Kerja di Jepang Minimal Harus N2? Gak Usah!

Data pribadi
Sertifikat JLPT: N3
Lulusan: universitas nasional Pasim

Konnichiwa! Sahabat すかSUKI!di manapun kalian berada. Kali ini Suki chan mewawancarai orang Indonesia yang sedang bekerja di Okinawa lho! Kami berharap wawancara ini bermanfaat bagi kalian yang ingin kerja di Jepang tapi belum punya sertifikat N2!

Selamat sore, sebelumnya terima kasih banyak sudah bersedia kami interview. Rika san asalnya dari mana?

Saya berasal dari Garut, kuliah di Universitas Nasional PASIM. Saya lulus tahun 2017. Hobi saya belajar bahasa, bersepeda, photo-photo (pemandangan) kadang suka nulis blog atau bikin vlog tentang kegiatan selama di Miyakojima (tempat saya bekerja sekarang)

Wah, Rika san youtuber juga ternyata ya. Hehe. Dulu kenapa ingin belajar bahasa Jepang?

Karena dulu ingin jadi guru Bahasa Jepang. Tapi kalau sekarang jadi ingin bekerja di Jepang.

Kapan kamu pertama kali ke jepang?

Saya pertama kali ke Jepang tahun 2018 bulan Oktober untuk Internship di salah satu hotel yang ada di Okinawa.

Okinawa ya. Jauh sekali! Dari mana kamu dapat informasi tentang Internship ke Jepang?

Dari halaman perekrutan di Facebook. Saya mencoba melamar ke sana dan ternyata ada tawaran untuk internship di Okinawa.

Lalu, tanggapan orangtua bagaimana? Mendengar kamu diterima internship di Jepang?

Ya, orangtua mengizinkan saya karena waktu itu hanya 3 bulan saja.

Yang menjadi alasan kamu untuk mencoba kerja di Jepang apa sih?

Untuk improve Bahasa Jepang, memahami budaya jepang langsung. Misalnya kalau di Jepang, kalau ada bencana harus bagaimana. Saya juga tertarik merasakan langsung perbedaan negara maju dengan Negara berkembang.

Internshipnya kan sudah selesai. Tapi kenapa masih bekerja di Jepang?

Saya ditawari perusahaan yang sama selama saya Internship untuk melanjutkan bekerja di sini. Awalnya ada peserta internship dari Negara lain, tapi yang ditawari bekerja di sini hanya saya. Saya juga tidak tahu kenapa, mungkin karena saya bisa bahasa Inggris juga.

Bagaimana kesan pertama kamu saat pertama kali datang ke Jepang?

Yang pastinya sangat senang, karena jepang adalah negara yang sangat ingin saya kunjungi. Akhirnya mimpi saya bias terwujud. Walaupun saat pertama kali sampai di Okinawa ada perasaan kecewa karena kondisi di sana mirip seperti di Indonesia. Bahkan orang-orangnya pun sama seperti orang Indonesia berbeda dengan orang Jepang pada umumnya. Hanya saja Okinawa memiliki pantai yang sangat Indah dan banyak orang datang untuk berwisata.

Keindahan pantai di Okinawa

Di Jepang juga ada tempat yang sama sekali berbeda ya. Mungkin bagi kita image Jepang itu seperti Tokyo yang sangat praktis. Saat pertama kali ke sana berangkat dengan siapa?

Sendiri. Sebenarnya waktu internship grup terakhir ada 2 orang yang berangkat. Tapi mereka berangkat dari Jakarta sedangkan saya dari bandung. Jadilah sendiri.

Sekarang bekerja di mana?

Sekarang bekerja di salah satu hotel di Miyakojima, Okinawa sebagai front office. Katanya hanya di hotel ini saja yang diperbolehkan memakai kerudung dan juga mereka menyediakan waktu untuk shalat. Di hotel tempat saya bekerja, hanya saya saja orang Indonesianya. Tapi karena sudah akrab dengan orang-orang di satu pekerjaan saya tidak merasa khawatir.

Apa saja yang kamu kerjakan selama berkerja di sana?

Saat Internship semua pekerjaan hotel dikerjakan tetapi pekerjaan utamanya sebagai front office desk.

Jadi resepsionis ya.. Kesulitan apa yang selama ini pernah kamu alami dengan pekerjaanmu saat ini?

Kadang salah paham dengan tamu, kadang saya tidak mengerti bahasa Jepang tamu karena cara bicaranya yang sangat cepat. Staff lain orang Jepang rata-rata tidak bisa bahasa Inggris, jadi kalau ada tamu yang menggunakan bahasa Inggris saya yang menangani.

Biasanya dari mana kah pengunjung yang datang?

Karena ada bandara baru, namanya Shimoji Kuuko jadi banyak pengunjung dari Hongkong, dan Korea yang datang. Selain itu, banyaknya pengunjung juga dipengaruhi oleh praktisnya akses langsung dari Narita Airport.

Apa saja sih kegiatannya selain bekerja?

Saat libur biasanya bersepeda, pergi ke pantai atau belajar bahasa jepang. Karena saya berniat tahun ini ingin lulus N2.

Bersepeda disela-sela waktu luang

Wah semangat buat N2 nya yaa! Kalau kerja dari jam berapa sampai jam brapa? Dan dengan apa?

Disini kerja 8 jam. Shift nya beda-beda. Kerjanya tidak menentu, dan liburnya tidak seperti pekerjaan lain sabtu minggu, kadang saya libur di week days. Karena di sini tidak ada kereta, jadi kemana-mana pakai sepeda. Kalau sedang taifuu, ada mobil perusahaan yang antar jemput.

