Kuliah di Jepang, Bukan Sekadar Belajar Bahasa Jepang

Selamat siang, terima kasih karena sudah menyempatkan diri untuk menjadi narasumber di topik kali ini. Mari kita awali dengan perkenalan lebih dulu.

Selamat siang, perkenalkan nama saya Pratama Hanan Alfarisyi, biasa dipanggil Tama. Saya mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya angkatan 2016.

Salam kenal Tama. Sekarang sedang sibuk dengan kegiatan apa?

Sekarang sedang ikut program JASSO selama satu tahun dari bulan September 2019 sampai Agustus 2020 di Universitas Kumamoto Jepang. JASSO ini sendiri merupakan salah satu beasiswa hasil MOU Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Brawijaya (UB) dengan Kumadai (Kumamoto Daigaku). Dari Universitas saya sendiri sekarang ada empat mahasiswa yang ikut, dan kemungkinan jumlahnya sama setiap tahun.

Wah sedang di Jepang ya. Kalau boleh tahu, bagaimana proses dari awal sampai bisa terpilih untuk mengikuti program ini?

Kalau persyaratan dari prodi sendiri yaitu mahasiswa yang lulus N2 atau sudah pernah ikut tes wawancara Monbukagakusho. Setiap tahun kriteria bisa berubah, menyesuaikan kemampuan mahasiswa. Yang jelas akhirnya akan diambil empat teratas. Kemudian setelah terpilih, mahasiswa mengisi form yang sudah ada untuk dikirimkan ke pihak Kumadai. Keputusan diterima atau tidaknya itu tergantung dari Kumadai.

Oh begitu, program yang diikuti ini apakah seperti kuliah pada umumnya atau ada kegiatan lain?

Belajar di kampus seperti biasa menyesuaikan jurusan. Di Kumadai dibagi dua course. Ada E-Course (English) dan J-Course (Japanese). Untuk UB sendiri semua mengikuti J-Course. Untuk kelasnya ada pembagian level juga menyesuaikan dengan tingkatan JLPT.

Wah, bagaimana rasanya bisa belajar di Universitas di Jepang?

Tanoshikatta! Sangat menyenangkan bisa belajar di salah satu Universitas yang ada di Jepang.

Apakah ada kesulitan selama belajar di Universitas Kumamoto?

Ketika belajar tidak ada kesulitan, karena oleh kampus sudah disesuaikan levelnya. Ada satu mata kuliah yang lumayan susah, tapi oleh dosennya diberikan tutor (orang Jepang) sesama mahasiswa yang juga mengambil mata kuliah yang sama selama di kelas.

Bagaimana dengan kehidupan di sana?

Saya tinggal di asrama yang disediakan oleh Kumadai, namanya Kumamoto University International House. Kemudian mahasiswa di sini difasilitasi tutor oleh kampus untuk membantu selama tinggal di Jepang. Misalnya untuk membuat residence card, membuat ktp dan sim card, mengisi mata kuliah online, dan lain sebagainya. Ketika pertama sampai ke Jepang pun langsung dijemput oleh tutornya.

Syukurlah, jadi lebih semangat ya belajarnya. Apakah ada kendala yang dirasakan selama tinggal di Jepang?

Kalau sekarang karena sedang ramai dengan coronavirus, ryuugakusei (mahasiswa asing) merasa kurang nyaman, kota juga jadi lebih sepi dan orang-orang jadi lebih waspada dengan sekitar. Bahan makanan dan lain-lain seperti masker, hand sanitizer, tisu toilet banyak habis karena diborong. Kalau untuk ibadah dan makanan halal tidak sulit, karena di dekat kampus ada masjid Kumamoto Islamic Centre, dan di dekat sana ada Kumamoto Halal Food, salah satu rumah makan halal yang pemiliknya ternyata orang Indonesia. Kebetulan saya baito (kerja paruh waktu) di rumah makan tersebut.

Wah, semoga mahasiswa Indonesia di sana tetap sehat ya. Kalau begitu ketika hari libur biasanya menghabiskan waktu dengan apa?

Biasanya ada jadwal baito (kerja paruh waktu), atau kalau libur biasanya main game, sesekali diselingi mengerjakan skripsi juga. Kadang-kadang main ke daerah lain, selama ini sudah pernah ke Fukuoka, Saga, Nagasaki dan Oita.

Seru ya bisa jalan-jalan ke berbagai tempat, dan bisa baito juga di sana. Apa ada aturan khusus kalau ingin baito?

Sebelum baito harus buat izin dulu ke imigrasi Jepang. Kemudian diberikan aturan tempat mana saja yang tidak boleh dijadikan tempat baito, dan selama satu minggu hanya dibatasi 28 jam.

Dengan banyaknya kegiatan sekarang ini, pelajaran, pengalaman, atau manfaat apa saja yang sudah didapatkan selama tinggal di Jepang?

Karena ini pertama kalinya saya merantau dan hidup di negara orang, saya banyak belajar pelajaran hidup. Dari bagaimana caranya mengatur keuangan, lalu karena makanan halal terbatas akhirnya harus bisa masak, dan pelajaran lainnya. Kemudian di sini pun bisa menambah relasi, tidak hanya orang Jepang, tapi sesama pelajar Indonesia juga.

Sebagai penutup, adakah pesan-pesan untuk mahasiswa di Indonesia yang juga ingin kuliah di Jepang?

Tetap semangat belajarnya, dan yang pasti jangan lupa berdoa. Jalan untuk belajar ke Jepang ada banyak kok sebetulnya, selama masih ada kemauan, InsyaAllah dipertemukan jalan.

Terima kasih sudah berbagi pengalaman dengan teman-teman pembaca, semoga dilancarkan segala urusannya selama di Jepang, sehat selalu dan dilindungi dari wabah coronavirus yang sedang ramai ini ya. Semangat untuk belajarnya!

Berbekal Kemampuan Akademis Terbang ke Jepang

Selamat siang, terima kasih banyak sebelumnya telah meluangkan waktunya untuk kami interview. Kalau boleh tahu, sekarang kak Dewi kuliah di mana?

Saya sebetulnya baru lulus S2 di ITB jurusan Biologi Management. Dulu saya S1 di UNPAD jurusan perikanan tahun 2011.

Oh sudah lulus ya. Biologi Management itu seperti apa sih kak?

Jadi intinya kita belajar bagaimana mengatur/memanage sumber daya hayati. Hehe

Wah hebat ya. Kalau saya nilai biologi bagusnya waktu SMP saja. Hehe. Lalu kenapa dari jurusan kakak ini bisa sampai punya pengalaman pergi ke Jepang? Waktu itu pergi ke Jepang dalam rangka apa kak?

Waktu itu saya bisa pergi ke Jepang melalui program dari kampus ITB. Kampus kami menjalin kerjasama dengan beberapa Universitas yang ada di Jepang, salah satunya Kyoto University. Saat itu ada sosialisasi dari Universitas Kyoto melalui kaprodi. Program tersebut adalah program double degree (Magister of Agriculture Science). Jadi kita kuliah di Jepang selama satu tahun dengan gelar. Kebetulan saat itu jurusan yang membuka kerjasama ini dari jurusan Agriculture Universitas Kyoto.


Berfoto di depan Kyoto University

 

Jadi maksudnya double degree itu selain kita mendapatkan gelar di Indonesia, kita juga mendapatkan gelar “Agriculture” dari Universitas Kyoto Jepang itu ya. Wah hebat. Apa saja sih kak yang harus dipersiapkan sampai bisa pergi ke Jepang?

Iya betul. Untuk bisa jadi perwakilan kampus, tentunya kami diseleksi terlebih dahulu oleh kaprodi dan dipilih dua orang. Awalnya saya juga ragu, karena yang saya pertimbangkan saat itu adalah berapa biaya yang diperlukan untuk kuliah di sana seandainya diterima. Tapi setelah saya dapat informasi tentang bantuan JASSO dan dibantu oleh dosen untuk apply nya, akhirnya untuk biaya kuliah bisa dapat bantuan dari sana. Program tersebut memerlukan persiapan kurang lebih 6 bulan dimulai dari bulan september hingga pengumumannya di bulan maret, kemudian berangkat bulan april. Selama 6 bulan itu pun sebenarnya harus menyusun rencana penelitian, dokumen, dan lainnya.

Beruntung sekali ya bisa dapat bantuan beasiswa. Selama ada di Universitas Kyoto, apa saja aktivitasnya?

Pertama kali tiba di Universitas Kyoto, selama satu minggu kami diajak untuk berkeliling kampus diperkenalkan lab, tempat perkuliahan, dll. Kami juga diajarkan cara naik transportasi seperti bus, kunjungan ke tempat-tempat wisata seperti Fushiminari, dll. Di waktu satu minggu itu kami harus presentasi kepada dosen di sana tentang topik penelitian. Jadi minggu pertama ini benar-benar sibuk dari pagi sampai sore, senin sampai jumat.

Benar-benar sibuk sekali ya. Lalu apakah kesibukan itu terus berlanjut? Apakah kakak juga suka jalan-jalan?

Tidak. Hanya satu minggu di awal saja, setelah itu perkuliahan normal walaupun setiap hari jumat harus membuat research report. Aktivitas perkuliahannya kadang ke lab atau ke lapangan dan belajar bahasa Jepang.

Ya. Saya suka jalan-jalan di antara kesibukan kuliah ke hampir semua tempat wisata di Kyoto saya pernah mengunjunginya. Di kampus ini saya diberi kartu mahasiswa, dan dengan kartu itu bebas biaya masuk tempat wisata tertentu jadi enak banget deh. Hehe

Aktifitas saat di Lab


Biasanya orang asing yang datang ke Jepang disarankan untuk kerja part time. Apakah Kak Dewi juga pernah kerja part time? Dan bagaimana kesannya pertama kali part time?

Ya saya pernah kerja part time di salah satu mini market/konbini sebagai bento packer. Sebenarnya saya sangat terkendala dengan bahasa, tapi saya sangat terkesan dengan orang Jepang yang berusaha memahami saya walaupun banyak menggunakan bahasa Isyarat.

Lalu bagaimana dengan waktu part time nya dan kasih tau dong bocoran berapa gajinya.. hehe

Saya memilih untuk kerja part time selama 10 jam dalam seminggu walaupun sebenarnya bisa ambil lebih. Dan kalau tidak salah, bayarannya 800 yen perjam. Dari kerja itu saya dapat bayaran sekitar 35.000 yen. Uang tersebut cukup untuk membayar apartemen dan lainnya.

