Ayo Nikmati Kerajinan Tradisional dan Alam yang Luar Biasa di Wajima, Semenanjung Noto!

Berbagai tempat menarik seperti pasar pagi (salah satu dari tiga pasar pagi terbesar di Jepang), Wajima-nuri, Kiriko, dan pemandian air panas (onsen) ada di sini!

Beberapa di antara kalian mungkin tidak mengenal salah satu daerah di Jepang yang bernama “Wajima”. Akan tetapi, pasti tidak sedikit dari kalian yang pernah mendengar namanya. Wajima adalah salah satu kota yang terletak di bagian utara Prefektur Ishikawa. Dari beberapa daerah terdalam di bagian utara Semenanjung Noto, Wajima adalah pusat kotanya.

Seperti yang tertulis di judul, banyak terdapat kekayaan alam serta kerajinan tradisional di Wajima. Tempat ini sangat direkomendasikan untuk para pasangan dan para orang lanjut usia! Nah, kali ini すかSUKI akan memperkenalkan kepada kalian secara singkat tentang daya tarik Wajima!

Akses menuju Wajima

・Naik mobil dari Tokyo
<Kan’etsu-do (Nagaoka JCT) → Hokuriku-do (Kanazawa Morimoto) → jalan penghubung (Kokudo 159-go Tsubata Bypass) → Noto Satoyama Kaido (Noto Satoyama Kuko IC) → Kendo 1-gosen de Wajima>
Jika menaiki mobil pribadi, kalian bisa mengikuti rute tersebut. Waktu yang dibutuhkan kira-kira 8,5 hingga 9 jam.
Dalam perjalanan, terdapat rest area bernama Besshodake di jalanan Noto Satoyama Kaido yang panjangnya sekitar 83 km. Dengan letaknya yang berada di tengah gunung Besshodake berketinggian 358mdpl, kalian bisa melihat pemandangan Pulau Noto-jima dan Teluk Nanao dari Besshodake Sky Deck yang bernama “Noto Yume Terasu”.
Jika cuacanya bagus, kalian juga bisa melihat Tateyama Mountain Range (Tateyama Renpo), lho!
Kalian bisa mampir sekalian melepas lelah setelah perjalanan panjang.

・Naik kereta dari Tokyo
Jika menggunakan Hokuriku Shinkansen yang baru saja dirilis tahun 2015, kalian bisa mencapai Wajima hanya dalam waktu sekitar 2,5 jam!
<Stasiun Tokyo → Stasiun Kanazawa → (ganti ke Highway Express Bus) → Wajima>

Pasar pagi Wajima, salah satu dari tiga pasar pagi terbesar di Jepang

Kota Wajima terletak di garis pantai Laut Jepang dan dikenal sebagai daerah penangkap ikan fugu terbanyak di Jepang. Di Wajima terdapat pasar pagi dimana pasar tersebut merupakan salah satu dari tiga pasar pagi terbesar di seluruh Jepang (pasar pagi terbesar adalah pasar pagi Katsuura, pasar pagi Wajima, dan pasar pagi Hida Takayama). Kalau kalian berkesempatan untuk berwisata ke Wajima, pasar ini adalah tempat wajib yang harus dikunjungi pertama kali! Toko-toko di pasar pagi Wajima berbeda setiap harinya. Keseluruhannya ada sekitar 100 sampai 250 toko yang berada di sana.

Meskipun sebagian besar toko di pasar pagi tersebut menjual ikan segar dan ikan kering, ada beberapa toko yang menjual barang pernis Wajima-nuri, lho!
Kalian bisa menikmati kerang abalone yang mahal, sazae (kerang turban), dan kerajinan tradisional Wajima-nuri sambil menikmati udara pagi yang segar.

Selain itu, ada juga supermarket yang menjual kebutuhan sehari-hari dan wine khas daerah Noto. Karena panjang jalanan sekitar 100 meter, sebaiknya kalian bangun pagi supaya bisa puas berkeliling.

Pasar Pagi Wajima
Alamat : 1-115 Kawai-machi, Wajima-shi, Ishikawa-ken
Jam operasional : 8:00 – 12:00
Hari libur : – Rabu minggu kedua dan minggu ke-empat setiap bulan
URL : https://asaichi.info/

Wajima-nuri dan Kiriko! Ayo nikmati kerajinan tradisional Wajima!

Meski ada berbagai kerajinan tradisional di Wajima, tetapi nama yang terlintas pertama kali pasti adalah Wajima-nuri. Seperti namanya, Wajima-nuri adalah barang pernis khas kota Wajima. Ciri khasnya adalah penggunaan jinoko (bubuk tanah diatom) sebagai bahan dasarnya. Lalu, di bagian bahan kayu yang rapuh ditempelkan kain untuk memperkuat. Penggunaan jinoko dan penempelan kain tersebut merupakan 2 proses utama pembuatan Wajima-nuri. Karena tahan lama dan memadukan keindahan artistik, Wajima-nuri termasuk seni barang pernis level tinggi.

Yang tertua di Wajima-nuri adalah Shunuri Tobira yang diketahui dibuat di zaman Muromachi. Namun, setelah diselidiki lebih jauh lagi ternyata Shunuri Tobira dibuat di zaman yang jauh lebih tua daripada zaman Muromachi. Di zaman Edo, Shunuri Tobira digunakan sebagai barang pernis yang tebal dan kuat di rumah-rumah petani dan pedagang di seluruh negeri.