Selama ini tinggal dengan siapa?

Saat Internship, saya tinggal dengan orang Thailand. Tapi sekarang saya tinggal sendiri.

Apa saja kendala yang kamu hadapi selama bekerja di jepang?

Pastinya bahasa polite yang harus dipakai saat bekerja, itu sangat susah. Baanyak kanji yang belum bisa saya baca juga. Komunikasi, kadang salah paham. Sebagai seorang muslim kesulitan mencari makanan halal. Mengakalinya dengan makan ikan. Ditambah Saat taifuu lebih susah lagi karena biasanya mati lampu jadi tidak bias melakukan apapun, dan konbini pun terkadang kekurangan stok.

Lumayan berat juga ya kalau ada taifuu harus menyiapkan persediaan. Kali ini pertanyaannya agak sensitif nih, hehehe. Kalau boleh tahu gaji kamu bekerja sekarang berapa?

Gaji di okinawa berbeda dengan di prefecture lain, disini gajinya tidak begitu tinggi. Sekitar 150 ribu man belum dipotong asransi, nenkin, apartemen dan lain-lain.

Dengan gaji segitu berapa biaya hidup yang diperlukan?

Bagi saya sekitar 20 ribu yen sampai 30 ribu itu sudah cukup dan bisa nabung. Karena tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk transportasi.

Karena pakai sepeda jadi lebih hemat yaa. Ngomong-ngomong Image Jepang dimata kamu seperti apa sebelum kamu datang ke Jepang?

Imagenya orang jepang itu sopan dan menjaga waktu, tapi tidak semua orang jepang seperti itu. Saya pikir orang Jepang selalu tepat waktu, melakukan apapun dengan cepat tapi pada kenyataannya ada juga orang jepang yang telat dan lelet. Haha. Mungkin ini hanya di Okinawa saja, kalau di kota-kota besar saya tidak tahu.

Orang Jepang juga tidak sesempurna seperti yang kita bayangkan ya. Apa kendala sebagai seorang muslim yang kamu hadapi selama berada di Jepang?

Di Miyakojima tidak ada mesjid dan makanan halal. Disini kebanyakan makanan yang mengandung babi jadi saya harus memasak sendiri.

Masak sendiri karena sulitnya makanan halal

Iya ya, biasanya hal ini jadi kendala kebanyakan muslim di Jepang. Memangnya kamu suka masak apa?

Udon, telur, ikan. atau kadang makan sayur. Sayur di sini mahal-mahal. Kadang kalau tidak sempat membuat sarapan, saya biasa makan udon cup saja.

Biasanya Jika ada kesulitan, cerita ke siapa?

Ke teman orang Jepang yang sudah saya anggap seperti ibu saya disini. Kebanyakan teman saya obasan. Saya dekat dengan obasan ini karena dulu pernah kerja di tempat yang sama. Walaupun sekarang sudah pindah tapi masih tetap komunikasi.

Beruntung sekali ya punya teman yang mau mendengarkan kesulitan kita. Adakah hal yang paling berkesan selama ada di sana?

Di sini saya jadi lebih percaya diri karena orang Jepang suka meng apriciate. Memuji hal-hal kecil yang saya pikir itu bukan hal yang begitu berarti. Tapi itulah sifat mereka yang pandai memuji. Dari sana saya jadi semakin semangat.

Tentunya walaupun bagi mereka hal itu adalah hal yang biasa saja, bagi kita sangat berkesan ya. Kira-kira hal yang prlu disiapkan supaya bisa kerja di jepang apa sih?

Pertama selain harus hati-hati terhadap iklim yang berbeda seperti necchuusho (heatsroke), kita juga harus memperhatikan komunikasi/ bergaul dengan orang Jepang. Orang Jepang tidak terbuka seperti orang Indonesia, jadi jangan hanya diam saja. Gunakan bahasa Jepang yang sopan. Untuk bisa kerja di Jepang menurut saya asalkan bisa berkomunikasi dengan baik, itu sudah cukup. Ditambah bahasa Inggris lebih baik lagi. Karena JLPT atau Noken itu kadang tidak dilihat.

Sebenarnya yang tidak punya N2 pun bisa kerja di Jepang ya! Terpikirkan untuk lanjut kuliah S2?

Saya tidak tertarik kuliah lagi, sekarang inginnya kerja saja. Hehe setelah kontrak saya habis, saya berencana untuk memperpanjang lagi beberapa tahun.

Berikan sepatah dua patah kata untuk orang Indonesia yang ingin ke Jepang juga.

Jangan pernah melewatkan kesempatan, kita tidak pernah tau kesempatan yang mana yang akan membawa kita pada mimpi kita!

Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya ya! Pengalamannya sangat bermanfaat sekali!

Begitulah sahabat すかSUKI! Ternyata Rika san ini walaupun tidak memiliki N2 tetap bisa bekerja di Jepang ya. Kuncinya adalah pintar-pintar memilih bidang pekerjaan dan lebih giat lagi mengasah kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Jepang. Sekarang ini banyak halaman-halaman perekrutan bekerja di Jepang lho! Mimpi kita jadi selangkah lebih dekat! Semangat buat kita semua!!

Pewawancara : Aririn

FESTIVAL KEJEPANGAN UNIMA; KAMI PUAS DENGAN KESERUAN FESTIVAL TAHUN INI!!

