saya sudah belajar bahasa Jepang di universitas dan juga mendapatkan pelatihan bahasa Jepang, tetapi tetap saja kemampuan berbahasa saya masih kurang. Logat yang digunakan sulit dan tidak bisa saya mengerti. Sebelum terbiasa, saya juga tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik sehingga saya harus bekerja sambil dimarahi setiap harinya.




“Pengelasan” besi sebesar itu, orang Jepang pun pasti pada awalnya tidak bisa. Ada juga daerah yang logatnya tidak dimengeri sesama orang Jepang. Bagi orang asing pasti susah sekali.

Lalu, saya kesulitan karena tidak mengerti cara membaca jadwal kereta. Pernah juga, saya tidak tahu harus turun di stasiun mana dan akhirnya terus naik sampai pemberhentian terakhir. Seharusnya saya turun di stasiun lain dan lanjut dengan menggunakan bus…
Lalu ada juga masalah makanan. Saya beragama Muslim dan tidak bisa makan babi. Kalau tertulis kata-kata babi saya bisa langsung tahu, tapi kalau tidak tertulis, saya jadi tidak tahu apakah makanan ini mengandung babi atau tidak. Saya pernah memakan masakan yang mengandung gelatin karena tidak tahu.

 

Ketika perlu ganti naik bus, ada kemungkinan Anda harus bertanya langsung kepada orang Jepang. Hal ini akan sulit dilakukan ketika Anda tidak bisa berbahasa Jepang. Masalah makanan juga sama. Dengan bertambahnya wisatawan, jumlah toko yang menyediakan makanan halal juga bertambah. Tapi mungkin tidak ada desa yang membuka toko makanan halal.
Pasti bagus jika lembaga atau pengawas, bisa juga perusahaan yang mempekerjakan untuk memberikan penjelasan mengenai makanan-makanan yang kemungkinan mengandung babi. Tapi saya rasa implementasinya akan sulit.
Dari cerita Anda, sepertinya banyak masalah yang terjadi selama tinggal di Jepang. Pada saat itu, dengan siapakah Anda berkonsultasi?

Biasanya saya konsultasi dengan senior orang Indonesia. Kalau masalah tidak bisa diselesaikan sendiri, saya mencoba berkonsultasi dengan penanggung jawab pekerja Indonesia di perusahaan.

 

Ketika kerja magang, jika Anda bukan yang diterima pertama kali, pasti akan banyak senior-senior sebelum Anda. Enak kalau bisa bertanya banyak hal kepada kakak senior.
Interview ini kita laksanakan di Indonesia. Sejak kapan Anda kembali ke Indonesia? Dan apa alasan Anda kembali ke Indonesia?

Saya kembali pada bulan Agustus 2016. Saya kembali ke Indonesia karena jangka waktu kerja magang selama 3 tahun sudah habis. Saya tidak pernah kembali ke Indonesia selama magang, jadi sesuai rencana awal saya terus berada di Jepang selama 3 tahun.

 

Begitu ya. Anda bekerja selama 3 tahun dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk belajar bahasa Jepang sampai Anda bisa menjalani interview dalam bahasa Jepang. Sunggu luar biasa. Kalau boleh, saya ingin bertanya tentang kehidupan Anda di Jepang.
Berapa kira-kira biaya kehidupan di Jepang?

Saya tinggal di satu apartemen berisi 18 orang yang disewa oleh perusahaan di perfektur Okayama. Satu kamar satu orang dengan 3 toilet dan 2 shower di lantai 1. Tidak ada toilet atau shower di kamar. Biaya sewa kamar adalah 15.000 yen (sekitar Rp 1.700.000) per bulannya, sudah termasuk biaya air, listrik, dan gas.

 

Seperti share house ya. Bagaimana dengan makanan

Saya biasanya membuat makanan sendiri untuk makan pagi dan malam. Perusahaan membagikan bekal gratis untuk makan siang. Lalu, sebagai pelepas stres, seminggu sekali saya makan di luar bersama pekerja magang lainnya atau juga bersama guru bahasa Jepang.