Jika kalian berjalan sekitar 5 menit dari pusat kota Wajima, ada tempat dimana kalian bisa melihat secara detail sejarah dan metode pembuatan Wajima-nuri. Cobalah mampir ke Wajima-nuri Kaikan! Kalian juga bisa membeli souvenir di sini, lho!

Wajima-nuri kaikan
Alamat : 24-55 Kawai-machi, Wajima-shi, Ishikawa-ken
Jam operasional : 8:30 – 17:00
Hari libur : Tidak ada
HTM : – Dewasa 300 yen, Anak SMA 200 yen, Anak SMP 100 yen, Di bawah anak SD gratis
URL : https://wajimanuri.or.jp/

Selanjutnya, SUKI akan membahas satu lagi kerajinan tradisional Wajima, yaitu Kiriko

Kiriko (切籠) adalah singkatan dari Kiriko Toro (切子灯籠). Ada juga daerah di sekitar Nakanoto yang disebut dengan Hoto (奉燈) dan Aokashi (御明かし). Kiriko adalah pajangan besar dengan banyak aksesoris yang ditambahkan untuk digunakan ketika festival Noto.
Konon, Kiriko dibuat untuk menerangi jalanan yang dilewati Mikoshi (神輿) ketika ada festival di setiap wilayah di Noto.

Di Wajima Kiriko Art Museum, kalian bisa melihat langsung Kiriko yang pernah digunakan ketika Festival Noto maupun Kiriko besar mengesankan yang masih digunakan sampai sekarang. Letaknya juga tidak jauh dari pusat kota Wajima. Di museum tersebut ada sekitar 30 buah Kiriko yang besarnya menyerupai gedung 4 tingkat! Benar-benar sebuah pemandangan yang tak ternilai! Bahkan, Kiriko yang dibuat dengan pernis tahun lalu kabarnya menghabiskan biaya produksi mencapai 10.000.000 yen!

Pada musim panas, mulai pukul 8 malam (setelah museum tutup) ada pertunjukan Gojinjo-daiko di bagian belakang museum, lho!
Walaupun tidak bisa datang langsung ke festival di Noto yang terkenal sebagai kota festival, kalian bisa merasakan suasana yang mirip di acara tersebut.

Wajima Kiriko Art Museum
Alamat : 6-1 Marine Town, Wajima-shi, Ishikawa-ken
Jam operasional : 8:00 – 17:00 (masuk terakhir museum pukul 16:30)
Hari libur : Tidak ada
HTM : – Dewasa 620 yen, Anak SMA 470 yen, Anak SD 360 yen
URL : http://wajima-kiriko.com/en/

Laut Jepang dalam pandangan! Cakrawala yang indah dan matahari terbenam yang cantik

Berkat letak kota Wajima yang berada di utara, kota ini juga terkenal dengan pemandangan matahari terbenam-nya yang cantik.
Sebenarnya kalian bisa melihat warna matahari terbenam yang indah dari mana saja. Namun, すかSUKI akan memperkenalkan satu spot spesial yang menurut すかSUKI memiliki pemandangan sunset tercantik.

Shiroyone Senmaida, seperti melihat tangga yang terhubung ke laut!

Hanya dengan 15 menit menggunakan mobil dari pusat Wajima, jika kalian terus ke arah timur sepanjang pantai, kalian akan melihat Shiroyone Senmaida, yaitu rice terrace yang menghadap ke laut.

Rice terrace ini adalah salah satu dari 100 rice terrace terbaik di Jepang dan terpilih sebagai warisan dunia. Tempat ini menarik perhatian banyak orang sebagai tempat yang mewakili daerah Noto.

Lihatlah, matahari tenggelam dengan tenang di cakrawala tanpa batas. Sudah pasti pemandangan ini menjadi salah satu kenangan manis yang tak tergantikan di Semenanjung Noto yang penuh akan kekayaan alam.

Ditambah lagi, ada banyak penginapan yang menyediakan fasilitas penyewaan sepeda. Jadi, すかSUKI merekomendasikan kalian untuk menjelajahi sepanjang pantai dengan sepeda karena hanya butuh waktu 1 jam sekali jalan!

Shiroyone Senmaida
Alamat : 99-5 Shiroyone-cho, Wajima-shi, Ishikawa-ken

Sebagai akhir perjalanan, cobalah pemandian air panas (onsen) ♪

Bagaimana menurut kalian tentang Wajima, kota penuh tradisi dan kekayaan alam yang telah すかSUKI ceritakan di atas?
Karena ada banyak penginapan di Wajima yang menyediakan pemandian air panas (onsen) dengan alkali alami, kalian bisa melepas penat perjalanan sekaligus mendapatkan kulit yang berkilau! Ada juga onsen yang tidak perlu menginap, kok!

Selain itu, karena sedikitnya lampu jalan, ada tempat dimana kalian bisa melihat milky way di malam hari. Ayo ke Wajima di Semenanjung Noto dan temukan dunia kalian di sana!

Penerjemah : Erlinda Dwi Yulianti

Festival Kanto Akita. Warna Keemasan Padi Yang Menghiasi Langit Malam Akita

Festival Kanto merupakan salah satu festival dari 3 festival terbesar yang berada di daerah Tohoku setingkat festival tanabata di Sendai dan festival Nebuta di Aomori. Festival ini sangat terkenal sebagai event yang diadakan setiap musim panas di Akita sebagai simbol memohon hasil panen yang baik, dengan membawa/memanggul bambu yang telah dirangkai kemudian dipasangi lampion yang dibentuk seolah terlihat seperti malai padi.