Apa sih kendalanya kuliah di sana?

Walaupun perkuliahan dalam bahasa Inggris, tapi tetap saja kendala selama kuliah di sana adalah bahasa karena saya lebih banyak berinteraksi dengan orang Jepang ketika mengadakan party. Selain itu, karena saya muslim sulit juga menemukan makanan halal, sebagai solusinya saya biasa masak sayur dan ikan dan membuat bekal sendiri untuk dibawa ke kampus. Di Kyoto University sebenarnya ada corner makanan halal di main campusnya. Tapi kalau setiap hari harus makan makanan yang sama rasanya bosan. Hehe

Tapi beruntung ya ada halal cornernya, karena tidak semua universitas menyediakan. Hal yang paling berkesan saat pertama kali datang ke Jepang apa?

Yang paling berkesan adalah, semua informasi yang saya dapatkan tentang Jepang baik tentang budayanya, kedisiplinannya, kebersihannya, itu semua terbukti benar setelah saya datang langsung ke sana. Hal ini membuat saya kagum.

Terakhir nih kak, apa pesan-pesannya buat teman すかSUKI yang ingin ke Jepang seperti kakak?

Menurut pengalaman saya, walaupun kita ke Jepang dalam bidang akademik, dan lebih menguasai bahasa Inggris, tapi tetap saja kita harus belajar bahasa Jepang. Karena di sana kita berinteraksi dengan masyarat Jepang, otomatis bahasa menjadi kunci utamanya.

Terima kasih banyak kak Dewi buat pengalamannya! すかSUKI berharap banyak orang Indonesia yang tidak menyerah walaupun tidak bisa bahasa Jepang. Karena masih banyak cara untuk bisa ke Jepang! Gambarimashou!

Pewawancara : Aririn

Pengalaman Internship sebagai Caddy di Kobe

Terima kasih banyak sudah menyempatkan waktunya untuk interview kali ini. Apa kegiatannya sekarang?

Sekarang saya masih menyusun skripsi, karena waktu pergi ke Jepang saya ambil cuti. Tadinya saya mau melanjutkan belajar di Jepang tapi sudah capek dengan pekerjaan. Hehehe

Kalau boleh tahu awalnya kenapa kamu bisa suka Jepang?

Dari sejak SMP sebenarnya saya suka Jejepangan. Walaupun sebenarnya dari dulu saya mendapatkan banyak cerita negative dari kakek saya di Singapore (saat itu sedang dijajah Jepang) tentang kesan buruk yang ditinggalkan penjajahan Jepang dan saat itu saya pun terpengaruh. Tetapi titik tolak saya jadi suka sekali Jepang karena mendengarkan lagunya Ayumi Hamasaki. Dari sana saya merasa bahasa nya enak sekali di dengar. Dari sana saya  mulai mencari tahu tentang Jepang setiap kali pergi ke warnet seperti mencari tahu kota-kota di Jepang. Walaupun ayah saya juga dulu suka jejepangan, tapi ayah saya jarang cerita banyak tentang Jepang. Beliau punya banyak buku bahasa Jepang, dan itu semua diwariskan pada saya, tapi saat itu saya belum mulai belajar bahasa Jepang.

Saat mulai suka Jepang saya mulai dikenal sangat freak sekali dengan Jepang dan tidak jarang teman-teman saya di sekolah mengejek saya.

Memangnya yang suka Jepang itu imagenya kurang baik ya saat itu?

Mungkin sebenarnya ada beberapa alasan kenapa pada akhirnya mereka suka mengejek saya seperti latar belakang dan sebagainya, dan salah satu alasannya karena saya yang freak itu. Tapi apa boleh buat yang namanya suka tidak bisa ditutup-tutupi, sebisa mungkin saya menghindari mereka. Tapi jujur efeknya terasa sekarang berkat itu saya sudah pernah belajar di Jepang, kerja di Jepang juga dan bisa jadi contoh buat adik kelas untuk tidak harus malu punya kesukaan tertentu.

Oh iya ya. Berarti intinya kita jangan menyerah dengan apa yang kita suka ya.

Iya betul. Sebenarnya saya telat masuk kuliah harusnya sekitar tahun 2012 tapi tidak diizinkan karena orang tua juga berfikir bahwa untuk apa belajar sastra yang mungkin nantinya jadi guru atau jadi dosen saja dan saya dituntut untuk mencari kerja yang bagus, karena itu saya didaftarkanlah ke jurusan hukum. Bahkan saya sudah lulus tes tapi tidak daftar ulang yang pada akhirnya dimarahi orang tua juga hingga saya memutuskan untuk mencari kerja. Walaupun beberapa tahun berselang setelah saya belajar D1 perhotelan dan komunikasi di kampung halaman di Batam, saya merasa bahwa saya masih suka sekali bahasa Jepang dan ingin masuk UNSADA tapi dikasih orang tua Maranatha Bandung. Walaupun awal-awal saya merasa menyesal, tapi sekarang tidak sama sekali.

Tidak menyesalnya kenapa tuh?

Karena mungkin kalau saya tidak belajar di Maranatha tidak bisa ke Hokkaido. Hehehe

Kalau di Maranatha memangnya ada program apa saja?

Banyak ya program yang ditawarkan Maranatha dan juga Maranatha kerjasama dengan beberapa kampus di Jepang dan salah satunya yang paling kuat adalah kampus Hokusei di Hokkaido. Dan saya juga merasa beruntung bisa kesana selama satu semester tahun 2017. Itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Jepang.

Bagaimana kesannya pertama kali tiba di Hokkaido? Dan berapa lama ada di sana?

Saya ada di sana selama setahun. Kesannya saat di pesawat belum sempat menginjakkan kaki pun melihat Hokkaido yang bersalju itu saya sudah merasa terharu sekali. Hehe

Kegiatan selama belajar di Hokkaido itu apa saja?

Kalau belajar mungkin itu sudah pasti ya. Di sana saya juga belajar budaya, merangkai bunga, chanoyu, dan juga dikasih liburan ke kampungnya. Jadi lebih banyaknya jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di Hokkaido.

Di depan kampus Hokusai University

Berarti sampai saat ini sudah dua kali ya pergi ke Jepang. Yang pertama saat ke Hokkaido untuk belajar, dan tahun selanjutnya untuk internship. Waktu itu internship di mana dan berapa lama?

Saya internship di Kobe selama satu tahun.

Awalnya dari mana dapat informasi tentang program Internship ini? Dan mengapa memilih Kobe?

Saat itu ada yang menawari saya untuk Internship dari OHM, tapi karena saya tidak begitu kenal orangnya saya sempat ragu. Tapi setelah saya yakin, akhirnya saya coba ikuti wawancara dan tidak disangka saya lolos. Awalnya saya ditawari ingin di Osaka atau di Kobe. Tapi bagi saya dimanapun tidak apa-apa. Sebelumnya saya sudah sempat jalan-jalan juga ke Osaka. Tapi saya lebih suka Kobe dibanding Osaka, mungkin karena saya tidak terlalu suka keramaian. Kobe juga punya banyak hal unik dan termasuk kota paling bersih juga di Jepang dan kota dengan populasi orang asing yang terbilang banyak pula. Sehingga banyak tempat-tempat seperti China Town atau gedung-gedung ala Eropa, di Jepang tapi berasa di luar Jepang.

Apa sih yang membuat kamu senang bekerja di Jepang?

Hal yang membuat saya senang kerja di Jepang karena setiap habis kerja mereka mengucapkan “Otsukare” rasanya kata-kata itu jadi penghibur saya kala lelah dan merasa apa yang telah saya kerjakan itu sangat diapresiasi sekali. Dari sana saya mendapatkan pelajaran bahwa kita bisa semangat bekerja karena ada seseorang yang menghargai. Dengan satu kata itu sangat berkesan sekali.

Iya ya banyak hal yang bisa kita pelajari setelah kita mencoba bekerja di Jepang. Lalu apa rencana kamu setelah lulus?

Saya ingin setelah lulus bisa bekerja lagi di Jepang dan berharap saya bisa pergi ke Kyoto juga karena Kyoto masih sangat kental dengan nuansa Jepang tradisionalnya.

Saat internship di Kobe itu pekerjaannya apa saja dan waktu kerjanya bagaimana?

Waktu itu saya kerja sebagai caddy, tempat golf jadi pekerjaannya seperti mengantar klient bermain golf, mengumpulkan bola, menjelaskan kondisi lapangan, memberitahu berapa jarak antara bola dengan lubang (pin) dan lain sebagainya. Kalau dalam golf itu kan banyak tongkatnya, nah itu bukan karena enak atau gak enaknya, tapi berapa jarak si bola bisa terbang dengan tongkat tersebut dan memiliki nomor yang berbeda-beda. Kalau di Indonesia pakainya system meter, kalau di Jepang pakainya system yard.

Waktu kerjanya biasanya tergantung musim, dan paling pagi jam 6 pagi. Tapi tergantung juga kalau telat dipanggilnya bisa 7/ 8 jam sampai pukul 16:00. Jam istirahat juga tergantung, bisa beberapa menit, 30 menit atau satu jam lebih. Dan di tempat kerja ini ada 6 orang orang Indonesia.

Lalu, untuk hari kerjanya apakah dari senin sampai jumat?

Tidak tentu. Karena justru weekend itu paling ramai dikunjungi. Jadi dapat jatah libur kadang ditentukan oleh atasan. Tapi kebanyakan libur hari senin.

Menyempatkan jalan-jalan saat libur

Kalau lagi punya waktu libur nih, biasanya ngapain?

Saya suka keliling Kobe. Saya kan tinggal di daerah kampungnya, mungkin dari kobe sekitar 1 jam. Kalau libur suka ingin shopping atau jalan-jalan ke Kobe. Kadang tanpa tujuan. Tapi seringnya kalau tanpa tujuan, saya perginya ke Uniqlo (haha). Lalu di Kobe juga ada China town, namanya Nankinmachi, suka kuliner di sana. Saya tidak terlalu suka ngajak orang lain, karena merasa kurang bebas.

Enak ya walau sibuk kerja tapi masih bisa sempat jalan-jalan. Kalau paling jauh pernah ke mana saja waktu libur?

