Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(3)

4 8月 2016, 10.50 am / By : Yasuyuki Miyashita

Taraf Pendidikan : Universitas jurusan Bahasa Jepang (Semester 3)
Tujuan Studi : Universitas
Level JLPT : N2
Kelamin : Perempuan

 

Salam kenal, terima kasih sudah berkenan untuk wawancara langsung setelah pulang kerja. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Sebentar lagi satu tahun. Jangka studi di Jepang hanya setahun, karena itu bulan ini Saya sudah harus pulang ke Indonesia. Sangat disayangkan.

 

Padahal kita baru bertemu, tapi akan berpisah lagi memang sangat disayangkan. Tapi Saya bersyukur dapat bertemu sebelum anda pulang ke Indonesia! Apa yang anda pelajari di Jepang?

Saya terdaftar sebagai Mahasiswa jurusan Bahasa Asing di salah satu Universitas Jepang, dan belajar Bahasa Jepang dalam kelas yang diperuntukkan untuk pelajar asing. Dengan mempelajari tata bahasa maupun percakapan bisnis, Saya dapat belajar menggunakan Bahasa Jepang dengan lebih alami. Tentu saja, karena ini di Jepang, dosennya juga adalah orang Jepang. Pelajaran disiplin, karena itu Saya harus lebih rajin belajar.

Semua pelajaran menggunakan Bahasa Jepang, ada juga kelas sejarah Bahasa Jepang. Saya paling suka dengan kelas percakapan Bahasa Jepang.

 

Saya tahu anda suka berbicara dari percakapan kita sekarang (tawa). Ngomong-ngomong, apa ada pelajar asing lainnya di kelas anda?

Iya. Ada sepuluh orang pelajar asing yang berasal dari Cina, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Saya satu-satunya orang Indonesia di kelas.

 

Sangat bagus dapat berteman dengan berbagai mahasiswa mancanegara ketika studi di luar negeri! Mengapa anda memutuskan untuk studi di Jepang?

Saya sudah belajar Bahasa Jepang sejak SMU dan sangat ingin pergi ke Jepang sejak saat itu. Saya berpikir ini adalah kesempatan, dan mencoba mendaftar di program pertukaran pelajar antar universitas. Bukan hanya wisata, Saya ingin mencoba untuk tinggal di Jepang.

Syarat program ini adalah harus memiliki N4, dan ketika seleksi dokumen ada sekitar lima puluh orang yang mendaftar. Setelah itu tiga puluh orang lolos dan lanjut untuk mengikuti tes kanji. Tes terakhir adalah wawancara yang hanya meloloskan sepuluh orang. Setelah lulus kita bisa memilih satu di antara dua universitas untuk pergi studi.

Sewaktu mendaftar Saya hanya punya N4 dan setelah wawancara pun Saya tidak yakin bisa lulus. Hasilnya, Saya berhasil pergi ke Jepang di akhir semester 3.

Saya dapat merasakan bahwa anda benar-benar ingin pergi ke Jepang. Perasaan seperti itulah yang menjadi motivasi untuk belajar. Bahasa Jepang anda sangat fasih, Saya tidak percaya waktu itu anda hanya punya N4.

 

Bagaimana jadwal kehidupan anda di Jepang?

Pelajaran di universitas ada dari hari Senin sampai Jum’at. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Kelas ada yang pagi dan siang, ada juga hari di mana kelas selesai di pagi hari.

 

Begitu ya. Ngomong-ngomong apa anda bekerja paruh waktu?

Bulan ini Saya harus pulang, karena itu tidak ada kelas lagi. Saya bekerja dua kali seminggu, pada hari kelas hanya ada di jam pertama saja. Jika ada permintaan di akhir minggu, Saya akan bekerja juga.

Pekerjaannya adalah guru les Bahasa Indonesia. Sebelum pergi ke Jepang, Saya sudah pernah bekerja paruh waktu. Saat itu, Saya diperkenalkan pekerjaan guru les ini. Saya juga pernah memberi pengarahan kepada orang-orang yang berencana untuk dinas ke Indonesia.

Selain itu, Saya juga berkesempatan untuk berpresentasi kepada salah satu pekerja perusahaan Jepang. Dari situ Saya pernah mendapat tawaran pekerjaan dari perusahaan tersebut.

 

Anda sudah pernah kerja paruh waktu sebelum datang ke Jepang ya. Saya rasa hal itulah yang membantu kehidupan di Jepang menjadi lebih baik. Ini adalah hal yang sangat penting.
Hidup di Jepang pastinya memerlukan uang, kira-kira berapa biaya yang diperlukan?

Saya tinggal di asrama universitas khusus untuk mahasiswa luar negeri. Kapasitas asrama ini bisa sampai seratus orang. Sekarang ada sekitar dua puluh orang yang tinggal di sini. Satu kamar ditempati oleh satu orang.

Uang sewanya 10.000 yen, belum termasuk air, listrik, dan gas yang harus dibayar setiap bulan. Saya ingin berhemat, karena itu Saya mencoba untuk selalu masak sendiri. Tapi karena ada kerja paruh waktu, terkadang mau tidak mau Saya harus makan di luar. Biaya makan kurang lebih 10.000 yen, dan Saya terus mencoba untuk menabung. Saya juga mendapat beasiswa, sehingga sangat tertolong.

 

Pastinya anda bekerja untuk biaya hidup, dan dengan adanya beasiswa akan sedikit santai. Banyak mahasiswa asing yang datang dengan menggunakan beasiswa.
Bagaimana anda menghabiskan hari libur anda?

Saya senang membaca novel, jadi banyak waktu Saya habis untuk membaca buku. Saya juga senang pergi ke taman dan merilekskan diri.