Konnichiwa! Bagaimana kabarnya nih sahabat すかSUKI? Semoga kalian kalian dalam keadaan sehat, yang merasa hatinya sedang galau, mari merapat dan simak keseruan festival Bunkasai UNIMA (Universitas Negeri Manado)!

Kali ini すかSUKI akan memperkenalkan kepada kalian bagaimana keseruan festival kejepangan di UNIMA. Walaupun festival ini sudah dilaksanakan tanggal 17 Oktober lalu, tapi tidak ada salahnya kan kita mereview festivalnya, barangkali bisa menjadi referensi event yang wajib kalian kunjungi tahun depan ya!

Bagi sebagian orang mungkin tidak asing mendengar nama salah satu Universitas di Manado ini, Yup di UNIMA ini terdapat Fakultas Bahasa dan Seni, dan bulan kemarin mereka telah sukses mengadakan event besar yang tepatnya dilaksanakan di halaman fakultas, lobi dan memanfaaatkan kelas-kelas sebagai ruangan lomba. Jumlah peserta lomba ada sekitar 150 orang lebih, sedangkan jumlah keseluruhan pengunjung kira-kira mencapai 500 orang.

 

Potret pengunjung yang memenuhi halaman fakultas

 
Tujuan diadakannya festival ini adalah untuk memperingati ulang tahun Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang yang ke-55 tahun, tetapi sebetulnya bukan itu saja tujuannya, melainkan juga untuk mempromosikan pembelajaran bahasa dan kebudayaan Jepang kepada masyarakat. Dan secara tidak langsung mempersatukan kita semua dalam kebersamaan menikmati kebudayaan Jepang, baik kebersamaan antar mahasiswa, dosen, komunitas-komunitas, dan sekolah-sekolah.

Ada berbagai macam kategori perlombaan yang khusus diikuti pelajar tingkat SMA se-Sulawesi Utara. Diantaranya adalah lomba moji cup, pidato Bahasa Jepang, dan Mading 3D.

 

Peserta lomba moji cup

 

Salah satu Karya peserta lomba Mading 3D

 
Tidak ketinggalan pula lomba yang terbuka untuk umum dan diadakan secara outdoor (di panggung utama), seperti cosplay, solo singer dan dance. Bagi kalian yang merasa tahu all about anime, kalian bisa coba nih lomba cerdas cermat anime tahun depan. So, persiapkan diri kalian terlebih dahulu dari sekarang. Hehe… Yang suka menggambar juga sudah menuangkan karya mereka dalam lomba design character.

 

Para peserta Cosplay yang siap dengan performance-nya

 
Walaupun event ini diadakan dua hari berturut-turut, mulai dari pukul 11.00 sampai pada malam hari, dan walaupun di penghujung acara di hari kedua sempat diguyur hujan, tidak membuat semangat pengunjung menurun, soalnya di sini kalian bisa menemukan stand bazaar yang menjual berbagai macam souvenir ataupun makanan.

 

Stand Bazaar

 
Hal yang berbeda dari festival tahun ini dengan festival tahun-tahun sebelumnya? Tahun ini dihadiri langsung oleh konsuler Jepang Miyakawa Katsutoshi dari Konjen Jepang di Makasar untuk pertama kalinya.

 

Dari kiri ke kanan; Dekan FBS (Batik orange), Tamu dari konjen: Miyakawa Katsutoshi (Batik biru), dan Rektor UNIMA (Kimono)

 
Walaupun lomba indoor terkesan serius, namun para peserta tetap berlomba dengan merasa seang. Ada pula Band Performance yang menambah kemeriahan acaranya. Apalagi adanya pesta kembang api yang sangat dinantikan para pengunjung.

 

Band Performance

 
Berikut ini ada beberapa pernyataan tentang kesaan-kesan dan harapan untuk event-event selanjutnya dari panitia festivalnya, nih:
“Kami berharap Bunkasai tahun depan akan lebih ramai dan meriah serta tetap eksis sebagai tanda pemersatu, kekeluargaan antara mahasiswa kiranya tetap terpelihara sebagai mana terbukti oleh adanya Bunkasai tahun ini.

Tentu ada banyak pujian yang diterima oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang selaku panitia pelaksana, yang intinya menyatakan apresiasi dan kepuasan terhadap Bunkasai 2017.

Mahasiswa sudah bekerja dengan keras di bawah pengamatan dosen-dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang untuk memberikan yang terbaik bagi kita semua, apabila didapati hal-hal yang kurang berkenan kiranya dimaafkan.

Terima kasih banyak untuk semua pihak yang sudah berpartisipasi menyukseksan Bunkasai 2017 kali ini, mulai dari para peserta lomba, pengunjung, mahasiswa sebagai panitia pelaksana serta para sponsor dan media partner (Aice, Wingsfood, Gramedia, すかSuki, dll).”

Nah itu dia, review event UNIMA tahun ini.
Sampai bertemu lagi di Bunkasai UNIMA 2018!!

Wawancara dengan pelajar Indonesia yang pernah sekolah di Jepang

Hari wawancara : 22 September 2017
Tempat : Bandung
Sertifikat JLPT : N3
Status tinggal di Jepang : Visa Pelajar
Pengalaman Part time : Ada
Jumlah pekerjaan : 2
Jenis pekerjaan : Pelayanan

Informasi tempat bekerja
Nama perusahaan : Yoshinoya, Seven Eleven
Jenis pekerjaan : Pelayanan
Posisi : Waitress, Kasir

 
Kapan anda tiba di Jepang?
Saya pertama kali tiba di Jepang tanggal 13 April 2016 di akhir musim semi.