Saya pernah ke Nagasaki dan Hokkaido. Di Nagasaki Saya punya sahabat orang Jepang yang pernah belajar di Bandung, jadi pergi ke sana buat berkunjung.  Biasanya kalau saya ada kesulitan selama di Jepang suka Tanya sama dia. Kalau di Hokkaido, karena dua tahun lalu saya pernah ke sana, jadi kadang-kadang saya berkunjung ke sana. Di Hokkaido saya punya orang tua. Sudah seperti ibu saya sendiri. Jadi kalau pulang kampung itu ya ke Hokkaido. Hehe

Saat jalan-jalan bersama keluarga homestay

Awalnya kenal dengan Ibu orang Jepang itu dari mana?

Jadi waktu belajar di Hokkaido, ada program dari Universitas seperti Homestay satu hari. Dan sudah ditentukan saya dengan keluarga yang mana. Saya adalah orang pertama yang tinggal dengan keluarga tersebut, karena keluarga ini baru mengikuti program ini. Selama dengan mereka, saya diajak nonton ke bioskop, ke tempat soupcream terenak, lalu malamnya dibuatkan gyouza. Dan kami juga jalan-jalan ke taman lavender Tomita.

Hal yang paling berkesan selama ada di sana apa sih?

Sebenarnya banyak hal yang paling berkesan selama ada di sana. Tapi kalau harus memilih, hal yang paling berkesan adalah mendapatkan keluarga. Dan satu lagi saya sangat terkesan sekaligus terharu ketika acara perpisahan, mereka sengaja mengadakan party untuk kami, diberikan sertifikat juga foto-foto kenangan. Perhatian mereka saat itu membuat saya terharu. Walaupun saya sempat dimarahi, tapi perhatian mereka sangat luar biasa sekali. Jadi saya merasa satu tahun itu saya tidak merasa sia-sia.

Terima kasih banyak ya sudah berbagi pengalamannya dengan sahabat すかSUKI.

Banyak pelajaran ya yang didapat dari Interview dengan Dian san. Jadi kita tidak perlu malu dan ragu untuk mengembangkan hal-hal yang kita suka. Tetap focus mengejar cita-cita. Karena mimpi indah berawal dari usaha keras. Ganbarimashou!

Sampai jumpa di postingan pengalaman ke Jepang selanjutnya ya!

Satu Bahasa, Satu Kunci Untuk Membuka Dunia! Peluang ke Jepang Sebagai Kesempatan Meningkatkan Kemampuan Diri

Hallo sahabat すかSUKI!こんにちは!

Kali ini ada artikel dari seseorang yang sedang belajar Bahasa Jepang juga bahasa-bahasa lainnya. Mungkin kita penasaran ya bagaimana cara belajarnya. Mari kita simak dan semoga kita termotivasi untuk mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasa Inggris.

Perkenalkan nama saya Abay, awalnya kenapa saya belajar bahasa Jepang, karena dari kecil sebenarnya saya suka belajar bahasa terutama bahasa-bahasa asia. Dan waktu SMP tahun 2009 itu sempat belajar bahasa Korea, saat K-POP sedang booming di Indonesia. Waktu itu saya berpikir untuk belajar bahasa lain diluar bahasa Inggris, karena bahasa Inggris itu sudah seperti bahasa wajib, jadinya saya pilihlah bahasa Korea. Setelah lulus SMP saya masuk salah satu SMA di Garut dan di sana saya belajar bahasa asing tapi bahasa  Jepang. Awalnya saya hanya iseng-useng saja, tapi lama-lama jadi suka banget dan kalau dianalisis bahasa Jepang dan bahasa Korea itu mirip baik secara kosakata maupun grammar. Tapi sekarang ini bahasa Jepang lebih mahir dibandingkan bahasa Korea itu sendiri.

Saat SMA saya mengikuti Japan Club selama 3 tahun, dan bersyukur saya bisa memenangkan beberapa lomba. Salah satunya adalah juara 1 lomba speech contest tingkat Nasional yang diadakan di Balai Kartini yang merupakan program OHM 2013. Saya merupakan salah satu perwakilan Bandung untuk bersaing dengan peserta kota Jogya dan Jakarta. Yang diambil untuk ke Jepang adalah dari siswa SMA satu orang dan Universitas satu orang.

Juara 1 lomba pidato tingkat nasional

Selama satu minggu saya jalan-jalan di Osaka dan Kyoto. Kegiatan selama di sana seperti kunjungan ke EHLE Intitute, Ritsumeikan Daigaku, Osaka Daigaku, dan tour ke tempat-tempat wisata yang terkenal di Osaka dan Kyoto.

Alasan saya mengapa memilih STBA, sebenarnya saya sempat mendaftar ke universitas UPI dan UNPAD, tapi kurang beruntung. Akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di STBA. Di STBA saya sempat mendapatkan beasiswa juga saat tingkat 2.

Selama kuliah di STBA, selain belajar bahasa Jepang, kita dilatih cara berbahasa yang baik dan ditambah keilmuan lainnya seperti pariwisata, management, etika profesi, dll. Dan semua itu sangat membantu saya.

Saat kuliah saya terpilih menjadi duta bahasa kategori media sosial tahun 2018. Selama kuliah biasanya ada bunkasai yang digelar setiap tahunnya. Dan di bunkasai tersebut saya pernah menjuarai beberapa kategori lomba seperti juara 1 kana kontes saat masih tingkat satu, dan juara 2 sakubun contest. Begitupun di tingkat dua, saya pernah mendapatkan penghargaan juara 3 kanji contest dan juara 2 sakubun contest.  Hampir setiap tahun saya mendapatkan penghargaan di lomba sakubun dan kanji.

Terpilih sebagai duta bahasa Jawa Bara

Alasan saya suka sakubun karena di sakubun saya bisa mengerahkan kemampuan bahasa, dari mulai kanji menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Dan di sana kita menguji semua aspek bahasa kita. Saat ini saya bekerja di salah satu tempat kursus di Bandung, atau NLEC. Dan aktivitas saya selain mengajar bahasa Jepang, saya juga sedang belajar bahasa asing, bahasa mandarin, Jerman, Thailand dan Prancis.

Saya berprinsip, dengan belajar satu bahasa kita punya satu kunci untuk membuka dunia. Dengan belajar bahasa juga, sebenarnya kita sedang melatih kemandirian, dalam artian kita tidak mengandalkan orang lain atau google translator misalnya, cukup mengandalkan diri kita sendiri.

Cara belajarnya, karena saya menjadikan bahasa Jepang adalah bahasa utamanya. Saat saya ke Jepang pun saya sengaja membeli buku bahasa asing (thailand, prancil, korea, dll) dalam bahasa Jepang. Saya punya motto dalam hidup saya “Isseki nichou”. (Melakukan satu hal untuk mendapatkan keuntungan yang lain). Jadi, saya tidak mau melakukan satu hal saja.

Saya sebenarnya belajar bahasa tidak ditarget, karena saya belajar tergantung mood nya. Karena kalau ditarget saya takut jadi tekanan dan itu menurut saya tidak terlalu baik. Biasanya kalau tidak ingin belajar saya tidak akan belajar, tapi kalau sedang ingin belajar saya bisa cepat menyerap pelajaran.

Selama belajar itu pun saya pernah mengikuti ujian kemampuan bahasa Cina (HSK, Level 2), dan Korea (TOPIK1, Level2) dan tahun ini saya ingin ngambil level 4.

Tidak hanya bahasa Jepang, bahasa lain juga saya sering berinteraksi dengan orang-orang yang suka bahasa Korea dengan kumpul bersama mereka. Dan untuk bahasa Thailand, saya lebih memanfaatkan sosial media.

Menurut saya untuk belajar bahasa Thailand ada 3 hal yang harus kita capai;

1. Kalau orang sunda, sudah mengerti cara penulisan aksara ngalagena akan lebih mudah

2.Kalau sudah mengerti bunyi awal akhir bahasa korea kita bisa lebih mudah mengerti

3.Dan kalau kita sudah mengerti nada dalam bahasa mandarin akan lebih mudah.

Belajar bahasa mungkin ada nilai plus minusnya, misalnya bahasa Jepang mudahnya dari pelafalan bagi orang Indonesia yang lidahnya fleksible. Tapi susahnya mungkin di kanji dan sususan pola kalimatnya. Kalau korea mudahnya secara huruf tapi susahnya di pola kalimat dan penggunaan bahasa sopan dalam bahasa Korea sangat banyak. Dan kalau suka kanji, akan lebih mudah memahami bahasa Cina, dan pola kalimat bahasa Cina mirip dengan bahasa Indonesia. Tapi sulitnya bahasa Cina adalah saat komunikasi karena ada nada dan harus fokus mendengarkannya.

Plus minusnya bahasa Jerman adalah, apa yang kita baca apa yang kita tulis tapi sulitnya secara grammatically. Karena yang saya tahu bahasa Eropa itu banyak pengklasifikasian gender.  Bahasa Prancis, secara susunan pola kalimatnya mirip dengan bahasa Inggris tapi ribetnya dari segi pengucapan, dan yang paling susah adalah di listening.

Kalau bahasa Arab, sebenarnya saya baru mau mulai. Saat ke Jepang sudah membeli bukunya, tapi masih belum ada niat yang kuat untuk benar-benar memulainya.

Setelah lulus kuliah sempat baito (sejak tingkat 4), seminggu 2 kali. Tadinya tahun ini saya ingin lanjut kuliah di UPI, tapi mungkin belum ada rizkinya. Untuk sementara kerja di NLEC saja. Harapannya saya ingin langsung pilih S2 di Jepang, tapi untuk saat ini, yang baru terpikirkan di sini saja.

Saya mengajar dari jam 10 pagi sampai jam 6 tapi tergantung banyaknya kelas. Libur hari minggu, tapi  kalau tidak ada kelas juga libur.

Pencapaian untuk ke depannya, saya ingin pekerjaan yang banyak bertemu dengan orang, seperti jadi dosen, di Kedubes, atau Kemenlu.

Saya pernah pergi ke Jepang 3 kali, dan kesan pertama kali ke jepang tentunya culture shock. Keberangkatan yang pertama mungkin karena musim dingin harus lengkap pakai jaket dll dan itu ribet bagi saya. Tapi senang juga bisa merasakan Jepang yang tanpa polusi, orang-orangnya ramah, dan juga tempat-tempatnya yang tertata dengan baik. Dan makanan-makanannya juga yang enak serta bisa kunjungan ke lembaga-lembaga. Perjalanan ini adalah hadiah ketika saya mengikuti lomba pidato tingkat nasional itu.  Jadi memang temanya jalan-jalan saja.