 

Saya rasa kehidupan di Jepang itu berat, jadi pasti pelepas stres itu penting! Apakah ada biaya lain yang dikeluarkan?

Saya membeli 2 telepon genggam Jepang, dengan biaya 1.500 yen (sekitar Rp 170.000) per bulannya. Asrama memiliki wi-fi, sehingga saya jarang menggunakan telepon, dan biaya yang dikeluarkan jadi murah. Setiap 3 bulan sekali saya membeli baju dan sepatu baru. Jika dirata-rata, kurang lebih saya menggunakan 10.000 yen (sekitar Rp 1.200.000) per bulannya. Terutama karena musim gugur dan dingin itu cuacanya dingin, saya jadi banyak membeli baju. Harga baju pada musim-musim itu terasa mahal.

 

Kalau di Indonesia kita bisa tinggal tanpa perlu membeli banyak baju ya. Baju musim dingin memang mahal, saya mengerti perasaan Anda.
Anda bekerja di Jepang selama 3 tahun. Bagaimana jadwal kegiatan Anda sehari-hari?

Saya bekerja dari hari Senin sampai Jum’at, dari jam 7.50 – 17.00. Tapi pada dasarnya ada jam lembur sebanyak 2 jam setiap hari. Ketika sibuk, saya pernah lembur sampai jam 22.00 malam. Dan lagi, ketika dapat shift malam, saya harus bekerja dari jam 16:00 sore sampai jam 01:00 atau 03:00 pagi. Selain itu, terkadang saya harus bekerja di hari Sabtu. Ada juga orang yang harus bekerja di hari Minggu.

 

Sibuk sekali sampai harus lembur setiap hari dan bekerja di hari libur. Ketika libur pastinya Anda ingin menyegarkan diri. Apa yang Anda lakukan pada hari libur?

Pada hari Minggu, pagi hari saya bersih-bersih, setelah istirahat sebentar saya pergi berbelanja di siang harinya. Karena saya tinggal di desa, dari apartemen ke stasiun memerlukan waktu 30 menit dengan sepeda. Naik keretanya hanya 5 menit, tapi setelah itu saya harus berjalan dari stasiun ke supermarket selama 15 menit. Tempat untuk berbelanja sangatlah jauh. Apalagi ketika musim dingin, sangat merepotkan. Karena itu, sebisa mungkin saya minta diantarkan dengan mobil orang Jepang.
Selain itu, saya berkumpul dan mengobrol dengan pekerja magang lainnya, bermain game, serta karaoke di kamar. Sangat jarang bisa jalan keluar bersama-sama.
Dengan bantuan dari perusahaan, ada kelas bahasa Jepang sekali seminggu. Tetapi karena peserta lain tidak terlalu pintar berbahasa Jepang, saya merasa kelas ini tidak terlalu berguna bagi saya. Karena itu, saya memilih untuk ikut kelas bahasa Jepang yang diadakan oleh volunteer setiap hari minggu. Bukan hanya belajar bahasa Jepang, di kelas ini saya bisa jalan-jalan dan makan bersama orang Jepang. Saya juga bisa berteman dengan orang Tiongkok, Vietnam, Thailand, dan Kanada yang ikut dalam kelas ini.

 

Semangat belajar yang sangat tinggi, sampai aktif ikut kelas yang tidak disediakan oleh perusahaan. Anda sangat hebat karena bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Berteman dengan orang di luar lingkungan perusahaan juga sangat penting. Ngomong-ngomong, apakah ada orang berkebangsaan lain di perusahaan?

Ada. Selain orang Indonesia ada orang Vietnam, Brazil, Chile, Bolivia, dan Peru.

 

Banyak orang dari Amerika Latin ya. Interview kali ini membuat saya merasa bahwa banyak sekali orang luar negeri yang bekerja di Jepang.
Selain hari libur biasa, apakah Anda pernah mendapatkan libur panjang?