 
Bagaimana kesan pertama kali datang ke jepang?
Amazing. Haha. Karena dari awal sudah terbayang kalau Jepang itu bersih, teratur, fasilitas umumnya memadai dan nyaman. Melihat jalan biasa saja sudah seperti merasa sedang berwisata karena berbeda sekali dengan kondisi di Indonesia.

 
Kalau begitu mungkin setiap hari jadi seperti wisata ya.
Waktu itu anda datang dengan siapa?

Dengan teman-teman dari Jakarta. Ada yang baru tamat SMA. Tapi yang jelas kita punya tujuan yang sama, yaitu buat belajar di Nihongo gakkou atau sekolah Bahasa Jepang.

 
Beruntungnya anda datang bersama teman, jadi tidak begitu khawatir ketika tiba di sana.
Di Jepangnya belajar di mana?

Saya belajar di Osaka.

 
Wah, di Osaka ya! Kalau tidak salah kota yang terkenal dengan Takoyaki dan Okonomiyaki-nya ya.
Lalu, kalau di sekolahnya sendiri belajar apa saja?

Saya belajar Bahasa Jepang dan ada beberapa pelajaran Nihon Bunka (Kebudayaan Jepang), terutama budaya tradisionalnya. Kalau sedang musim panas, kita biasa datang ke matsuri (festival) –nya.

 
Apa alasan anda belajar Bahasa Jepang?
Awalnya dari nonton anime, karena waktu kecil saya suka nonton anime atau drama jepang seperti oshin, karena filmnya sangat memotivasi. Dari sana timbul rasa kagum, dan akhirnya muncul keinginan untuk menggali lebih dalam lagi tentang negara Jepang dan karakter jepang itu sendiri.
Di satu sisi ingin belajar bahasa asing juga. Setelah dipikir-pikir, bahasa yang paling menarik itu Bahasa Jepang, terutama hatsuon atau pelafalannya yang menurut saya paling keren dibandingkan dengan bahasa asing lain.

 
Sudah saya duga, ternyata anda terpengaruh juga dengan anime dan drama Jepang ya. Menurut saya, alasan ini adalah alasan yang paling banyak.Kenapa anda memutuskan untuk belajar di luar negeri?
Karena saya ingin mengenal Jepang lebih dekat. Kebetulan saat itu di kampus juga ditawari program belajar bahasa langsung di Jepang. Selain itu ada keringanan biaya yang diberikan oleh kampus. Jadi akhirnya saya ambil tawaran tersebut.

 
Iya, mumpung ada kesempatan ya.
Belajar di Jepangnya dengan program apa? (biaya sendiri, pertukaran pelajar, atau beasiswa)

Mungkin bisa dibilang biaya sendiri. Biaya hidup juga ditanggung sendiri. Dari sekolah juga ditawari kerja part time, lebih tepatnya diberi saran. Dari baito (kerja part time) itu saya bisa bayar biaya sekolah. Dan karena kampus saya (UPI) punya MoU dengan lembaga sekolah bahasa Jepang tersebut, biaya sekolah jadi lebih murah karena ada potongan.

 
Kalau di Indonesia kan sulit ya menemukan tempat untuk bisa kerja part time. Tapi untungnya ada potongan biaya jadi bisa sedikit meringankan beban ya.
Agenda kesehariannya seperti apa? (kehidupan sekolah, atau tempat kerja)
Saya bangun tergantung hari dan musim, haha. Misalnya kalau musim panas kan jam 03:00 sudah masuk waktu shalat Subuh, jadi saya bangun jam 03:00 langsung shalat Subuh, tidur sebentar, kemudian bangun lagi jam 06:00. Lanjut siap-siap ke sekolah, membuat bekal makan siang, kalau sempat mengerjakan tugas, dan lain-lain. Setelah itu baru berangkat ke sekolah.
Sekolah saya selesai jam 12:00. Setelah shalat, saya makan siang, setelah itu jalan-jalan atau belanja, atau main di sekolah sambil nunggu waktu baito jam 15:00.

 
Mungkin karena ada baito, maka sekolah dibuat hanya sampai siang jadi kita bisa bebas melakukan baito.
Biasanya baito dari jam berapa sampai jam berapa?

Dari jam 15:00 sampai jam 21:00 atau jam 22:00.

 
Wah cukup larut juga ya baito-nya. Setelah itu biasanya langsung pulang?
Tidak langsung pulang, biasanya jalan-jalan dulu, haha. Sampai rumah jam 23:00 dan tidur sekitar jam 01:00 karena sebelum tidur saya suka ngobrol dulu dengan teman sekamar.

 
Pantas saja tidurnya selarut itu. Kalau sudah ngobrol sama teman memang suka jadi lupa waktu ya. Kalau boleh tahu, waktu itu tinggal dengan berapa orang teman?
Saya tinggal dengan 4 orang teman saya.

 
4 orang? Lumayan banyak juga ya. Apa tidak sempit? Hehe.
Sempit sih, tapi ya karena bersama teman jadinya dibawa enjoy saja, haha.

 
Baitonya kerja apa?
Kalau di Yoshinoya saya kerja sebagai waitress, kasir, menyiapkan makanan, dan mengantarkan pesanan pelanggan. Kalau di convenient store (minimarket), saya juga kerja sebagai kasir dan mendata stok barang yang masuk dan yang keluar.