Yang kedua ke Jepang dalam rangka Teacher Training Capacity Building diadakan selama 6 minggu di daerah Osaka tahun 2017. Program ini sebenarnya untuk dosen, tapi mahasiswa juga diikutsertakan. Dan program ini diadakan supaya dosen bisa mengembangkan cara pengajaran bahasa Jepang di kelas. Misal bagaimana cara speech, interview, atau cara presentasi yang baik.

Ke Jepang yang kedua kalinya untuk sebagai Teacher Training

 

Ketiga kalinya ke Jepang ini untuk Internship.  Saat itu NLEC mengadakan NBIP yang terbuka untuk umum. Tidak seperti tahun lalu dengan peserta yang banyak karena temanya yang menarik. Tapi saya tidak lulus seleksi. Di tahun selanjutnya, internshipnya di “roujin home” merawat lansia di Jepang, mungkin dengan alasan ini pula tidak begitu banyak yang berpartisipasi. Sebenarnya saya ambil program ini bukan karena ingin ke Jepang, tapi saya termasuk orang yang peduli dengan lansia. Karena di rumah pun saya biasa merawat orang tua ketika sakit.

Aktivitas selama di Roujin home diantaranya membersihkan meja, bantu memandikan, menyuapi, mengganti handuk kotor, bahkan ikut dengan para lansia senam bersama. Aktivitas dimulai dari pukul 9 sampai pukul 6. Atau jika ada orang tua yang ada di ruang tengah kita ajak ngobrol dan sebagainya. Di sana juga saya print 12 poster tentang Indonesia, untuk dipresentasikan pada mereka. Juga supaya ada tema percakapan dengan mereka.

Kesan setelah internship di “Roujin home” adalah, saya merasa mereka itu hebat, karena pertama mereka masih punya keinginan untuk meneruskan hidup, dan yang kedua, usia bukan menjadi penghalang mereka untuk beraktivitas. Misalnya dengan usia yang minimal 80 tahun-an ketika diajak melipat origami pun mereka masih mau. Di sana juga saya belajar cara memanfaatkan waktu yang ada di usia saya saat ini.

Bersama lansia di “Roujin Home”

Pesan saya, untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jepang adalah jangan pasif. Karena percuma sepintar apapun bahasa Jepang kita tapi kalau tidak ada lawan bicara atau tidak diaplikasikan itu seperti sia-sia. Yang kedua jangan takut salah, kustru dari kesalahan itulah kita jadi belajar. Yang ketiga kita harus cari partner , atau komunitas dari manapun dan kita juga bisa memulai dari hal-hal kecil bersama mereka. Dan yang paling penting kita harus menyiapkan waktu setiap hari minimal beberapa menit, dan tetap dijaga untuk tetap konsisten.

Pesan-pesan buat orang Indonesia yang juga punya cita-cita ke Jepang. Yang pertama mungkin secara bahasa itu sudah pasti. Yang kedua, kalau kita mau mengikuti kebudayaan, kebiasaan bagus mereka, mungkin mereka akan lebih menghargai kita. Dan akan lebih baik juga ketika kita memiliki softskill. Dan mungkin link juga bisa membuka peluang untuk bisa ke sana, dan juga jadilah orang yang aktif dan kreatif.

Nah itu tadi artikel tentang bagaimana Abay-san belajar bahasa. Ternyata belajar itu jangan dijadikan tekanan ya. Dan yang paling penting adalah pengaplikasian bahasa tersebut dalam kehidupan kita.

Sebenarnya peluang untuk bisa ke jepang sangat banyak. Tapi terkadang kita kurang maksimal untuk menggali informasi dan kurangnya kemampuan bahasa adalah kendala terbesar. Dari artikel ini kita belajar, bahwa apapun yang kita pelajari baik bahasa Jepang maupun bahasa lain, akan selalu membuat kita berkembang dan memperluas wawasan dari informasi yang didapatkan dari bahasa asing.(Aririn)

Jumlah Pembatalan Izin Tinggal di Jepang pada Tahun 2018

Pada bulan Agustus 2019, Jepang mengumumkan “Jumlah Pembatalan Izin Tinggal” pada tahun 2018. Berdasarkan undang-undang Jepang, warga negara asing memerlukan izin khusus untuk dapat tinggal di Jepang dalam jangka panjang. Artinya, tinggal di Jepang bagi warga asing adalah suatu situasi khusus dan warga asing yang tidak dapat mematuhi peraturan Jepang akan dipulangkan ke negara asalnya.
Di antara teman すかSUKI, pastinya ada yang ingin pergi ke Jepang. Yuk, simak bersama artikel kali ini agar teman-teman dapat lebih berhati-hati sebelum pergi ke Jepang.

Jumlah Pembatalan Izin Tinggal di Jepang

Jumlah pembatalan izin tinggal di jepang pada tahun 2018 adalah sebanyak 832 kasus. Jumlah ini bertambah sangat banyak jika dibandingkan dengan jumlah pembatalan pada tahun 2017 yaitu 385 kasus dan pada tahun 2016 yaitu 294 kasus.

Jenis Izin Tinggal di Jepang

Jenis izin tinggal yang paling banyak dibatalkan adalah “izin pelajar asing” sebanyak 412 kasus atau 49,5% dari total keseluruhan. Selanjutnya, pembatalan “izin technical intern” sebanyak 152 kasus atau 18,4% dan izin “suami/istri orang Jepang” sebesar 9,4%.

Kewarganegaraan

416 kasus atau 50% pembatalan terjadi pada warga asing berkewarganegaraan Vietnam, disusul Cina dengan angka 152 kasus atau 18,3%. Selanjutnya, ada Nepal dengan angka 62 kasus atau 7,5%.

Contoh Kasus Pembatalan Izin Tinggal di Jepang

Kebanyakan warga negara asing datang ke Jepang sebagai pelajar asing, intern, atau pekerja di Jepang. Berikut adalah contoh kasus pelajar atau pekerja asing yang menerima pembatalan izin tinggal.

・Pelajar yang merubah izin tinggalnya dengan menggunakan nama perusahaan yang tidak mempekerjakan dirinya, untuk mendapatkan izin tinggal kategori “Highly Skilled Professional”. Misalnya, seorang pelajar asing yang tidak mendapatkan pekerjaan walau sudah berhenti sekolah, tetapi tetap tinggal di Jepang untuk mencari pekerjaan. Ada banyak agensi yang membantu teman-teman untuk mendapatkan izin tinggal secara ilegal! Harap lebih berhati-hati dan tidak menggunakan agensi seperti ini.
・Pelajar asing yang namanya tidak terdaftar lagi di sekolah Jepang, tetapi tetap tinggal di Jepang untuk bekerja paruh waktu.
・Technical intern yang menghilang dan pindah kerja ke perusahaan lain.
・Pekerja dengan izin tinggal kategori “Highly Skilled Professional” yang melakukan pergantian kerja di luar kategori tersebut.
・Pelajar asing yang tetap tinggal di Jepang selama lebih dari 3 bulan setelah namanya tidak terdaftar lagi di sekolah Jepang.
・Technical intern yang menghilang, tinggal di rumah kerabat, dan tidak melaksanakan internship selama lebih dari 3 bulan tetapi tetap tinggal di Jepang.

Kasus-kasus seperti ini nyata terjadi di Jepang. Masih banyak kasus-kasus pelanggaran lainnya yang menyebabkan pembatalan izin tinggal di Jepang untuk warga asing.

Sebelum berangkat ke Jepang, teman-teman harus mengetahui secara jelas apa tujuan teman-teman. Lalu, selama berada di Jepang teman-teman harus berjuang untuk melakukan tujuan teman-teman yang pastinya sesuai dengan izin tinggal yang telah didapatkan.
Patuhi peraturan yang berlaku, agar teman-teman terbebas dari masalah selama di Jepang dan dapat mencapai kesuksesan dengan lancar!

すかSUKI akan selalu mensupport teman-teman yang ingin pergi ke Jepang atau sedang berjuang di Jepang!


Jumlah Pembatalan Izin Tinggal di Jepang pada Tahun 2018

Penerjemah : Gita Siwi

Disela Kesibukan Belajar, Pergantian Musim Jadi Waktu yang Paling Ditunggu-tunggu

Konnichiwa! sahabat すかSUKI! Perkenalkan, nama saya Nabila. Saya lahir di Lampung, tapi sekarang ini berdomisili di Bandung dari sejak kelas 5 SD. Setelah lulus SMA saya tidak melanjutkan kuliah, karena tertarik dengan saudara saya yang belajar bahasa Jepang di Jepang, saya pun mencoba memberanikan diri untuk melanjutkan belajar bahasa Jepang di Jepang. Saya pertama kali tiba di Jepang bulan April 2014 saat musim semi, tapi saat itu bunga sakura masih belum mekar.

Kesan pertama bagi saya saat pertama kali ke Jepang mungkin tidak berbeda dengan kesan orang Indonesia kebanyakan. Saat itu saya sangat kagum dengan negaranya yang tertib bersih dan tepat waktu. Mungkin sebelumnya saya tahu Negara Jepang itu seperti yang banyak orang katakan, tapi tidak ada kesan khusus dimata saya. Tapi saya dikecewakan oleh kenyataan yang benar-benar diluar ekspektasi. Dari Indonesia, saya pergi bersama teman satu angkatan yang bersekolah di sekolah yang sama selama di Jepang tepatnya di Prefektur Shizuoka.

Gunung Fuji yang terlihat dari Prefektur Shizuoka

Di sana saya Belajar tentang bahasa, budaya serta ragam pariwisata lokal (tourism), karena saya mengambil program pariwisata. Sehingga lebih banyak belajar dan mengenal wisata lokal. Selama di Jepang, saya sekolah dengan biaya sendiri. Untuk bisa sekolah di Jepang dengan biaya sendiri, biasanya akan diminta bukti jumlah tabungan yang dimiliki sebagai salah satu syaratnya.

