Cara Menggunakan Loker Koin dengan Uang Tunai

Jepang semakin aktif menyambut para wisatawan luar negeri, sehingga tidak heran jika jumlah wisatawan yang berkunjung ke Jepang pun semakin banyak. Termasuk juga di dalamnya wisatawan dari Indonesia.

Teman-teman pastinya memiliki barang bawaan banyak dan besar ketika berwisata. Akan tetapi, perjalanan wisata teman-teman akan terganggu jika barang bawaan itu harus dibawa ketika jalan-jalan. Teman-teman bisa menaruh barang bawaan di hotel setelah check in, tapi itu berarti teman-teman harus pergi ke hotel dulu setelah sampai di bandara Jepang. Hal ini pastinya akan menyita waktu teman-teman. Pada saat seperti itu, Loker Koin yang ada di stasiun adalah fasilitas praktis yang dapat teman-teman gunakan.

 

【Jenis Loker】

Secara garis besar, loker bisa dibagi menjadi dua tipe. Tipe pertama adalah tipe dengan kunci listrik, dan tipe kedua adalah tipe yang menggunakan kunci biasa. Loker Koin tipe kunci listrik terbagi lagi menjadi dua tipe, yakni tipe yang pembayarannya menggunakan e-money dan tipe yang menggunakan uang tunai. Kali ini すかSUKI akan menjelaskan cara menggunakan Loker Koin dengan uang tunai.

 

Foto : Loker pada bagian depan dan kanan foto adalah loker tipe kunci listrik, di mana kita harus mengoperasikan layar sentuh untuk menggunakannya. Loker di sebelah kiri foto adalah tipe loker di mana kita harus memasukkan koin dan menguncinya dengan kunci biasa.

 

(Loker Koin dengan Kunci Listrik)

【Cara Menitipkan Barang Bawaan】

① Mencari loker kosong
Pada tipe loker kunci listrik, teman-teman bisa tahu loker tersebut kosong atau tidak dari nyala atau tidaknya lampu loker. Loker pada foto di atas adalah loker yang lampunya mati jika loker kosong, karena itu carilah loker dengan lampu yang mati dan pilihlah loker untuk menaruh barang bawaan teman-teman.

 
② Pilih “Checking” atau “Taking out”

Karena teman-teman ingin menitipkan barang bawaan, pilihlah “Checking”.

 
③ Pilih loker untuk menitipkan barang bawaan

Sewaktu すかSUKI menggunakan loker ini, loker yang kosong hanya ada di bagian kiri bawah. Teman-teman bisa mengetahui di mana ada loker kosong dengan mengecek layar sentuh, di mana loker kosong akan ditandai dengan warna biru muda.

 
④ Masukkan barang bawaan ke dalam loker dan tutup pintunya

Masukkan barang bawaan di loker warna biru muda pada panel foto ③ dan tutup pintunya.

 
⑤ Pastikan pintu loker sudah tertutup rapat

Loker 5005 yang tadinya berwarna biru muda akan berganti warna menjadi merah. Bila tidak ada masalah, tekanlah “Confirm” untuk melanjutkan.

 
⑥ Pilih cara pembayaran

Kali ini kita akan membayar menggunakan uang tunai, jadi pilihlah “Cash”. Pilihan “Suica” di sampingnya merujuk pada kartu e-money Suica, yaitu kartu e-money yang sering digunakan untuk naik kereta.

 
⑦ Pastikan jumlah uang yang harus dibayar

Dari layar, dapat dipastikan bahwa teman-teman harus membayar 400 yen untuk loker tempat kita memasukkan barang.

 
⑧ Masukkan uang

Masukkan uang sesuai biaya yang tertera. Loker ini hanya menerima uang pecahan 500 yen dan 100 yen saja.

 
⑨ Ambil tanda terima dengan PIN tertera di dalamnya

Setelah membayar, tanda terima berisi PIN akan keluar dari mesin.

 

Hati-hati jangan sampai kehilangan tanda terima ini, karena ada PIN untuk mengambil barang tertera di dalamnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, biasakan untuk mencatat PIN loker atau memfoto tanda terima ini dengan handphone teman-teman.