 
Bagaimana caranya bisa mendapatkan informasi tentang baito, apakah dibantu pihak sekolah?
Waktu itu saya sedang senggang, pulang sekolah saya jalan-jalan sambil cari lowongan, lalu saya lihat ada lowongan baito di Yoshinoya. Akhirnya saya coba tanya ke salah satu pegawainya dan pegawai ini menghubungi kepala toko atau pengurusnya. Yoshinoya membutuhkan surat asuransi, tapi karena saat itu saya tidak punya saya memutuskan untuk mencari tempat lain. Akhirnya saya diterima bekerja di Seven Eleven, dan saya bekerja di dua tempat saat itu.

 
Saya pikir tempat kerja baito pun disediakan oleh pihak sekolah, jadi kita tidak perlu mencarinya sendiri. Tapi ternyata walaupun mencari sendiri, tidak terlalu susah ya.
Apa saja kendala yang dihadapi selama baito?

Waktu di Yoshinoya, saya kesulitan menghafalkan pekerjaannya, contohnya harus hafal menu dan harus cekatan. Selain itu harus bisa menjawab pertanyaan menu dari pemesan, kalau di kasir jangan sampai salah hitung. Karena cara memesan makanannya pakai handy (bukan kertas) kadang saya jadi salah meng-klik menu. Dan satu lagi, pesanan yang dipesan pelanggan harus diteriakkan.
Kalau di Seven Eleven, job desknya lebih susah. Semua job kita lakukan, bukan hanya di bagian kasir saja, tapi juga cek barang kadaluarsa serta bersih-bersih toko. Paling susah di bagian kasir, karena pembeli bukan hanya membeli produk tapi juga beli tiket dll. Saya juga punya kendala di bagian membaca huruf kanji.

 
Cukup berat juga ya, padahal sebelumnya di Indonesia belum pernah kerja part time, tapi anda bekerja keras untuk bisa menyesuaikan diri dengan pekerjaan di Jepang, hebat sekali. Berapa gaji yang diterima saat itu?
Gajinya kecil, terutama di Seven Eleven. Gaji training 680 yen/jam, jika bukan training jadi 800 yen/jam. Kalau di Yoshinoya tergantung shift (hari biasa 950 yen/jam).

 
Baitonya di daerah mana?
Daerah sekitar Nipponbashi.

 
Di tempat kerjanya ada orang Indonesia juga?
Kalau di tempat saya tidak ada orang Indonesia, hanya ada orang Vietnam. Kalau teman sekamar, ada dua orang yang bekerja di tempat baito yang sama. Tugasnya berbeda-beda, mungkin karena disesuaikan dengan kemampuan bahasa Jepang mereka.

 
Walaupun sama-sama orang Indonesia tapi kemampuan bahasa Jepangnya pasti berbeda ya. Biasanya orang asing yang memiliki kemampuan bahasa Jepang yang mumpuni bisa baito di posisi yang memang banyak membutuhkan interaksi dengan pelanggan.
Kira-kira berapa biaya hidup di Jepang?

Sewa apartement : 26,000 yen
Air dan listrik : 3,000 yen
Makan : 10,000 yen
Handphone : 6,000 yen
Biaya lain-lain : 3,000 yen
Ada juga biaya untuk kunci apartemen, serta uang jaminan. Tapi saya lupa berapa, mungkin totalnya sekitar setengah dari biaya sewa apartemen.

 
Sewa apartemen sebesar itu, sudah termasuk murah atau mahal?
Karena saya tinggal berempat, ya bisa dibilang sangat murah, hehe.

 
Untuk bisa sekolah di sana berapa banyak uang yang dibutuhkan? (biaya masuk, biaya sekolah)
Biaya sekolah untuk 1 tahun sekitar 390,000 yen.

 
Bagaimana cara pembayarannya? (1 kali, setahun 2 kali, 1 bulan sekali)
Cicilan biaya sekolah bebas tergantung kita. Karena saya ingin cepat lunas, saya cicil selama 5 bulan. Jadi bulan ke 5 biaya sekolah saya sudah lunas. Kalau peraturan sekarang harus dibayar 3 kali, tapi karena dulu masih fleksibel, terserah kita mau bayar berapa kali.

 
Setiap tahun kebijakannya bisa berubah ya. Tapi syukurlah biaya sekolahnya bisa disesuaikan dengan baito yang kita jalani.
Kalau ada waktu senggang, biasanya suka melakukan apa saja?

Misalnya pergi ikut acara yang diadakan sekolah sebulan sekali, seperti party, kumpul dengan teman-teman dari negara lain.

 
Acara seperti ini bagus juga untuk menjalin hubungan yang lebih akrab sesama teman dari negara lain ya. Tentunya banyak pengalaman yang bisa kita dapatkan.
Sebelum pergi ke Jepang, apakah anda punya image tersendiri tentang Jepang?
Image orang Jepang yang sopan, menepati janji dan tepat waktu sangat kuat. Dan satu lagi, di Jepang orang yang memakai hijab akan sulit mendapatkan kerja part time. Hal ini yang membuat saya kepikiran dan khawatir.

 
Bagi muslim, hal ini memang menjadi permasalahan yang banyak dihadapi.
Apakah setelah datang ke Jepang, image itu berubah? (Lebih baik dari yang dipikirkan)
Saya pikir mereka bakal parno berhadapan dengan yang pakai kerudung, tapi ternyata mereka welcome. Walaupun saya pakai hijab, saya tetap bisa berbincang dengan pelanggan. Di jalan maupun di dalam kereta mereka juga ramah.
Lalu, walaupun kita melakukan kesalahan di tempat kerja, mereka tetap baik dengan kita. Mungkin mereka maklum dan senang karena kita belajar bahasa mereka. Kita juga tidak dibeda-bedakan dengan orang asing dari negara lain.