Saya sekolah dari jam 8:30 sampai jam 13:00 dari hari senin sampai jumat. Kemudian malam harinya dilanjutkan dengan bekerja part time atau yg disebut juga arubaito. Bekerja part time di pabrik makanan dan di toko kue. Di pabrik makanan weekday dari jam 09:00 sampai jam 04:00 subuh. Kalau part time di toko roti saya masuk weekend dari pagi jam 5 sampe jam 12 siang. Di toko roti, saya diajarkan cara membuat roti untuk di display. Part time saya di pabrik makanan (Bento packing) sebenarnya atas rekomendasi senior saya saat awal-awal tiba di Jepang, sedangkan di toko roti itu saya mencarinya sendiri di majalah. Walaupun masih bnayak kanji yang saya tidak mengerti, tapi kurang lebih saya bisa paham dibandingkan dulu yang tidak bisa membaca kanji sama-sekali. Saya bersyukur karena selama saya kerja part time, tidak ada kendala yang begitu berarti dan saya bisa mengikuti pekerjaan dengan baik.
Gaji yang saya terima dari dua tempat baito kurang lebih 120.000 yen setiap bulannya. Dari gaji itu sudah cukup untuk biaya hidup dan biaya sekolah. Kadang dapat kiriman dari keluarga berupa makanan jadi bisa lebih hemat. Biaya hidup di Jepang sebenarnya relatif bagaimana gaya hidup dan juga kota tempat tinggal kita, untuk biaya hidup di kota Shizuoka setiap bulannya cukup sekitar 80.000 yen sampai 100.000 yen jika kita masak dirumah biaya hidup akan sedikit lebih hemat.

Kendala sebagai seorang muslim tentunya tidak ada tempat shalat di tempat umum seperti restoran, mall, ataupun di sekolah, serta di saat bulan ramadhan yg kebetulan berbarengan dengan musim panas di sana membuat waktu puasa yg lebih panjang dan cuaca panas yang sedikit lebih ekstrim. Saat di tempat baito, mereka bersedia meminjamkan space untuk shalat. Sedangkan untuk makanan, saya berusaha sebisa mungkin membaca kandungan bahan yang terdapat pada makanan tersebut.

Jika ada kesulitan, orang yang pertama saya ajak cerita adalah mama, karena mama yang bisa memberikan solusi dan menenangkan ketika saya sedang punya kesulitan atau ada masalah. Tapi karena saya bukan tipe orang yang suka cerita, jadi kalau ada masalah yang bisa saya selesaikan sendiri, saya akan berusaha meyelesaikannya sendiri.
Misalnya untuk pelajar seperti saya yang sekolah dengan biaya sendiri kesulitan yang paling terasa adalah saat membayar sekolah karena saya membayar sekolah dari hasil baito setiap bulannya. Di sana saya dituntut untuk bisa mengatur keuangan.

Menikmati sensasi musim salju di Shirakawa go

Di Jepang ada banyak sekali hari libur dalam satu tahun, salah satunya libur pergantian musim ,yang mana negara Jepang memiliki 4 musim yaitu musim panas musim dingin musim semi dan musim gugur. Hari libur yang tentunya di tunggu-tunggu oleh saya dan teman-teman sebagai pelajar yang kegiatan setiap harinya cukup padat. Setiap liburan pergantian musim saya sempatkan untuk mengambil libur part time juga, untuk menikmati liburan dan bepergian ke beberapa destinasi wisata dan berbagai macam kota yang ada di Jepang. Karena setiap musim pasti berbeda sensasi liburannya. Saya sangat menyukai traveling jadi setiap libur pergantian musim pasti saya sempatkan untuk berlibur. Seperti di musim dingin saya selalu suka pergi ke tempat yang bersalju karena di kota saya tinggal yaitu di kota Shizuoka tidak turun salju. Saya pergi ke beberapa tempat atau destinasi wisata seperti shirakawa go dan daerah prefekture Gifu seperti Takayama old town. Di musim lainnya seperti musim panas saya sempatkan berlibur ke Universal Studio Osaka dan beberapa daerah sekitar Osaka seperti Kyoto dan Nara. Di Osaka sendiri pun terdapat tempat-tempat wisata yang banyak di kunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara dan salah satu tempat yang terkenal di Osaka yaitu Osaka Castle dan Dotonbori.

Spot terkenal di Osaka, Dotonbori

Di musim gugur saya lebih suka melihat momiji atau daun-daun yang berubah warna menjadi kemerahan kuning maupun orange. Saya lebih memilih pergi ke Kyoto dan Kawaguchiko untuk melihat momiji yang cantik. Liburan musim semi saya lebih suka pergi ke daerah tokyo hanya untuk sekedar melihat cantiknya bunga sakura yang sedang bermekaran. Liburan pergantian musim adalah waktu yang paling saya tunggu-tunggu karena saya bisa merasakan sensai yang berbeda di setiap musimnya dan saya bisa melepaskan penat sejenak dari kehidupan pelajar yang lumayan cukup sibuk dan padat kegiatan sehari-hari nya.

Jalan-jalan ke kota besar Tokyo jadi salah satu pilihan spot wisata untuk melepas penat

Studi di Nanzan University? Siapa Takut!

Bagaimana rasanya dikirim untuk studi ke Jepang sendirian?

Bagaimana rasanya belajar bahasa Jepang sambil berbaur dengan mahasiswa asing?

Baik, di sini saya akan menceritakan pengalaman sambil menjawab kedua pertanyaan tersebut.
Saya mulai studi di Nanzan University di Nagoya dari bulan September 2018, saat memasuki musim gugur. Program yang saya ambil adalah program semester musim gugur (September-Desember) dan musim semi (Januari-Mei). Jadi otomatis saya belajar sampai Mei 2019. Nama program yang saya ambil adalah Center for Japanese Studies (CJS) program, pembelajaran bahasa dan budaya Jepang yang diampu langsung oleh dosen di Nanzan University.

Lalu kenapa saya bisa mendapat kesempatan belajar di Nanzan University? Awalnya adalah karena seleksi internal beasiswa Monbukagakusho yang diselenggarakan oleh pihak jurusan Sastra Jepang UNPAD. Dalam seleksi tersebut ada sistem peringkat yang akan menentukan jenis program pertukaran pelajar ke Jepang. Alhamdulillah saya masuk peringkat pertama dan langsung direkomendasikan oleh jurusan untuk mendaftar program CJS.

Singkat cerita, setelah melalui berbagai alur pendaftaran yang cukup melelahkan, saya tiba di Bandara Internasional Chubu, Nagoya pada tanggal 7 September 2018. Saat itu meski masih tersisa udara pengap musim panas, saya tetap bisa berlindung di dalam mobil penjemput yang disediakan oleh pihak kampus. Saat itu saya langsung diantar ke asrama Nagoya Koryu Kaikan (NKK) yang tepat berseberangan dengan gerbang utama Nanzan University. Hal itu didasari oleh permintaan saya untuk ditempatkan di asrama, meskipun sebenarnya bisa juga homestay karena tak sedikit juga mahasiswa asing yang tersebar di tempat homestay.

Kesan pertama saat bertemu teman-teman baru di Nanzan University, jujur saja saya masih minder dan sedikit syok. Apalagi saat menyadari bahwa dari sekitar 100 mahasiswa asing, saya satu-satunya mahasiswa yang berhijab. Namun sedikit demi sedikit saya mulai bisa berbaur lebih luas melalui acara welcome party, pesta kostum Halloween, dan acara lainnya. Apalagi teman-teman sekamar di NKK sering mengadakan acara makan atau belanja bersama-sama.

Untuk modal selama studi di Nanzan, saya bergantung pada beasiswa Toyota-Nanzan yang langsung direkomendasikan pihak UNPAD. Selain biaya studi yang dibiayai penuh, saya juga mendapat uang saku rutin tiap bulannya. Uang saku tersebut dipotong untuk biaya asrama dan sisanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan dekatnya akses kampus, jadi saya sama sekali tidak perlu membeli teikiken (tiket kereta pulang pergi untuk sebulan). Biaya makan yang cukup mahal juga saya siasati dengan memasak di asrama dan bahkan membuat bekal makan siang.

Mahasiswa asing yang belajar di sini berasal dari berbagai negara, namun yang paling banyak adalah dari Amerika dan China. Orang Indonesia hanya sekitar 6 orang. Bahasa yang menghubungkan antar mahasiswa bisa Inggris atau Jepang. Tapi ingin konsentrasi melatih kemampuan bahasa Jepang, jadi lebih banyak memakai bahasa Jepang. Uniknya, dari sini juga saya bisa mengetahui aksen orang dari berbagai negara ketika berbicara dalam bahasa negeri sakura ini.

Dalam program CJS ini, mahasiswa dibagi menjadi 5 level kemampuan bahasa Jepang yang akan diketahui dari hasil placement test. Untuk yang belum pernah belajar hiragana katakana akan masuk level 1, dan untuk yang level bahasa Jepangnya sudah setara atau lebih dari N2 akan masuk level 5. Saya sendiri masuk ke level 4 dengan berbekal kemampuan bahasa Jepang setara N2.

Oh ya, di program CJS ini mahasiswa bisa memilih mata kuliah yang sesuai dengan level kemampuan bahasa Jepang. Intinya kita bisa mempelajari Jepang dari berbagai perspektif dari berbagai mata kuliah seperti Japanese Business, Japanese Culture and Art, Japanese Policy, Classical Japanese, hingga belajar tentang budaya seperti Japanese Tea Ceremony, Caligraphy, dan Japanese Traditional Dance. Bahasa pengantar dalam perkuliahan ada yang berbahasa Jepang dan Inggris. Total SKS yang saya ambil selama 2 semester ada 31, dan kesemuanya adalah mata kuliah berbahasa Jepang.

Program pembelajaran yang intensif dengan kuis kanji dan kosakata setiap hari membuat saya selalu didorong untuk getol mengulang apa yang telah dipelajari pada hari itu. Belum lagi PR latihan pola kalimat dan reading yang pasti akan dicek dan dibahas bersama dosen. Pola pembelajarannya pun teratur, selalu mempersilakan mahasiswanya untuk berdiskusi sebelum membahasnya bersama-sama. Ujian praktek percakapannya pun tepat sasaran, sesuai dengan kebutuhan. Dari alur pembelajaran seperti inilah yang membuat saya terfasilitasi untuk mengasah kemampuan bahasa dengan cara yang lebih menantang.

Kalau ingin banyak melakukan pertukaran budaya, di gedung R Nanzan University terdapat Japan Plaza, World Plaza dan Stella. Lalu apa perbedaannya? Japan Plaza, sesuai dengan nama tempatnya, mahasiswa wajib berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang. Saya kadang meminta bantuan kepada Teaching Assistant (TA) saat kesulitan mengerjakan PR atau belajar menghadapi ujian. Di World Plaza justru sebaliknya, penggunaan bahasa Jepang tidak diperbolehkan karena ini adalah fasilitas untuk mempelajari bahasa asing secara sukarela. Mahasiswa asing juga bisa menjadi pengajar native yang akan membantu mahasiswa Jepang belajar bahasa asing. Sedangkan Stella adalah perpaduan antara kedua fasilitas tersebut. Acara pertukaran budaya seperti tahun baru, Halloween dan sebagainya lebih aktif dilakukan di sini. Saya pernah berpartisipasi menjadi penampil di acara tahun baru bersama mahasiswa lainnya.