 

【Cara Mengambil Barang Bawaan】

① Pilih “Taking Out” pada menu

 
② Karena teman-teman menggunakan uang tunai, pilih “Your PIN”

 
③ Masukkan PIN yang tertera pada tanda terima

Masukkan PIN yang tertera pada tanda terima, pastikan PIN yang dimasukkan benar, lalu tekan “Confirm”.

 
④ Kunci listrik akan terbuka

Jika PIN yang teman-teman masukkan benar, kunci listrik dan pintu loker akan terbuka sehingga teman-teman dapat mengambil barang bawaan.

 
 

<Koin Loker Tipe Kunci>

Cara penggunaan Koin Loker dengan kunci sangatlah simple.

 

【Cara Menitipkan Barang Bawaan】

① Cari loker dengan kunci masih tergantung

Loker dengan kunci tergantung adalah loker yang masih kosong. Carilah loker dengan ukuran yang pas dengan barang bawaan teman-teman.

 
② Masukkan uang sesuai dengan biaya yang tertera
Pada foto di atas dapat diketahui bahwa biaya penggunaan loker adalah 400 yen. Masukkanlah uang koin yen ke lubang yang ada di atas kunci.

 
③ Kunci loker
Setelah membayar, teman-teman bisa mengunci loker. Putar kuncinya untuk mengunci loker dan ambil kunci dari tempatnya.
Hati-hati jangan sampai kehilangan kunci loker, karena teman-teman tidak akan bisa membuka loker tanpa kunci tersebut.

 

【Cara Mengambil Barang Bawaan】

① Cari loker tempat teman-teman memasukkan barang bawaan

 
② Masukkan kunci dan buka loker

 
③ Ambil barang bawaan

 
Kali ini すかSUKI memperkenalkan koin loker yang ada di Stasiun Tokyo. Stasiun-stasiun besar seperti Stasiun Tokyo memiliki banyak loker koin di berbagai tempat, sehingga bisa saja teman-teman lupa di mana loker koin tempat kita menaruh barang tadinya. Agar tidak lupa, selalu pastikan tempat loker yang teman-teman gunakan di stasiun tersebut.

Perlu dicatat, loker yang すかSUKI perkenalkan kali ini memiliki batas waktu 3 hari untuk teman-teman menitipkan barang di dalamnya. Jika lebih dari 3 hari, pada hari ke 4 barang akan diambil dan dipindahkan ke tempat lain. Barang akan disimpan terus di tempat tersebut selama 30 hari.

Berdasarkan peraturan, setelah melewati 30 hari ada kemungkinan barang bawaan akan dibuang oleh pihak pengelola. Para wisatawan biasanya tidak akan lama-lama menitipkan barang bawaannya di loker koin. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika teman-teman memperhatikan batas waktu penitipan barang di loker koin yang akan digunakan.

Toilet di Jepang

Setiap negara memiliki budaya dan kebiasaan masing-masing dalam berbagai macam hal, termasuk dalam penggunaan toilet. Jepang juga memiliki etika yang berbeda dengan di Indonesia ketika menggunakan toilet. Kali ini すかSUKI akan membahas etika menggunakan toilet di Jepang untuk mempermudah teman-teman ketika berkunjung ke Jepang.

 

【Jenis Toilet】

Jepang memiliki dua jenis toilet. Pertama, toilet gaya Jepang yang mirip dengan toilet jongkok Indonesia. Kedua, adalah toilet gaya barat atau toilet duduk. Ketika menggunakan toilet gaya Jepang, jongkoklah menghadap lengkungan toilet dengan punggung membelakangi pintu toilet. Toilet gaya barat dapat kita gunakan seperti biasa, yakni buka tutup dan duduk di atasnya. Ingat, jangan jongkok di atas toilet gaya barat, ya!

 

Gambar 1 : Cara menggunakan toilet di Jepang

 
 

【Tisu Toilet】

Toilet Jepang menyediakan tisu toilet yang dapat digunakan setelah buang air kecil atau besar. Tapi berbeda dengan di Indonesia, tisu toilet Jepang dapat larut dalam air. Karena itu buanglah tisu ke dalam toilet dan jangan lupa untuk di flush. Khusus untuk toilet wanita, biasanya disediakan tempat sampah kecil di dalam toilet. Tempat sampah ini khusus untuk membuang pembalut, jangan pernah membuang tisu toilet di sini!