Lampion tersebut disebut Kanto. Namun selain keindahannya, poin yang paling mendebarkan adalah ketika lampion tersebut dibolak-balikkan. Di Jepang sendiri, terdapat festival yang besar maupun kecil yang kalau dijumlahkan keseluruhannya hampir mencapai 300.000 festival dalam setahun, dan festival yang satu ini termasuk 5 besar festival yang paling memiliki daya tarik.

Dalam artikel kali ini akan kami perkenalkan Festival Kanto yang dilaksanakan dari tanggal 3 sampai tanggal 6 Agustus setiap tahunnya.

Stasiun Akita
Dari Bandara Akita menggunakan Limousine Bus sekitar 50 menit (930 Yen)

Tentang Festival Kanto

Kanto sendiri merupakan batang bambu yang dirangkai secara memanjang dan melintang, kemudian digantungi 46 buah lampion. Kanto ini memiliki ketinggian sekitar 12 meter dan berat 50 kg. Seperti yang telah sedikit disebutkan di atas, Festival Kanto di Akita ini merupakan bentuk memohon hasil panen yang baik dengan membuat Kanto yang dibentuk seperti malai padi yang merunduk karena beratnya bulir padi. Festival Kanto adalah festival yang sangat tua dan memiliki bentuk aslinya sejak zaman Edo 300 tahun lalu. Pada saat itu, festival ini diadakan mengusir penyakit dan roh jahat.

Kalau menilik lebih dalam lagi, sama halnya dengan Festival Nebuta di Aomori, Festival ini juga memiliki unsur “Neburi Nagashi” yang sepertinya sudah dimulai sejak saat itu. Namun seiring dengan penyebaran lilin dan bercampur dengan tradisi di Akita menjadikan festival ini seperti bentuk yang sekarang.

Menikmati Keindahan Kanto. Tampak Seperti Malai Padi Yang Keemasan!

Pertunjukkan utama dari festival ini diadakan di jalan besar di malam hari. Ada sekitar 300 buah Kanto, dengan jumlah lampion yang lebih dari 1.000 menghiasi langit malam di Akita. Pertama-tama kami ingin kalian memperhatikan Kentou saat pertama kali diberdirikan.

Kanto yang telah memasuki jalan besar diberdirikan dalam sekejap mengikuti aba-aba musik pengiring. Tampak seperti malai padi berwarna keemasan yang bersinar terang. Saking indahnya, bulu kuduk sampai berdiri.

Sama seperti Festival Nebuta di Aomori, Festival Kanto pun ditunjuk sebagai aset budaya… karena keindahannya

Salah Fokus Dengan Skill Pemegang Kanto!

Setelah menikmati keindahan kanto, perhatian pun teralihkan dengan seseorang yang sejak tadi menyangga kantou, atau dalam bahasa Jepang disebut “Sashite”. Skil para pembawa kanto menjadikannya salah satu tontonan di festival ini. Mereka memperlihatkan keseimbangan menyangga kanto yang berbobot 50 kg dan ketinggian mencapai 12 meter dengan telapak tangan, bahu, bahkan dahi mereka sambil meneriakkan kata “Dokkoshoi! Dokkoshoi!” dengan suara yang lantang. Bagi yang sudah sangat ahli, mereka bahkan bisa mengangkat kanto menggunakan pinggang untuk menyeimbangkan berat sambil menampilkan tarian dengan kipas.

Melihat dari beratnya lampion kanto, terlihat seperti akan roboh tapi tidak roboh juga. Hal ini membuat para pengunjung yang melihatnya merasa berdebar.

Mahakarya yang dipamerkan para “sashite” secara bergantian adalah poin yang mendebarkan.

Mari Coba Kanto!

Setelah festival berakhir, para pengunjung punya waktu menyentuh kanto, atau coba memegangnya dan bisa pula mengambil foto kenang-kenangan. Karena sudah sengaja datang, jangan lupa coba kanto ya!

Kalau kalian coba mengangkat kanto tersebut, kalian pasti akan kaget dengan beratnya. Dan kalian akan menyadari kehebatan skill para “sashite” saat membolak-balikkan kanto sambil menahan beratnya. Dengan mengetahui langsung beratnya kanto, kalian bisa menikmati festival ini dengan mengenalnya lebih jauh lagi.

Ayo Menikmati “Festival Gourmet Lokal” di Akita!

Di lapangan tempat kanto festival ini diselenggarakan, terdapat berbagai makanan yang enak yang berkumpul di “Festiva Gourmet Lokal”.
Di sini kalian bisa menikmati makanan maupun sake asli Akita, seperti Yokote yakisoba, Kiritanpo, Hinnaka chicken, dan Tazawako beer.

Kalian juga bisa makan terlebih dahulu sebelum pertunjukan dimulai, atau melihat festival sambil menikmati sake.
Ayo nikmati malam di Akita dengan kelima indra kalian!

Tempat Festival Kanto Akita
Stasiun JR Akita, dari pintu barat jalan kaki 15 menit

Ingin Melihat Festival Akita Walau Sekali Seumur Hidup! Skill Para “Sashite” yang Membuat Musim Panas Semakin Panas!

