Wawancara dengan Mahasiswa Indonesia di Jepang(2)

1 7月 2016, 10.19 am / By : Yasuyuki Miyashita

Taraf Pendidikan : SMA
Tempat studi di Jepang : Sekolah Kejuruan
Level JLPT : Tidak ada
Kelamin : Perempuan

 

Selamat siang. Terima Kasih telah bersedia untuk mengikuti wawancara. Sudah berapa lama anda tinggal di Jepang?

Kurang lebih sudah dua tahun.

 

Bagaimana anda bisa datang ke Jepang? Apa yang sekarang sedang anda pelajari?

Saya mendapatkan beasiswa, dan sekarang sedang belajar tentang pakaian.

 

Hebat bisa dapat beasiswa! Bagaimana anda bisa terpikir untuk mendapatkan beasiswa dan pergi belajar ke Jepang?

Sejak dulu Saya tertarik dengan drama Jepang dan merasa bahwa Jepang adalah negara yang menarik. Misalnya saja, festival dan budaya Jepang. Saya juga punya image kalau Jepang itu selalu tepat waktu. Di Indonesia telat itu sudah biasa, tapi kalau Saya mau tinggal di Jepang Saya merasa bisa mengubah kebiasaan ini.

Sebenarnya, Saya bisa pergi ke Jepang setelah dua kali mengikuti tes. Saya gagal waktu pertama… Saat itu Saya ingin berhenti saja tapi, ketika kali kedua Saya bisa banyak berbicara ketika tes wawancara dan akhirnya berhasil pergi ke Jepang.

 

Begitu ya. Anda bisa pergi belajar ke Jepang, karena anda tidak menyerah. Bagaimana kehidupan anda di Jepang sekarang?

Setiap hari Senin sampai Jum’at, dari pagi sampai sore adalah waktu sekolah. Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Di sekolah kejuruan ini ada tiga orang Indonesia. Saya sedikit kerepotan karena jarak sekolah yang jauh dari rumah, naik kereta memerlukan waktu sekitar 1 jam.

 

Lebih enak dekat daripada jauh ya. Semakin jauh dari Tokyo biaya sewa akan semakin murah. Kira-kira seberapa banyak pengeluaran anda untuk kehidupan sehari-hari?

Sekarang Saya tinggal di Yokohama, perfektur Kanagawa dan bersekolah di Tokyo. Saya menyewa kamar untuk 2 orang, dengan biaya 87000 yen. Biaya listrik, air, dan gas sekitar 10000 yen per bulan. Untuk makanan, Saya membeli bahan-bahan di supermarket terdekat dan memasaknya sendiri. Satu bulan kurang lebih memerlukan 10000 yen. Untuk telepon genggam, Saya menggunakan telepon yang dibeli di Jepang, di mana perbulannya harus membayar kurang lebih 8000 yen.

 

Memang kalau uang sewa dibagi 2 akan menjadi lebih enak, tapi tetap saja mahal ya. Di Tokyo pun ada yang lebih murah daripada itu. Telepon genggam Jepang itu mahal, dan memerlukan kontrak ketika membelinya. Orang Jepang pun terkadang kerepotan.
Apa anda melakukan kerja paruh waktu?

Iya, Saya mengajarkan Bahasa Indonesia. Seminggu sekali atau dua kali. Saya bertemu muridnya secara privat di kafe. Banyak pekerja kantoran yang belajar, jadi biasanya Saya mengajar di hari kerja pada malah hari.

 

Begitu ya. Mungkin orang-orang yang ingin belajar Bahasa Indonesia akan terus bertambah. Saya juga ingin diajari (tawa).
Apa yang anda lakukan di hari libur?

Bermain dengan teman, atau jika ada kesempatan ikut kumpul-kumpul dengan orang Indonesia lainnya. Saya juga senang memasak, terkadang menghabiskan waktu dengan memasak.

 

Bisa masak, bisa bikin baju juga. Anda pasti akan menjadi istri yang hebat! (tawa)
Sebelum pergi ke Jepang, bagaimana image yang anda miliki tentang negara ini?

Kalau bicara tentang Jepang, pasti anime. Saya sudah menonton anime sejak kecil dan sangat suka One Piece. Waktu SD Saya sering membaca manga, tapi sejak dewasa Saya jadi lebih sering membaca novel Bahasa Indonesia maupun Inggris..

Terus ada juga Cosplay (tawa). Saya juga tahu Harajuku dari dulu, dan pergi ke sana untuk berbelanja di Daiso. Saya juga pergi melihat patuh Hachiko yang ada di Stasiun Shibuya. Lalu banyak barang menarik seperti kostum boneka yang dijual di Don Quijote, melihatnya saja sudah seru.

 

Cosplay dan kostum boneka, anda sangat tertarik dengan pakaian ya. Saya jadi paham kenapa anda belajar membuat baju sekarang.
Pasti ada hal berbeda yang anda rasakan setelah datang ke Jepang. Apa ada hal-hal yang jauh lebih baik dibandingkan perkiraan anda?