 

Gambar 2 : Buang Tisu ke Dalam Toilet

 
 

【Antri untuk Menggunakan Toilet Umum】

Saat teman-teman ingin menggunakan toilet umum, kalian harus ingat untuk mengantri dengan baik dan benar. Jika toilet penuh, para pengguna diharapkan untuk mengantri dalam satu barisan, tidak berebut, juga tidak berdiri tepat di depan pintu toilet yang ingin digunakan.

 

Gambar 3 : Cara Mengantri di Toilet Jepang

 
 

Penggunaan Slipper Toilet

Ketika teman-teman berkesempatan untuk mengunjungi rumah seseorang di Jepang, teman-teman diharuskan untuk melepas sepatu yang sedang digunakan dan menggantinya dengan slipper selama berada di dalam rumah. Tetapi harus diingat ketika teman-teman ingin menggunakan toilet, teman-teman harus mengganti slipper ini dengan slipper khusus untuk toilet. Slipper rumah bisa ditinggal di depan pintu toilet, sebagai tanda bahwa teman-teman sedang menggunakan toilet. Setelah selesai, jangan lupa ganti slipper toilet dengan slipper rumah lagi.

 

Gambar 4 : Slipper Toilet

 
Di atas adalah beberapa etika menggunakan toilet di Jepang yang harus teman-teman perhatikan. Bukan hanya toilet, pastikan untuk selalu mengikuti dan menghargai kebiasaan yang ada ketika kita berkunjung ke negara lain.

Cara Membeli Tiket Kereta

Transportasi umum di Jepang seperti kereta dan bus sudah maju, sehingga sangat praktis jika teman-teman menggunakan transportasi ini untuk bepergian. Terutama jika tinggal di kota-kota besar layaknya Tokyo dan Osaka, kita tidak akan kesulitan walaupun tidak punya mobil atau pun motor, Bukan hanya tidak punya mobil dan motor, orang Jepang yang tidak punya sepeda pun ada.
Artikel すかSUKI kali ini akan membahas tentang cara membeli tiket kereta.

 
①Mencari mesin penjual tiket

Foto di atas adalah mesin penjual tiket milik JR* (Japan Railways, salah satu operator jasa perkeretaapian Jepang) . Mesin penjual tiket terletak di dekat pintu pemeriksaan tiket.

 
②Cari stasiun yang ingin dituju pada peta rute dan pastikan berapa ongkosnya
Di sekitar mesin penjual tiket akan ada peta rute kereta, di mana dalam peta rute tertera nama stasiun dan ongkos yang diperlukan untuk pergi ke sana. Menggunakan peta rute ini, pastikan ongkos yang diperlukan untuk pergi dari stasiun teman-teman berada sekarang sampai ke stasiun yang ingin teman-teman kunjungi.

 
③Kali ini kita akan mencoba pergi dari Stasiun Tokyo ke Stasiun Oji. Mari kita lihat berapa ongkos yang diperlukan.

Panah merah menunjukkan stasiun tempat kita berada sekarang, yaitu Stasiun Tokyo. Dalam foto di atas, Stasiun Oji yang ingin kita kunjungi berada di garis biru muda sebelah kiri atas. Dapat kita lihat untuk pergi ke sana memerlukan biaya 170 yen.

 
④Berdiri di depan mesin penjual tiket dan operasikan layarnya

Berikut adalah tampilan layar mesin penjual tiket. Sebelah kanan layar menunjukkan beberapa macam angka. Angka-angka ini adalah harga tiket. Pilihlah angka yang sesuai dengan biaya tiket yang telah teman-teman pastikan di peta rute.

 
⑤Masukkan uang

Kali ini kita ingin membeli tiket seharga 170 yen, jadi kita akan memasukkan uang sebanyak atau lebih dari 170 yen. Uang koin yang bisa digunakan adalah pecahan 10 yen, 50 yen, 100 yen, dan 500 yen. Bila teman-teman ingin menggunakan uang kertas, masukkan uang di tempat hitam yang berada di sebelah kiri tangan pada foto. Uang kertas yang bisa digunakan adalah pecahan 1.000 yen, 2.000 yen, 5.000 yen, dan 10.000 yen.