Selama 9 bulan di Nagoya, saya sama sekali tidak mengambil kerja part-time karena waktu sudah tersita cukup banyak untuk perkuliahan. Meski sebenarnya ada kesempatan untuk bekerja di sela-sela kegiatan perkuliahan, tetapi saya memilih untuk jalan-jalan santai menikmati berbagai fasilitas di Nagoya yang serba memadai. Kadang saya ke daerah Sakae atau pertokoan sekitar Stasiun Nagoya untuk membeli baju dan buku, nongkrong di kafe gratis khusus mahasiswa di dekat Nagoya University, main ke neko café, hingga meluangkan waktu akhir pekan untuk main ke daerah Kansai atau Gifu. Bisa dibilang, tujuan utama saya ke Jepang adalah belajar sambil bermain.

Selama 9 bulan di Nanzan University, hal yang paling berkesan adalah ketika saya terpilih menjadi model untuk majalah dan website kampus. Betapa tidak terkejut, selain ini adalah pengalaman pertama, saya juga tahu bahwa Nanzan adalah sekolah berbasis agama Kristen Katolik. Sebelumnya tak terbersit pikiran bahwa mahasiswi yang berhijab akan digaet menjadi model. Hal itu membuat rasa percaya diri saya meningkat sekaligus bangga bahwa hijab bisa menjadi ciri khas yang menonjol di antara mahasiswa lainnya.

Lalu apa keuntungannya mengikuti program pertukaran pelajar selama 2 semester ini?

Keuntungan pertama yang akan terasa adalah bertambahnya koleksi sertifikat bukti kualifikasi diri. Pengalaman studi di luar negeri akan menjadi nilai plus bagi calon pekerja, terutama bila berkaitan dengan skill yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Yang kedua adalah memperluas wawasan tentang sistem pendidikan dan pergaulan lingkup internasional. Bayangkan saja betapa kerennya kita di mata orang sekitar hanya dengan berbagi kisah lucu jalan-jalan bersama mahasiswa asing dari berbagai negara. Selain itu, pengalaman selama studi juga bisa dijadikan referensi untuk menciptakan hal baru di tanah air.

Dokumen Terkait “Tokutei Ginou” atau Keahlian Khusus yang akan Dimulai pada Tanggal 1 April 2019

Kali ini kami akan memperkenalkan kepada teman-teman tentang dokumen “Tokutei Ginou” atau keahlian khusus yang telah ditandatangani bagi siapa pun yang akan bekerja di Jepang. Dokumen ini telah dimumkan secara public dan akan dimulai pada tanggal 1 April mendatang.

Mengenai dokumen yang harus Ditandatangani

Dalam dokumen terdapat terjemahan bahasa Indonesia, jadi mungkin lebih mudah dimengerti, walaupun begitu mohon pahami betul isi dokumen tersebut. Dengan menandatangani dokumen tersebut, itu berarti kalian telah memahami isi dokumen dan berjanji untuk mematuhi peraturanya. Tidak ada alasan mengatakan tidak tahu di kemudian hari. Pastikan kita benar-benar memahaminya sebelum membubuhkan tanda tangan.

Daftar Dokumen

・特定技能外国人の履歴書(Curriculum Vitae Pekerja Asing Berketerampilan Khusus)
・特定技能雇用契約書(Perjanjan Kerja Pekerja Berketerampilan Khusus)
・雇用条件書(Syarat Kerja)
・賃金の支払(Pembayaran Gaji)
・支払費用の同意書及び明細書(Persetujuan Pembayaran Biaya dan Surat Rincian)
・技能移転に係る申告書(Surat Pernyataan Transfer Keterampilan)

Mengenai Support すかSUKI

Mungkin di antara kalian yang ingin pergi ke Jepang, banyak yang sudah tahu tentang “Tokutei Ginou”. Ada beberapa juga yang mengirim pesan ke alamat email すかSUKI, namun karena keterbatasan kami tidak dapat membalas semua email kalian, jadi mohon untuk dimaklumi.

Mulai saat ini pun akan makin banyak orang Indonesia yang bekerja di Jepang. Bagi Jepang sendiri, hal tersebut merupakan hal yang sangat bagus, namun karena kurangnya persiapan yang dilakukan untuk penerimaan warga Negara asing, mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan. Di saat seperti itulah すかSUKI akan sangat senang sekali jika bisa membantu kalian.

Selain itu, karena sudah sengaja datang ke Jepang, kami juga ingin kalian mencoba melakukan berbagai macam hal yang bisa dilakukan di Jepang. Di “Rumah すかSUKI” kita akan masak bersama, belajar, bermain game bersama, dan masih banyak event lainnya! Jangan sungkan untuk main ke Rumah すかSUKI ya!

Ministry of Justice : Dokumen Terkait “Tokutei Ginou”
http://www.moj.go.jp/content/001289130.pdf

Penerjemah : Aririn

Tentang Pelanggaran Hukum Imigrasi Pada Awal Tahun 2018

Orang asing yang datang ke Jepang untuk belajar maupun bekerja semakin bertambah. Dan diperkirakan hal ini akan terus meningkat. Hal tersebut tentunya sangat menguntungkan bagi Jepang, namun di satu sisi ada pula orang asing yang dipulangkan secara paksa karena mereka datang maupun keluar dari Jepang dengan cara ilegal.

Di Jepang data mengenai orang asing yang melanggar peraturan imigrasi diumumkan secara publik dua kali dalam setahun. Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan memperkenalkan data pada awal tahun 2018.

1. Kasus Imigran ilegal
Berdasarkan data pada awal tahun 2018 dari Imigrasi, terdapat 7,892 orang asing yang dipulangkan secara paksa ke negara asalnya, dan jumlah ini meningkat sebanyak 1,120 orang dibanding tahun sebelumnya. Alasan yang paling banyak adalah mereka tidak pulang ke negara asalnya walaupun masa berlaku Visa sudah lewat dan memutuskan tinggal di Jepang, presentase dengan alasan ini mencapai 88.2%.

2. Kewarganegaraan
Di bawah ini adalah urutan negara yang warganegaranya dipulangkan secara paksa karena telah menyalahi aturan yang ditetapkan.
1 Cina
2 Vietnam
3 Thailand
4 Filipina
5 Indonesia

Warga Indonesia yang dideportasi mencapai 392 orang, jumlah ini termasuk angka yang kecil tapi hal yang diharapkan tentunya tidak adanya orang yang dideportasi. Pada umumnya, berbicara tentang Indonesia, negara ini memiliki image yang datang ke Jepang untuk magang maupun belajar. Namun jika pada akhirnya dideportasi, menjadikan mereka tidak diperbolehkan memasuki Jepang selama 5 tahun.

3. Tempat Bekerja para Pekerja Ilegal
Di antara perilaku ilegal, yang paling banyak di antaranya adalah yang menetap secara ilegal. Kebanyakan dari mereka tidak kembali ke negara asal padahal seharusnya pulang, namun para pekerja ini tetap bekerja. Berikut ini adalah daerah dengan banyaknya pekerja ilegal.

1 Ibaraki
2 Chiba
3 Tokyo
4 Aichi
5 Saitama
6 Kanagawa

Begitulah urutan daerahnya. Ada banyak kota di daerah Kanto termasuk Tokyo, dan di prefektur Aichi pun terdapat Toyota sehingga Industri ini sangat terkenal. Di daerah seperti ini dibutuhkan banyak tenaga kerja, sehingga bisa dikatakan banyak pekerja yang menetap secara ilegal. Orang yang mempekerjakan pekerja ilegal maupun pekerja yang tetap bekerja tanpa kembali ke negara asalnya pun bisa dibilang sama-sama tidak baik. Sayangnya dari data ini diperkirakan masih banyak pekerja ilegal yang tidak tertulis dan bahkan masih belum ditemukan.

Jika dari awal terdapat orang yang datang untuk sengaja melakukan tindakan ilegal, bisa jadi tindakan ilegal tersebut terjadi tanpa diketahui. Berdasarkan kondisi tertentu, hal ini bisa melibatkan orang lain pada tindakan kejahatan. Jepang merupakan negara yang memiliki aturan hukum yang ketat, sehingga ada hal yang tidak dapat ditoleransi apabila tidak mengetahui sama sekali hukum yang berlaku.

Di bawah ini adalah referensi dari artikel ini, bagi yang mengerti bahasa Jepang silakan coba dilihat ya.


Mengenai Kasus Imigrasi Ilegal pada Awal Tahun 2018
http://www.moj.go.jp/content/001271065.pdf

Dengan membaca artikel ini, kami harap kita semua bisa mentaati peraturan hukum yang berlaku di Jepang ya.

Penerjemah : Aririn

Telah Dibuka, Rumah すかSUKI di Jepang!

Teman-Teman, selamat tahun baru! Terima kasih banyak atas kerja sama Teman-Teman selama tahun 2018. Untuk tahun ini pun, yoroshiku onegai shimasu!

4,5 tahun berlalu sejak すかSUKI memulai aktivitasnya. Banyak hal-hal yang ingin kami lakukan, tetapi belum semua dapat tercapai. Perlahan-lahan tapi pasti, kami akan terus memperluas cakup aktivitas kami.
Dan akhirnya! Pada 1 Januari 2019 ini, kami informasikan kepada Teman-Teman bahwa kami berhasil merealisasikan salah satu kegiatan yang sangat kami inginkan. Kegiatan itu adalah:

“Rumah すかSUKI”!

Apa Itu Rumah すかSUKI?

Visi すかSUKI adalah “Support Anda Belajar dan Kerja di Jepang!”. Kami menulis artikel tentang informasi Jepang sejak bulan Juni 2014 dan men-support Teman-Teman yang ingin belajar bahasa Jepang di Jepang. Lalu, kami juga melakukan aktivitas outdoor di Jepang seperti jalan-jalan dan makan bersama, sebagai kesempatan bagi orang Indonesia dan orang Jepang berinteraksi.

Akan tetapi, kami sering mendengar banyak masalah yang harus dihadapi orang Indonesia ketika berada di Jepang. Misalnya, kendala ribetnya peraturan ketika orang Indonesia ingin membeli handphone, kendala tidak mengerti cara membayar listrik setelah pindah rumah, tahu ada call center untuk masalahnya tetapi dirinya tidak bisa berbicara bahasa Jepang, mendapat pekerjaan di Jepang tetapi dirinya tidak telalu mengerti peraturan pekerja di Jepang, dan dirinya tidak tahu apakah penjelasan yang dia dapatkan dari perusahaan benar atau tidak. Banyak sekali masalah yang dapat timbul dan pastinya Teman-Teman akan kesulitan jika tidak ada teman untuk mengonsultasikan masalah ini.