Festival Akita ini bisa dikatakan sebagai festival yang paling mendebarkan di antara 3 festival terbesar di daerah Tohoku. Cahaya dari lampion yang tak terhingga menghiasi setiap penjuru jalan benar-benar pemandangan yang menakjubkan dan penampilan para “sashite” merupakan sebuah mahakarya. Festival Kanto, dimana kalian bisa makan, dan mencobanya langsung. Kalau ada kesempatan, coba datang ya!

Penerjemah : Aririn

Festival Musim Panas Kebanggaan Jepang! Pesona Aomori Nebuta Matsuri!

Ada banyak festival terkenal di dunia, seperti Rio Carnival, Festival Lempar Tomat di Spanyol, dan Festival Holi di India. Tentu saja, Jepang juga memiliki banyak festival menarik. Katanya, 1 dari 2 orang asing yang berkunjung ke Jepang akan mengunjungi daerah-daerah selain kota metropolitan untuk merasakan budaya dan tradisi yang berada di daerah tersebut.

Ada banyak festival terkenal di dunia, seperti Rio Carnival, Festival Lempar Tomat di Spanyol, dan Festival Holi di India. Tentu saja, Jepang juga memiliki banyak festival menarik. Katanya, 1 dari 2 orang asing yang berkunjung ke Jepang akan mengunjungi daerah-daerah selain kota metropolitan untuk merasakan budaya dan tradisi yang berada di daerah tersebut.

Di antaranya banyak festival Jepang, Aomori Nebuta Matsuri yang ditetapkan sebagai aset budaya penting pada tahun 1980 adalah festival yang menarik perhatian tidak hanya Jepang tapi juga luar negeri. Lebih dari 3 juta orang dari dalam dan luar negeri datang ke Aomori Nebuta Matsuri untuk menyaksikan keindahan dan kemegahan nebuta yang mengambang di gelapnya malam.

Kali ini saya akan memperkenalkan tentang Aomori Nebuta Matsuri, festival yang menarik hati banyak wisatawan.

Stasiun Aomori (青森駅)
Kurang lebih 40 menit dengan shuttle bus jalur Bandara Aomori (青森空港線) dari Bandara Aomori. (Biaya: 700 yen)

Apa itu Aomori Nebuta Matsuri?

Sebelum memperkenalkan Nebuta Matsuri, saya perlu menjelaskan terlebih dahulu tentang “nebuta”.

Kata “nebuta” dari Nebuta Matsuri berasal dari kata “nemutashi” yang artinya sangat mengantuk. Ada teori bahwa kegiatan “nemuri nagashi” atau upacara mengusir rasa kantuk yang dilaksanakan oleh petani di daerah Tohoku adalah asal muasal dari Nebuta Matsuri.
Banyak teori berbeda yang menjelaskan asal muasal Nebuta Matsuri, tetapi satu hal yang tidak berubah adalah bahwa kita tahu Nebuta Matsuri sangat dicintai oleh banyak orang sejak zaman dahulu kala.

Nebuta Matsuri dipenuhi dengan “Nebuta”, boneka yang terbuat dari kertas dan kawat, yang dibawa berparade di jalan-jalan kota. Festival ini juga dimeriahkan oleh para “Haneto”, yaitu para penari Nebuta Matsuri yang meneriakkan yel-yel dan menari di sekitar “Nebuta”.

Kalau ada “Nebuta” dan para penari yang bersemangat mengelilingi kota, pastinya rasa kantuk kita akan langsung menghilang.

 

Pesona dari Aomori Nebuta Matsuri

Aomori Nebuta Matsuri diadakan dari tanggal 2 sampai 7 Agustus setiap tahun dan menarik banyak pengunjung. Festival ini diadakan di jalan depan Stasiun JR Aomori, teman-teman cukup berjalan lurus selama 5 menit dari stasiun untuk menuju ke sana.

Nebuta berwarna-warni akan berparade melewati jalan-jalan kota sepanjang 3,1 km selama kurang lebih 3 jam. Pengunjung dapat menikmati parade dari trotoar.
Kali ini, saya akan memperkenalkan pesona-pesona paling recommended dari Nebuta Matsuri.

Pertama, Menikmati Keindahan “Nebuta”!

Semua pasti setuju, bahwa pesona utama Nebuta Matsuri adalah keindahan “Nebuta” itu sendiri. Nebuta memiliki tinggi 5 m, lebar 9 m, dan kedalaman 7 m dengan impak yang besar ketika dilihat dari dekat. Dasar dari impak besar dan keindahan ini adalah gairah dan keterampilan para pengrajin Nebuta. Para pengrajin memerlukan waktu sampai setahun untuk membuat kerangka dengan kawat, menempelkan kertas, dan menggambarnya sampai menjadi sebuah Nebuta yang indah! Nebuta yang pembuatannya memerlukan waktu lama ini akhirnya dipamerkan pada Nebuta Matsuri. Nebuta dibuat dengan motif cerita dongeng dan sejarah ini memiliki ekspresi yang detail sampai ke ujung bulu matanya. Keindahan ini adalah suatu seni!

Nebuta sendiri pastinya sudah sangat indah, tetapi Nebuta akan menjadi lebih indah dan bersinar pada malam hari.
Nebuta penuh warna yang mengapung di kegelapan malam memiliki pesona bagai ilusi. Saya sampai kehilangan suara ketika pertama kali melihat pemandangan ini. Sungguh indah.