 
Walaupun di satu sisi fasilitas yang mumpuni bagi seorang muslim di Jepang masih kurang, tapi kalau mendengar cerita anda, saya bisa membayangkan kalau sebenarnya mereka sangat perhatian.
Apakah setelah datang ke Jepang, image itu berubah? (Lebih buruk dari yang dipikirkan)

Ternyata di daerah tertentu ada juga tempat yang kumuh dan bau sampai buru-buru ingin segera melewati tempat itu. Ternyata ada juga orang yang tidak baik, banyak pengangguran, tunawisa, dll. Di jalan juga ada puntung rokok dan kaleng bekas minuman yang berserakan. Lalu, susah mencari baito karena saya pakai hijab.

 
Orang yang tunawisma di negara manapun pasti ada ya termasuk di Jepang.
Selain itu, adakah hal lain yang terpikirkan atau dirasakan saat menjalani kehidupan di Jepang?

Mungkin tentang orang Jepang itu sendiri. Yang saya rasakan selama tinggal di sana adalah karakter mereka yang “aimai” (Tidak jelas, sulit dimengerti). Contohnya, sebenarnya mereka marah tapi tidak menunjukkan bahwa mereka sedang marah. Tapi biasanya ketahuan dari gaya komunikasi/ bahasa mereka.
Saya tinggal di Osaka yang sedikit berbeda dengan kota lainnya. Di Osaka, kita disarankan untuk tidak terlalu kaku dan tidak terlalu serius. Contohnya, walaupun saat jam kerja kita diperbolehkan mengobrol, tapi kalau sedang bercanda jangan sampai berlebihan.

 
Merupakan hal yang wajar apabila masing-masing daerah di Jepang memiliki karakter yang berbeda satu sama lain. Saya baru tahu kalau ternyata karakter orang Osaka menarik juga ya. Berbeda halnya dengan orang Jepang yang tinggal di kota besar seperti Tokyo.
Hal apa yang dirasa paling sulit selama tinggal di Jepang?

Supermarket yang menjual makanan halal masih sedikit sekali jumlahnya. Meskipun ada salad tapi mayonaisenya mengandung sake, mirin, dll. Dan yang paling sulit adalah saat meminta izin untuk shalat, karena walaupun sedan istirahat, toko sering ramai oleh pengunjung saat jam-jam istirahat tersebut.

 
Tapi sebaiknya kita tidak perlu sungkan untuk meminta izin kepada kepala toko, saya yakin mereka akan mengerti. Walaupun ada rasa tidak enak, tapi apa boleh buat ya.
Kalau ada kesulitan biasanya cerita ke siapa?

Saya suka cerita ke sensei, teman atau senior di sana.

 
Contohnya kesulitan dalam hal apa?
Waktu awal-awal mengurus dokumen. Bagaimana caranya membuat surat asuransi, membuat akun bank, membeli sepeda dan membuat inkan (seperti stample pribadi). Kita harus punya inkan sendiri. Jadi sebelum mengurus dokumen apapun, kita harus membuat inkan terlebih dahulu. Saya ditunjukkan tempat membuatnya oleh senior.

 
Beruntung sekali ya ada senior yang bisa membantu dengan sukarela.
Support seperti apa yang anda inginkan untuk mempermudah kehidupan di Jepang?
Pelayanan di Jepang rata-rata menggunakan bahasa Jepang. Mungkin mereka pikir orang asing juga bisa bahasa Jepang. Saya ingin ada pelayanan yang memakai bahasa Inggris untuk membantu orang asing. Atau minimal ada penjelasan dalam bentuk tulisan bahasa Inggris. Lalu fasilitas public seperti ruang shalat di taman misalnya. Oya, dan juga tolong halal food diperbanyak, hehe.

 
Saya juga setuju dengan anda. Masih sedikit pelayanan publik yang disediakan dalam bahasa Inggris. Jadi, satu-satunya cara untuk bisa aman berada di Jepang, minimal kita bisa berkomunikasi dengan bahasa Jepang dasar. Tapi kalau pelayanan seperti pembuatan dokumen, dll tidak tersedia dalam bahasa Inggris lain lagi ceritanya ya.
Sepatah dua patah kata bagi yang ingin sekolah di Jepang!

CULTURE SHOCK di awal-awal mungkin adalah hal yang wajar, tapi seiring dengan berjalannya waktu, kita bisa menikmati hari-hari dengan lebih menyenangkan. Biaya hidup di Jepang mahal, tapi kita tidak perlu khawatir karena ada banyak part time di sana. Hal yang paling penting adalah kita kesana sebagai cerminan dari negara dan juga agama kita, jadi taati peraturan dan tunjukkan tata krama yang baik.
Jaga image nama baik negara, karena dari sikap kita itu mereka akan menginterpretasikan karakter negara kita. Walaupun mungkin Jepang sudah punya image tersendiri terhadap negara-negara lain. Istilahnya dalam Bahasa Indonesia, “Dimana bumi dipijak , disitu langit dijunjung.”

 
Akhirnya kita sampai di pertanyaan yang terakhir. Terima kasih banyak sudah meluangkan waktunya untuk bisa kami wawancara.