Kami menerima banyak konsultasi dari orang Indonesia di Jepang, dan kami mengerti bahwa tidak mudah untuk tinggal di Jepang karena adanya perbedaan lingkungan dengan di Indonesia. Kami juga mengerti bahwa aktivitas berbagi informasi melalui website saja tidak cukup untuk membantu teman-teman semua. Dari situ, kami berpikir untuk mempersiapkan “tempat agar teman-teman dapat berkumpul” dan “tempat teman-teman dapat mampir dan bersantai” di Jepang.

Kami sudah mempunyai ide ini sejak 2,5 tahun yang lalu, tetapi hal ini sangat sulit untuk direalisasikan. Tahun ini, persiapan pembukaan Rumah すかSUKI akhirnya rampung dan kami dapat mengumumkannya kepada teman-teman melalui artikel kali ini :)

Hal yang Dapat Kita Lakukan Bersama di Living Room yang Luas!

Mengobrol dan Berkonsultasi dengan Santai di Dining Table

Teman-teman dapat menghabiskan waktu dengan mengobrol sambil makan snack dan minum kopi, atau kita juga dapat saling berkonsultasi jika sedang ada masalah.

Menonton Film dengan Televisi 55’

Teman-teman dapat berkumpul di living room untuk menonton film ataupun anime dengan televisi ini! Televisi ini berukuran besar, 55 inch, sehingga teman-teman dapat menikmat film seperti layaknya di bioskop.

Meramaikan Suasana dengan Kompetisi Game

Dibandingkan bermain sendiri, pasti lebih seru jika kita dapat bermain game bersama semuanya. Yuk, bermain game dengan layar super besar! Kita dapat berkompetisi bersama teman-teman lain, atau melakukan live gameplay melalui Youtube. (Sampai 1 Januari 2019 telah tersedia: PS4, PSvita, mini famikom, super mini famikom).

Relaks sambil Minum Kopi yang Enak

Ada espresso machine dari Delonghi, yaitu perusahaan Espresso Maker terkenal di Italia. Yuk, bersantai menghabiskan waktu sembari minum kopi yang enak.

Memasak dengan Berbagai Macam Peralatan Masak

Yuk, membuat masakan Jepang, Indonesia, atau masakan negara lainnya bersama-sama di Rumah すかSUKI. Kami memiliki peralatan masak yang lengkap, bahkan kita dapat membuat takoyaki, okonomiyaki, yakisoba, yakiniku, agemono, nabe dan masih banyak lagi.

Belajar Bahasa Jepang Bersama Orang Jepang

Ketika berada di Jepang pastinya akan banyak orang Jepang di sekitar Teman-Teman, tetapi belum tentu kalian memiliki kesempatan belajar bahasa Jepang dengan orang Jepang. Yuk, belajar bahasa Jepang bersama dengan buku pelajaran yang ada dan belajar bahasa Jepang bersama native secara langsung!

Menghangatkan diri dari Musim Dingin Jepang dengan Kotatsu di Washitsu

Washitsu adalah ruangan ala Jepang yang beralaskan tatami, di mana ruangan ini akan terasa sejuk walau sedang musim panas. Sama dengan tatami, kotatsu juga merupakan salah satu budaya Jepang. Teman-teman pasti kedinginan ketika melalui musim dingin di Jepang, tetapi kalian dapat menghangatkan diri dengan masuk ke kotatsu. Ketika teman-teman keluar dari kotatsu pun, Teman-Teman akan tetap merasa hangat! Sekali merasakan kotatsu, pasti akan membuat Teman-Teman kesulitan melewati musim dingin jika tidak masuk kotatsu :D

Kami akan terus menambah banyak barang seperti bahan pembelajaran, board game, buku, dan lain-lain di Rumah すかSUKI. Silakan hubungi kami jika Teman-Teman ada request!

Rumah すかSUKI Ada di Mana?

Kami tidak akan mengumumkan alamat Rumah すかSUKI. Kenapa? Karena kami ingin agar Teman-Teman dapat menikmati game mencari alamat kami. Kami rasa Teman-Teman bisa mengetahui informasi ini melalui teman, guru/dosen, atau banyak cara lainnya. Yang pasti, Rumah すかSUKI ada di Jepang sehingga kami harap Teman-Teman yang saat ini sedang atau akan tinggal di Jepang dapat mampir ke sini. Tidak hanya orang Jepang, kami harap Rumah すかSUKI dapat menjadi tempat berinteraksi Teman-Teman dari berbagai macam negara.

Sekali Lagi, Pesan dari すかSUKI

Seperti telah kami sampaikan, Visi すかSUKI adalah “Support Anda Belajar dan Kerja di Jepang!”. Kami akan terus menyampai informasi Jepang melalui website kami, agar Teman-Teman yang akan pergi ke Jepang bisa mendapatkan informasi akurat. Lalu, kami akan memulai aktivitas “Rumah すかSUKI”, tempat di mana kami dapat men-support Teman-Teman yang berada di Jepang dan tempat di mana Teman-Teman dapat bersenang-senang bersama.

Kami akan sangat senang jika dapat mendengar kata-kata, “Saya bersyukur datang ke Jepang”, “Saya ingin datang lagi ke Jepang”, “Saya menjadi lebih suka dengan Jepang”, dari Teman-Teman Indonesia yang datang ke Jepang.

Penerjemah : Gita Siwi

Tidak Hanya Memperkenalkan Sekolah Bahasa Jepang, Tapi Juga Mensupport Kalian Selama Tinggal di Jepang

すかSUKI memposting artikel ini sebagai jawaban atas beragam pertanyaan dan permasalahan yang sering kami dengar , seperti “ingin belajar di Jepang, tapi baiknya di sekolah yang mana ya?”, untuk orang yang sedang belajar di Jepang pun, kadang ada saja yang masih punya pikiran seperti “sepertinya sekolah lain lebih bagus.”, atau walau sedang kesulitan, sekolah atau agen tidak membantu” kami mendengar obrolan semacam ini bukan hanya sekali atau dua kali saja.

Sebenarnya, すかSUKI pun bisa memperkenalkan beragam pilihan sekolah bahasa Jepang kepada teman-teman, tapi sampai saat ini すかSUKI tidak mencari orang-orang yang ingin belajar ke Jepang secara aktif. Kami hanya bisa menyampaikan informasi tentang sekolah bahasa Jepang saat mendapatkan konsultasi saja, tapi mulai saat ini すかSUKI ingin membuka kepada publik bahwa すかSUKI juga bisa memperkenalkan sekolah bahasa Jepang kepada kalian.

“Saran すかSUKI Untuk Teman-Teman Yang Ingin Sekolah di Sekolah Bahasa Jepang ”

• Pikirkan Tujuan dengan Matang

Kami rasa orang-orang yang ingin belajar di Jepang pasti adalah orang-orang yang berkeinginan fasih berbahasa Jepang dan berfikir kalau diajari langsung oleh penutur asli di Jepang, pasti bahasa Jepangnya lebih lancar. Karenanya, すかSUKI mendukung penuh orang-orang yang serius ingin belajar ke Jepang.
Di sisi lain, sayangnya masih ada orang yang belajar ke Jepang dengan disertai alasan-alasan lain seperti, “ingin sekali-kali tinggal di Jepang”, “ingin menghasilkan uang dengan kerja paruh waktu”, dll. Padahal, tujuan dari visa belajar tentu saja untuk belajar. Karenanya jika teman-teman datang ke Jepang dengan visa pelajar, maka sebaiknya teman-teman memfokuskan aktivitas untuk belajar.

Tentu saja, kami memahami bahwa dengan bekerja paruh waktu, teman-teman bisa memahami budaya kerja ala orang Jepang. Kegiatan paruh waktu itu sendiri, bukanlah hal yang buruk. Kami juga paham bahwa dengan bekerja paruh waktu, teman-teman bisa memperoleh banyak kesempatan untuk mengobrol dengan orang Jepang, latihan percakapan yang tidak bisa dilakukan di sekolah pun bisa dilakukan sesering mungkin saat bekerja. Tapi, penting juga untuk memanage agar tidak terjadi hal-hal seperti “tidak bisa belajar karena kelelahan bekerja, sehingga tidak bisa datang ke sekolah”.

Jika hal tersebut sampai terjadi, maka kami rasa tujuan teman-teman datang ke Jepang bukanlah belajar. Bukankah tujuan setelah kalian fasih berbahasa Jepang, kalian punya hal yang ingin kalian lakukan, seperti melanjutkan ke universitas, atau ingin bekerja di Jepang kan? Makanya, untuk mewujudkan semua hal itu kalian memutuskan untuk sekolah bahasa Jepang. Jadi, masuk ke sekolah Bahasa Jepang merupakan cara untuk mewujudkan tujuan akhir, sedangkan masuk ke sekolah bahasa Jepangnya itu sendiri bukanlah tujuan akhir. Untuk itu すかSUKI tidak bisa memperkenalkan sekolah bahasa Jepang kepada orang-orang yang punya motivasi berbeda seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

• Perbanyak Pilihan untuk Meyakinkan Sekolah yang Diambil

Saat kami mendengarkan cerita salah seorang yang sedang belajar di Jepang, alasan Ia memilih untuk belajar di sekolah tersebut adalah “karena sekolah yang diperkenalkan oleh agen hanyalah sekolah itu saja”. Jadi intinya, Ia tidak memilih dari ‘beberapa pilihan sekolah’ tapi hanya mengetahui satu sekolah yang diperkenalkan oleh agen saja.

Tentu saja, hal ini tidak jadi masalah jika tujuan awal kita tercapai, sekolah bahasa Jepang tersebut bagus, dan kita pun bisa lancar berbahasa Jepang. Tapi ada juga orang yang nerasa kecewa saat setelah selesai studi kemudian mendengar cerita seorang teman yang bertemu di Jepang.

Jadi agar teman-teman tidak mengalami hal semacam itu, すかSUKI bisa memperkenalkan kepada kalian beberapa pilihan sekolah dan masing-masing sekolah memilki kelebihan tersendiri. Tentu saja, tak jadi masalah bila setelah membaca rekomendasi yang kami perkenalkan, teman-teman tetap ingin memutuskan untuk belajar di tempat yang dikenalkan oleh agen lain. Yang terpenting adalah teman-teman bisa memilih tempat belajar yang sesuai, dan dapat mencapai tujuan utama belajar ke Jepang.