 
⑥Sentuh harga tiket yang ingin teman-teman beli

Kali ini kita ingin membeli tiket seharga 170 yen, jadi sentuhlah angka 170. Karena kita telah memasukkan uang sebanyak 170 yen, kita juga bisa membeli tiket dengan harga kurang dari 170 yen, yakni 140 yen dan 160 yen. Hal ini ditandai dengan berubahnya angka-angka tersebut menjadi warna hijau.

Jika kita membeli tiket, penampilan layar akan berubah. Mesin penjual tiket akan memberitahu kita berapa banyak uang yang telah kita masukkan, berapa harga tiket yang telah kita beli, dan apakah ada uang kembalian atau tidak.

Kali ini kita memasukkan uang pas yakni 170 yen, karenanya pada bagian “おつり” (otsuri), yang berarti uang kembalian, menunjukkan angka 0. Jika teman-teman mendapatkan uang kembalian, uang tersebut akan keluar secara otomatis. Jangan lupa untuk mengambilnya ya.

 
⑦Ambil tiket

Setelah membeli tiket, tiket dan uang kembalian akan keluar dari bagian bawah mesin penjual. Setelah keluar, tarik tiket untuk mengambilnya.

Dengan ini kita telah berhasil membeli tiket kereta.

Kali ini untuk pergi ke Stasiun Oji kita telah membeli tiket seharga 170 yen. Tapi tiket 170 yen ini tidak menetapkan di stasiun mana kita harus turun. Oleh karena itu, kita boleh turun di stasiun mana saja jika pada peta rute stasiun tersebut yang bertuliskan 170 yen atau stasiun dengan ongkos kurang dari 170 yen.

 
⑧Masuk ke stasiun melewati pintu pemeriksaan tiket

Masukkan tiket melalui lubang seperti yang tertera pada foto, jalanlah ke depan, ambil kembali tiket kereta yang keluar dari mesin, dan masuklah ke dalam stasiun. Tiket akan digunakan kembali di stasiun pemberhentian kita, karenanya berhati-hatilah agar jangan sampai tiketmu hilang.

Jika teman-teman memiliki kartu e-money, teman-teman bisa menaiki kereta tanpa membeli tiket (foto adalah kartu e-money bernama Suica). Tempelkan kartu pada bagian biru di pintu pemeriksaan tiket dan teman-teman bisa langsung masuk ke dalam stasiun, sama seperti ketika teman-teman menggunakan tiket.

Penggunaan e-money sangat praktis dan menyingkat waktu, karena teman-teman tidak perlu lagi mengecek peta rute untuk memastikan harga tiket dan tidak perlu mengantri lagi untuk membeli tiket.

Kegiatan membeli tiket akan menjadi sangat mudah jika teman-teman sudah terbiasa. Tapi untuk teman-teman yang baru pertama kali membeli tiket pasti kebingungan. Ketika naik kereta ada kemungkinan teman-teman harus pindah kereta menaiki kereta dari perusahaan yang berbeda. Hal ini akan sedikit merepotkan bagi teman-teman. Jadi mungkin ada baiknya jika teman-teman membeli kartu e-money, bila teman-teman sering naik kereta ketika berada di Jepang.
すかSUKI akan menjelaskan cara menggunakan kartu e-money di artikel selanjutnya.

Aplikasi untuk Muslim Pengunjung Jepang

Indonesia adalah negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak. Sedangkan dari jumlah penduduk Jepang, kurang lebih hanya 1% yang beragama Islam. Itupun kebanyakan adalah warga pendatang dari Indonesia, Pakistan, Bangladesh, dan Iran. Ketika kita berkunjung ke Jepang, perbedaan ini akan sangat terasa. Bukan hanya kurangnya wanita yang menggunakan hijab, teman-teman beragama Islam akan mengalami kesulitan dalam berbagai hal seperti tidak tahu waktu sholat dan juga mencari makanan halal.
Untuk mengantisipasi hal di atas, artikel すかSUKI kali ini akan memperkenalkan satu aplikasi yang dapat teman-teman ber agama Islam gunakan ketika berada di Jepang.