 

Haneto dan Hayashi, Peramai Festival yang Harus Ada!

Festival semakin ramai dengan adanya para Haneto, mengenakan kostum berwarna-warni, menari semangat di sekitar Nebuta yang indah. Mereka meneriakkan “Rasse Rasse” sambil melompat dan menari dengan semangat, membuat saya ingin ikut menari juga. Selain Haneto, ada juga Baketo yaitu orang-orang yang mengecat wajahnya berwarna putih dan mengajak para pengunjung untuk tertawa bersama. Tetapi jangan lupa, semua tarian dan teriakan penyemangat yang memeriahkan festival ini didukung oleh para Hayashi, alias para musikus!

Don, don, don. Suara Taiko yang bergema di seluruh tubuh. Hyuu, hyuu. Suara suling yang menggema. Diikuti dengan suara lonceng (simbal kecil) dengan irama ringan. Semua nada ini menjadi satu melodi, yang walaupun monoton akan terus terngiang di benak kita.

 

Patuhi Aturan dan Ayo Menari Bersama Haneto!

Pesona utama dari Nebuta Matsuri, kita dapat ikut meramaikan festival selama kita mematuhi aturan yang ada. Aturannya: kita harus menggunakan kostum Haneto. Itu saja!

Kita dapat menyewa kostum di tempat sewa yang ada di dekat tempat festival. Menonton festival itu menyenangkan, tetapi pasti lebih asyik lagi jika kita dapat berpartisipasi dalam Nebuta Matsuri! Jika ada kesempatan, saya rekomendasikan untuk ikut meramaikan festival sebagai Haneto!

Tempat Pelaksanaan Aomori Nebuta Matsuri
5 menit berjalan kaki dari Stasiun JR Aomori (JR青森駅)
URL : http://translate.google.com/translate?hl=ja&ie=UTF8&prev=_t&rurl=translate.google.co.jp&sl=ja&tl=en&u=http://www.nebuta.or.jp/

Ayo ke “Wa Rasse” Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Nebuta

Untuk teman-teman yang mengikuti Nebuta Matsuri dan ingin mengetahui lebih dalam tentang Nebuta dapat mengunjungi Rumah Nebuta Wa Rasse yang ada di dekat Stasiun Aomori. Teman-teman dapat belajar banyak tentang Nebuta Matsuri di sini.

Display Nebuta pemenang penghargaan terbaik pada festival sebelumnya,

sisi belakang boneka Nebuta yang biasanya tidak terlihat,

lalu, teman-teman juga dapat menikmati pesona dari nebuta-nebuta lain buatan para pengrajin yang disebut “Meijin” atau master pengrajin.

Selain itu, biasanya kita tidak dapat mendekati nebuta yang muncul di festival. Tetapi, kita dapat mendekati bahkan berfoto bersama nebuta di Wa Rasse! Bila teman-teman berkesempatan berkunjung ke Aomori, jangan lupa foto di sini! Wa Rasse menjadi tempat paling recommended untuk teman-teman yang telah mengikuti Nebuta Matsuri dan ingin tahu lebih banyak tentang Nebuta.

Rumah Nebuta Wa Rasse (ねぶたの家 ワ・ラッセ)
Alamat : 1 Chome-1-1 Yasukata, Aomori, Aomori Prefecture 030-0803, Japan
Jam operasional : Bulan Mei sampai Agustus, pukul 09.00 – 19.00, Bulan September sampai April, pukul 09.00 – 18.00.
Hari Libur : Tanggal 9- 10 Agustus, Tanggal 31 Desember, Tanggal 1 Januari
Nomor Telepon: 017-752-1311
URL : http://www.nebuta.jp/warasse/

Ayo, Rasakan Ketakjuban Nebuta Secara Langsung di Aomori!

Aomori Nebuta Matsuri, festival Jepang di mana teman-teman dapat menikmati keindahan seni dan ramainya festival secara bersamaan di Jepang. Teman-teman dapat menonton nebuta, menari bersama Haneto, ataupun belajar tentang Nebuta di Wa Rasse. Kita dapat menemukan cara bersenang-senang yang berbeda di Aomori Nebuta Matsuri. Sebagai informasi, selama festival juga akan ada kembang api dan parade laut, lho!

Aomori Nebuta Matsuri yang mewarnai malam musim panas di Jepang. Ketika teman-teman berkunjung ke Jepang, jangan lupa untuk mampir ke Aomori!

Keseruan “Shiki no Matsuri” Yamato Damashii ke-12 dan Quiz “Maru Batsu” yang diadakan perdana oleh すかSUKI

Berbicara soal festival kejepangan akhir-akhir ini, tentunya kalian semua sudah tidak asing dengan festival tahunan yang diadakan oleh STBA Yapari-ABA Bandung. Keistimewaan dari “Shiki no Matsuri” yang menjadi fokus dalam acara ini berhasil menarik perhatian para pecinta Jepang di kota Bandung. Dalam festival ini, すかSUKI berkesempatan menjadi Media Partner dan membantu memeriahkan acara hari pertama festival dengan membagikan hadiah dari Jepang melalui Quiz Maru Batsu!