Keseruan “Shiki no Matsuri” Yamato Damashii ke-12 dan Quiz “Maru Batsu” yang diadakan perdana oleh すかSUKI

Berbicara soal festival kejepangan akhir-akhir ini, tentunya kalian semua sudah tidak asing dengan festival tahunan yang diadakan oleh STBA Yapari-ABA Bandung. Keistimewaan dari “Shiki no Matsuri” yang menjadi fokus dalam acara ini berhasil menarik perhatian para pecinta Jepang di kota Bandung. Dalam festival ini, すかSUKI berkesempatan menjadi Media Partner dan membantu memeriahkan acara hari pertama festival dengan membagikan hadiah dari Jepang melalui Quiz Maru Batsu!

Apa sih istimewanya Festival kali ini dibandingkan festival-festival sebelumnya? Ini dia jawaban dari Ketua pelaksananya;

 

Yups! di festival ini kita bisa merasakan suasana empat musim di Jepang! Hehe

 

Hari Pertama

Acara hari pertama lebih berfokus pada lomba pendidikan untuk tingkat SMA. Dari sekian banyak lomba akademik yang ada, yang paling menarik adalah lomba “Kana Karuta” dimana para peserta beradu kecepatan untuk mengambil/ menyentuh kartu yang sesuai dengan yang disebutkan oleh panitia. すかSUKI kaget karena ternyata mereka semua jago-jago! Hehe

Gambar 1: Simulasi lomba Kana Karuta

 
Siapa sih yang tidak suka Anime? Berawal dari anime, banyak orang Indonesia yang pada akhirnya menemukan bakat terpendamnya. Menyalurkan bakat dengan mengikuti lomba design character (karakter desain) adalah kesempatan yang bagus lho!.

Gambar 2: Peserta yang sedang fokus menggambar karakter originalnya

 
Selain lomba-lomba di atas, masih banyak lomba-lomba lain yang diadakan di hari pertama festival ini.

Gambar 3: Salah satu peserta lomba Roudoku

 

Gambar 4: beberapa hasil karya peserta lomba Shuuji (kaligrafi)

 
Selain itu, tidak lupa juga ada acara Quiz Maru Batsu dari すかSUKI yang menarik antusiasme pengunjung yang didominasi oleh pelajar SMA ini. Quiz Maru Batsu adalah program すかSUKI yang dilakukan pertama kalinya sepanjang menjadi Media Partner di berbagai festival kejepangan. Kami berterima kasih kepada panitia yang sudah memberikan waktu dan kesempatannya.

すかSUKI memberikan hadiah langsung dari Jepang bagi 3 orang pemenang. Tentunya hal inilah yang menjadi daya tarik dari Quiz ini. Kita lihat keseruannya yuk!
Cara bermain:
1. すかSUKI akan membacakan pertanyaan.
2. Peserta harus menjawabnya dengan pindah menempati area Maru (benar) atau Batsu (salah) sesuai dengan jawaban mereka.
3. Jika jawabannya berbeda dengan jawaban すかSUKI, mereka harus tereliminasi dari Quiz.

Akhirnya tersisa dua peserta yang kemudian menjadi pemenang pertama dan kedua setelah ditentukan dengan Janken atau suit Jepang.

Gambar 5: Peserta yang fokus mendengarkan pertanyaan dari すかSUKI

 
Karena belum ada yang menjadi pemenang ketiga, kami melakukan ronde 2.

Gambar 6: Nah lho saking senengnya peserta yang satu ini loncat-loncat lho! Haha

 
Lihat lebih dekat serunya Quiz lewat video di bawah ini yuk!

 

Selamat buat kalian yang sudah memenangkan Quiz Maru Batsu! Yang belum menang, semoga kita bertemu lagi di festival selanjutnya! Dan jangan lupa untuk baca terus artikel すかSUKI supaya kalian tambah pintar! Siapa tahu kalian bisa menang di Quiz Maru Batsu yang selanjutnya.

 

Hari kedua

Dilihat dari ramainya, hari kedua kedatangan lebih banyak pengunjung dibandingkan hari pertama. Mungkin karena banyaknya lomba-lomba outdoor seperti cosplay, penampilan band dan juga cover dance. Ada yang berbeda dibandingkan hari pertama, di hari kedua kalian bisa berfoto dengan maskot Yamato Damashi XII, Momo-chan dan Yamato-kun!

Gambar 7: Maskot Yamato Damashii XII, Momo-chan dan Yamato-kun

 

Gambar 8: Jumlah pengunjung yang meningkat drastis dibanding hari pertama

 

Gambar 9: Berpose untuk すかSUKI setelah selesai perform

 
Mari kita lihat serunya event ini secara keseluruhan yang dirangkum dalam video di bawah ini;

 

 
Itu dia sekilas review event Yamato Damashii ke 12 dengan tema “Shiki no Matsuri” tahun ini. Sampai jumpa di event Matsuri selanjutnya ya!!

Mengintip Keseruan Bandung Hamamatsu Cultural Festival ke 12 & J- Fest 8 “Kaze no Bon”

Festival yang diadakan oleh Himade Universitas Nasional PASIM bekerjasama dengan LPIH (Lembaga Persahabatan Hamamatsu Bandung) yang bertemakan Japanese Cultural ke 12 & J- Fest 8, pada tanggal 9 September 2017 berlangsung dengan meriah. Tidak lupa juga hadir para guru/ dosen bahasa Jepang yang tergabung dalam PERSADA Jawa Barat turut serta mensukseskan acara ini.