 

Muslim Pro

Gambar 1 : Aplikasi Muslim Pro

 
Muslim Pro adalah aplikasi yang diperuntukkan untuk orang beragama Muslim. Muslim Pro bisa didownload di Play Store (Android) maupun App Store (iOS). Untuk menggunakan Muslim Pro, teman-teman harus mempunyai jaringan internet dan mengaktifkan GPS handphone kalian.
Untuk internet, teman-teman dapat menggunakan berbagai cara. Untuk teman-teman yang ingin berwisata ke Jepang, teman-teman bisa membeli paket internet luar negeri di provider kalian masing-masing, menyewa portable wifi selama di Jepang, atau menggunakan wifi gratis yang tersedia di banyak tempat di Jepang.
Muslim Pro juga tersedia dalam berbagai bahasa, baik Indonesia, Inggris, maupun Jepang.

 
 

Jadwal Sholat

Jepang memiliki waktu sholat yang berbeda dengan Indonesia. Juga ditambah dengan hampir tidak adanya Masjid dan Mushola yang mengumandangkan Adzan, bisa saja teman-teman melewatkan waktu untuk sholat. Muslim Pro dapat menunjukkan waktu sholat serta mengingatkan teman-teman untuk sholat dengan fungsi alarm.

 

Gambar 2 : Waktu Sholat dan Fungsi Alarm

 
 

Masjid Terdekat

Bila teman-teman berada di Jepang, mungkin ada saatnya kalian harus sholat di tempat terbuka karena tidak adanya tempat sholat. Muslim Pro dapat membantu teman-teman dengan menunjukkan Masjid atau tempat sholat terdekat yang dapat teman-teman gunakan.

 

Gambar 3 : Masjid Terdekat dari Tempat Teman-Teman Berada

 
 

Arah Kiblat

Selain Masjid, tentu saja teman-teman bisa sholat di tempat kerja, sekolah, atau rumah. Pada saat seperti ini, teman-teman harus tahu arah kiblat untuk sholat. Muslim Pro dilengkapi dengan fungsi kompas yang dapat membantu teman-teman untuk mencari arah kiblat.

 

Gambar 4 : Kompas untuk Menentukan Arah Kiblat

 
 

Restoran Halal

Nah, ini adalah fungsi paling penting ketika teman-teman berkunjung ke Jepang. Muslim Pro dapat membantu teman-teman untuk mencari restoran halal di Jepang! Untuk menggunakan fungsi ini pilih Lain -> Tempat Halal. Dengan fungsi GPS, Muslim Pro dapat mencari dan menuntun teman-teman ke restoran halal yang teman-teman inginkan.

 

Gambar 5 : Restoran Halal Terdekat

 
Ketika berada di negara lain yang bukan mayoritas Islam, akan banyak masalah-masalah yang menanti. Dengan bantuan aplikasi seperti Muslim Pro diharapkan teman-teman dapat menikmati wisata atau juga kehidupan di Jepang tanpa melupakan kewajiban sebagai seorang muslim.

Petunjuk Penggunaan Toilet Jepang

Teman-teman すかSUKI, apakah pernah menonton film “Cars 2”? Kalau pernah, pasti ingat dengan adegan toilet Jepang dengan tombolnya yang bikin pusing.
Jepang memang terkenal dengan teknologinya yang sangat canggih, termasuk teknologi yang digunakan untuk toilet. Toilet di Jepang terkenal dengan banyaknya tombol yang memiliki berbagai macam fungsi. Melanjutkan artikel sebelumnya, kali iniすかSUKI akan memperkenalkan petunjuk penggunaan toilet di Jepang.
Toilet umum di Jepang ada dua tipe, yakni toilet dengan kloset jongkok dan kloset duduk. Biasanya, toilet duduk di Indonesia hanya dilengkapi dengan tombol atau lever untuk flush. Berbeda dengan di Jepang, toilet kloset duduk untuk umum di sana sering dilengkapi dengan tombol-tombol yang memiliki fungsi canggih. Seperti misalnya saja toilet duduk yang ada di Bandara Internasional Haneda ini.

Gambar 1: Toilet duduk di Bandara Internasional Haneda

Sekilas toilet duduk ini tidak terlihat berbeda dengan toilet duduk yang ada di Indonesia. Tetapi, tombol-tombol yang ada di samping kloset bisa membuat kita cukup gugup bila kita tidak mengerti arti dan cara penggunaannya. Yuk, mari kita lihat tombol-tombol tersebut lebih dekat.