• Kami Ingin Kalian Memperluas Kesempatan di Masa Mendatang

Saat ini, tempat belajar yang bisa kami perkenalkan baru sekolah yang berada di area Tokyo saja. Pada dasarnya すかSUKI memang menyarankan tempat-tempat sekolah yang dekat dengan Tokyo. Alasannya karena Tokyo merupakan pusatnya orang-orang, perusahaan, informasi, trend dan lainnya di Jepang.

Bagi orang-orang yang tertarik dengan sejarah Jepang, pasti berminat untuk mencoba tinggal di Kyoto. Sementara orang-orang yang ingin tahu bagaimana rasanya tinggal di daerah yang turun banyak salju, akan mencoba memilih tinggal di Hokkaido. Kami rasa itu adalah hal yang bagus, jika teman-teman termasuk tipe orang yang memilih tempat belajar dengan alasan-alasan semacam ini, atau bisa juga alasan lainnya seperti di daerah tersebut ada kampus yang diminati, ada juga yang memilih tempat belajarnya dengan alasan ingin dekat dengan kantor impian di masa mendatang. Tetapi kami berfikir kurang bagus apabila kalian memilih sekolah hanya karena kebetulan saja ada di kota tersebut.

Karena di Tokyo tersedia banyak universitas hingga perusahaan, teman-teman bisa saja datang ke sekian banyak tempat belajar bahasa Jepang maupun melihat-lihat gedung perusahaan walaupun tidak masuk ke dalam. Dan lagi kalau teman-teman memilih tinggal di Tokyo, teman-teman akan berkesempatan untuk mengikuti event job fair lebih banyak dibandingkan dengan kota lainnya. Selain itu, karena Tokyo merupakan salah satu destinasi wisata, ada banyak tempat menarik yang bisa teman-teman kunjungi. Pergi jalan-jalan selama di Jepang pun hal yang mudah, juga tidak begitu memakan banyak biaya dibandingkan jika teman-teman tinggal di daerah lain.

Sebagai tambahan, salah satu alasan terbesar kenapa kami merekomendasikan Tokyo sebagai pilihan, karena すかSUKI ingin mensupport teman-teman selama berada di Jepang, jadi jika teman-teman memilih sekolah di area Tokyo, kami bisa bertemu kalian langsung selama itu berada di wilayah sekitar Tokyo.

KelebihanすかSUKI yang Berbeda Dibandingkan dengan Agen Lain

Pada dasarnya agen berada di Indonesia, jadi mereka tidak bisa membantu teman-teman selama berada di Jepang. すかSUKI berbeda dengan agen tersebut, karena kami memiliki kegiatan dan beroperasi juga di Jepang, jadi jika teman-teman mengalami kendala selama berada di Jepang, teman-teman bisa berkonsultasi langsung.
Selain itu, kami juga mempersiapkan beragam acara yang bisa teman-teman すかSUKI ikuti. Dalam acara tersebut, teman-teman bisa bertemu dengan sesama orang indonesia, berteman dengan orang Jepang, hingga memperluas relasi selama di Jepang. Bagi orang yang pertama kali dan belum punya pengalaman tinggal di Jepang tentunya akan merasa khawatir. Apalagi orang tua dan sanak keluarga kan?

Dengan support seperti ini, kami sangat berharap bisa membantu teman-teman untuk bisa belajar di Jepang dengan nyaman. Untuk info lebih lanjut, silakan lihat di halaman “Pengenalan Sekolah Bahasa Jepang” http://www.sukasuki.org/pengenalan-sekolah-bahasa-Jepang/
Jika ada yang ingin ditanyakan, mohon jangan sungkan untuk menghubungi kami ya.

Hal-Hal yang Perlu diperhatikan Saat Menerima Beasiswa

“Saya ingin belajar di Jepang. Apakah ada beasiswa yang memungkinkan saya belajar di Jepang?” ini adalah hal yang paling sering ditanyakan oleh orang indonesia yang ingin belajar di Jepang.

Bisa belajar sekaligus mendapatkan uang, ini merupakan hal yang hebat bukan? Karena tidak perlu bekerja paruh waktu, jadi bisa fokus belajar. Dan yang paling penting adalah beban ekonomi pun berkurang, ya kan?

Istilah shougakukin dalam bahasa jepang, apabila diterjemahkan kedalam bahasa indonesia menjadi “beasiswa” . Terjemahannya memang begitu, tapi walaupun istilah tersebut sama-sama yang dipakai untuk merujuk istilah ‘beasiswa’ tapi keduanya memiliki makna yang berbeda.

【Jenis-Jenis Beasiswa di Jepang】

Berdasarkan penjelasan tentang beasiswa yang kami dengar dari orang indonesia, beasiswa di Indonesia dikatakan ‘tidak memerlukan timbal balik’, tapi beasiswa jepang memiliki beragam jenis, karenanya perlu perhatian lebih saat anda memilih jenis beasiswa.

Sebagai salah satu contohnya, mari perhatikan situs JASSO di bawah ini.
Japan Student Services Organization
http://www.jasso.go.jp/shogakukin/ (laman beasiswa dalam bahasa jepang)
http://www.jasso.go.jp/en/index.html (laman beasiswa dalam bahasa inggris)

Secara garis besar, beasiswa terbagi menjadi 2 jenis
• Bantuan Dana Pendidikan
Ini adalah jenis beasiswa yang memberi bantuan pendidikan yang tidak mengharuskan anda membayar sepeserpun di kemudian hari.
• Pinjaman Dana Pendidikan
Ini adalah jenis beasiswa dimana di kemudian hari anda diharuskan mengembalikan pinjaman. Istilah kasarnya hutang. Beasiswa ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu beasiswa dengan bunga dan tanpa bunga. Pelunasan pinjaman dimulai setelah anda lulus.

【Contoh Rincian Pelunasan Pinjaman Dana Pendidikan】

Meskipun rincian pelunasan sudah tertulis dalam brosur, namun karena isinya ditulis dalam bahasa jepang maka すかSUKI akan menjelaskannya dalam artikel kali ini.
Panduan Beasiswa 2017
http://www.jasso.go.jp/shogakukin/oyakudachi/__icsFiles/afieldfile/2017/03/13/guidebook_2017.pdf

Contoh : untuk rentang waktu kuliah selama 4 tahun, maka total dana pinjaman adalah 50.000 Yen/bulan (belum termasuk bunga)
Jumlah Pinjaman : 50.000 Yen × 48 Bulan = 2.400.000 Yen
Periode Kredit : 15 tahun (180 bulan)
Jumlah Yang Harus dilunasi : 2.430.870 Yen / Pinjaman Pokok 2.400.000 Yen / Bunga 30.870 Yen / Cicilan per bulan 13.504 Yen

Contoh diatas merupakan pinjaman beasiswa yang diterima yang berlangsung sejak awal masuk kuliah hingga lulus dengan jangka waktu maksimal. Dengan perincian tersebut maka dapat dipastikan anda baru bisa melunasi pinjaman tersebut saat anda berusia 38 tahun. Sungguh waktu yang lama bukan?
Pinjaman berbunga ini maksimum dapat meminjamkan hingga 12.000 Yen, namun tentu saja jika anda meminjam sedemikian banyak, maka biaya cicilannya pun akan semakin tinggi hingga mencapai kira-kira 30.000 Yen per bulan. Bahkan bagi orang jepang pun, jumlah tersebut bukanlah jumlah yang sedikit.

【Tidak Bisa Membayar Pinjaman Tepat Waktu】

Anda tentu saja bisa membayar cicilan pinjaman dengan gaji anda, jika setelah lulus langsung mendapatkan pekerjaan, bukan?
Namun tidak ada yang pasti soal mendapatkan pekerjaan, bagaimana jika anda menjadi penggangguran setelah lulus nanti?
Dalam keadaan tidak mempunyai pekerjaan atau menerima musibah lainnya, terdapat mekanisme pengurangan biaya cicilan, penundaan pembayaran, bahkan pembebasan dari pembayaran cicilan.

Namun jika anda tidak membayar cicilan padahal anda tidak mengalami keadaan diatas, maka anda akan masuk black list selama 3 bulan. Dengan demikian, anda tidak bisa membuat kartu kredit, dan keadaan merugikan lainnya seperti tidak bisa mengajukan kredit pemilikan rumah.
List ini akan tetap ada hingga 5 tahun lamanya. Selain itu jika terdapat keterlambatan dalam pembayaran cicilan akan mengakibatkan jumlah cicilan yang harus dibayar kian bertambah. Jadi orang jepang sekalipun walaupun berada dalam kondisi sedang memerlukan pinjaman, mereka tidak semudah itu mengajukannya. Mereka memikirkan dengan teliti bisa tidaknya melunasi pinjaman tersebut tepat waktu di masa mendatang.

【Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Selama Kuliah di Jepang dengan Menggunakan Pinjaman Dana Pendidikan】

Penjelasan sejauh ini membahas seputar mekanisme beasiswa untuk pelajar jepang, sedangkan mekanisme beasiswa untuk pelajar asing tidaklah sama. Banyak orang yang menanyakan pada kami tentang mekanisme beasiswa, tapi sulit rasanya untuk memberikan informasi semacam itu, karena masing-masing beasiswa memiliki aturan tersendiri. Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk mengetahui apa yang sebenarnya ingin anda pelajari, mencari universitas yang dapat menunjang minat studi anda tersebut, serta mencari informasi tentang apakah kampus tersebut menyediakan beasiswa.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Jika Kampus Menyediakan Beasiswa
• Apakah beasiswa tersebut mengharuskan anda membayar pinjaman di kemudian hari?
• Jika iya, apa saja syaratnya?
Kedua hal ini merupakan hal yang perlu ditanyakan sebelum menerima beasiswa.

Jika anda tertarik untuk mengetahui lebih jauh, anda bisa membaca dokumen yang disediakan oleh JASSO di bawah ini.
Brosur Studi ke Jepang 2017-2018
http://www.jasso.go.jp/ryugaku/study_j/scholarships/brochure.html

Akhir-akhir ini masalah yang ditimbulkan karena adanya perbedaan pemahaman makna beasiswa jepang dan indonesia tampaknya meningkat. Untuk menghindari hal itu, mari menjadi pribadi yang gemar mencari informasi dan selalu mengkonfirmasi hal-hal yang tidak terlalu anda ketahui secara detail.