Pernah. Saya jalan-jalan ke tempat yang jauh ketika libur panjang Golden Week, libur musim panas, dan musim dingin. Saya pergi ke Tokyo naik bus, juga pernah ke Nagano naik shinkansen untuk bermain ski. Saya juga pernah pergi ke Hiroshima dan Tottori.

 

Ngomong-ngomong, apakah ada kesulitan yang berhubungan dengan pekerjaan?

Ada beberapa hal. Misalnya, jumlah gaji yang diberikan perusahaan kurang lebih sama dengan yang pernah diberitahukan, hanya kurang 1.000 yen (sekitar Rp 120.000). Karena penasaran, saya berkonsultasi dengan pengawas. Ternyata 1.000 yen tadi telah dipotong untuk pesta perusahaan. Ada juga saat di mana gaji saya berkurang karena adanya perubahan peraturan pajak.
Saya juga pernah berkonsultasi dengan pengawas karena menurut perusahaan cuti hanya bisa digunakan ketika sakit. Saya selalu berkonsultasi dengan pengawas, seperti misalnya ketika saya merasa upah lembur saya kurang.

 

Begitu ya. Ternyata memang tidak semua hal dijelaskan terlebih dahulu. Kontrak bisa terus dilindungi kalau pengawas men-support para pekerja magang dengan baik. Syukurlah Anda bisa berkonsultasi langsung dengan pengawas. Saya khawatir karena ada juga orang yang tidak bisa berkonsultasi langsung dan kesulitan.
Ngomong-ngomong, apa ada hal yang ingin Anda ketahui sebelum Anda berangkat ke Jepang?

Kalau bisa, dari awal saya ingin tahu saya akan bekerja di mana nantinya. Saya sempat diberitahu ketika pelatihan, tapi saya tidak tahu seperti apa pabrik dan pekerjaan yang akan saya lakukan. Saya belum pernah bekerja di Indonesia, karena itu saya tidak punya bayangan sama sekali.

 

Pasti semua ingin tahu tempat kerjanya nanti. Kalau tahu, pasti Anda tidak terkejut dengan pabrik dan pekerjaan yang akan Anda lakukan.
Terima kasih telah berbagi banyak hal-hal penting dalam interview pada hari ini. Sebentar lagi kita akan sampai pada pertanyaan terakhir. Apakah Anda mempunyai keinginan untuk kembali ke Jepang? Jika ingin, apa tujuan Anda kembali ke Jepang?

Iya, saya ingin kembali ke Jepang. Kalau bisa, saya ingin pergi dan melanjutkan studi di Jepang. Saya sudah tinggal di sana selama 3 tahun, tapi saya ingin melakukan hal-hal yang belum saya lakukan di sana. Saya ingin lebih belajar bahasa Jepang di sana, pergi ke banyak tempat, dan belajar lebih dalam tentang teknologi Jepang. Misalnya, teknologi dan tekhnik yang berhubungan dengan pengelasan seperti pemotongan, pembukaan lubang, dan juga pendirian bangunan.

 

Sebagai orang Jepang, saya senang jika Anda ingin sekali lagi pergi ke Jepang. Terima kasih banyak. Terakhir, mohon berikan satu atau dua patah kata kepada teman-teman yang ingin kerja magang di Jepang, para pembelajar bahasa Jepang, dan juga orang-orang yang ingin tinggal di Jepang.

Saya ingin menceritakan pengalaman saya ketika di Jepang kepada banyak orang. Saya juga ingin bisa men-support teman-teman yang ingin pergi ataupun memiliki ketertarikan dengan Jepang.

 

Demikian interview kali ini. Jumlah pekerja di Jepang semakin menurun dikarenakan penurunan jumlah populasi dan berkurangnya angka kelahiran. Jepang memerlukan bantuan dan kekuatan dari teman-teman luar negeri. Kami berharap hasil interview kali ini dapat berguna untuk teman-teman yang ingin pergi ke Jepang. Terima kasih atas kerja samanya!