Intip juga ya kesan-kesan dari anggota LPIH dan pengunjung J-Fest ini di video kita di link di bawah ini;
 

Khusus untuk satu orang pemenang lomba Speech, diberikan hadiah berupa jalan-jalan ke Jepang. Dan sebagai hadiah pula, PASIM memberikan beasiswa sebesar 4.200.000 rupiah kepada pemenang lomba.

Gambar 1: Pemenang lomba Shuuji

 

Gambar 2: Pemenang lomba Manga

 

Gambar 3: Pemenang lomba Speech tingkat SMA dan Mahasiswa

 
Hal yang menarik pada festival ini adanya area maskot kota Hamamatsu, Ieyasu-san. Banyak pengunjung yang sengaja berfoto dengan maskot yang satu ini.

 

Gambar 4: Staff すかSUKI yang berfoto dengan Maskot Hamamatsu Ieyasu-san

 
Acara berlangsung dari pukul 07.00 WIB yang diawali dengan registrasi ulang para peserta lomba, kemudian diselingi beberapa penampilan dari LPIH. Matahari yang terik saat itu tidak membuat semangat para penonton menurun, terutama saat Bintang tamu D’Cinnamons tampil di atas panggung. D’Cinnamons tampil dengan beberapa lagu single-nya yang kemudian diakhiri dengan menyanyikan lagu “Doraemon” berssama-sama anggota LPIH dalam bahasa Jepang dan Indonesia.

 

Gambar 5: Penampilan D’Cinnamons berkolaborasi dengan anggota LPIH menyanyikan lagu “Doraemon”

 

Gambar 6: Berfoto bersaama panitia

 
Tidak lupa juga ada penampilan dari Ica Zahra, pemenang kontes menyanyi Nodo Jiman the World yang sekaligus juga menjadi MC pada acara kali ini.

 

Gambar 7: Penampilan Ica Zahra

 
Sekretaris LPIH Mr. Kinoshita Hidehiro mengatakan bahwa, “Beliau sangat senang banyak orang Indonesia yang menyukai Jepang, budaya Jepang datang ke acara ini. Beliau berharap festival ini akan terus berlangsung setiap tahunnya”.

 

Gambar 8: Sekretaris LPIH Kinoshita Hidehiro berfoto bersama peserta lomba

 

Gambar 9: Foto bersama Panitia

 
Festival ini diakhiri dengan acara “Saweran” dimana para anggota LPIH melemparkan okashi atau snack Jepang kepada para penonton. Sebagai penutupan, panitia, penonton maupun peserta menari Bon Odori bersama-sama.

 

Gambar 10: Antusiasme para penonton mengikuti “saweran”

 

Gambar 11: Menarikan tarian Bon Odori bersama-sama

 
Sampai jumpa di J-Fest tahun depan ya!!

Ingin jalan-jalan gratis ke Jepang? Ikuti saja Speech Contest J-Fest PASIM VIII

Universitas Nasional PASIM kembali menggelar Japan Cultural Festival (J-Fest) yang selalu diadakan setiap tahun. Acara ini diprakarsai oleh para staf pengajar Program Studi S1 Sastra Jepang Fakultas Sastra Universitas Nasional PASIM, HIMADE (Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang) Universitas Nasional Pasim, serta LPIH (Lembaga Persahabatan Indonesia Hamamatsu).

Tahun ini adalah J-Fest kali ke VIII yang mengusung tema “Kaze no Bon”. Buat kalian yang penasaran atau ingin mengikuti lombanya, ayo datang hari Kamis dan Sabtu, tanggal 7 & 9 September 2017, dari pukul 07.00 ~17.00 WIB. Bertempat di Kampus Universitas Nasional PASIM, Jl. Dakota No. 8A Sukaraja, Bandung.

Festival ini diikuti oleh siswa tingkat SMA yang mendapat pengajaran bahasa Jepang di wilayah Jawa Barat, dan juga
masyarakat umum yang memiliki minat terhadap budaya bahasa dan budaya Jepang. Lomba dibagi menjadi dua, yaitu lomba untuk umum dan tingkat SMA. Lomba untuk kategori Umum ada lomba Cosplay dan Karaoke, sedangkat lomba untuk tingkat SMA ada Speech, Shuuji, Origami, Roudoku, dll.

Bagi para pemenang lomba, UNAS PASIM menyediakan beasiswa juga lho. Selain itu, khusus untuk Juara 1 lomba pidato SMA, berhak mendapatkan hadiah jalan-jalan ke Jepang selama satu minggu. Jadi, yang ingin ke Jepang gratis tinggal daftar saja, barangkali ini adalah kesempatan bagus buat kalian!

Acara ini dimeriahkan juga oleh Bintang tamu yang pastinya sudah tidak asing lagi buat kalian. Di antaranya ada juara umum kompetisi menyanyi bagi orang asing di stasiun televisi Jepang, “Nodo Jiman The World”, Zahratunnisa, d’Cinnamons, penampilan dari Kawai dan masih banyak lagi bintang tamu lainnya.

Beberapa pendaftaran lomba seperti Roudoku, Karaoke, dan Speech Contest sudah dibuka sejak tanggal 4 Agustus sampai 1 September. Lomba lain dibuka sampai tanggal 7 September. Ayo buruan daftar sekarang juga!

Sebagai catatan, akan diadakan babak penyisihan untuk lomba karaoke, Speech dan Roudoku pada tanggal 7 september 2017.

Untuk info lebih lanjut, silakan hubungi panitia J-Fest VIII, di;

 
E-mail: pasimjapan@gmail.com
Facebook: Pasim J-Fest
Instagram : pasim.jfest
Line : amh8313b