Gambar 2: Tombol-Tombol di Toilet Jepang

Tombol ini bisa terpasang di dinding, maupun langsung terpasang menjadi satu dengan kloset duduk. Sekarang, Jepang sudah banyak menyediakan penjelasan dalam bahasa Inggris seperti yang tertera di gambar, tapi tidak ada salahnya jika kita mempelajari cara baca dan penggunaan tombol ini satu persatu karena masih ada toilet di Jepang yang tidak mencantumkan penjelasan dalam bahasa Inggris. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tombol.




FLUSH (流す, nagasu) adalah, sesuai namanya, untuk menge-flush atau menyiram toilet setelah kita buang air kecil atau besar. ‘Flush’ bisa tersedia dalam bentuk tombol seperti di gambar, lever seperti yang ada di Indonesia, atau juga bentuk sensor di mana kita hanya perlu menempelkan tangan kita di depan sensor.

おしり(oshiri, pantat) dengan tombol berwarna biru adalah tombol untuk mengeluarkan air dan mencuci bagian belakang setelah kita buang air besar.

ビデ (bide, bidet) dengan tombol berwarna merah muda adalah tombol khusus untuk wanita di mana tombol ini berfungsi untuk mengeluarkan air dan mencuci bagian kewanitaan setelah kita buang air kecil.

乾燥(kansou, mengeringkan) dengan tombol berwarna kuning adalah tombol dengan fungsi mengeluarkan udara hangat untuk mengeringkan bagian yang tadi telah dibilas dengan air.

止 (tomaru, berhenti) dengan tombol warna merah adalah tombol yang berfungsi untuk menghentikan air yang mengalir untuk membilas setelah kita menekan tombol おしり(Oshiri) atau ビデ(Bide). Jadi, jangan sampai lupa untuk menekan tombol ini sebelum berdiri dari kloset.

水勢 (suisei, tekanan air) tombol (+) dan (–) yang ada di bawah tombol 止 dan おしりini berfungsi untuk mengatur tekanan dan kekuatan air yang keluar ketika kita menekan tombol おしりatau ビデ.

洗浄位置 (senjou ichi, posisi membilas) dengan tombol 前 (Mae) yakni berarti depan dan 後(Ushiro) yang berarti belakang, tombol ini berfungsi untuk mengatur posisi keluarnya air ketika kita menekan tombol おしり (Oshiri). Jadi tidak perlu mengubah posisi duduk, cukup sesuaikan posisi keluarnya air dengan menggunakan tombol ini.

Selain tombol-tombol di atas mungkin ada tombol lain yang sudah sering teman-teman dengar. Seperti tombol yang mengeluarkan bunyi-bunyian untuk mengklamufase suara ketika kita buang air kecil bernama 水流音 (Suiryuuon, suara air mengalir) atau 音姫 (Otohime, ‘suara putri’). Ada juga tombol yang dapat menghangatkan tempat duduk kloset ketika musim dingin bernama 暖房便座(Danbo benza, kloset dengan penghangat).
Bagaimana? Apa teman-teman sudah ingat fungsi dari masing-masing tombol? Toilet di Jepang memang unik, tapi sama seperti ketika teman-teman menggunakan toilet di Indonesia, jangan lupa untuk tetap menjaga kebersihan toilet. Semoga artikel kali ini bermanfaat bagi teman-teman semua.

My Number

【Apa itu My Number?】
Sejak bulan Januari 2016, Jepang telah memulai sistem baru yang bernama “My Number” (Nomor Individu). My Number adalah 12 digit nomor yang diberikan kepada orang yang terdaftar sebagai penduduk Jepang, termasuk di dalamnya adalah warga negara asing.