Tepat waktu itu sudah pasti, tapi ada juga perasaan tidak terlalu mempedulikan hal-hal di sekitar. Terasa sedikit aneh, tapi tidak apa-apa (tawa). Lalu ada juga sopan santun. Pegawai di toko-toko sangat ramah, Saya jadi lega. Tidak ada juga copet di dalam bus. Sewaktu di Indonesia, Saya pernah dicopet…

 

Saya juga pernah kecolongan telepon genggam di Trans Jakarta… Benar-benar tidak ketahuan ya. Di Jepang memang jarang ada kasus pencurian, tapi negara lain tidak begitu. Harus hati-hati.
Kalau begitu apa ada hal-hal kurang baik yang anda rasakan?

Saya datang ke Jepang dalam keadaan tidak bisa bicara Bahasa Jepang sama sekali. Saya sudah belajar hiragana dan katakana, tapi tidak mengerti huruf kanji. Saya pikir bisa bicara Bahasa Inggris di sini, tapi ternyata banyak orang yang tidak mengerti. Banyak warga asing yang datang ke Jepang, tapi mengapa tidak ada orang yang bisa Bahasa Inggris? Saya ingin orang Jepang belajar Bahasa Inggris. Setelah 2 bulan, baru Saya bisa berkomunikasi dengan Bahasa Jepang.

 

Dua bulan. Pasti anda belajar dengan perjuangan. Kebanyakan orang Jepang belajar Bahasa Inggris selama enam tahun, tapi karena kesempatan untuk mempraktekkannnya sangat sedikit, kemampuan untuk berbicara dan mendengarkan sangatlah rendah…. Saya juga sebenarnya sangat jarang menggunakan Bahasa Inggris. Memang benar semakin banyak wisatawan asing yang datang ke Jepang, jadi pasti bagus jika banyak yang bisa berbicara Bahasa Inggris. Kita juga bisa menambah teman. Saya juga harus ikut berjuang! (tawa)
Apa ada hal lain yang anda rasakan ketika tingga di Jepang?

Orang mabuk itu biasa ya, di Indonesia tidak pernah terlihat (tawa). Di dekat rumah teman Saya banyak toko yang menyediakan sake, sehingga banyak orang mabuk di sekitarnya. Terutama setiap hari jum’at malam, kereta akan penuh dengan bau sake. Kepala jadi pusing…

 

Memang benar. Saya juga tidak senang pulang telat di hari Jum’at, padahal tidak minum sake (tawa).
Apa ada hal sulit ketika tinggal di Jepang?

Tugas dari sekolah. Saya tidak pernah membuat baju sebelumnya, jadi pada awalnya saya sempat kesulitan. Lalu kain untuk membuat baju harus dibeli dengan uang sendiri. Memang Saya mendapatkan beasiswa, tapi jika tidak kerja paruh waktu uangnya tidak akan cukup untuk membeli bahan-bahan. Padahal sudah dapat beasiswa, tapi tetap harus mengeluarkan uang untuk belajar…

Lalu tempat Sholat. Saya pernah Sholat di Dress Room, juga di luar sepeti taman. Ketika masih di Sekolah Saya Sholat di kelas kosong maupun di tangga, tempat-tempat yang jarang digunakan.

 

Memang perlu uang untuk membeli bahan-bahan. Tapi kalau tidak beli, makan tugas sekolah tidak bisa dikerjakan. Nanti tidak bisa lulus, jadi mau tidak mau harus terus berusaha…
Ruang untuk Sholat semakin bertambah, tapi tetap tidak cukup ya.

Awalnya Saya juga kesulitan mencari makanan Halal. Di mana dan apa yang harus dibeli, apa makanan ini bisa dimakan atau tidak, Saya tidak tahu. Pernah juga Saya menghubungi tokonya untuk bertanya-tanya. Sewaktu belum bisa berbicara Bahasa Jepang, Saya sering bertanya pada Senpai. Karena ada Senpai Saya dapat lega dan menjalani kehidupan di Jepang.

 

Pasti ada masalah dengan makanan. Semakin banyak wisatawan Muslim yang datang ke Jepang, jadi kami Orang Jepang juga harus memahami tentang kehidupan Muslim.
Senpai dapat diandalkan ya! Tapi banyak juga yang harus memulai kehidupan di Jepang tanpa bimbingan seorang Senpai, pasti banyak hal yang membingungkan. Diharapkan kedepannyaすかSUKI dapat membantu mereka yang kesulitan di Jepang.
Apa rencana anda setelah lulus dari sekolah kejuruan?

Kalau bisa Saya ingin melanjutkan sekolah. Lalu bekerja selama dua sampai tiga tahun, kembali ke Indonesia, dan membuka toko sendiri.

 

Sudah ada rencana yang rapi, sangat bagus! Terakhir, mohon sepatah dua patah kata untuk calon murid yang ingin belajar di Jepang!

Yang penting, belajar Bahasa Jepang dengan baik maka kalian pasti akan menikmati kehidupan di Jepang! Ayo berjuang!!

 

Terima Kasih atas wawancaranya!

Related Post

Leave your comment