Apa sih istimewanya Festival kali ini dibandingkan festival-festival sebelumnya? Ini dia jawaban dari Ketua pelaksananya;

 

Yups! di festival ini kita bisa merasakan suasana empat musim di Jepang! Hehe

 

Hari Pertama

Acara hari pertama lebih berfokus pada lomba pendidikan untuk tingkat SMA. Dari sekian banyak lomba akademik yang ada, yang paling menarik adalah lomba “Kana Karuta” dimana para peserta beradu kecepatan untuk mengambil/ menyentuh kartu yang sesuai dengan yang disebutkan oleh panitia. すかSUKI kaget karena ternyata mereka semua jago-jago! Hehe

Gambar 1: Simulasi lomba Kana Karuta

 
Siapa sih yang tidak suka Anime? Berawal dari anime, banyak orang Indonesia yang pada akhirnya menemukan bakat terpendamnya. Menyalurkan bakat dengan mengikuti lomba design character (karakter desain) adalah kesempatan yang bagus lho!.

Gambar 2: Peserta yang sedang fokus menggambar karakter originalnya

 
Selain lomba-lomba di atas, masih banyak lomba-lomba lain yang diadakan di hari pertama festival ini.

Gambar 3: Salah satu peserta lomba Roudoku

 

Gambar 4: beberapa hasil karya peserta lomba Shuuji (kaligrafi)

 
Selain itu, tidak lupa juga ada acara Quiz Maru Batsu dari すかSUKI yang menarik antusiasme pengunjung yang didominasi oleh pelajar SMA ini. Quiz Maru Batsu adalah program すかSUKI yang dilakukan pertama kalinya sepanjang menjadi Media Partner di berbagai festival kejepangan. Kami berterima kasih kepada panitia yang sudah memberikan waktu dan kesempatannya.

すかSUKI memberikan hadiah langsung dari Jepang bagi 3 orang pemenang. Tentunya hal inilah yang menjadi daya tarik dari Quiz ini. Kita lihat keseruannya yuk!
Cara bermain:
1. すかSUKI akan membacakan pertanyaan.
2. Peserta harus menjawabnya dengan pindah menempati area Maru (benar) atau Batsu (salah) sesuai dengan jawaban mereka.
3. Jika jawabannya berbeda dengan jawaban すかSUKI, mereka harus tereliminasi dari Quiz.

Akhirnya tersisa dua peserta yang kemudian menjadi pemenang pertama dan kedua setelah ditentukan dengan Janken atau suit Jepang.

Gambar 5: Peserta yang fokus mendengarkan pertanyaan dari すかSUKI

 
Karena belum ada yang menjadi pemenang ketiga, kami melakukan ronde 2.

Gambar 6: Nah lho saking senengnya peserta yang satu ini loncat-loncat lho! Haha

 
Lihat lebih dekat serunya Quiz lewat video di bawah ini yuk!

 

Selamat buat kalian yang sudah memenangkan Quiz Maru Batsu! Yang belum menang, semoga kita bertemu lagi di festival selanjutnya! Dan jangan lupa untuk baca terus artikel すかSUKI supaya kalian tambah pintar! Siapa tahu kalian bisa menang di Quiz Maru Batsu yang selanjutnya.

 

Hari kedua

Dilihat dari ramainya, hari kedua kedatangan lebih banyak pengunjung dibandingkan hari pertama. Mungkin karena banyaknya lomba-lomba outdoor seperti cosplay, penampilan band dan juga cover dance. Ada yang berbeda dibandingkan hari pertama, di hari kedua kalian bisa berfoto dengan maskot Yamato Damashi XII, Momo-chan dan Yamato-kun!

Gambar 7: Maskot Yamato Damashii XII, Momo-chan dan Yamato-kun

 

Gambar 8: Jumlah pengunjung yang meningkat drastis dibanding hari pertama

 

Gambar 9: Berpose untuk すかSUKI setelah selesai perform

 
Mari kita lihat serunya event ini secara keseluruhan yang dirangkum dalam video di bawah ini;

 

 
Itu dia sekilas review event Yamato Damashii ke 12 dengan tema “Shiki no Matsuri” tahun ini. Sampai jumpa di event Matsuri selanjutnya ya!!

Mengintip Keseruan Bandung Hamamatsu Cultural Festival ke 12 & J- Fest 8 “Kaze no Bon”

Festival yang diadakan oleh Himade Universitas Nasional PASIM bekerjasama dengan LPIH (Lembaga Persahabatan Hamamatsu Bandung) yang bertemakan Japanese Cultural ke 12 & J- Fest 8, pada tanggal 9 September 2017 berlangsung dengan meriah. Tidak lupa juga hadir para guru/ dosen bahasa Jepang yang tergabung dalam PERSADA Jawa Barat turut serta mensukseskan acara ini.

Intip juga ya kesan-kesan dari anggota LPIH dan pengunjung J-Fest ini di video kita di link di bawah ini;
 

Khusus untuk satu orang pemenang lomba Speech, diberikan hadiah berupa jalan-jalan ke Jepang. Dan sebagai hadiah pula, PASIM memberikan beasiswa sebesar 4.200.000 rupiah kepada pemenang lomba.

Gambar 1: Pemenang lomba Shuuji

 

Gambar 2: Pemenang lomba Manga

 

Gambar 3: Pemenang lomba Speech tingkat SMA dan Mahasiswa

 
Hal yang menarik pada festival ini adanya area maskot kota Hamamatsu, Ieyasu-san. Banyak pengunjung yang sengaja berfoto dengan maskot yang satu ini.