Sekretariat Kabinet: My Number (Sistem jaminan sosial, pajak, dan tanggap bencana)
Bahasa Indonesia
http://www.cao.go.jp/bangouseido/pdf/lang/12.pdf

 

【Mengapa ada sistem My Number?】
Sebelum adanya sistem My Number, informasi pribadi seperti izin tinggal, nomor pensiun, nomor kartu asuransi kesehatan, dll. dapat dipastikan dengan nomor masing-masing sesuai sistem (nomor-nomor ini masih berlaku dan bisa digunakan). Tetapi, pengawasan informasi setiap sistem memiliki data base yang berbeda, sehingga jumlah pekerjaan menjadi banyak dan pemerintah tidak dapat saling berbagi informasi yang membuat efisiensi berkurang.

Karenanya, sistem My Number di mana kita dapat mengetahui seluruh informasi seorang individu dengan hanya satu nomor saja diberlakukan. Dengan menggunakan satu nomor, kerja pemerintah akan menjadi lebih efisien dan tingkat kepraktisan yang dirasakan warga akan semakin meningkat.

My Number digunakan ketika kita akan mengurus hal-hal yang berhubungan dengan jaminan sosial, pajak, dan tanggap bencana.

 

【My Number dimiliki oleh warga negara asing yang terdaftar sebagai penduduk Jepang】
Apakah semua warga negara asing yang datang ke Jepang akan mendapatkan My Number? Jawabannya adalah TIDAK. Contoh warga negara asing yang bisa mendapatkan My Number adalah orang-orang yang menetap di Jepang selama lebih dari 3 bulan dan orang-orang yang mendaftarkan diri sebagai penduduk Jepang. Oleh sebab itu, para wisatawan yang datang ke Jepang dalam jangka waktu pendek tidak perlu mendaftar sebagai penduduk Jepang dan tidak bisa mendapatkan My Number.

 

【Kapan kita menggunakan My Number?】
Seperti yang telah dijelaskan di atas, My Number digunakan ketika kita akan mengurus hal-hal yang berkaitan dengan jaminan sosial, pajak, dan tanggap bencana. Kalau begitu, jika teman-teman tinggal di Jepang, kapankah kita perlu menggunakan My Number? Jawaban terbaik adalah ketika teman-teman bekerja di suatu perusahaan di Jepang.

Misalnya, ketika teman-teman telah mendapatkan visa untuk bekerja menjadi penerjemah dan interpreter di suatu perusahaan Jepang, teman-teman akan bergabung dalam jaminan sosial Jepang (asuransi tenaga kerja, jaminan pensiun, dan asuransi kesehatan). Sewaktu teman-teman melakukan registrasi untuk mendaftar asuransi ini, teman-teman akan diminta untuk memasukkan My Number kalian (tetapi, tanpa menulis pun kita juga bisa menggunakan satu form untuk pengurusan hal ini).

Lalu, My Number juga ada hubungannya dengan hari yang paling ditunggu oleh semua pekerja kantoran. Benar, My Number berhubungan dengan hari gajian. Di Jepang, gaji akan kita dapatkan setelah dipotong dengan biaya asuransi dan pajak penghasilan.

Perusahaan harus melaporkan jumlah gaji yang mereka bayarkan dari Januari sampai Desember, termasuk jumlah pemotongan biaya asuransi dan pajak penghasilan, kepada pemerintah daerah tempat karyawannya tinggal. Perusahaan harus menuliskan My Number karyawannya pada laporan ini, karena itu karyawan harus memberi tahu My Number miliknya kepada perusahaan.

 

【Apa ada hubungan antara pekerja paruh waktu dengan My Number?】
Jawabannya adalah YA. Bila pekerja paruh waktu menerima gaji beberapa kali dalam waktu yang telah ditentukan, akan ada pemotongan pajak penghasilan dari gaji tersebut. Karenanya, sewaktu teman-teman diterima sebagai karyawan perusahaan ataupun pekerja paruh waktu, teman-teman akan diminta untuk memberitahukan My Number kalian.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, My Number sangat penting bagi orang-orang yang menetap di Jepang dalam waktu yang cukup lama. Akan menjadi masalah besar jika My Number kalian hilang atau digunakan oleh orang lain untuk hal yang tidak baik. Karena itu, undang-undang mengatur agar dalam perusahaan hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat My Number dan masing masing My Number harus diawasi penggunaanya dengan ketat.