 

Sangat bagus dapat bersantai di antara kesibukan kuliah dan pekerjaan.
Saya paham anda sangat suka Jepang, tapi pastinya ada perbedaan antara image Jepang sebelum dan sesudah anda datang kemari. Apa ada hal positif yang anda rasakan sejak datang ke Jepang?

Saya menonton Doraemon sejak kecil, jadi kebanyak image tentang Jepang dan orangnya Saya dapat dari sana. Lalu juga dari orang Jepang yang Saya temui di Indonesia.

Saya bekerja paruh waktu di salah satu perkantoran Jepang, dan Saya merasa bahwa semuanya selalu menyiapkan pekerjaannya dengan serius. Saya banyak melihat cara kerja orang Jepang dari berbagai sisi, dan semuanya selalu seperti ini. Orang Jepang yang ada di Indonesia juga sama.

Banyak barang impor yang bisa langsung dibeli, seperti produk baru iPhone yang bisa langsung dibeli begitu dirilis. Desain gedung-gedung nya pun sangat cantik dan menarik. Saya merasa semua orang Jepang itu teliti dan serius.

 

Begitu. Hal yang biasa bagi orang Jepang dapat menjadi hal aneh bagi orang dari negara lain. Tapi terkadang orang Jepang itu terlalu teliti (tawa). Kalau begitu apa ada hal negatif yang anda rasakan sejak tinggal di Jepang?

Memang banyak yang serius, tapi Saya rasa banyak anak seumuran Saya yang tidak seperti itu. Sama dengan Indonesia…. Juga, sedikit orang yang bisa berbahasa Inggris. Saya pernah membantu seminar salah seorang guru orang Jepang, walaupun beliau adalah dosen dari jurusan Bahasa Inggris Saya merasa “Eh?”.

Lalu biaya kehidupan yang tinggi. Walau jika kita kerja paruh waktu, kita bisa tetap tinggal di sini.
Sewaktu bekerja, komunikasi sangat sedikit. Kami bekerja seakan komputer adalah kekasih (tawa). Sedikit kesempatan untuk mengobrol selain ketika saat meeting. Mungkin karena banyak orang Jepang yang tertutup, walau ada di antaranya yang bersikap terbuka. Saya pikir lebih baik mereka berusaha untuk berkomunikasi lebih banyak lagi.

Lalu banyak acara minum-minum di Jepang. Tadi Saya bilang mereka jarang berkomunikasi, tapi kalau mabuk omongan lanjut terus ya (tawa). Tapi Saya tidak mabuk, jadi tidak mengerti apa yang mereka omongkan. Saya juga pernah minum dengan atasan dan klien yang baru Saya temui hari itu juga. Hal yang tidak mungkin terjadi di Indonesia.

Saya selalu mencari alasan untuk tidak ikut, tapi kalau tidak ada urusan penting tidak bisa menolak (tawa). Atasan Saya sangat baik dan Saya kesulitan untuk tidak ikut….

 

Orang Jepang juga punya masalah yang sama (tawa). Banyak yang berpikir bahwa minum-minum adalah bagian dari pekerjaan. Saya rasa ini sudah menjadi salah satu budaya Jepang. Saya termasuk orang yang tidak ingin ikut minum-minum (tawa).
Setelah studi setahun di sini, anda akan kembali ke Indonesia dan melanjutkan kuliah. Apa mimpi dan tujuan anda setelah ini?

Saya ingin bekerja di Jepang. Kalau bisa Saya ingin bekerja di perusahaan yang berhubungan dengan musik dan entertaiment. Saya berencana untuk merealisasikan hal ini setelah lulus, melalui pengalaman kerja paruh waktu yang pernah Saya lakukan. Sangat penting untuk membina hubungan dan koneksi. Saya juga ingin menikah dengan orang Jepang! Kalau bisa Saya ingin terus berada di Jepang sampai mati (tawa).

Saya juga ingin bisa menggunaka Bahasa Jepang secara alami. Kemampuan orang Indonesia yang Saya temui di Jepang, dengan kemampuan orang Indonesia yang hanya belajar Bahasa Jepang di Indonesia sangat berbeda. Saya pernah bertemu orang Indonesia yang sedang menjalani S3 di salah satu universitas Jepang, Bahasa Jepang sangat bagus. Saya ingin menjadi orang Indonesia yang seperti ini.

Saya ingin bisa mengerti cara berpikir orang Jepang, karena itu Saya berteman dengan banyak orang Jepang dan belajar dengan mendengarkan atasan Saya ketika berbicara.

Walau Saya datang ke Jepang, pelajaran dilakukan dalam Bahasa Inggris. Ada diantaranya yang tidak pernah belajar Bahasa Jepang dan telat datang ketika janjian. Sejak datang ke Jepang Saya jadi bisa mengatur waktu dan tidak ingin terlambat.

 

Gol yang tinggi, tapi sangat jelas. Cara pikir anda sudah sepeti orang Jepang.
Terakhir, mohon berikan sepatah kata untuk calon mahasiswa Indonesia yang ingin pergi ke Jepang.

Pastinya banyak yang ingin pergi ke Jepang, tapi banyak diantaranya yang tidak menyiapkan apapun. Kalau memang ingin pergi harusnya lebih serius dan berjuang lebih keras.

Kalau sudah di Jepang, cobalah untuk bekerja paruh waktu. Bermain di Jepang pastilah asyik, tapi hati-hati untuk tidak keasyikan main.

Saya paham dari awal sampai akhir bahwa anda benar-benar suka dengan Jepang. Saya sungguh senang. Terima kasih untuk hari ini!

Related Post

Leave your comment