 

Gambar 4: Staff すかSUKI yang berfoto dengan Maskot Hamamatsu Ieyasu-san

 
Acara berlangsung dari pukul 07.00 WIB yang diawali dengan registrasi ulang para peserta lomba, kemudian diselingi beberapa penampilan dari LPIH. Matahari yang terik saat itu tidak membuat semangat para penonton menurun, terutama saat Bintang tamu D’Cinnamons tampil di atas panggung. D’Cinnamons tampil dengan beberapa lagu single-nya yang kemudian diakhiri dengan menyanyikan lagu “Doraemon” berssama-sama anggota LPIH dalam bahasa Jepang dan Indonesia.

 

Gambar 5: Penampilan D’Cinnamons berkolaborasi dengan anggota LPIH menyanyikan lagu “Doraemon”

 

Gambar 6: Berfoto bersaama panitia

 
Tidak lupa juga ada penampilan dari Ica Zahra, pemenang kontes menyanyi Nodo Jiman the World yang sekaligus juga menjadi MC pada acara kali ini.

 

Gambar 7: Penampilan Ica Zahra

 
Sekretaris LPIH Mr. Kinoshita Hidehiro mengatakan bahwa, “Beliau sangat senang banyak orang Indonesia yang menyukai Jepang, budaya Jepang datang ke acara ini. Beliau berharap festival ini akan terus berlangsung setiap tahunnya”.

 

Gambar 8: Sekretaris LPIH Kinoshita Hidehiro berfoto bersama peserta lomba

 

Gambar 9: Foto bersama Panitia

 
Festival ini diakhiri dengan acara “Saweran” dimana para anggota LPIH melemparkan okashi atau snack Jepang kepada para penonton. Sebagai penutupan, panitia, penonton maupun peserta menari Bon Odori bersama-sama.

 

Gambar 10: Antusiasme para penonton mengikuti “saweran”

 

Gambar 11: Menarikan tarian Bon Odori bersama-sama

 
Sampai jumpa di J-Fest tahun depan ya!!

STBA YAPARI-ABA MEMPERSEMBAHKAN! Yamato Damashii XII, “Shiki no Matsuri”

Bandung – Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa Jepang STBA YAPARI-ABA, Himade kembali hadir dengan festival Jepang tahunannya, yaitu Yamato Damashii yang ke 12. Yamato Damashii tahun ini mengusung tema “Shiki no Matsuri” yang berarti “Festival empat musim”. Yamato Damashii tahun ini akan membawa teman-teman untuk bersama-sama menikmati empat musim yang ada di Jepang, yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin dalam satu waktu dan tempat!

Yamato Damashii XII akan diadakan pada tanggal 23-24 September bertempat di Kampus STBA YAPARI-ABA, Bandung.
Berikut ini adalah Detail kegiatan “Shiki no Matsuri”

 

PELAKSANAAN

Hari, tanggal : Sabtu – Minggu , 23 – 24 September 2017
Tempat : Kampus STBA YAPARI – ABA Bandung (Jln. Cihampelas No. 194)

 

COMPETITIONS

Lomba Akademik;
Speech, Roudoku, Karuta Kana, Shuuji, dan Desain Karakter
Lomba Non Akademik;
Cover Sing, Cover Dance,Cosplay, dan Band

 

HARGA TIKET

TIKET PO Rp 12.000 (Acara + Obake)
TIKET OTS : – Rp 15.000 (Acara + Obake)
– Rp 12.000 (Acara)
– Rp 8.000 (Obake)

 

PERFORMANCES

Sakura Odori Souran Bushi Kabaret Okashii
Yosakoi Souran KPAP Gentra Seba Magnifichor
Big Band D.O.S Firman dkk
Himpunan Mahasiswa STBA

 

GUEST STARS

Daisy Kirari DJ Yochi
Loba Harkos Thousand Sunny Ono Enka

 

SPECIAL PERFORMANCES

SAM Site Akarui Sei MushRoom
Himawari Black Rose Minions
NoIR Japanzuki – Kai Annora Teen
Kaze wo Hiku

 

SPECIAL MC : NAO ( X Lumina Scarlet)

 

INFO LEBIH LANJUT BISA HUBUNGI DI;

Email : yamatodamashii.himade@gmail.com Facebook : @Ydamashii
Twitter : @Yamada_XII
Instagram : Yamatodamashiixii
Line : @Xrn8901y

Selain itu, tentu saja akan ada bintang tamu yang ikut datang meramaikan event ini. Seperti misalnya, pertunjukkan angklung oleh Gentra Seba, Yosakoi dan Sakura Dance oleh Himade, serta pertunjukkan band oleh Daisy, Henohenomoheji, dan masih banyak lagi!

Ayo, jangan sampai ketinggalan. Catat tanggal mainnya!

Untuk detail lebih lanjut bisa dicek di https://www.facebook.com/ydamashii/

Ikut Menari dalam Festival Otemoyan

Pada tanggal 9 Agustus 2017, diadakan sebuah festival menari maissal bertajuk Otemoyan Matsuri. Festival ini merupakan salah satu dari rangkaian acara festival musim panas Hi no Kuni Matsuri yang rutin diadakan setahun sekali di Kumamoto. Otemoyan sendiri merupakan sebuah lagu rakyat yang berasal dari Prefektur Kumamoto. Biasanya lagu ini diiringi dengan shamisen, taiko, dan alat perkusi lainnya, selain itu lirik dalam lagu ini menggunakan dialek Kumamoto daerah selatan.