Cara Menggunakan Mesin Penjual Otomatis

Tidak hanya di stasiun dan gedung saja, kita bisa menemukan mesin penjual otomatis ketika berjalan-jalan di tengah kota di Jepang. Jepang juga mempunya convenience store, tetapi kita perlu waktu untuk mengantri di kasir setiap kita ingin membeli suatu barang. Lebih praktis untuk menggunakan mesin penjual otomatis ketika kita ingin membeli minuman saja. Artikel kali ini akan menjelaskan cara membeli minuman di mesin penjual otomatis, atau dalam bahasa Jepang disebut Jidou Hanbaiki.

 

【Membeli dengan Uang Tunai】

1.Memilih mesin penjual otomatis untuk membeli minuman yang diinginkan
Tipe mesin penjual otomatis ada banyak, karenanya minuman yang dijual berbeda-beda tengantung mesin penjualnya. Pertama, ayo cari mesin penjual otomatis yang menjual minuman yang teman-teman inginkan.
 

 

2.Memasukkan uang
Untuk pembayaran tunai, teman-teman bisa menggunakan baik uang koin maupun uang kertas. Tetapi mohon berhati-hati karena banyak mesin penjual otomatis yang tidak menerima uang koin 1 yen dan 5 yen, serta uang kertas 2.000 yen, 5.000 yen, dan 10.000 yen.
Mari lihat fungsi-fungsi mesin penjual otomatis pada gambar di bawah ini.
 

 
①Membayar menggunakan uang koin
②Membayar menggunakan uang kertas
③Tuas yang digunakan ketika ada kembalian
④Alat untuk membaca IC card

Jika teman-teman ingin membayar menggunakan uang koin, masukkan koin pada tempat nomor ①. Jika menggunakan uang kertas, masukkan uang pada tempat nomor ②. Rapikan uang kertas agar tidak terlipat, karena jika terlipat ada kemungkinan uang tidak akan terbaca oleh mesin.

 

3.Tekan tombol minuman yang ingin dibeli
Sebagai contoh, kali ini kita membeli minuman botol yang ada di sebeleh kanan atas dengan tombol berwarna biru menyala. Harganya 130 yen (sekitar Rp 15.000).
 

 
 

4.Ambil minuman yang keluar
Setelah menekan tombol, minuman akan jatuh ke bawah. Teman-teman bisa langsung mengambilnya.

 

 

5.Jangan lupa ambil uang kembalian jika ada
Akhir-akhir ini banyak mesin penjual otomatis yang dapat mengeluarkan uang kembalian secara otomatis, tetapi ada juga mesin penjual otomatis yang tidak seperti itu. Jika uang kembalian tidak keluar secara otomatis, kita harus memutar tuas nomor ③ untuk mengeluarkan uang kembalian.

 

【Membeli dengan IC Card】

Jepang memiliki IC Card yang dapat digunakan untuk membayar transportasi umum. Saldo yang ada dalam kartu tersebut juga dapat digunakan untuk membeli barang di mesin penjual otomatis.

1.Memilih mesin penjual otomatis untuk membeli minuman yang diinginkan
2.Menekan tombol minuman yang ingin dibeli
3.Tempel IC Card di tempat nomor ④
4.Ambil minuman yang keluar

Jika teman-teman tidak tahu berapa saldo IC Card, teman-teman bisa tahu setelah menempelkan IC Card kalian di tempat nomor ④.
 

 

Setelah membeli, teman-teman bisa memastikan sisa saldo IC Card kalian. Bisa terlihat bahwa saldo IC Card sudah dikurangi seharga minuman yang dibeli, yaitu sebanyak 130 yen.
 

 

【Harga Minuman di Mesin Penjual Otomatis.】

Kebanyakan minuman kaleng dijual seharga 120 yen (sekitar Rp 14.500) dan minuman botol dijual seharga 150 yen (sekitar Rp 18.000). Tetapi, teman-teman tetap bisa menemukan mesin penjual otomatis yang menjual minuman dengang harga murah seperti 100 yen (sekitar Rp 12.000) atau 80 yen (sekitar Rp 9.600). Walau begitu, mesin penjual otomatis seperti ini biasanya tidak menjual minuman dari perusahaan terkenal. Lalu, mesin penjual otomatis yang berada di tempat yang sulit dijangkau biasanya menjual minuman dengan harga yang lebih mahal dibandingkan mesin penjual otomatis di tempat biasa.