Otemoyan bercerita tentang Chimo, seorang gadis di periode Meiji yang jatuh cinta kepada seorang pria yang memiliki bekas luka cacar di wajahnya. Mereka baru saja menikah tetapi mereka ragu untuk mengadakan upacara pernikahan karena khawatir masyarakat akan menghina wajah suaminya.

 

 
Dalam festival menari ini, saya kebetulan ikut bergabung dalam grup Consortium Kumamoto yang terdiri dari para mahasiswa asing yang berasal dari berbagai macam universitas di Kumamoto. Mayoritas dari grup ini merupakan mahasiswa asing dari Cina, tetapi banyak juga yang berasal dari Malaysia, Indonesia, Afrika, Thailand, Perancis, bahkan ada juga mahasiswa Jepang yang turut berpartisipasi. Latihan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diadakan tanggal 28 Juli 2017, sedangkan sesi kedua pada tanggal 1 Agustus 2017.

Meskipun latihan hanya dua kali, kami dapat menghafal gerakan karena Otemoyan memiliki gerakan tari simple nan mudah yang diulang-ulang. Selain itu, lagunya juga memiliki irama yang konstan sehingga mudah diikuti. Meskipun begitu, ternyata saat festival banyak juga grup lainnya yang memiliki koreografi sendiri. Kostum yang dikenakan pun bermacam-macam. Setiap grup memiliki cirri khasnya masing-masing. Grup kami mengenakan happi merah dengan ikat pinggang berwarna hitam serta ikat kepala yang diikat sedemikian rupa. Kumamon—mascot prefektur Kumamoto yang sangat terkenal, juga ikut menari dengan kostumnya.

 

 
Festival dimulai sekitar jam 7 sore. Peserta berbaris sedemikian rupa mengelilingi jalur tram dan akan menari sambil berjalan searah jarum jam. Di beberapa titik terdapat tempat istirahat berupa meja panjang yang diatasnya telah disiapkan minuman dan makanan kecil oleh panitia untuk para peserta yang beristirahat. Selain itu, di depan arcade—pusat perbelanjaan berupa jalan yang sisi kanan kirinya toko semua—terdapat panggung kecil yang diperuntukkan bagi perwakilan grup untuk memperkenalkan grupnya. Dalam grup kami kebetulan saya yang ditunjuk sebagai perwakilan—beserta seorang teman yang menemani saya menari di barisan depan—jadi saya yang naik ke panggung dan memperkenalkan grup. Dengan kamera reporter yang menyoroti wajah dari dekat, rasanya gugup sekali! Saya sempat lupa teks saking gugupnya, tapi untunglah saya dapat berimprovisasi sehingga acara perkenalan berlangsung lancar.

Setelah menari berkeliling selama kira-kira 2 jam, akhirnya acara selesai pada jam 9 malam. Di penghujung acara panitia membawa banyak balon yang kemudian dilepaskan dan diputarlah rekaman mengenai gempa Tohoku. Semua peserta mengangkat tangan ke atas sebagai bentuk solidaritas terhadap kawan-kawan di Tohoku yang menjadi korban gempa, karena sebelumnya saat gempa Kumamoto pada bulan April 2016, kawan-kawan Tohoku juga turut membantu. Setelah itu, kami semua pulang menuju gedung tempat berkumpul untuk mengganti pakaian dan mengumpulkan happi yang tadi dikenakan. Meskipun cuaca begitu panas dan angin berhembus kencang karena badai Nanmadol yang mendekat, kami semua merasa senang dan puas dengan keseruan acara ini!

BUNKASAI XI, Universitas Pendidikan Ganesha

Bali – Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha kembali hadir dengan event Jepang tahunannya, BUNKASAI XI! Event Jepang yang diadakan oleh UNDIKSHA ini bertujuan untuk menyatukan komunitas-komunitas Jepang yang ada di Bali untuk saling berbagi informasi dan menyalurkan kreativitas. Selain itu, BUNKASAI juga dilaksanakan bersamaan dengan peringatan Hari Jadi Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang UNDIKSHA.
BUNKASAI XI akan diadakan pada tanggal 9 September dan 14-16 September 2017, bertempat di Wantilan Fakultas Budaya dan Seni UNDIKSHA. Pada tanggal 9 akan diadakan lomba-lomba seru baik akademik maupun non akademik seperti Cosplay Parade, Roudoku Kontesuto, dan Benron Taikai. Pada tanggal 14-15, akan ada Yatai Festival yaitu festival untuk stand-stand bertema Jepang. Yatai Festival ini akan diadakan dari pukul 15:00 sampai 22:00, dengan biaya masuk gratis! Banyak stand menarik menunggu teman-teman, misalnya saja stand masakan Jepang, stand busana Jepang, dan Tarot Reader!

BUNKASAI XI akan mencapai puncaknya pada tanggal 16 September, dengan kehadiran bintang tamu dan penampilan drama jurusan dengan tema : “Hontou No Daiji Na Hito”. Biaya masuk untuk event pada tanggal 16 adalah Rp 20.000, tetapi teman-teman bisa membeli tiket pre sale seharga Rp 15.000.
Ayo, jangan sampai ketinggalan. Catat tanggal mainnya!